Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS PROSPEKTIF

Disusun Oleh :

Amilia Winda Pangestika F0316011


Ridwan Satryo Heryawan F0316088

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019

ANALISIS PROSPEKTIF
Analisis prospektif dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk
mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analis prospektif merupakan inti
penilaian efek. Analisis prospektif juga berguna untuk menguji ketepatan rencana strategis
perusahaan. Untuk itu perlu dianalisis apakah perusahaan mampu menghasilkan arus kas yang
cukup untuk mendanai pertumbuhan yang diharapkan atau apakah perusahaan memerlukan
pendanaan utang atau ekuitas di masa depan. Perlu dianalisis pula apakah rencana strategis kini
akan menghasilkan manfaat seperti yang diramalkan oleh manajemen perusahaan. Dan akhirnya,
analisis prospektif berguna bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya.

PROSES PROYEKSI

1. Proyeksi Laporan Keuangan

Proses proyeksi dimulai dari laporan laba rugi, diikuti neraca dan laporan arus kas.

a. Proyeksi Laporan Laba Rugi

Proses proyeksi dimulai dengan pertumbuhan penjualan yang diharapkan. Dalam


contoh ini digunakan tren historis untuk memprediksi tingkat penjualan di masa
depan. Analisis lebih rinci melibatkan informasi eksternal seperti:

 Tingkat aktivitas ekonomi makro yang diharapkan. Karena pembelian pelanggan


dipengaruhi oleh tingkat penghasilan pribadi yang bisa dibelanjakan (personal
disposable income), analisis mengikuitsertakan estimasi yang terkait dengan
pertumbuhan ekonomi pada umumnya dan pertumbuhan penjualan eceran pada
khususnya. Sebagai contoh, bila ekonomi membaik, dapat diproyeksikan adanya
kenaikan penjualan dibandingkan penjualan tahun lalu.

 Peta persaingan, Apakah jumlah pesaing bertambah? Atau, apakah pesaing yang lebih
lemah menghentikan operasinya? Perubahan peta persaingan akan memengaruhi
proyeksi atas unit penjualan maupun kemampuan perusahaan untuk menaikkan harga.
Kedua hal tersebut akan berdampak pada pertumbuhan.

 Bauran toko baru dan toko lama. Toko baru umumnya menikmati kenaikan penjualan
yang lebih besar dibandingkan dengan toko lama karena toko baru dapat meraih pasar
yang tidak tertangani dengan baik atau menyediakan komposisi barang terkini
dibandingkan dengan pesaing yang ada. Toko lama umumnya tumbuh seiring dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi local secara keseluruhan. Karenanya, analisis harus
mempertimbangkan rencana ekspansi yang diumumkan oleh manajemen.

Laporan Laba Rugi Target Corporation


2001 2000 1999

Penjualan bersih $39.888 $36.903 $33.702


Harga pokok penjualan 27.246 25.295 23.029
Laba kotor 12.642 11.608 10.673
Beban penjualan umum dan administrasi 8.883 8.190 7.490
Beban penyusutan dan amortisasi 1.079 940 854
Beban bunga 464 425 393
Laba sebelum pajak 2.216 2.053 1.936
Beban Pajak 842 789 751
Kerugian dari pos luar biasa dan operasi dalam
Penghentian 6 0 41

