Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Kehidupan
kaagamaan di negara ini begitu semarak mewarnai hampir semua lini kehidupan: dari
pengajian pagi di hampir setiap televisi dan radio sampai tabligh akbar di alun-alun
kabupaten/kota, dari menjamurnya bank syariah sampai antrean calon jamaah haji yang
mencapai 20-an tahun. Inilah potret girah Islam yang menyeruak di negara ini dalam beberap
dasawarsa terakhir. Permasalahan-permasalahan dari yang khusus sampai umum, dari yang
penting sampai yang kurang penting, seperti perampokan, pemerkosaan, pembunuhan, aborsi,
transplantasi, sampai kb.
Salah satu contohnya seperti aborsi, transplantasi, dan KB. Saat ini aborsi,
transplantasi dan KB menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya
angka aborsi dan transplantasi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri,
angka pembunuhan janin pertahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang tidak sedikit
mengingat besarnya tingkat kehamilan di Indonesia. Selain itu, ada yang mengkategorikan
aborsi itu pembunuhan. Ada yang melarang atas nama agama. Ada yang menyatakan bahwa
jabang bayi juga punya hak hidup sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi/pengertian dari aborsi, transplantasi dan KB ?
2. Apa yang sebenarnya terjadi dalam masalah aborsi, transplantasi dan KB ?
3. Apa tanggapan agama Islam tentang kasus aborsi, transplantasi dan KB ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang definisi/pengertian dari aborsi, transplantasi dan KB.
2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam aborsi, transplantasi dan
KB.
3. Mengetahui tanggapan agama Islam tentang kasus aborsi, transplantasi dan KB.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aborsi
1. Pengertisn aborsi
aborsi diartikan menggugurkan kandungan. Pengguran kanungan dalam bahasa arab
disebut al-ijhad merupakan bentuk masdar dari ajhada, yang artinya perempuan yang
rlahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya. Atau, ssecara
bahasa disebut juga lahirnya janin karena ipaksa atau lahir dengan sendirinya sebelum
wakunya. Sedangkan makna gugurnya kandungan, menurut para fuqaha tidak keluar dari
makna bahasa (Lughawi), akan tetapi kebanyakan mereka mengungkapkan istilah ini
dibeberapa tempatdengan istilah arab ; isqat (menjatuhkan), tarq(membuang),
ilqo(melempar)dan Imlas (melahirkan dalam keadaan mati).
Menurut sadikin ginapura (FKUI) aborsi ialah pengakhran kehamilan atau hasil
konsupsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Menurut Mariono reksodipura (Dekan
Fakultas Hukum UI) abortus dari segi hukum adalah pengeluaran dari hasil konsepsi dari
rahim sebelum waktunya (sebelum dapat lahir secara alamiah) menurut dokter Suma’mur
PKMSE, abortus adalah suatu peristiwa keluarnya kehamilan sebelum anak mampu untuk
melangsungkan hidup secara mandiri. Dan menurut FK UNPAD, abortus adalah pengeluaran
buah kehamilan ketika masih sedemikian kecilnya sehingga tidak bisa hidup diluar rahim 1.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan aborsi adalah pengeluaran janin dari
rahim perempuan secara sengaja dengan maksut menghentikan kehamilan atau memisahkan
janin dari tubuh ibunya dalam orang hidup atau mati sebelum usia kehamilannya sempurna.
Menurut Fiqih, kehailan dikatakan sempurna manakala usia kandungan sudah berumur
minimal 6 bulan keatas (nisfu sanah fa saidan). Kenapa, karena janin dalam usia tersebut bila
lahir prematur diperkirakan masih bisa bertahan hidup.2
2. Aborsi dalam prespektif dalam hukum islam
a. Aliran yang membolehkannya
Imam al sufqi pendapat bahwa pengguran kandungan dari hasil perbuata zina,
dibolehkan asal masih sebelum 80hari. Demikian juga pendapat imam al ramdi dari
kelompok mahzab syafi’i. Alasan mereka adalah hadis yang diriwayatkan oleh
bukhari dan muslim tentang penciptaan janin yang berusia 40 hari baru kemudian
ditiupkan roh. Sedangkan abu ishaq al marwaei memberikan pendapat bahwa
seseorang yang minum obat untuk menggugurkannya selama berbetuk alaqoh atau
sebelum 80hari maka hal itu dibolehkan.
b. Aliran yang berpendapat makruh
Menurut pendapat Ibnu Rusyd, dari kelompok mazhab maliki, jika terjadi
pemukulan terhadap wanita yang sedang hamil dan menyebabkan kematian janinnya,
maka sangsinya adalah tidak wajib kefarat tapi sebaiknya kafarat. Alasannya seperti
apa yang telah dilakukan pada kasus perkelahian dua orang wanita suku huzail
diatas.Ibnu Wahban berpendapat bahwa penggurkan kandungan diperbolehkan jika
karena uzur. Jika tidak, maka hukumnya makruh.
c. Aliran yang berpendapat haram
Imam Gazali berpendapat bahwa hukum penggguuran kandungan haram secara
mutlak, bahkan sejak bertemunya sperma laki-laki dan ovum wanita. Menurut
pendapat Abd Al Rahman Al Baqdadi, jika pengguguran ini dilakukan setelah 40 hari

