PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya dunia di masa ini,membuat gaya hidup masyarakat pun
beraneka ragam khususnya kaitannya dengan kesehatan, hal ini membuka peluang besar bagi
berbagai macam penyakit yang berkaitan terutama penyakit – penyakit berbahaya seperti
hypertensi,stroke ,obesitas,kanker dan sebagainya.Salah satu yang juga sering di alami adalah
obesitas,yang ternyata sebagai pencetus timbulnya penyakit berbahaya lainya.
Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan berlebih
(overweight), dan sekurang-kurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun
2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di
antaranya obesitas. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 10,3% (laki-laki
13,9%, perempuan 23,8%.Berdasarkan fakta ini maka masalah obesitas harus di
tanggulangi,sebelum terjadi hal yang membahayakan bagi kesehatan masyarakat.
1.2 Tujuan
Memberi informasi tentang pengertian obesitas dan kaitanya dengan factor Gizi
1
Memberitahukan bagaimana pemeriksaan yang dilakukan pada penderita obesitas
BAB 2
ISI
2.1 Defenisi
2.2.1 Gizi
Masalah obesitas sangat berhubungan erat dengan gizi,yakni kaitanya dengan komposisi
makanan dan pola makan dari individu masing- masing,apakah sudah seimbang ataukah
melebihi ketentuan standar dari pemenuhan gisi itu sendiri.
Bahan makanan yang sering kita konsumsi di kelompokan sebagai bahan makanan pokok
sebagai sumber eneri utama (nasi, jagung, gandum,dsb) , bahan makanan lauk pauk (daging, ikan,
telur ), bahan makanan sayur dan buah (kol,kangkung,alpukat,apel,jeruk,dsb).Bahan –bahan
tersebut tersusun atas beberapa jenis zat makanan yang memberi arti tersendiri bagi status gizi
untuk seseorang, adapun diantaranya adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin ,dan
2
mineral.Masing- masing mempunyai kadar baku atau normal bagi tubuh dengan fungsi yang
begitu kompleks.
Karbohidrat
Protein
Merupakan zat gisi yang sangat penting, dalam sel protein berfungsi sebagai
protein structural ( bagian integral dari struktur sel) dan sebagai protein metabolic
(ikut serta dalam reaksi biokimiawi ), dalam makanan satu gram protein juga
menghasilkan 4 kalori )
3
Potein di klasifikasikan dalam beberapa golongan
complex protein ( hidrolisanya terdiri dari asam amino dan komponen lain)
b. Berdasarkan sumbernya
Lemak
Lemak ada yang bersifat cair (minyak),dan ada yang bersifat padat (gajih) , lemak
tidak ikut dalam proses metabolism tetapi sebagai cadangan energy.pada
penderita obesitas sejumlah lemak yang di simpan harus di bawa tanpa memberi
manfaat langsung.sumber lemak berasal dari hewani maupun dari nabati.lemak
juga mempunyai fungsi selain sebagai cadangan energy juga sebagai pelindung
dan bantalan bagi organ penting dalam tubuh kita.kebutuhan tubuh akan lemak
juga sebagai pelarut bagi vitamin tertentu.
Vitamin
4
Vitamin ada yang larut dalam lemak ( A,D,E,K ) dan yang larut dalam air ( vit B
complex, vit C) masing – masing mempunyai fungsi penting bagi tubuh dan di
butuhkan badan dalam jumlah tertentu. Bila di konsumsi secara berlebih akan
mengakibatkan hipervitaminosis,sebaliknya maka akan terjadi hypovitaminosis.
Kondisi defesiensi vitamin lebih banyak terdapat baik pada vitamin yang larut
dalam lemak maupun yang tidak ,sedangkan untuk hypervitaminosis umumnya
pada vit yang larut dalam lemak
Mineral
c. trace element bagian dari mikro elemen tetapi di perlukan lebuh sedikit lagi
(Cu,Co,Zn)
5
Hormone ini di sekresi oleh pancreas dan mempunyai fungsi yang erat kaitanya
dengan obesitas. Insulin mempunyai fungsi dimana menurunkan kadar glukosa
yang berlebih,dengan mengubah glukosa menjadi glikogen yang kemudian akan
di timbun di hati dan otot. Jika kadar insulin dalam tubuh sangat banyak atau
hipersekresi insulin maka berdampak pada penimbunan belebihan pada otot yang
tentunya akan menyebabkan kelebihan berat badan atau sampai tingkat obesitas.
H. Tiroid
6
hormone tiroid tersebut, maka kadar TSH akan meningkat untuk merangsang
kelenjar tiroid mensekresi hormone tiroid. Sebaliknya, apabila dalam darah telah
cukup atau bahkan lebih banyak terdapat hormone tiroid, kadar TSH akan
menurun. Sekresi TSH diatur oleh hormone hipotalamus, yaitu TRH. Penurunan
respons hipofisis terhadap TRH sangat jarang terjadi.