Laba bersih $ 1.368 $ 1.264 $ 1.144

Saham beredar 905 898 912


Beberapa rasio terpilih

Pertumbuhan penjualan 8.09% 9.50% 9.91%

Margin laba kotor 31.69 31.46 31.67

Beban penjualan umum, dan administrasi


/ Penjualan 22.27 22.19 22.22

Beban penyusutan / aktiva tetap kotor tahun


sebelumnya 6.85 6.80 6.70

Beban bunga / utang jangka panjang tahun


sebelumnya 7,15 8,47 8,35

Pajak penghasilan / laba sebelum pajak 38,00 38,43 38,79

Penjualan perusahaan tumbuh antara 8% dan 9.5% per tahun. Kita asumsikan bahwa
penjualan akaan tumbuh sebesar 8.09% di tahun 2001. Setelah proyeksi selesai, analisis
sensitivitas akan mempelajari implikasi tingkat pertumbuhyan yang lebih tinggi dan lebih
rendah terhadap ramalan.
Margin laba kotor perusahaan tetap stabil 31.5%-31.7% dari penjualan. Untuk tujuan
proyeksi, diasumsikan margin laba kotor terbaru sebesar 31.69%. Beban penjualan,
umum, dan administrasi juga tetap sebesar kurang dari 22% dari penjualan. Proyeksi
beban penjualan, umum, dan administrasi adalah sebesar 22,27% dari penjualan, sama
dengan persentase tahun lalu.
Beban penyusutan merupakan pos material dan harus diproyeksikan secara terpisah.
Penyusutan merupakan beban tetap dan merupakan fungsi dari jumlah aktiva yang
disusutkan. Tahun-tahun sebelumnya, perusahaan melaporkan beban penyusutan kira-
kira 6.85% dari saldo aktiva tetap tahun 2001.
Dengan cara yang sama , dihitung rasio historis beban bunga terhadap saldo awal tahun
utang berbunga. Rasio tersebut baru-baru ini turun dari 8.47% menjadi 7.15% disebabkan
terutama oleh pinjaman baru dan perpanjangan pinjaman dengan tingkat bunga yang
lebih rendah. Proyeksi mengasumsikan beban bunga sebesar 7.15% dari saldo awal tahun
utang berbunga. Pada praktiknya, asumsi harus menyertakan proyeksi tingkat bunga
jangka panjang di masa depan. Akhirnya, angka yang digunakan untuk proyeksi atas
beban pajak, sebagai persentase terhadap laba sebelum pajak tahun lalu, turun menjadi
38%.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam memproyeksikan laporan tersebut:
1. Penjualan: $43.115 = $39.888 x 1,0809

2. Laba kotor: $13.665 = $43.115 x 31,69%

3. Harga pokok penjualan: $29.450 = $43.115 - $ 13.665

4. Penjualan, umum, dan administrasi: $9.602 = $43.115 x 22,27%

5. Penyusutan: $1.263 = $18.442 (aktiva tetap kotor awal periode)x 6,85%

6. Bunga $578 = $8.088 (utang berbunga awal periode) x 7,15%

7. Laba sebelum pajak: $2.222 = $13.665 - $9.602 - $1.263 - $578

8. Beban pajak: $844 = $2.222 x 38%

9. Pos luar biasa dan operasi dalam penghentian: tidak ada

10.Laba bersih: $1.378 = $2.222 - $844

Proyeksi Laporan Laba Rugi Target Corporation

Langkah Estimasi
Proyeksi Tahun 2002

Laporan laba rugi


Penjualan bersih 1 $ 43.115
Harga pokok penjualan 2 29.450

Laba kotor 3 13.665


Beban penjualan, umum, dan administrasi 4 9.602
Beban penyusutan dan amortisasi 5 1.263
Beban bunga 6 578

Laba sebelum pajak 7 2.222


Beban pajak 8 844
Pos – pos luar biasa dan operasi dalam penghentian 9 0

Laba bersih 10 $1.378


Saham beredar 905
Asumsi Peramalan

Pertumbuhan penjualan 8,09%


Margin laba kotor 31,69
Beban penjualan, umum, dan administrasi/Penjualan 22,27
Beban penyusutan/Aktiva tetap kotor tahun sebelumnya 6,85
Beban bunga/Utang Jangka panjang tahun seblumnya 7,15
Pajak Penghasilan/Laba sebelum pajak 38,00

b. Proyeksi Neraca

Neraca perusahaan Tahun 1999 – 2001 berikut beberapa rasio disajikan proyeksi
laporan laba rugi perusahaan. Ramalan neraca tahun 2002 meliputi langkah – langkah
berikut ini :

1. Buatlah proyeksi aktiva lancar selain kas, dengan menggunakan proyeksi penjualan
atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan.
2. Buatlah proyeksi kenaikan aktiva tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang
didasarkan pada tren historis atau informasi dalam bagian MD&A di laporan tahunan.
3. Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang
4. Hitunglah bagian lancar utang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo) dari catatan
utang jangka panjang.
5. Utang jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun
sebelumnya.
6. Saldo awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang jangka panjang
tahun lalu dikurangi bagian yang jatuh tempo dari butir (4) di atas.
7. Kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu kecuali tampak jelas
tren yang lain.
8. Saham biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu.
9. Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah (dikurangi) dengan
laba (rugi) bersih dan dikurang dividen yang diperkirakan.
10. Pos ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu kecuali tampak tren
yang nyata.
Untuk memulai proyeksi piutang, persediaan, aktiva tetap, utang usaha, dan akrual beban
menggunakan proyeksi penjualan dan harga pokok penjualan serta tingkat perputarannya,
rumusnya :

Penjualan
Tingkat perputaran piutang usaha 
Saldo piutang usaha

Selanjutnya, proyeksi piutang usaha dihitung sebagai berikut :

Proyeksi piutang usaha  Proyeksi penjualan


Tingkat perputaran piutang usaha

Neraca Target Corporation


2001 2000 1999
Kas $499 $356 $220
Piutang 3.831 1.941 1.724
Persediaan 4.449 4.248 3.798
Aktiva lancar lain 869 759 741