1
Khairuddin Nasution,Pandanga n Islam Tentang Abors(Yogyakarta: Musowa, 2003 ) hal. 114-115
2
Ibid, h. 115
masa kehamilan, yaiu saat mulai terbentuknya janin maka hukum pengguran adalah
haram. Alasannya adalah surat Al-Mukminun [23] : 14.3
B. Keluarga Berencana (KB)
1. Pengertian KB
Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang
paling besar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui peningkatan dan peluasan
pelayanan KB merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu yang semakin tingggi akibat kehamilan yang dialami wanita.
2. Pandangan MUI Terhadap KB
Justifikasi atas program KB yang dicanangkan pemerintah kian kuat dengan adanya
rekomendasi dari lembaga fatwa yang dibentukpemerintas, Majelis Ulama Indonesia. MUI
mengeluarkan fatwa yang terdiri atas beberapa poin penting, yang mendukung program ini. 4
Keluarga berencana (KB) menurut pandangan islam adalah sebagaimana diketahui,
melalui muktamar nasional ulama tentang kependudukan, kesehatan dan pembangunan pada
tanggal 17 sampai 20 oktober 1983 MUI telah mengeluarkan fatwa tentang KB sebagai
berikut:
a. Islam membenarkan isi pelaksanaan Keluarga Berencana yang ditujukan demi
keshatan ibu dan anak, dan demi pendidikan anak. Pelaksanaannya harus
dilaksanakan atas dasar suka rela, dan menggunakan alat kontrasepsi yang
tidak dilarang oleh Islam.
b. Pengguguran kandungan dalam bentuk apapun dan pada tingkat kehamilan
kapanpun diharamkan oleh Islam
c. Vasektomi dan Tubektomi dilarang oleh Islam kecuali dalam keadaan darurat,
seperti untuk mencegah menjalarnya penyakit menular atau untuk menolong
jiwa orang yang hendak menjalani Vasektomi atau Tubektomi.
d. Penggunaan IUD atau Intra Uterine Devices dalamkeluarga berencana
dibenarkan, asalkan pemasangannya dilakukan oleh dokter wanita atau dalam
keadaan tertentu, oleh lelaki dengan dihadiri oleh kaum wanita lain atau si
suami pasien.5
C. Transplantasi
1. Pengertian Transplantasi
Transplantasi berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘to transplant’ yang berarti ‘to move
from one place to another’ artinya: ‘berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain’. Dalam
Undang-undang No. 23 Tahun 1992, Tentang Kesehatan, Pasal 1 ayat 5 dirumuskan
pengertian sebagai berikut: “Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk
memindahkan alat atau jaringan organ tubuh manusia yang berasal dari tubuh atau tubuh
orang lain dalam rangka pengobatan untuk menggantikan alat atau jaringan organ tubuh yang
tidak berfungsi dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa transplantasi organ tubuh
ialah pemindahan (pencongkelan) alat atau jaringan tubuh manusia (hewan) yang masih
berfungsi untuk menggantikan organ tubuh resipient (penerima) yang sudah tidak berfungsi,
dalam rangka pengobatan atau upaya penyelamatan pihak resipient. Transplantasi merupakan
upaya terbaik untuk menolong pasien yang mengalami kerusakan organ tubuh dan
menggantikan dengan organ tubuh dirinya sendiri atau organ tubuh orang lain.
2. Macam-macam Transplantasi

3
Diwani Rongli, Aborsi dalam prespektif dalam hukum positif dan Hukum Islam (Banda Aceh :Al adalah, 2011)
h.5-6
4
Sabrur Rohim, argumen program keluarga berencana (KB) (Surakarta:al-ahkam, 2016) h. 4
5
Amirul Amalia, Pengetahuan Tentang KB Menurut Agama Islam Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi
(Lamongan: Surya, 2016) h.37
Berdasarkan sifat pemindahan organ atau jaringan tubuh yang dipindahkan ke tubuh
yang lain, transplantasi dibedakan kepada tiga, yaitu: a) Autograft, yaitu Pemindahan organ
jaringan atau organ dari satu tempat ke tempat lain dalam tupuh pasien sendiri. Misalnya,
operasi bibir sumbing; b) Allograft, yaitu Pemindahan organ atau jaringan dari tubuh ke
tubuh yang lain yang sama spesiesnya, yakni antara manusia dengan menusia. Misalnya
transplantasi ginjal, kornea mata; c) Xenograft, yaitu pemindahanjaringan atau organ dari satu
tubuh ke tubuh lain yang tidak sama spsiesnya. Misalnya antara spesies manusia dengan
binatang.
3. Transplantasi Menurut Hukum Islam
a. Transplantasi organ tubuh dalam keadaan hidup
Apabila transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam
keadaan hidup sehat, maka hukumnya haram dengan alasan sebagaimana firman
Allah Surah al Baqarah 195. Dengan maksud bahwa dalam Islam tidak dibenarkan
penanggulangan suatu bahaya dengan menimbulkan bahaya yang lain (Allah
melarang kita untuk menjerumuskan diri kita dalam kebinasaan.
b. Transplantasi donor dalam keadaan koma
Melakukan tranplantasi organ tubuh donor dalam keadaan koma hukumnya
tetap haram walaupun menurut dokter bahwa si pendonor itu akan segera meninggal,
karena hal itu dapat mempercepat kematiannya dan mendahului kehendak Tuhan. Hal
tersebut dapat dikatakan euthanasia atau mempercepat kematian. Orang yang sehat,
seharusnya berusaha untuk menyembuhkan orang yang sedang koma itu.
c. Transplantasi donor yang telah meninggal
Jumhur ulama Fiqih yang terdiri dari ulama Madhad Hanafi, Maliki, Syafi’i
dan Hanbali, berpendapat bahwa memanfaatkan organ tubuh manusia sebagai
pengobatan dibolehkan dalam keadaan darurat. Transplantasi dapat dilakukan dengan
syarat si pendonor telah mewariskan sebelum ia meninggal atau dari ahli warisnya
(jika suah wafat). Menurut jumhur ulama kebolehan transplantasi merupakan salah
satu pengobatan, sedangkan pengobatan merupakan hal yang dianjurkan dan
disyariatkan dalam Islam (psien dalam keadaan sdarurat yang mengancam jiwanya
bila tidak dilakukan transplantasi itu, sedangkan ia telah berobat secara maksimal).
Selanjutnya, masalah transplantasi yang diambil dari orang yang telah
meninggal, maka hal ini secara prinsip syariah memperbolehkannya berdasarkan
firman Allah dalam al-Qur’an surah Al-kahfi: 9-12
d. Memberikan donor kepada orang nonmuslim
Mendonorkan organtubuh itu seperti menyedekahkan harta. Hal ini boleh
dilakukan terhadap orang muslim dan nonmuslim, tetapi tidak boleh diberikan kepada
orang kafir harbi yang memerangi umat muslim. Kebolehan bagi muslim untuk
menerima organ tubuh non muslim didasarkan pada dua syarat berikut: 1) organ yang
dibutuhkan tidak bisa diperoleh dari tubuh seorang muslim dan 2) nyawa muslim itu
bisa melayang jika transplantasi tidak segera dilaksanakan.
e. Hukum menjual dan mewasiatkan organ tubuh
Mengenai menjualorgan tubuh manusia, ulama sepakat bahwa hukumnya
haram berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut: 1) seseorang tidak
boleh menjual benda-benda yang bukan miliknya; 2) jika seseorang menjual
manusia merdeka, maka selamanya si pembeli tidak memiliki hak apapun atas
diri manusia itu, karena sejak awal hukum transaksiitu sendiri adalah haraam;
3) penjualan organ manusia bisa mendatangkan penyimpangan, dalam artian
bahwa hal tersebut dapat mengakibatkan diperdagangkannya organ-organ
tubuh orang miskin dipasaran layaknya komoditi lain.6

6
Saifullah, transplantasi organ tubuh (Aceh Selatan: al-murshalah,2016) h.2-8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, yaitu:
1. Aborsi bukan sekedar masalah medis atau kesehatan masyarakat, namun juga
problem sosial yang yang muncul karena manusia mengekor pada peradaban
barat.
2. Dalam pandangan Islam hukum transplantasi organ tubuh manusia dapat
dilakukan dengan tujuan menghindari kematian, untuk menyelamatkan nyawa
seseorang, halini harus sesuai dengan kaidah syariah
3. Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling besar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui
peningkatan dan peluasan pelayanan KB merupakan salah satu upaya untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tingggi akibat
kehamilan yang dialami wanita.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Amirul. 2016. Pengetahuan Tentang KB Menurut Agama Islam Terhadap


Pemakaian Alat Kontraseps. Lamongan:Surya
.
Nasution, Khairuddin. 2003. Pandanga Islam Tentang Abors. Yogyakarta:Musowa.

Rongli, Diwani. 2011. Aborsi dalam prespektif dalam hukum positif dan Hukum Islam.
Banda Aceh:Al adalah.

Rohim, Sabrur. Argumen Program Keluarga Berencana (KBI). Surakarta:al-ahkam.

Saifullah. 2016. Transplantasi Organ Tubuh. Aceh Selatan:Al-Murshalah

Anda mungkin juga menyukai