Yang terjadi pada hipotiroidisme adalah kadar TSH meningkat akibat dari fungsi
kelenjar tiroid yang menurun. Selain itu, hipotiroidisme dapat disebabkan oleh
kelenjar hipofisis tidak bekerja dengan normal. Terganggunya kerja hipofisis
dapat menyebabkan produksi TSH terganggu dan akibatnya kelenjar tiroid pun
akan terganggu.
H. glukokortikoid
Genetik
7
kepada sang bayi selama dalam kandungan. Maka tidak heranlah bila bayi yang lahirpun
memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar. Selain itu Jenis kelamin
berpengaruh terhadap obesitas. Pria memiliki lebih banyak otot dibandingkan dengan
wanita. Otot membakar lebih banyak lemak daripada sel-sel lain. Oleh karena wanita
lebih sedikit memiliki otot, maka wanita memperoleh kesempatan yang lebih kecil untuk
membakar lemak. Hasilnya, wanita lebih berisiko mengalami obesitas.
Kurang Gerak/Olahraga
Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat tubuh.
Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor :
b) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi minimal tubuh.
Dari kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki tanggung jawab dua pertiga dari
pengeluaran energi orang normal. Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu pertiga
pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki
kelebihan berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Pada saat
berolahraga kalori terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak kalori yang
hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang
yang duduk bekerja seharian akan mengalami penurunn metabolisme basal tubuhnya.
Kekurangan aktifitas gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas
membuat kegiatan olah raga menjadi sangat sulit dan kurang dapat dinikmati dan
kurangnya olah raga secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme
basal tubuh orang tersebut. Jadi olah raga sangat penting dalam penurunan berat badan
8
tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu
mengatur berfungsinya metabolis normal.
Pola makan yang tidak teratur tidak lengkapnya komposisi makanan justru dapsat
meyebabkan ketidakseimbanngan dalam tubuh.biasanya orang yang mengalami
kelebihan berat badan, cendrung mengurangi porsi makan yang justru akan membuat
lemas dan menimbulkan efek buruk bagi tubuh.hal yang benar ialah mengatur pola
makan dan mengatur porsi makan tanpa mengurangi zat makanan yang di butuhkan
tubuh.Adapun porsi standart bagi orang dewasa sebagai berikut :
1. standart porsi makanan pokok adalah 100 gr beras atau yang berbentuk nasi sebanyak
1½ gelas
2. standar porsi lauk pauk adalah 50 gr daging (mentah ) atau ikan.dapat pula di ambil 50
gr tempe ( 2 potong ) atau 100 gr tahu
3. standar porsi sayur ialah satu mangkok sayur dengan isi sayur daun hijau dan isi
lainnysa bewarna warni
4. standar porsi buah terdiri atas 100 gr ( satu potong ) papaya,atau 75 gr (satu buah
pisang).dapt pula di ambil buah lainya yang beratnya kira-kira sama dengan buah di atas.
Dan untuk frekuensi normal makan untuk sehari 3 kali makan utama dan 2-3 kali makan
selingan.untuk komposisi gizi nya yang normal karbohidrat 65-70% total kalori/hari,
lemak 20-35% total kalori/hari dan protein 10-15% total kaloori / hari. Jika semuanya
lewat dari batas normal maka tidak menutup kemungkinan terjadinya obesitas.
9
2.3 Metabolime karbohidrat,protein ,dan lemak
a. Glikolisis anaerob
b. Glikolisis aerob
Sering di kenal sbagai siklus crebs (TCA;siklus asam sitrat). Terjadi di mitokondria
meupakan rangkaian reaksi yang melakukan oksidasi terhadap asetil koA sehingga di
hasilkan energi. Siklus ini terdiri dari 1 molekul asetil ko A bergabung dengan asam
oksaloasetat menjadi asam sitrat.dan di ubah lagi menjadi isositrat akan terjadi reaksi
sampai pembentukan alfa keto glutarat yang berubah menjadi suksinil ko A yang
memebebaskan Ko Ash nya menjadi suksinat di ubah lagi jadi fumarat dan pada
akhirnya menjadi malat dan oksaloasetat yang akan di pakai lagi mengawali siklus
asam sitrat
10
Kedua reaksi ini erat kaitannya dengan kestabilan kadar gula darah dalam tubuh
seseorang. Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa.sedangkan
glikogenolisis merupakam pembentukan glukosa dari pemecahan glikogen.
d. HMP-shunt
Berlangsung di dalam sitosol sel.keperluan utama nya adalah menghasilkan pentosa yang
kemudian DNA dan RNA.selain itu ada tambahan NADPH yang bermanfaat bagi
biosintesa asam lemak
e. Glukoneogenesis
Metabolisme Protein
Beberapa asam amino merupakan asama amino yang essential secara nutrisi, yaitu
asam-asam amino ini harus didapatkan dari makanan, sednagkan asam amino
lainnya dapat disintesis dalam tubuh dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolism.