Total aktiva lancar 9.648 7.304 6.483


Aktiva tetap 18.442 15.759 13.824
Akumulasi penyusutan 4.909 4.341 3.925

Aktiva tetap bersih 13.533 11.418 9.899


Aktiva tak lancar lainnya 973 768 761

Total aktiva $24.154 $19.490 $17.143

Utang usaha $4.160 $3.576 $3.514


Bagian lancar utang jangka panjang 905 857 498
Beban akrual 1.566 1.507 1.520
Utang pajak 423 361 318

Total kewajiban lancar 7.054 6.301 5.850


Pajak tangguhan dan kewajiban lain 1.152 1.036 910
Utang jangka panjang 8.088 5.634 4.521

Total kewajiban 16.924 12.971 11.281


Saham preferen 0 0 0
Saham biasa 75 75 76
Surplus modal 1.098 902 730
Laba ditahan 6.687 5.542 5.056

Ekuitas pemegang saham 7.860 6.519 5.862

Total kewajiban dan ekuitas bersih $24.154 $19.490 $17.143

Beberapa Rasio Terpilih

Tingkat perputaran piutang usaha 10,41 19,01 19,55


Tingkat perputaran persediaan 6,12 5,95 6,06
Tingkat perputaran utang usaha 6,55 7,07 6,55
Tingkat perputaran beban akrual 25,47 24,49 22,17
Utang pajak/Beban pajak 50,24% 45,75% 42,34%
Total aktiva/Ekuitas pemegang saham (leverage 3,07 2,99 2,92
keuangan)
Dividen per lembar saham $0,225 $0,215 $0,214
Pengeluaran modal (CAPEX) $3.163 $2.528 $1.918
Pengeluaran modal/Penjualan 7,93% 6,85% 5,69%

Tingkat perputaran piutang usaha turun dari 19,55 di tahun 1999 menjadi 10,41 di tahun
2001. Hal tersebut karena disertakannya piutang perusahaan sebesar $800 juta yang
sebelumnya telah dijual pada ’entitas bertujuan khusus’ (special purpose entity – SPE)
dan tidak diakui di neraca.

Tingkat perputaran persediaan berkisar antara 5,95 dan 6,12 selama tiga tahun terakhir.
Karena kestabilan rasio tersebut dan tidak adanya informasi yang mengindikasikan
perubahan perputaran tersebut, digunakan tingkat perputaran yang terbaru sebesar 6,12
bersama harga pokok penjualan untuk memproyeksikan persediaan. Analisis yang lebih
mendalam akan membandingkan tingkat perputaran persediaan toko lama dengan toko
baru, serta mengantisipasi pertumbuhan toko baru. Persediaan saat ini dapat
diproyeksikan tumbuh seiring dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang dipeikirakan.
Persediaan tambahan yang diperlukan untuk toko baru akan ditambahkan pada jumlah
tersebut.

Aktiva tetap diestimasi sebagai saldo aktiva tetap kotor tahun lalu ditambah persentase
pengeluaran modal terhadap penjualan historis. Pengeluaran modal historis diperoleh dari
laporan arus kas. Selama tiga tahun terakhir, persentase pengeluaran modal terhadap
penjualan meningkat dari 5,69% menjadi 7,93%. Persentase terakhir sebesar 7,93%
digunakan untuk mengestimasi pengeluaran modal tahun 2002. Setelah proyeksi selesai,
persentase tersebut dapat disesuaikan untuk melihat implikasi keuangan atas pengeluaran
modal yang lebih tinggi (rendah).

Tingkat perputaran terkini sebesar 6,55 digunakan untuk mengestimasi utang tahun 2002.
Dengan cara yang sama, persentase akrual beban terhadap penjualan diestimasi dengan
menggunakan tingkat perputaran akrual yang terbaru sebesar 25,47. Akhirnya, utang
pajak diestimasi berdasarkan hubungan historis antara utang dengan beban pajak. Tingkat
yang terbaru sebesar 50,24% digunakan untuk memproyeksikan utang pajak tahun 2002.

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, proyeksi neraca perusahaan tahun 2002 disajikan di


tampilan di bawah ini. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam memproyeksikan neraca
tersebut:

1. Piutang: $4,141 = $43.115 (Penjualan)/10,41 (Perputaran piutang).


2. Persediaan: $4,809 = $29,450 (Harga pokok penjualan)/6,12 (Perputaran persediaan).
3. Aktiva lancar lain: tidak berubah.
4. Aktiva tetap: $21,861 = $18,442 (Saldo tahun lalu) + $3,419 (Estimasi pengeluaran
modal).
5. Akumulasi penyusutan: $6,172 = $4,909 (Saldo sebelumnya) + $1,263 (Estimasi
penyusutan).
6. Aktiva tetap bersih: $21,861 - $6,172.
7. Aktiva jangka panjang lainnya: tidak berubah.
8. Utang usaha: $29,450 (Harga pokok penjua)an)/6,55 (Perputaran utang).
9. Bagian lancar utang jangka panjang: jumlah yang dilaporkan dalam catatan kaki
utang jangka panjang sebagai bagian yang jatuh tempo di tahun 2002.
10. Beban akrual: $43.115 (Penjualan)/25,47 (Perputaran beban akrual).
11. Utang pajak: $844 (beban pajak) x 50,24% (Utang pajak/Beban pajak).
12. Pajak tangguhan dan kewajiban lain: tidak berubah.
13. Utang jangka panjang: $8,088 (Utang jangka panjang tahun lalu) - $892
14. Bagian utang yang jatuh tempo dari butir 9).
15. Saham biasa: tidak berubah.
16. Surplus modal: $1,118 = $1,098 + $20 (mencerminkan aktivitas ESOP* dan opsi
saham).
17. Laba ditahan: $7,861 = $6,687 (Laba ditahan tahun lalu) + $1,378 (Proyeksi laba
bersih) - $204 (Estimasi dividen sebesar $0,225 per lembar saham).
18. Kas: jumlah yang diperlukan untuk menyeimbangkan total kewajiban dan ekuitas
dikurangi (l)-(7).

Proyeksi Neraca Target Corporation

Langkah Estimasi Estimasi 2002


Peramalan 2002 Awal Akhir
2001
Kas $ 199 16 $(1,574) $ 626
Piutang 3.831 1 4.141 4.141
Persediaan 4.449 2 4.809 4.809
Aktiva lancar lain 869 3 869 869

Total aktiva lancar 9.648 8.245 10.445


Aktiva tetap 18.142 4 21.861 21.861
Akumulasi penyusutan 4.909 5 6.172 6.172

Aktiva telap bersih 13.533 6 15.689 15.689


Aktiva tak lancar lainnya 973 7 973 973

Total aktiva $24,154 $24,907 $27,107

Utang usaha $ 4.160 8 $ 4.496 $ 4.496


Bagian lancar utang jangka panjang 905 9 892 892
Beban akrual 1.566 10 1.693 1.693
Utang pajak 423 11 424 424

Total kewajiban lancar 7.054 7.505 7.505


Pajak tangguhan dan kewajiban lain 1.152 12 1.152 1.152
Utang jangka panjang 8.088 13 7.196 9.396

Total kewajiban 16.294 15.853 18.053


Saham biasa 75 14 75 75
Surplus modal 1.098 15 1.118 1.118
Laba ditahan 6.687 15 7.861 7.861

Ekuitas pemegang saham 7.860 9.054 9.054

Total kewajiban dan ekuitas bersih $24,154 $24,907 $27,107

Beberapa Rasio Terpilih


Tingkat perputaran piutang usaha 10,41 10,41

Tingkat perputaran persediaan 6,12 6,12


Tingkat perputaran utang usaha 6,55 6,55

Tingkat perputaran beban akrual 25,47 25,47


Utang pajak/Beban pajak 50,24% 50,24%
Total aktiva/Ekuitas pemegang saham 3,07 2,99
Dividen per lem bar saham $0,225 $0,225
Pengeluaran modal (CAPEX) $3,163 $3,419
CAPEX/Penjualan 7,93% 7,93%

c. Proyeksi Laporan Arus Kas

Proyeksi laporan arus kas disajikan pada tabel di bawah ini. Proyeksi arus kas bersih
dari operasi sebesar $2,435 juta mendanai sebagian dari pengeluaran modal sebesar
$3.419 juta dan dividen sebesar $204 juta. Kekurangannya ditutup dengan kenaikan
utang jangka panjang sebesar $1.295 juta.

Proyeksi Laporan Arus Kas Target Corporation


Estimasi Tahun 2002

Laba bersih $1,378


Penyesuaian laba menjadi arus
kas:
Penyusutan 1.263
Piutang usaha (310)
Persediaan (360)
Utang usaha 336
Beban akrual 127
Pajak 1

Arus kas bersih dari aktivitas 2.435


Operasi
Pengeluaran modal (3.419)

Arus kas bersih dari aktivitas (3.419)


investasi
Utang jangka panjang 1.295
Tambahan modal disetor 20
Dividen (204)

