DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan Praktikum............................................................................................................ 4
BAB II........................................................................................................................................ 6
TEORI ........................................................................................................................................ 6
A. Definisi ............................................................................................................................ 6
B. Istilah............................................................................................................................... 6
C. Metode Pengukuran ........................................................................................................ 8
D. Rumus yang Digunakan .................................................................................................. 8
BAB III .................................................................................................................................... 10
PROSEDUR KERJA ............................................................................................................... 10
A. Umum ........................................................................................................................... 10
B. Peralatan ........................................................................................................................ 10
C. Lokasi Pengukuran........................................................................................................ 15
D. Prosedur Pengukuran .................................................................................................... 15
Bab IV ...................................................................................................................................... 24
HASIL DAN ANALISA PENGUKURAN ............................................................................. 24
A. Hasil Pengukuran ............................................................................................................ 24
BAB V ..................................................................................................................................... 31
PENUTUP................................................................................................................................ 31
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 31
B. Saran ............................................................................................................................. 32
C. Dokumentasi ................................................................................................................. 33
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 34
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 1
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 2
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku mahasiswa-mahasiswi D-IV Teknik
Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Praktikum Waterpass ini. Penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan yang mana masih mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini dapat
digunakan dengan baik sebagaimana fungsinya.
Keberhasilan penyusunan laporan ini merupakan kerja keras kelompok kami yang
tentunya tidak lepas dari pengarahan beberapa pihak. Tidak lupa kami menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Allah SWT
2. Ibu Siti Kamilia Aziz, ST., MT. selaku dosen pengajar mata perkuliahan Pemetaan-1
3. Bapak M. Khoiri ST.MT.PhD selaku dosen pembimbing dan dosen asistensi mata
perkuliahan Pemetaan-1
4. Rekan-rekan kelompok 5 Pemetaan-1
Kelompok 5
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 3
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu ukur tanah merupakan salah satu disiplin ilmu yang meliputi metode
pengumpulan dan pemrosesan data dari kondisi yang ada di lapangan. Di dunia teknik
sipil, Ilmu Ukur Tanah merupakan ilmu yang sangat penting untuk dipelajari sebagai
bagian dasar dalam perencanaan suatu bangunan. Sebelum melakukan suatu proyek
maka perlu dilakukan kegiatan surveying yang didalamnya nanti terdapat pemakaian
Ilmu Ukur Tanah ini. Sebelum pengukuran tanah dilakukan, maka suatu proyek tidak
akan bisa dikerjakan karena akan sangat sulit untuk menentukan konstruksi dari
bangunan yang akan di bangun. Jadi ilmu ukur tanah merupakan bagian yang penting
dalam dunia teknik sipil.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, adapun permasalahan tersebut
antara lain:
1. Bagaimana cara mahasiswa mengoperasikan alat ukur waterpass dengan baik dan
benar ?
2. Bagaimana mahasiswa mampu mengenal komponen–komponen alat ukur
waterpass ?
3. Bagaimana mahasiswa mampu melakukan pengukuran profil memanjang dan
melintang ?
4. Bagaimana mahasiswa mampu menentukan elevasi suatu bidang datar dari
permukaan tanah ?
5. Bagaimana mahasiswa mampu memasukan dan mengolah data hasil pengukuran
profil memanjang dan melintang ?
6. Bagaimana mahasiswa mampu menampilkan data dalam bentuk tabel dan sketsa
bidang permukaan tanah yang telah diukur ?
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pengukuan waterpass ini adalah
1. Mahasiswa mampu melakukan pengaturan alat ukur waterpass dan membaca bak
ukur dengan baik dan benar.