11
Reaksi transaminasi, perubahan suatu asama amino menjadi asam keto yang
bersangkutan bersama dengan perubahan asam keto lainnya menjadi satu asam
amino, terjadi di banyak jaringan: Alanin + α-Ketoglutarat Piruvat + Glutamat
Deaminasi oksidatif asam amino terjadi di hati. Satu asam imino dibentuk oleh
dehidrogenase dan senyawa ini dihidrolisis menjadi asam keto, dengan
menghasilkan NH4+:
Pembentukan Urea
Sebagian besar NH4+ yang terbentuk oleh deaminasi asam amino di hati di ubah
menjadi urea, dan urea disekresikan ke urin. NH4+ membentuk karbamoil fosfat,
dan di mitokondria gugus ini dipindahkan ke ornitin, membentuk sitrulin. Enzim
yang berperan adalah ornitin karbamoiltransferase. Arginin diubah menjadi
sitrulin; stelah itu urea dipisahkan dan ornitin kembali terbentuk. Kebanyakan
urea dibentuk di hati, dan pada penyakit hati berat nitrogen urea darah turun dan
NH3 darah meninggi.
Metabolisme Lemak
Lemak sebagai simpanan energi utama dalam tubuh adalah triasil-gliserol yang
akan di hidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak.gliserol akan memasuki jalur
glikolisis EM , sedangkan asam lemak di aktifkan oleh enzim tiokinase di
dampingi koA-n SH dan ATP akan menghasilkan asil koA yang kemudian
berlanjut kea rah pembentukan sfingomielin dan fosfolipid dan deretan reaksi
aksidasi B menghasilkan asetil ko A.di lanjutkan dengan glikolisis aerob
membentuk ATP,pembentukan lemak(lipogenesis),pembentukan benda keton,
pembentukan kolestrol dan senyawa steroid lainnya.
12
2.4 Pemeriksaan
2.4.1 Anamnesa
Merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien / keluarganya / orang yang
mempunyai hubungan dekat dengan pasien dengan memperhatikan petunjuk- petunjuk
verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien, meliputi :
Tujuan dari anamnesis adalah mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang
bersangkutan. Informasi yang dimaksud adalah data medis organobiologis, psikososial, dan
lingkungan pasien, selain itu tujuan yang tidak kalah penting adalah membina hubungan dokter
pasien yuang profesional dan optimal.
1. Identitas pasien
Persiapan anamnetor–pasien
Pembukaan
Tahap wawancara
Penutup
13
2.5.2 pemeriksaan Antropometri
Status gizi
TB(m2)
Klasifikasi IMT :
BB lebih : > 23
Index brocca
14
Status Gizi kurang : BB < BBN ( BB normal)
>120% = Obesitas
Meskipun cukup cukup efektif untuk mengukur kadar obesitas, sayangnya IMT
tidak mencerminkan distribusi timbunan lemak di dalam tubuh. Untuk menilai
timbunan lemak perut dapat digunakan cara lain, yaitu dengan mengukur rasio
lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) atau mengukur lingkar pinggang (LP). Cara
ini cukup praktis dan mudah, bisa dilakukan dengan menggunakan pita meteran
(seperti yang digunakan oleh penjahit). Meteran itu digunakan untuk mengetahui
banyaknya lemak tubuh bagian-bagian tubuh tertentu
94 – 102 cm 80 – 88 cm Tingkat I
15
>102 cm >88 cm Tingkat II
Baik LPe / perut maupun lingkar panggul ,erupakan cara sederhana untuk
membedakan beberapa tipe obesitas sesuai distribusi lemak,diantaranya :
16
Kelebihan lemak pada wanita disimpan dibawah kulit bagian daerah
pinggul dan paha, sehingga tubuh berbentuk seperti buah pear (pear type).
Karena lemak berkumpul dipinggir tubuh yaitu dipinggul dan paha,
obesitas tipe buah pear disebut juga sebagai obesitas perifer dan karena
banyak terdapat pada wanita disebut juga sebagai obesitas tipe perempuan
atau obesitas tipe gynoid. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid
umumnya kecil, kecuali resiko terhadap penyakit arthritis dan varises vena
(varicose veins).
Ciri dari tipe ini adalah “besar di seluruh bagian badan”. Tipe Ovid
umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetic.
Tebal lemak subkutan lipatan kulit dengan menggunakan “Skin Fold Caliper”
pada beberapa tempat, antara lain: triceps: diukur lipatan kulit yang menggantung
bebas anatara bahu dan siku. Dinyatakan obesitas bila tebal lemak subkutan > 20
mm pada pria dan > 30 mm pada wanita.
Biceps, skapula, supra iliaka dan subkostal. Bila melebihi standar yang ada, dapat
dinyatakan obesitas.
Lengan mengandung lemak bawah kulit dan otot,jika LLA menurun maka
menunjukan penurunan lemak/otot .pengukaran mudah dan tak banyak
mengeluarkan waktu dan alat.
17
PERSENTIL KATEGORI
≤ 5 th Kurus
18
- keadaan puasa : 1 – 3 mg/dL
1. Metode kimia
2. Metode enzimatik
Biaya murah
- Enzim hexokinase
19
• Pemeriksaan lemak darah
Dengan melakukan pemeriksaan lemak darah di laboratorium. Untuk pemeriksaan ini, Anda
harus berpuasa minimal 10 jam sebelum pengambilan darah.
Nilai normalnya :
Nilai normal
Tes
mg/dl
20