Arus kas bersih dari aktivitas 1.111


pendanaan
Perubahan bersih kas 127

Kas awal 499


Kas akhir $ 626

2. Analisis Sensitivitas

Proyeksi laporan keuangan didasarkan pada hubungan yang diharapkan antara pos laporan
laba rugi dengan pos neraca. Dalam contoh ini, digunakan rasio yang terakhir karena operasi
perusahaan cukup stabil dan diasumsikan tidak terdapat perubahan besar dalam strategi
operasi.
Namun asumsi-asumsi tersebut dapat divariasikan untuk menganalisis dampaknya pada
kebutuhan dana, pengembalian aktiva dan ekuitas, dan sebagainya. Sebagai contoh
persentase pengeluaran modal terhadap penjualan perusahaan naik bertahap dari 5,69% tiga
tahun yang lalu menjadi 7,93% tahun lalu. Jika diasumsikan kenaikan yang sama di tahun
2002 menjadi 9%, pengeluaran modal akan naik menjadi $3,83 miliar, yang memerlukan
dana tambahan sebesar $500 juta. Kenaikan yang sama juga dapat berasal dari penurunan
perputaran piutang dan perputaran persediaan. Analis sering kali menyiapkan beberapa
proyeksi untuk menguji skenario terbaik (terburuk) sebagai tambahan atas skenario yang
'paling mungkin' (most likely) terjadi. Analisis sensitivitas ini menunjukkan asumsi mana
yang memiliki dampak paling besar pada hasil keuangan dan, sebagai konsekuensinya,
membantu identifikasi area yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

APLIKASI ANALISIS PROSPEKTIF DALAM MODEL


PENILAIAN LABA-SISA

Model penilalan laba sisa menentukan nilai ekuitas pada saat t sebagai jumlah nilai buku kini dan
nilai sekarang laba sisa yang diperkirakan di masa depan:
di mana BV, merupakan nilai buku pada akhir periode t, RIt+n sebagai laba sisa di periode t + n,
dan k sebagai biaya modal. Laba sisa (residual. income) pada waktu t didefinisikan sebagai laba
bersih komprehensif dikurangi pembebanan pada nilai buku awal, yaitu, RIt = NIt - (k x BVt-1).

Proses penilaian memerlukan estimasi laba bersih di masa depan dan nilai buku ekuitas
pemegang saham. Model penilaian memerlukan estimasi atas enam parameter sebagai berikut:

• Pertumbuhan penjualan

• Margin laba bersih (Laba bersih/Penjualan).

• Perputaran modal kerja bersih (Penjualan/Modal kerja bersih).

• Perputaran aktiva tetap (Penjualan/Aktiva tetap).

• Leverage keuangan (Aktiva operasi/Ekuitas).

• Biaya modal ekuitas.

Contoh dapat dilihat pada tampilan di bawah:

1. Penjualan diharapkan tumbuh sebesar 8,9% di tahun 2001 dan 9,1% di tahun 2002, kemudian
menurun pada tingkat pertumbuhan 8%, 7%, dan 6% untuk tiga tahun berikutnya. Periode
lima tahun ini merupakan ‘horizon peramalan’ (forecast horizon), periode waktu di mana kita
memiliki keyakinan tertinggi atas estimasi kita.
2. Margin laba bersih diharapkan naik menjadi 9,2% dan 9,4% selama dua tahun berikutnya dan
kemudian bertahan pada persentase tersebut.
3. Tingkat perputaran modal kerja bersih diharapkan tetap pada tingkat 11,83
4. Tingkat perputaran aktiva tetap diharapkan tetap pada tingkat 1,99 kali.
5. Leverage keuangan juga diharapkan konstan pada tingkat sekarang sebesar 2,52 kali.
6. Biaya modal ekuitas diperkirakan sebesar 12,5%. (Biaya modal ekuitas ditentukan oleh
capital asset pricing model [CAPM] )
 Laba bersih diestimasi dengan menggunakan rumus :
Laba Bersih = Penjualan x Margin laba bersih.

 Modal kerja bersih diestimasi dengan menggunakan rumus:


Modal kerja bersih  Penjualan
Tingkat perputaran modal kerja bersih
 Modal aktiva tetap diestimasikan dengan menggunakan rumus :
Penjualan
Modal aktiva tetap 
Tingkat perputaran aktiva tetap

 Ekuitas diestimasi dengan menggunakan rumus :


Total ekuitas pemegang saham  Total aktiva operasi
Leverage

Aktiva operasi = Modal kerja bersih + Aktiva tetap

 Laba sisa untuk tahun 2001 diestimasikan dengan menggunakan rumus :


Sisa laba = Laba bersih - (Ekuitas awal tahun x Biaya modal ekuitas)

$6.278 = $8.856 - ( $20624 x 0,125 )

 Tahun-tahun setelahnya dalam horizon peramalan dihitung dengan cara yang sama. Setiap
tahun selama horizon peramalan selanjutnya didiskontokan pada biaya modal ekuitas
(12,5%). Sebagai contoh, faktor diskonto untuk tahun kedua dihitung sebagai berikut:
1
PVIF 
(1  k)
k, n n

 Nilai sekarang untuk tiap-tiap tahun dalam horizon peramalan dijumlahkan untuk
mendapatkan nilai sekarang kumulatif sampai tahun 2005 sebesar $26.303. Proyeksi laba sisa
di tahun 2006 diasumsikan tumbuh pada tingkat inflasi (3,5%). Nilai sekarang anuitas ini,
didiskontokan ke tahun 2000 adalah:

1
PV  FV n
(k - inf.)(1  k) n
 Estimasi nilai saham Syminex Corp. pada tahun 2000 :
nilai buku ekuitas pemegang saham + nilai sekarang laba sisa

($20.624) + ($26.303 + $54.039) = $100.966.