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 4
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 5
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
BAB II
TEORI
A. Definisi
Sipat datar (levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi
antara dua titik di permukaan tanah. Sipat datar profil tanah bertujuan untuk
menentukan bentuk permukaan tanah atau tinggi rendahnya permukaan tanah
sepanjang jalur pengukuran, baik secara memanjang maupun melintang. Dalam
metode sipat datar, beda tinggi di gunakan lebih lanjut untuk mengetahui elevasi dari
titik-titik yang di ukur. Dalam menentukan elevasi, di butuhkan sebuah Tanda Tinggi
Geodesi (TTG) yang telah di ketahui elevasinya. Tanda Tinggi Geodesi (TTG)
merupakan titik tetap di lapangan yang berbentuk pilar dengan ukuran tertentu, yang
menandai nilai tinggi, sebagai bagian dari jaring kontrol vertikal, yang berfungsi
sebagai Titik Kontrol Vertikal. Tanda Tinggi Geodesi (TTG) juga biasa di sebut
Tanda Tinggi Tetap (Benchmark). Elevasi di tentukan dengan cara menambahkan
atau mengurangi nilai Tanda Tinggi Geodesi tersebut dengan beda tinggi dan hasilnya
adalah elevasi titik-titik tersebut. Dalam melakukan sipat datar profil memanjang dan
melintang, alat yang kami gunakan adalah alat yang tergolong kedalam kelas LD.
B. Istilah
Istilah-istilah dalam Jaring Kontrol Vertikal menurut (SNI 14-6988-2004),
a) Tinggi ortometrik
Tinggi ortometrik merupakan tinggi terhadap geoid sepanjang garis unting-unting
b) Tanda Tinggi Geodesi (TTG)
c) Titik tetap di lapangan yang berbentuk pilar dengan ukuran tertentu, yang menandai
nilai tinggi, sebagai bagian dari jaring kontrol vertikal, yang berfungsi sebagai titik
kontrol vertikal (TKV)
Keterangan: Tanda tinggi geodesi disebut juga tanda tinggi tetap (bench mark)
d) Datum Vertikal
Bidang referensi untuk sistem tinggi ortometrik yaitu geoid
e) Geoid
Bidang ekipotensial gayaberat bumi yang paling mendekati muka laut rerata
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 6
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
f) Titik Datum
Titik yang mempunyai nilai tinggi terhadap datum vertikal dan dipilih sebagai titik
pangkal (origin) untuk jaring kontrol vertikal
g) Jaring kontrol vertikal nasional
Serangkaian titik kontrol vertikal yang satu sama lainnya diikatkan dengan ukuran
beda tinggi ortometrik mengacu pada titik datum.
Keterangan: jaring kontrol vertikal yang diselenggarakan oleh instansi yang berwenang belum
bisa disebut jaring kontrol vertikal nasional.
h) Kelas
Atribut yang menunjukkan ketelitian internal (internal accuracy) jaring sebagai
fungsi metode dan alat pengukuran desain jaring, dan metode hitungan. Kelas dinilai
melalui analisis ketelitian hasil proses perataan terkendala minimal.
i) Orde
Atribut yang menunjukkan ketelitian eksternal (external accuracy) jaring sebagai
fungsi kelas jaring, kedekatan (kesesuaian) data ukuran terhadap jaring kontrol yang
digunakan untuk ikatan dan ketelitian proses transformasi datum
Keterangan: Orde ini terbagi menjadi orde 0, orde 1, orde 2, orde 3 dan orde 4.
j) Slag
Jalur pengukuran antara dua titik berdiri rambu ukur dengan sekali berdiri instrumen
k) Seksi
Jalur pengukuran antara dua Tanda Tinggi Geodesi (TTG) atau Bench Mark (BM)
yang berurutan
Keterangan: Satu seksi pada umumnya terdiri atas beberapa slag
l) Kring
Jalur pengukuran yang membentuk rangkaian tertutup (berawal dan berakhir pada
titik kontrol vertikal yang sama)
m) Presisi
Derajat kesesuaian atau kedekatan hasil-hasil ukuran berulang satu terhadap yang
lain. Presisi menunjukkan konsistensi internal
n) Akurasi
Derajat kedekatan hasil ukuran terhadap nilai sebenarnya atau nilai yang dianggap
benar.