 Dengan saham beredar sebanyak 1.737 lembar, nilai per lembar saham Syminex Corp. adalah
$58,13.

TREN PENGGERAK NILAI

Model laba sisa menentukan harga saham sebagai nilai buku ekuitas pemegang saham ditambah
nilai sekarang dari ‘laba sisa’ (residual income—RI) yang diperkirakan, di mana RIt = NIt - (k x
BVt-1). Laba sisa juga dapat dinyatakan dalam bentuk rasio, yaitu

dimana ROE = NIt/BVt-1. Bentuk ini menekankan kenyataan bahwa harga saham berubah hanya
bila ROE  k. Dalam keseimbangan, tekanan kompetisi akan mendorong tingkat pengembalian
(ROE) mendekati biaya (k) sehingga laba abnormal akan hilang. Dengan demikian estimasi
harga saham adalah sebesar proyeksi pembalikan ROE pada nilai jangka panjangnya bagi
perusahaan dan industri tertentu.

Pembalikan ROE
Tampilan di atas ini menyajikan kinerja ROE untuk kuintil perusahaan. Grafik menyajikan nilai
median tiap portofolio. Hasil pengamatan yang terlihat adalah:

1. ROE cenderung untuk kembali ke keseimbangan jangka panjang. Hal ini mencerminkan
tekanan kompetisi. Lebih lanjut, tingkat pembalikan bagi perusahaan yang paling tidak
menguntungkan lebih besar daripada tingkat pembalikan perusahaan yang paling
menguntungkan. Dan akhirnya, tingkat pembalikan bagi perusahaan yang memiliki tingkat
ROE yang paling ekstrem adalah lebih besar daripada tingkat pembalikan bagi perusahaan
yang memiliki tingkat ROE lebih moderat.
2. Pembalikan tidak lengkap. Yaitu, tetap terdapat perbedaan sekitar 12% antara perusahaan
dengan ROE tertinggi dan perusahaan dengan ROE terendah meskipun setelah 10 tahun. Hal
ini mungkin disebabkan oleh dua hal: perbedaan risiko yang tercermin dalam perbedaan
biaya modal (k); atau, tingkat konservatisme yang lebih tinggi (rendah) dalain kebijakan
akuntansi.

Grafik di atas menyatakan bahwa sebagian pembalikan selesai setelah sekitar 5 tahun. Hal ini
mendukung penggunaan horizon peramalan 5 tahun bagi perusahaan tersebut karena tidak
terdapat dampak besar pada harga saham setelah titik di mana ROE = k, terlepas dari asumsi
tingkat pertumbuhan penjualan.

ROE dianggap sebagai penggerak nilai (value driver) karena ROE merupakan variabel yang
memengaruhi harga saham secara langsung. Selanjutnya komponen ROA dipecah menjadi
margin laba dan perputaran. Komponen- komponen tersebut juga merupakan penggerak nilai.
Pembalikan Margin Laba Bersih

Tampilan di atas ini menyajikan grafik tentang pembalikan margin laba bersih untuk kuintil
perusahaan. Grafik ini dibuat dengan cara yang sama dengan pembuatan grafik ROE. Tampak
jelas tingkat pembalikan yang signifikan untuk perusahaan dengan margin laba bersih (net profit
margin—NPM) tertinggi dan terendah. Selain itu, tingkat pembalikan untuk perusahaan dengan
laba terendah lebih besar daripada tingkat pembalikan perusahaan yang paling untung. Tingkat
pembalikan untuk dua kelompok ekstrem perusahaan tersebut lebih besar daripada tingkat
pembalikan perusahaan dengan laba yang lebih moderat. Dan akhirnya, tetap terdapat selisih
antara portofolio dengan margin laba bersih tertinggi dan terendah pada akhir 10 tahun, yang
besarnya kurang lebih sama dengan selisih untuk ROE. Pembalikan ROE tampaknya disebabkan
oleh pembalikan dalam margin laba bersih.

Pembalikan Perputaran Total Aktiva

Perputaran total aktiva (total asset turnover—TAT) merupakan komponen kedua dalam ROA.
Dalam tampilan di atas ini disajikan tingkat pembalikan perputaran total aktiva yang dibuat
dengan cara yang sama dengan grafik terdahulu. Walaupun tampak adanya pembalikan,
tingkatnya lebih kecil dari tingkat pembalikan ukuran profitabilitas. Selain itu, terdapat tingkat
perputaran aktiva yang bervariasi antara perusahaan dengan perputaran tertinggi dan terendah.
Hal ini mencerminkan tingkat intensitas modal.

Pada saat pembuatan estimasi, proyeksi margin laba dan tingkat perputaran perlu
mempertimbangkan pola pembalikan yang umum dan tingkat penggerak nilai dari rata-rata
jangka panjangnya. Lebih lanjut, diperlukan perhatian atas karakteristik industri sebagaimana
ditunjukkan oleh tampilan bahwa terdapat perbedaan pada margin laba bersih. Dan akhirnya
horizon proyeksi tidak perlu terlalu panjang karena akan mengurangi keyakinan atas proyeksi
dan ROE cenderung kembali mendekat ke biaya modal selama periode waktu yang relatif
pendek.

PERAMALAN JANGKA PENDEK

Untuk analisis likuiditas jangka pendek, salah satu alat yang berguna adalah peramalan kas
jangka pendek (short-term cash forecasting). Peramalan kas jangka pendek diminati oleh
pengguna internal seperti manajer dan auditor untuk mengevaluasi aktivitas operasi perusahaan
saat ini dan masa depan. Peramalan ini juga diminati oleh pengguna eksternal seperti kreditor
jangka pendek guna menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek.
Analisis ini menekankan pada peramalan kas jangka pendek saat kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya diragukan. Keakuratan peramalan arus kas berbanding
terbalik dengan horizon peramalan —makin lama periode peramalan, makin berkurang
keandalan peramalan tersebut. Hal ini disebabkan jumlah dan kompleksitas faktor- faktor yang
memengaruhi arus kas masuk dan arus kas keluar yang tidak dapat diestimasi secara andal dalam
jangka panjang. Dalam peramalan jangka pendek pun, diperlukan informasi yang jumlahnya
signifikan. Karena peramalan arus kas bergantung pada informasi yang tersedia bagi publik,
tujuan analis ini adalah peramalan yang cukup akurat. Dengan mempelajari dan membuat
peramalan arus kas, analisis akan menghasilkan pandangan yang lebih luas atas pola arus kas
perusahaan.
POLA ARUS KAS

Pola arus kas penting untuk dipelajari sebelum menguji model untuk analisis dan proyeksi arus
kas. Kas dan setara kas (selanjutnya disebut “kas”) merupakan aktiva yang paling likuid. Hampir
seluruh keputusan manajemen untuk melakukan investasi aktiva atau membayar beban
memerlukan kas. Hal ini menyebabkan manajemen lebih berfokus pada kas daripada konsep
dana likuid lainnya. Beberapa pengguna (seperti kreditor) kadang kala menganggap akiva seperti
piutang dan persediaan sebagai bagian dari aktiva yang likuid mengingat pos tersebut akan
terkonversi menjadi kas dalam waktu dekat.

Kas yang dimiliki tidak menghasilkan atau hasilnya kecil, dan dalam situasi kenaikan harga, kas
(seperti semua aktiva moneter) menghadapi penurunan daya beli. Namun demikian, kas memiliki
risiko yang paling kecil. Manajemen bertanggungjawab atas keputusan untuk investasi kas dalam
bentuk aktiva atau untuk membayar biaya. Konversi kas ini meningkatkan risiko karena
pemulihan kas dari aktivitas-aktivitas tersebut sifatnya kurang pasti. Terdapat beragam jenis dan
tingkat risiko yang terkait dengan konversi kas tersebut. Sebagai contoh, risiko konversi kas
menjadi investasi sementara jangka pendek lebih rendah daripada risiko konversi kas menjadi
aktiva jangka panjang seperti pabrik dan peralatan. Investasi kas dalam aktiva atau biaya untuk
mengembangkan dan memasarkan produk baru memiliki risiko pemulihan menjadi kas yang
lebih tinggi. Likuiditas jangka pendek maupun solvabilitas jangka panjang bergantung pada
pemulihan dan kemampuan realisasi pengeluaran kas.

Arus kas masuk dan arus kas keluar terkait satu sama lain. Kegagalan salah satu aspek aktivitas
bisnis perusahaan akan berdampak pada keseluruhan sistem arus kas. Kegagalan penjualan
berdampak pada konversi persediaan menjadi piutang dan kas, mengakibatkan penurunan
ketersediaan kas, ketidakmampuan perusahaan untuk mengganti kas dari sumber seperti ekuitas,
pinjaman, dan utang usaha dapat menghambat aktivitas produksi dan merugikan penjualan di
masa depan. Sebaliknya, membatasi pengeluaran pada pos seperti iklan dan pemasaran dapat
memperlambat konversi persediaan menjadi piutang dan kas. Pembatasan jangka panjang atas
arus kas keluar atas arus kas masuk dapat menurunkan solvabilitas perusahaan.