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 7
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
C. Metode Pengukuran
1. Sipat Datar Profil Memanjang
Sipat datar memanjang adalah suatu pengukuran yang bertujuan untuk
mengetahui ketinggian titik-titik sepanjang jalur pengukuran dan pada umumnya
digunakan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah pemetaan (Geomatika
ITS, 2008).
2. Sipat Datar Profil Melintang
Tujuan pengukuran ini umumnya untuk mengetahui elevasi di kiri dan kanan
tegak lurus dari titik-titik utama pada profil memanjang sebagai dasar dalam
menentukan volume galian dan timbunan dalam perencanaan pembuatan jalan
raya, jalan kereta api, saluran irigasi, dsb. Pengukuran ini dapat mengetahui alur
kenaikan atau penurunan setiap elevasi tanah ataupun jalur yang hendak diukur.
BT = BA + BB/2
Keterangan :
BT = Bacaan benang tengah waterpass
BA = Bacaan benang atas waterpass
BB = Bacaan benang bawah waterpass
Hal ini dapat digunakan untuk pengecekan data yang sudah didapat benar atau tidak.
∆h = BTbelakang - BTmuka
Keterangan :
∆h = Beda tinggi
BTbelakang = Bacaan benang tengah di titik belakang waterpass
BTmuka = Bacaan benang tengah di titik muka waterpass
Jarak optis :
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 8
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
Keterangan :
d = Jarak datar optis
BA = Bacaan benang atas
BB = Bacaan benang bawah
100 = Konstanta pesawat
Dalam pengukuran waterpass memanjang, pesawat diletakkan di
tengah-tengah titik yang akan diukur. Hal ini untuk meniadakan kesalahan akibat
tidak sejajarnya kedudukan sumbu teropong dengan garis arah nivo.
d = (BA-BB) x 100
Keterangan :
d = Jarak titik terhadap waterpass
BA = Bacaan benang atas
BB = Bacaan benang bawah
100 = Konstanta pesawat
∆h = TP - BT
Keterangan :
∆h = Beda tinggi antara titik A dan titik P1
TP = Tinggi pesawat
BT = Bacaan benang tengah
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 9
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
BAB III
PROSEDUR KERJA
A. Umum
Pengukuran waterpass memanjang dan melintang bertujuan untuk mendapatkan relief
dari permukaan tanah yang akan digunakan sebagai fungsi tertentu dengan cara
mengukur ketinggian dari masing-masing titik relief tersebut. Pengukuran ini dapat
digunakan untuk:
1. Perencanaan jalan raya
2. Perencanaan jalan kereta api
3. Landasan pacu pesawat terbang
4. Irigasi
5. Perencanaan jalur pipa
6. Pembuatan bendungan
B. Peralatan
Berdasarkan ketentuan peralatan yang terdapat pada SNI 19-6988-2004, alat ukur sipat
datar yang digunakan adalah tipe tetap atau tipe otomatik dengan deviasi standar
maksimum ± 4 mm/km. Menggunakan rambu kayu atau teleskopik, dengan interval
skala rambu 10 mm dilengkapi dengan nivo rambu.
Peralatan yang diperlukan :
1. Cattle pack 7 buah
Digunakan untuk keselamatan kerja (seperti pada gambar 1).
Gambar 1. Cattlepack
(Sumber: Dok. Pribadi)
2. Alat ukur waterpass 1 buah
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 10
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
Digunakan untuk membaca pengukuran beda tinggi, kontur, dan lainnya (seperti
pada gambar 2).
Gambar 2. Waterpass
(Sumber: iStock Photos)
4. Baak ukur
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 11
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
Digunakan untuk membaca tinggi rendahnya suatu permukaan tanah. Baak ukur
mempunyai bentuk penampang segi empat yang berukuran ± 3-4 cm, lebar ± 10 cm,
panjang ± 300 cm, bahkan ada yang panjangnya mencapai 500 cm. Cara membaca
baak ukur yaitu setiap satu kotak garis kotak hitam bernilai 1 cm (seperti pada
gambar 4).
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 12
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
Gambar 6. Payung
(Sumber: BliBli)
7. Unting – unting
Unting-unting ini melekat di bawah penyetel kaki statif, unting-unting ini
berfungsi sebagai tolok ukur apakah waterpass tersebut sudah berada tepat di atas
patok atau belum (seperti pada gambar 7).
Gambar 7. Unting-unting
(Sumber: Suryaputrabangsa.blogspot.com)
8. Bendera 1 buah
Digunakan untuk mengatur lalu lintas saat kita sedang melakaukan
pengukuran (seperti pada gambar 8).
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 13
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
Gambar 8. Bendera
(Sumber: dgear.wordpress.com)
9. Patok
Berfungsi sebagai suatu tanda di lapangan untuk titik utama dalam pengukuran.
Atau biasanya dapat berupa paku payung maupun sped asal tidakhilang pada tempat
yang diukur.
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 14
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
C. Lokasi Pengukuran
Lokasi pengukuran dalam praktikum pemetaan ini adalah di Jalan Kalibokor Selatan
D. Prosedur Pengukuran
1. Prosedur pelaksanaan berdasarkan (SNI 19-6988-2004)
a) Pengaturan sumbu I vertikal dilakukan dengan cara, setiap kali mendirikan alat
dan menyeimbangkan nivo, teropong selalu diarahkan pada rambu yang sama.
b) Penempatan rambu dalam setiap pengukuran menggunakan sistem lompat katak;
c) Kedudukan rambu pada setiap titik harus betul-betul tegak pada setiap pebacaan
alat. Dasar rambu haus selalu bersih dari kotoran tanah atau kotoran lainnya;
d) Rambu ukur yang digunakan 2 buah, masing-masing diberi nomor I dan II dan
dilengkapi nivo. Jika titik awal pengukuran dimulai dengan rambu nomor I (
rambu belakang), maka pada titik akhir pengukuran dalam satu seksi, rambu
nomor I menjadi rambu muka;
e) Pada setiap pengukuran yang dibaca pada rambu adalah benang tengah, benang
atas, dan benang bawah;
f) Selama pengukuran keadaan gelembung nivo dan pendulum pada alat ukur sipat
datar memenuhi persyaratan pengaturan alat;
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 15
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
g) Pencatatan temperatur dilakukan pada awal, tengah, akhir dan pada saat terjadi
perubahan temperatur sangat mencolok, tujuannya untuk mendeteksi kesalahan
indeks perubahan temperatur sangat mencolok, tujuannya untuk mendeteksi
kesalahan indeks rambu;
h) Jarak pandang antara alat ukur sipatdatar dan rambu 100 meter;
i) Tinggi garis bidik terendah yang diperbolehkan adalah 0,2 meter di atas
permukaan tanah;
j) Jarak alat ukur sipatdatar ke rambu diukur secara optik;
k) Dalam setiap slag, beda jarak antara alat ukur sipatdatar ke rambu belakang dan ke
rambu muka tidak boleh lebih dari 5%, artinya :
[(Dm – Db) / (Dm + Db)] x 100 % ≤ 5 %
i. Keterangan:
ii. Dm: Jarak muka
iii. Db : Jarak belakang
l) Dalam setiap seksi, beda jumlah jarak ke rambu muka dan jumlah jarak ke rambu
belakang tidak boleh lebih dari 5 %, artinya:
[(ΣDm – ΣDb) / (ΣDm + ΣDb)] x 100 % ≤ 5 %
m) Pengukuran dilakukan setiap waktu;
n) Pengukuran beda tinggi harus dilakukan pergi dan pulang;
o) Apabila karena satu dan lain hal pengukuran seksi tidak dapat diselesaikan dalam
satu hari, maka pengukuran pada hari berikutnya dimulai dari satu titik sekutu dari
pengukuran hari sebelumnya;
p) Jumlah TTG sekutu untuk pengukuran yang ditunda lebih dari lima hari,
minimum satu TTG yang diukur ulang dengan kesalahan yang harus memenuhi
syarat toleransi (18 √d) mm;
q) Kesalahan penutup pengukuran pergi-pulang untuk pengukuran satu seksi
maksimum (18 √d) mm;
r) Kesalahan penutup pada pengukuran sipatdatar untuk pemindahan tinggi dari
referensi pasut ke titik datum maksimum (18 √d) mm;
s) Cara pengikatan sementara, jika pengukuran dalam satu hari tidak bisa sampai
pada TTG dalam satu seksi dapat dilihat pada Lampiran J;
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 16
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
t) Jumlah TTG yang dipakai untuk mengecek datum (prove datum) pada pengikatan
kedua ujung suatu jalur JKV masing-masing minimum dua TTG. Cara
pengecekan datum pada awal atau akhir jalur JKV disajikan pada Lampiran J;
u) Semua data pengukuran di lapangan dicatat pada formulir lapangan. Contoh
formulir lapangan untuk pengukuran sipatdatar dapat dilihat pada Lampiran H;
v) Setiap selesai pengukuran hasilnya dilaporkan untuk masing-masing seksi pergi-
pulang baik pagi maupun sore hari;
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 17
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 18
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 19
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
(Sumber: belajargeomatika.wordpress.com)
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 20
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
a) Perhitungan
1. Perhitungan profil memanjang
a) Siapkan catatan hasil pengukuran profil memanjang.
b) Buat tabel pada Microsoft Office Excel sesuai format yang sudah ditentukan.
c) Masukkan seluruh data pada excel sesuai catatan pada hasil pengukuran.
d) Hitung jarak optis dengan menggunakan rumus D = (BA-BB)x100.
e) Hitung beda tinggi dengan menggunakan rumus ∆H = BT belakang – BT
muka.
f) Hitung ∆H rata-rata antara pergi dan pulang dengan menggunakan rumus DH
rata-rata = ((∆H pergi + ∆H pulang)/2). Rumus digunakan dengan asumsi
besaran ∆H merupakan harga mutlak.
g) Lakukan koreksi pada beda tinggi dengan rumus, k (selisih ∆H) =
|𝑆∆H pergi| − |𝑆∆H pulang|, dengan toleransi ≤ 2 mm.
h) Hitung elevasi tiap titik dengan rumus, elevasi patok 1 = elevasi BM + ∆H
rata-rata. Lakukan hal yang sama untuk elevasi patok berikutnya.
i) Kemudian buat sketsa dari hasil perhitungan tersebut.
b) Penggambaran
a) Tentukan skala vetikal dan horizontal yang akan di gunakan.
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 21
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
Berikut merupakan contoh hasil pengukuran sipat datar profil melintang yang sudah di
masukkan ke dalam tabel,
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 22
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 23
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
Bab IV
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 24
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
DAFTAR TABEL PENGUKURAN MEMANJANG
JENIS PENGUKURAN : WATERPASS MEMANJANG DIUKUR OLEH : KELOMPOK 5
LOKASI : JALAN KALIBOKOR ALAT UKUR : WATERPASS
TANGGAL : 11 SEPTEMBER 2017 NO. SERI : 213433
PEMBACAAN BAAK UKUR RATA- KOREKSI
TITIK / BEDA TINGGI
BELAKANG MUKA BEDA RATA
NOMER JARAK D ELEVASI SETELAH KOREKSI ELEVASI
ATAS ATAS TINGGI BEDA + -
PATOK TENGAH TENGAH PERGI PULANG
BAWAH BAWAH TINGGI
1,401
12 1,381
1,363 39.67863
PATOK 1
PATOK 2
PATOK 3
PATOK 4
PATOK 4
PATOK 3
PATOK 2
1,282 1,430
13 1,260 1,387 16 -0,005
1,239 1,345
PATOK 1
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 25
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
ALAT =
1,432
A 1,305 1,371 13,15 0,127 39,905 -
1,236
B 2,451 2,515 12,39 -1,109 38,669 0,245 38,914
2,385
C 4,135 4,18 8,64 -2,703 37,075 1,915 38,99
4,09
D 2,835 2,864 4,55 -1,403 38,375 0,62 38,995
2,805
E 1,254 1,279 -0,178 39,6 -
1,229
F 1,468 1,476 1,26 -0,036 39,742 -
1,462
G 1,473 1,495 4,38 -0,041 39,737 -
1,449
H 1,336 1,384 8,77 0,096 39,874 -
1,291
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 26
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
TITIK 14 39,778
ALAT =
1,422
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 27
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
ALAT =
1,410
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 28
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
ALAT =
1,420
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 29
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
A. Analisa
Analisa hasil pengukuran profil memanjang
Berdasarkan pada analisa tabel 1.1 dan tabel 1.2 diatas maka pengukuran ini tidak
masuk dalam pengukuran kelas LD. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor di bawah
ini :
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 30
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
1. Baak ukur tidak didirikan dengan benar-benar vertikal. Hal ini disebabkan karena
tidak adanya nivo di baak ukur.
2. Penggunaan baak ukur yang tidak menggunakan metode lompat katak.
3. Kesalahan peletakan baak ukur karena adanya gangguan mobil yang pakir di atas
titik yang sesungguhnya. Hal ini menyebabkan baak ukur harus di pindahkan di
titik yang lain dan mengharuskan untuk membuat titik baru.
4. Skala pada baak ukur yang mempunyai rentang skala 10 mm menyebabkan
pembacaan skala pada baak ukur tidak maksimal.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan kelompok 5 yang berlokasi di Jalan Kalibokor
Selatan dari proses pengolahan data, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Mahasiswa harus memahami konsep dasar mengenai jaring kontrol vertikal melalui
bimbingan dari dosen maupun dari hasil membaca SNI 19-6988-2004.
2. Untuk memahami komponen apa-apa saja yang terdapat dalam waterpass, mahasiswa
perlu untuk membaca SNI 19-6988-2004 tersebut. Selain itu, penjelasan dari dosen
juga akan sangat membantu mahasiswa dalam memahami komponen yang terdapat
dalam waterpass.
3. Pengukuran profil memanjang dan melintang harus dilakukan sesuai dengan prosedur
kerja yang tertera dalam SNI 19-6988-2004.
4. Elevasi suatu titik dapat di tentukan dengan menambahkan beda tinggi (Δh) terhadap
elevasi BM yang telah diketahui sebelumnya.
5. Mahasiswa harus sering-seeing untuk melakukan simulasi dalam memasukkan data
dalam tabel agar dalam praktik mahasiswa tidak kesulitan dalam memahami dan
memasukkan data ke dalam tabel.
6. Dengan menggambar setiap titik sesuai dengan elevasinya, mkaa mahasiswa akan
mempu untuk menghasilkan data baik dalam bentuk tabel maupun sketsa.
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 31
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
B. Saran
Untuk mendapatkan hasilyang optimal dalam melakukan sipat datar memanjang
disarankan untuk :
1. Memahami terlebih dahulu tentang materi sipat datar profil melintang dan
memanjang.
2. Membaca dan memahami SNI 19-6988-2004 tentang Jaring Kontrol Vertikal.
3. Menyusun prosedur kerja sesuai dengan yang tertera dalam SNI 19-6988-2004.
4. Melaksanakan prosedur kerja sesuai dengan yang tertera pada SNI 19-6988-2004.
5. Dalam satu slag, posisi alat diusahakan agar berada pada tengah-tengah antara rambu
muka dan rambu belakang.
6. Dalam memegang baak ukur. Disarankan untuk memegangnya dalam posisi yang
tegak.
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 32
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
C. Dokumentasi
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 33
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Program Studi D-IV Teknik Infrastruktur Sipil FV ITS
LAMPIRAN
1. Gambar teknik memanjang
2. Gambar teknik melintang titik 13
3. Gambar teknik melintang titik 14
4. Gambar teknik melintang titik 15
5. Gambar teknik melintang titik BM
Laporan Waterpass
Memanjang dan Melintang
Kelompok 5A 2017 34