Keterkaitan antara arus kas, akrual, dan laba harus disertakan dalam analisis. Saat persediaan
barang jadi yang merupakan akumulasi banyak biaya dan beban dijual, margin laba perusahaan
menghasilkan arus masuk dana likuid melalui piutang dan kas. Makin tinggi margin laba, makin
besar pertumbuhan dana likuid. Laba terutama berasal dari selisih antara penjualan dan harga
pokok penjualan (laba kotor) dan memiliki dampak yang beragam atas arus kas. Banyak biaya,
seperti biaya yang berasal dari penggunaan aktiva tetap atau beban yang ditangguhkan, tidak
memerlukan pembayaran kas. Sama halnya dengan pos seperti penjualan tanah secara cicilan
jangka panjang yang menghasilkan piutang tak lancar yang membatasi relevansi akrual bagi arus
kas, ukuran-ukuran tersebut harus digunakan secara tepat dalam analisis untuk menilai pola arus
kas.

Arus kas memiliki keterbatasan dalam satu hal penting. Saat perusahaan memperoleh kas masuk,
manajemen memiliki wewenang untuk menentukan penggunaannya. Pilihan penggunaannya
tergantung pada komitmen pembayaran seperti dividen, akumulasi persediaan, pengeluaran
modal, atau pembayaran utang. Arus kas juga bergantung pada kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan dana dari berbagai sumber seperti ekuitas dan utang. Manajemen memiliki
wewenang besar atas penggunaan arus kas masuk yang tidak dikomitmenkan (disebut sebagai
arus kas bebas). Komponen arus kas bebas ini penting dan menjadi perhatian khusus dalam
analisis.

PENTINGNYA PERAMALAN PENJUALAN

Kendala peramalan laba bergantung pada kualitas peramalan penjualan. Peramalan penjualan
meliputi analisis atas:

 Arah dan tren penjualan


 Pangsa pasar
 Kondisi industri dan ekonomi
 Kapasita produksi dan keuangan
 Faktor kompetisi

PERAMALAN ARUS KAS DENGAN ANALISI PRO FORMA

Kewajaran dan kelayakan ramalan kas jangka pendek biasanya diuji dengan laporan keuangan
pro forma (pro forma financial statement). Laporan keuangan pro forma digunakan untuk
menghitung rasio keuangan dan menyimpulkan hubungan lainnya, dan dibandingkan dengan
data histories untuk menguji kelayakan. Perbandingan ini harus menyertakan penyesuaian untuk
hal-hal yang diperkirakan mempengaruhi selama periode yang diramalkan.

Laporan pro forma tersebut harus diuji secara kritis dan diuji kelayakannya atas ramalan dan
asumsi-asumsinya. Rasio dan hubungan yang disimpulkan dalam laporan keuangan pro forma
harus dievaluasi dan dibandingkan dengan rasio historis untuk menentukan kewajaran dan
kelayakannya.

Tersedia program spreadsheet elektronik untuk membantu analisis pro forma. Kemudahan
merubah variable untuk uji sensitivitas meningkatkan manfaat laporan pro forma. namun
demikian, kemudahan dan fleksibelitas program seharusnya tidak rancu dengan perlunya
mengembangkan dan menguji estimasi dan asumsi yang mendasari. Kewajaran estimasi dan
asumsi penting, berikut manfaat analisi tersebut bergantung pada evaluasi kritis dan penilaian
kita, bukan bergantung pada teknologi.

PANDUAN JAWABAN PANDANGAN ANALISIS

Pialang saham

Perbadaan antara ramalan arus kas dengan laba belum tentu pelu dikhawatirkan. Banyak
perusahaan yang sedang tumbuh mengalami arus kas positif rendah atau tidak ada sama sekali
dalam waktu dekat. Arus kas jangka pendek yang rendah ini tentu saja diharapkan menghasilkan
arus kas di atas rata-rata pada masa depan. Analisis harus melihat komponen-komponen arus kas
maupun laba untuk memutuskan investasi dalam saham perdana perusahaan.

Pemberi pinjaman

Langkah awal dalam pemberian pinjaman adalah menerima atau menolak penjelasan manajemen
atas laporan penjualan. Jika penjelasan menejemen tidak didukung dengan bukti yang objektif,
pemberi pinjaman harus menolak permohonan pinjaman

Namun jika penjelasan manajemen dapat diuji kebenarannya pemberi pinjaman dapat menilai
tingkat ramalan penjualan serta ketidakpastiannya. Analis ramalan penjualan harus
mempertimbangkan faktor ekonomi yang penting termasuk permintaan pelanggan, kompetisi
industri, biaya pemasok, dan kapasitas/kualitas produksi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai