Anda di halaman 1dari 88

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK JUMPUTAN


PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SISWA KELAS
VIII B DI SMP NEGERI I EROMOKO WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Disusun oleh:

Nur Aini Dwi Astuti

K 3206035

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Oktober 2012

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Aini Dwi Astuti

NIM : K3206035

Jurusan/Program Studi : PBS/ Pendidikan Seni Rupa

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul " PELAKSANAAN


PEMBELAJARAN BATIK JUMPUTAN PADA MATA PELAJARAN SENI
BUDAYA SISWA KELAS VIII B DI SMP NEGERI I EROMOKO
WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012" ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Oktober 2012

Yang membuat pernyataan

Nur Aini Dwi Astuti

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK JUMPUTAN


PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SISWA KELAS
VIII B DI SMP NEGERI I EROMOKO WONOGIRI TAHUN
PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

Nur Aini Dwi Astuti

K3206035

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar


Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Seni Rupa, jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Oktober 2012

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Surakarta, Oktober 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Margana, M.Sn Drs. Edi Kurniadi, M.Pd

NIP. 19600612 199103 1001 NIP. 19600518 198903 1001

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd

Sekretaris : Adam Wahida, S.Pd, M.Sn

Anggota I : Drs. Margana, M.Sn

Anggota II : Drs. Edi Kurniadi, M.Pd

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP 196007271987021001

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Hanya orang takut yang bisa berani, karena keberanian adalah melakukan sesuatu
yang ditakutinya, maka bila merasa takut anda akan mempunyai kesempatan
untuk bersikap berani

(Mario Teguh)

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

"Bapak dan Ibu"

Doa yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tiada
terbatas dan kasih sayang yang tak terhingga.

" Mbak Yurina, , Dik Lia, dan Dik Rachmah, "

Terimaksih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian dan


selalu ada disampingku baik disaat kutegar maupun saat kujatuh.

" Mas Agung"

Terimakasih atas perhatian, kasih sayang, semangat yang tak pernah putus,
dan senantiasa menemaniku dalam kondisi apapun dengan penuh kasih.

Aji, Enung dan Enduk Nisa"

Semangat dan senyum kalian adalah penguat setiap langkahku

" Dik sidx"

Terimakasih atas setiap semangat yang tertuju untukku

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
NUR AINI DWI ASTUTI. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
BATIK JUMPUTAN PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SISWA
KELAS VIII B DI SMP NEGERI I EROMOKO WONOGIRI TAHUN
PELAJARAN 2011/2012.Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran batik


jumputan pada mata pelajaran Seni Budaya siswa kelas VIII B di SMP Negeri I
Eromoko kabupaten Wonogiri yang meliputi tujuan, materi, metode, media dan
evaluasi pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Eromoko Wonogiri pada
bulan Januari sampai Maret 2012. Bentuk penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif serta studi kasus tunggal terpancang. Sumber data dalam
penelitian yaitu guru mata pelajaran Seni Budaya, tempat, dokumen, dan sumber
kepustakaan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Untuk teknik validitas data menggunakan triangulasi data dan informan
review. Teknik analisis data dengan model analisis interaktif.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Tujuan pembelajaran


batik jumputan yaitu siswa mampu menjelaskan konsep tekstil dengan teknik dan
corak batik jumputan, siswa mampu menyebutkan bahan dan alat batik jumputan/
tutup celup, siswa mampu menjelaskan teknik pembuatan batik jumputan/ tutup
celup, siswa mampu membuat benda pakai dengan teknik batik jumputan/ tutup
celup.(2)Materi pembelajaran yang diajarkan adalah membuat desain ragam hias
pola batik, media berkarya batik jumputan meliputi bahan, alat dan teknik, dan
langkah-langkah membatik jumputan meliputi desain, persiapan, proses, dan
pembuatan batik jumputan. (3) Metode pembelajaran yang digunakan yaitu :
ceramah digunakan guru saat menyampaikan teori materi batik jumputan, metode
tanya jawab digunakan untuk pendalaman materi batik jumputan, metode
pemberian contoh/ demonstrasi digunakan guru saat memberikan contoh cara
membuat batik jumputan, metode diskusi digunakan guru untuk bertukat pikiran
dan memberian masukan dalam proses pembuatan karya, dan metode pemberian
tugas digunakan guru untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menyerap
materi yang disampaikan guru. (4) Media pembelajaran yang digunakan untuk
menyampaikan materi atau informasi di depan kelas adalah white board, spidol,
contoh karya batik jumputan dan buku-buku tentang batik. (5) Evaluasi
pembelajaran menggunakan: tes lisan, tes isian singkat, observasi kegiatan praktik
batik jumputan dan hasil karya.

Kata Kunci: Pembelajaran, batik jumputan, kriya tekstil

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

NUR AINI DWI ASTUTI. THE IMPLEMENTATION OF BATIK


JUMPUTAN IN FINE CULTURE SUBJECT STUDY OF THE EIGHT
GRADE STUDENTS IN SMP N 1 EROMOKO, WONOGIRI. YEAR
2011/2012. Essay. Surakarta : Faculty of Education. University of Sebelas
Maret Surakarta. October 2012.

The purpose of this research is to know the implementation of learning


Batik Jumputan in fine culture of the eight grade B students in SMP N 1
Eromoko, Wonogiri that includes the goal, subject to be learn, method, media, and
learning evaluation.

This research was done in SMP N 1 Eromoko, Wonogiri on January to


March 2012. The research belongs to qualitative descriptive and single case study.
The source of the data is the teacher of fine culture, the place, the document, and
literature. The technique in getting the data use interview, observation, and
documentation. The sampling technique use purposive sampling while the validity
technique use triangulation and informan review. The data analysis data technique
by using interactive analysis model.

There are some conclusions of this research as the following : (1) The
goal of learning Batik Jumputan is the students are able to explain the textile
concept by using technique and feature of Batik Jumputan, the students are able to
mention the material and equipment of Batik Jumutan/ dye cover, the students are
able to make a useful thing by using Batik Jumputan technique/ dye cover. (2) the
subject material of learning that been taught is making a variety of ornamental
design in Batik feature. Work media of Batik Jumputan involves material,
equipment, and technique. The steps of Batik Jumputan work involves design,
preparation, process, and the work Batik Jumputan. (3) the learning method are :
Speech is used when the teacher deliver the theory of Batik Jumputan subject,
Question and answer is used to improve the deeper understanding of the subject
material, Demonstration method is used when the teacher give an example of how
to make Batik Jumputan, Discussion method is used by the teacher to share and
give an input in the process of making the art work, and Assignment method is
used to know how deep the students understanding of the subject material that has
been taught. (4) The media of learning that is used to deliver the material or
information in front of the class is white board, markers, sample of Batik
Jumputan works, and books about Batik. (5) The evaluation of learning use : Oral
test, short essay test, observation of Batik Jumputan practical event and the Batik
work.

Keyword : Learning, Batik Jumputan, Textile skill

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... I
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN............................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ v
HALAMAN MOTTO......................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... vii
ABSTRAK.......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... Xiv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xv
KATA PENGANTAR........................................................................................ xvii
............................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 5
1. Manfaat Teoritis............................................................................... 5
2. Manfaat 5
Praktis................................................................................
7
A. Tinjauan Pustaka..................................................................................... 7
1. Pengertian Pendidikan...................................................................... 7
2. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan......................... 8
3. ....................... 10
4. Pengertian Seni................................................................................. 11
5. Pengertian Budaya........................................................................... 12
6. Pengertian Seni Rupa....................................................................... 13
commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Pengertian Seni Kriya Tekstil.......................................................... 15


8. Pengertian Batik Jumputan.............................................................. 17
a. Alat dan Bahan Pembuatan Batik 17
b. 18
9. Komponen dalam Pembelajaran...................................................... 19
a. 19
b. 19
c. 19
1) 19
2) 20
3) 20
4) 21
5) 21
d. 22
e. 22
B. Kerangka Berfikir................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................. 24
B. 24
C. ............................................................................. 25
D. 26
E. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 27
1. ............................................................. 27
2. 28
3. 29
F. Val 30
1. 31
2. ............................. 31
3. 32
4. 32
G. ................................................ 33
commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. 34
2. Tahap Observasi Lapangan.............................................................. 34
3. Tahap Analisis Data......................................................................... 34
4. Tahap Penyusunan Laporan............................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN.......................................................................... 36
A. 36
B. Pelaksanaan Pembelajaran Batik Jumputan Pada Siswa Kelas VIII B
SMP Negeri I Eromoko Wonogiri.......................................................... 38
1. Tujuan Pembelajaran Batik Jumputan............................................. 38
2. 39
a. Desain Ragam Hias Pola Batik................................................... 39
b. Media Berkarya Batik................................................................. 40
1) Bahan........................................................... ......................... 40
2) Alat......................................................................................... 40
c. Cara Membuat Batik Jumputan................................................... 41
3. 43
4. 43
5. Proses Berkarya Batik Jumputan..................................................... 44
a. Membuat Gambar Desain pada Kain.......................................... 44
b. Mengikat Kain............................................................................. 45
c. Proses Pewarnaan dan Penguncian............................................ 46
d. Tahap Akhir/ Finishing............................................................... 47
6. 50
a. 50
b. 51
c. 52
d. 53
e. Metode Pemberian Tugas 54
7. Media dan Alat Pembelajaran Batik Jumputan............................... 55
8. Evaluasi Pembelajaran Batik Jumputan.......................................... 57
a. 58
commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. 59
c. 59
C. Pembahasan Hasil Karya Batik Jumputan............................................. 61
D. Hambatan-Hambatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Batik
Jumputan di Kelas VIII B SMP N 1 Eromoko...................................... 67
BAB V PENUTUP............................................................................................. 69
A. Simpulan................................................................................................ 69
B. Implikasi................................................................................................ 72
C. Saran...................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 72
LA 76

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Halaman

23
31
36
45
46
46
47
48
Gambar 3.7. Guru saat Memberikan Materi Pelajaran dengan Metode
49
52
53
54
Gambar 3.11. 55
56
57
61
Gambar 3.15. Hasil 63
64
66
Gambar. 4. Bagan proses 49

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Foto-foto hasil observasi....................................................................... 77

Foto-foto kegiatan pembelajaran........................................................... 79

Foto hasil karya siswa........................................................................... 81

Daftar hasil wawancara guru ................................................................ 83

Daftar hasil wawancara siswa................................................................ 86

Daftar analisis ulangan harian praktik batik jumputan.......................... 89

Daftar nilai.............................................................................................. 90

Rincian minggu efektif dan jumlah jam efektif..................................... 91

Pemetaan standar kompetensi dan Kompetensi Dasar........................... 92

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran....................................................... 94

Silabus Pembelajaran.............................................................................. 100

Program Semester Tahun Pelajaran 2011/2012..................................... 102

Program Tahunan Tahun Pelajaran 2011/2012...................................... 106

Denah Ruang Kelas SMP N I Eromoko................................................. 108

Struktur Organisasi SMP N I Eromoko.................................................. 109

Struktur Kurikulum SMP N I Eromoko................................................. 110

Kurikulum SMP N I Eromoko................................................................ 111

Kalender Pendidikan SMP N I Eromoko Tahun Pelajaran 2011/2012... 139

Surat Izin Penelitian................................................................................ 141

Surat Izin Menyusun Skripsi................................................................... 142

Surat Permohonan Izin Penelitian........................................................... 143

Surat Keterangan..................................................................................... 144


commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul " PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
BATIK JUMPUTAN PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SISWA
KELAS VIII B DI SMP NEGERI I EROMOKO WONOGIRI TAHUN
PELAJARAN 2011/2012".

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk


mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya
skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan


dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni.
3. Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni
Rupa, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Margana, M.Sn., selaku pembimbing I, dan Drs. Edi Kurniadi, M.Pd,
selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan
pengarahan dalam menempuh dan menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang tulus dan
tidak henti-hentinya memberikan ilmunya kepada penulis.
6. Ibu Dra. Lulis Ambarwati,M.Pd selaku Kepala SMP N I Eromoko yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Bapak Agung Bayu Saputro, S.Pd, selaku guru pengampu mata pelajaran Seni
Budaya yang setia mendampingi penulis selama penelitian.

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Para siswa kelas VIII B SMP Negeri I Eromoko yang telah bersedia untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
9. Teman-teman NOLNAM dan keluarga besar Pendidikan Seni Rupa.
10. Sahabat sahabatku Steph, Cecil, Rhajid, Maylinda, Hertop, Rika, dan Nova,
dan teman-teman seperjuangan Aslam, Sandi, dan Wijang.
11. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis

commit to user

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang dilakukan secara sadar atau disengaja


guna menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk menentukan
tujuan hidup sehingga mampu memiliki pandangan yang luas ke arah masa depan
lebih baik, dan dengan pendidikan itu sendiri dapat menciptakan orang-orang
berkualitas. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan
intelektualitas agar cepat dan tepat dalam mencerna semua gejala yang ada.
Pendidikan itu sendiri dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, dan lingkungan sekolah.

Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang


sangat penting serta menentukan dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh
karena itu bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari
pemerintah dalam pengelolaan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan untuk diri sendiri dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran
keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam
yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar
utama pendidikan adalah untuk memberikan pembelajaran kebudayaan melewati
generasi.

Pendidikan bisa diperoleh baik secara formal dan nonformal. Pendidikan


formal diperoleh dengan mengikuti progam-program yang sudah dirancang
secara terstruktur oleh suatu intitusi, departemen atau kementrian suatu
Negara. Pendidikan non-formal adalah pengetahuan yang didapat manusia
(peserta didik) dalam kehidupan sehari-hari (berbagai pengalaman) baik yang dia
rasakan sendiri atau yang dipelajari dari orang lain (mengamati dan mengikuti).
commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sekolah pada dasarnya merupakan tempat dilaksanakannya pendidikan


formal sebagai lanjutan dari pendidikan yang dilangsungkan pada lingkungan
keluarga dan masyarakat. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal,
secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan
pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk
melakukan berbagai kegiatan belajar. Dengan berbagai kesempatan belajar itu,
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diarahkan dan didorong untuk
mencapai tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dan ditata
dalam suatu kurikulum, yang pada gilirannya dilaksanakan dalam bentuk proses
pembelajaran.

Perkembangan pendidikan di Indonesia sudah semakin maju. Hal ini


didukung dengan adanya tenaga pendidik yang cukup profesional yang mampu
menghasilkan peserta didik yang memiliki kualitas yang lebih baik. Dalam rangka
meningkatkan mutu serta menyempurnakan tujuan pendidikan tersebut maka
pendidikan formal di Indonesia dibagi dalam beberapa jenjang, di antaranya
adalah pendidikan prasekolah yaitu Taman Kanak-kanak (TK) sederajat,
pendidikan dasar (9 tahun) yaitu Sekolah Dasar (SD) dan yang sederajat, serta
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan yang sederajat, selanjutnya pendidikan
menengah (3 tahun) yang terdiri dari, Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan yang sederajat, kemudian berlanjut pada
Pendidikan Tinggi.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan pendidikan dasar yang


bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar bagi peserta didik dalam
mengembangkan kehidupannya. Kemampuan dasar tersebut di antaranya adalah
membaca, menulis, mendengar, menutur, menghitung, mengamati, menghayal,
serta menghayati. Sesuai dengan standar kompetensi yang diterapkan pada
jenjang Sekolah Menengah Pertama yaitu pembelajaran yang menekankan pada
kegiatan apresiasi dan ekspresi maka kegiatan berekspresi Seni Rupa sangat
penting dilaksanakan untuk memberikan bekal pengalaman dan pengetahuan bagi
siswa. Maka dari itu, Guru berperan penting dalam memilih dan menentukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kegiatan berekspresi Seni Rupa yang menarik dan bermanfaat bagi siswa guna
memberikan bekal kemampuan dasar bagi peserta didik.

Pendidikan seni rupa mempunyai peran penting bagi perkembangan


peserta didik dibanding dengan mata pelajaran yang lain. Pendidikan seni rupa di
sekolah diarahkan untuk dapat mengembangkan kreativitas, yaitu agar siswa
mempunyai kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi
dengan hal-hal yang sudah ada, dengan menekankan kemampuan dalam
memecahkan atau menjawab masalah. Pendidikan seni di sekolah juga membekali
siswa untuk memiliki kemampuan berapresiasi yaitu kegiatan mengartikan dan
menyadari sepenuhnya mengenai seluk beluk karya seni serta sensitif terhadap
gejala-gejala estetis dan artistik sehingga mampu menikmati dan memiliki karya
secara semestinya.

Pemahaman tentang pelajaran seni rupa memberikan bekal penting dalam


rangka mengembangkan dan melestarikan seni dan budaya yang dimiliki bangsa.
Seorang siswa adalah sebagai calon anggota masyarakat yang mempunyai potensi
yang harus dikembangkan. Mata pelajaran seni rupa berperan penting dalam
mengolah dan mengembangkan potensi-potensi seni yang dimiliki siswa. Oleh
karena itu seorang guru harus cerdas dalam menentukan praktik kegiatan seni
yang sesuai dengan perkembangan budaya masa kini, agar praktik yang
dilaksanakan dapat memberikan modal keterampilan yang dapat diaplikasikan
dalam kehidupan peserta didik di kemudian hari.

Pembelajaran seni rupa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Eromoko


Wonogiri sebelumnya hanya terfokus pada praktik menggambar desain, sketsa
dan praktik melukis, adapun kegiatan yang bersifat menghasilkan barang/ karya
seni dari hasil keterampilan siswa belum mampu dilaksanakan karena
keterbatasan bahan dan alat serta biaya yang mahal, namun kali ini guru mencoba
menerapkan praktik yang berbeda pada materi seni kriya batik, yakni penerapan
praktik berkarya batik jumputan. Batik jumputan dipilih karena lebih mudah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dilaksanakan juga hanya memerlukan biaya yang relatif terjangkau. Kegiatan


praktik yang baru dan berbeda ini menarik untuk diteliti untuk mengetahui
keberhasilan dan respon siswa. Mata pelajaran seni budaya di SMP N 1 Eromoko
terbagi menjadi seni musik, seni tari, dan seni rupa yang masing-masing siswa
memiliki tingkat ketertarikan yang berbeda. Lebih banyaknya siswa yang lebih
menyukai mata pelajaran seni rupa dibandingkan seni musik dan seni tari, hal ini
membuat rasa ingin tahu peneliti untuk mengetahui proses pelaksanaan
pembelajaran dalam mata pelajaran seni rupa. Selain hal tersebut alasan peneliti
lebih membahas tentang pelaksanaan pembelajaran seni rupa karena seni rupa
merupakan seni yang mengekspresikan pengalaman artistik siswa lewat objek dua
atau tiga dimensi. Dan dipilih kelas VIII B dengan pertimbangan bahwa kelas
tersebut merupakan gabungan dari program pilihan mata pelajaran seni rupa dari
kelas VIII B (kelas unggulan) dan VIII C (kelas regular). Dari uraian tersebut
peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pelaksanaan
Pembelajaran Batik Jumputan pada Mata Pelajaran Seni Budaya Siswa
Kelas VIII B Di SMP Dengan mengetahui
pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran seni budaya/seni rupa di SMP Negeri I
Eromoko Wonogiri khususnya kegiatan praktik berekspresi seni kriya tekstil
dengan berkarya batik jumputan maka akan diketahui seberapa jauh keberhasilan
proses pembelajaran seni rupa dan hambatan dalam pelaksanaan praktik berkarya
batik jumputan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran batik jumputan pada mata pelajaran


seni budaya siswa kelas VIII B di SMP Negeri 1 Eromoko Wonogiri dari segi
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan
alat pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran?
2. Apa hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran batik jumputan pada mata
pelajaran seni budaya siswa kelas VIII B di SMP Negeri I Eromoko
Wonogiri?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran batik jumputan pada mata


pelajaran seni budaya siswa kelas VIII B di SMP Negeri 1 Eromoko Wonogiri
dari segi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
media dan alat pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran batik jumputan
pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas VIII B di SMP Negeri 1
Eromoko Wonogiri.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis, yaitu dapat memperoleh pengetahuan ilmiah tentang


pelaksanaan pembelajaran batik jumputan pada mata pelajaran Seni Budaya
siswa kelas VIII B di SMP Negeri 1 Eromoko Wonogiri.
2. Manfaat Praktis, yaitu:
a. Hasil penelitian dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dan informasi bagi calon peneliti
sebagai perbandingan penelitian sejenis untuk masa mendatang.
c. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi sekolah dan guru
dalam mengatasi kendala belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
seni rupa khususnya dalam berkarya seni batik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan bagian penting dari pembangunan Nasional yang


ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Pendidikan juga
merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, dimana
peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung
manusia dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan persaingan. Tujuan
umum dari pendidikan pada dasarnya adalah menyediakan lingkungan yang
memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya
secara optimal, sehingga dapat diwujudkan dan dapat berfungsi sepenuhnya sesuai
dengan kebutuhan dirinya dan kebutuhan masyarakat.

Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989, Bab 1 Pasal 1pendidikan adalah


usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (Oemar
Hamalik, 1994:2). Pada rumusan ini terkandung empat hal yang perlu
digarisbawahi dan mendapat penjelasan lebih lanjut. Dengan "usaha dasar"
dimaksudkan, bahwa pendidikan diselenggarakan berdasarkan rencana yan
matang, mantap, jelas, lengkap, menyeluruh, berdasarkan pemikiran rasional-
objektif.

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik


supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan
dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat
tercapai sebagaimana yang dinginkan ( Oemar Hamalik, 1994: 3).

commit to user
7
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik bergantung


pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang dimiliki oleh peserta
didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh
dan berkembang. Walaupun dua unsur tersebut sama pentingnya, namun ada
kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan itu disebabkan oleh bakat saja atau
pengaruh lingkungan saja.

Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan


nasional bab 1 ketentuan umum pasal 1, yang dimaksud dengan pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.

2. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Menurut Oemar Hamalik (1994:16) kurikulum berasal dari bahasa latin,


arus ditempuh oleh seorang pelari.
Pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh
siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Beberapa tafsiran lainnya
dikemukakan berikut ini: a) kurikulum memuat isi dan materi pelajaran,
kurikulum adalah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh
siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. b) kurikulum sebagai rencana
pembelajaran, kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk
membelajarkan siswa. c) kurikulum sebagai pengalaman belajar, kurikulum
adalah serangkaian pengalaman belajar.

KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,


yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah,
karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik
peserta didik. KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar
lebih familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tanggungjawab yang memadai. Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan


merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan
kompetitif. Hal tersebut juga sejalan dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan standar
nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam
rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Sedangkan menurut Mulyasa (2007:12) KTSP adalah kurikulum


operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan
pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan
memperhatikan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional pasal 36 yaitu :

a. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar


Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasioanal
b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah dan peserta didik.
c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada
standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan
kurikulum yang dibuat oleh BSNP.

Tujuan umum diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan


memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan(otonomi)
kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Sedangkan secara khusus diterapkannya KTSP adalah untuk:

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif


sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan
memberdayakan sumberdaya yang tersedia.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam


mengembangkan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.

KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam


konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan
wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Hal ini
diharapkan dapat membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan
efektivitas kinerja sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan
satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran,
pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem
penilaian.

3. Pengertian Pembelajaran

Pengertian pembelajaran menurut Oemar Hamalik (1994:57),


pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan belajar. Pembelajaran sebagai suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan
mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Pengertian
mengajar hampir sama dengan pembelajaran, tetapi pada dasarnya berbeda.
Dalam pembelajaran situasi atau kondisi yang memungkinkan terjadinya proses
belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh guru.

Istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama


dengan proses belajar mengajar dimana di dalamnya terjadi interaksi guru dan
siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya
perubahan sikap dan tingkah laku siswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran yaitu:

a. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang


merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana
khusus.
b. Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem
pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan.
c. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang akan
dicapai.
4. Pengertian Seni

Banyak ahli mengemukakan pendapat tentang pengertian seni, menurut


Soedarso (1990:5), menyatakan bahwa "seni adalah karya manusia yang
mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinya, pengalaman batin tersebut
disajikan secara indah /menarik sehingga merangsang timbulnya pengalaman
batin pula pada manusia lain yang menghayatinya.

Sedangkan pengertian Seni menurut Margono (2004: 2), menyebutkan


seni diartikan sebagai suatu aktivitas manusia untuk menciptakan bentuk-
ben
jiwa manusia dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip seni seperti proporsi,
keselarasan, keharmonisan, dan lain-lain sehingga tercipta suatu susunan atau
organisasi elemen-elemen seni yang memiliki keindahan (estetis).

Akhdiat K. Mihardja dalam buku Tinjauan Seni karya Soedarso (1990: 4)


seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan realitas
(mencerminkan kenyataan) dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya
mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohani
penerimanya.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa seni atau kesenian merupakan


bagian dari kebudayaan, dalam hal ini diartikan sebagai gagasan manusia yang
diekspresikan melalui pola kelakuan tertentu sehingga menghasilkan karya yang
indah dan bermakna. Wujud kesenian ini terbagi dalam: pengetahuan, gagasan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

nilai-nilai yang ada pada pikiran manusia, pola kelakuan tertentu untuk
mewujudkan gagasan, dan hasil kelakuan manusia yang berupa karya seni.

Terdapat empat cabang seni yaitu:

a. seni rupa
seni rupa adalah ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis dan bermakna yang
diwujudkan melalui media: titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap
terang yang ditata dengan prinsip-prinsip tertentu.
b. seni musik
seni musik adalah ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis dan bermakna
yang diwujudkan melalui media suara (manusia maupun alat) yang ditata dengan
prinsip-prinsip tertentu.
c. seni tari
seni tari adalah ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis dan bermakna yang
diwujudkan melalui media gerak tubuh manusia yang ditata dengan prinsip-
prinsip tertentu.
d. seni drama
seni drama atau teater adalah ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis dan
bermakna yang diwujudkan melalui media: gerak, suara, dan rupa yang ditata
dengan prinsip-prinsip tertentu.

5. Pengertian Budaya

u
ian ke-budaya- hal-hal yang

Kebudayaan dapat dipandang sebagai latar bagi suatu tipe manusia, yang
bersifat normatif bagi kelompok tertentu, dan yang melahirkan gaya hidup
tertentu yang secara tipikal dan bermakna dan berbeda dengan kelompok lainnya,
yang merupakan latar bagi perwujudan kelakuan dan karya manusia, yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

memberikan sumbangan bagi terwujudnya suatu gaya hidup yang memiliki ciri
khas. Sehingga, segala kelakuan dan karya manusianya mencerminkan
kebudayaan yang mempengaruhinya. ( Tim Abdi Guru, 2007: 1)

Tim Abdi Guru dalam buku Seni Budaya untuk SMP kelas VIII (2007: 1)
meny budaya atau kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan
pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai yang dimiliki oleh manusia sebagai
makhluk sosial; yang isinya adalah perangkat-perangkat model pengetahuan atau
sistem-sistem makna yang terjalin secara menyeluruh dalam simbol-simbol yang
ditransmisikan secara historis.

Kebudayaan memiliki beberapa unsur yang membentuknya. Ada tujuh


unsur kebudayaan yang universal, yaitu: bahasa, sistem pengetahuan, organisasi
sosial, sistem teknologi, sistem religi, dan kesenian. Tiap-tiap unsur kebudayaan
tersebut menjelma dalam tiga wujud, yaitu sebagai: ide, gagasan, norma,
peraturan, dan sebagainya; aktivitas dan tindakan berpola; serta benda-benda hasil
kaya.

6. Pengertian Seni Rupa

Menurut Tim Abdi Guru dalam buku Seni Budaya untuk SMP kelas VIII
(2007:19) menyatakan bahwa: "seni rupa adalah ungkapan rasa atau perasaan
yang estetis dan bermakna yang diwujudkan melalui media titik, garis, bidang,
bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang ditata dengan prinsip-prinsip
tertentu.

Agung Suryahadi (2008: 21) berpendapat bahwa seni rupa adalah seni
yang nampak oleh indra penglihatan dan wujudnya terdiri dari unsur rupa berupa
titik, garis, bidang atau ruang, bentuk atau wujud, warna, gelap terang, dan
tekstur.

Bentuk dalam dunia seni rupa mengekspresian gagasan atau ide menjadi
sebuah karya seni. Bentuk merupakan wujud yang ditampilkan atau yang tampak
sehingga dapat dilihat dan diraba. Bentuk dalam seni rupa dapat dibedakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

menjadi dua kelompok, yaitu bentuk figuratif dan bentuk non-figuratif. Bentuk
figuratif yaitu penggambaran bentuk alam yang sesuai dengan keadaan aslinya
(realistis), sedangkan bentuk non-figuratif yaitu bentuk alam yang telah diubah,
sehingga tidak sesuai dengan aslinya. Bentuk non-figuratif dapat diambil
berdasarkan bentuk-bentuk alam yang diubah, tetapi dapat pula diambil dari
bentuk-bentuk yang ada dalam alam khayal asalkan tidak bertentangan dari
bentuk alam yang biasa disebut bentuk imajinatif.

Karya seni rupa dari ukurannya (dimensi) dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi,
yaitu karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang dan lebar. Contohnya adalah
karya seni lukis, seni grafis, spanduk poster, batik, sablon, dan lain-lain.
Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki
ukuran panjang, lebar, dan tinggi serta memiliki unsur kesan ruang, bentuk, dan
volume. Contoh karya seni tiga dimensi adalah seni patung, seni arsitektur, seni
keramik, dan lain-lain.

Karya seni rupa terutama karya seni dua dimensi, terdiri dari unsur-unsur
sebagai berikut:

a. Titik, merupakan unsur rupa yang paling sederhana. Unsur titik akan
tampak berarti apabila jumlahnya cukup banyak atau ukurannya diperbesar hingga
menjadi bintik.
b. Garis, merupakan unsur rupa yang terbuat dari rangkaian titik yang
terjalin memanjang menjadi satu. Ada empat macam garis yaitu garis lurus, garis
lengkung, garis patah-patah, dan garis spiral atau pilin. Garis lurus berkesan tegas
dan keras. Garis lengkung berkesan lembut dan lentur. Garis patah-patah berkesan
kaku. Garis spiral berkesan luwes.
c. Bidang, merupakan unsur rupa yang terjadi karena pertemuan dari
beberapa garis. Ada dua jenis bidang yaitu Bidang geometris beraturan yang
dipakai dalam ilmu ukur. Bidang non geometris tidak beraturan dan sering
ditemui pada bentuk-bentuk alami.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

d. Bentuk, merupakan unsur seni rupa yang terbentuk karena ruang atau
volume. Unsur bentuk diterapkan pada unsur seni patung, arsitektur, interior, dan
kriya.
e. Warna, merupakan unsur rupa yang terbuat dari pigmen (zat warna).
Warna dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: warna primer adalah warna dasar,
bukan campuran dari warna apapun. Warna primer ini adalah merah (magenta),
kuning (yellow), dan biru (cyan). Warna sekunder, terbentuk dari dua warna
primer, contohnya: hijau, ungu, jingga dan lain-lain. Warna tersier, terbentuk dari
campuran warna sekunder lain atau warna primer. Warnanya seperti warna
sekunder tapi dengan tingkat pengaruh warna primer yang berbeda-beda.
f. Tekstur, merupakan nilai permukaan suatu benda (halus, kasar, licin
atau lainnya). Secara visual, ada dua tekstur: tekstur nyata bila keadaan benda saat
dilihat dan diraba sama nilainya, dan tekstur semu, bila keadaan benda saat dilihat
dan diraba berbeda.
g. Gelap terang, merupakan keadaan suatu bidang yang dibedakan
dengan warna tua dan muda yang disebabkan oleh perbedaan warna atau pengaruh
cahaya.

7. Pengertian Seni Kriya Tekstil

Tekstil telah dikenal dan dibuat oleh manusia sejak zaman sebelum
neolitik sebagai alat pelindung tubuhnya. Kemudian hingga sekarang berkembang
menjadi suatu produk industri yang dapat memenuhi berbagai fungsi dan
kebutuhan. sesuai dengan pengertiannya, tekstil berasal dari kata latin textiles.
kata Perancis texere berarti menenun, benda yang berasal dari serat atau benang
karena dianyam (ditenun) atau dirajut, direnda, dilapis, dikempa menjadi pakaian
atau keperluan lainya.

Kriya tekstil menurut Marlina dan Mila Karmila (2010) merupakan hasil
gagasan, ide, pikiran, perasaan, apresiasi, dan ciptaan manusia yang memiliki nilai
estetik, yang diwujudkan dalam bentuk benda melalui proses kegiatan kreatif
dengan menggunakan bahan utama dari tekstil".
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

Jenis produk kriya tekstil terbagi menjadi dua kelompok yaitu : benda hias
dan benda pakai atau perpaduan dari keduanya. Kriya tekstil yang akan
diwujudkan menjadi karya seni akan terwujud secara maksimal apabila melalui
tahap pembuatan produk kriya tekstil. Desain merupakan langkah awal dalam
mewujudkan suatu karya seni, dan desain merupakan rancangan yang akan
memudahkan dalam pencapaian tujuan atau penciptaan karya seni.

Nanang Rizali (2006: 32) berpendapat bahwa desain tekstil


adalah suatu upaya manusia untuk meningkatkan produk tekstil,
agar memiliki nilai estetis dan ekonomis yang lebih tinggi. Dapat
berarti pula sebagai salah satu unsur penting dari kepaduan
berbagai aspek dalam rangkaian industri tekstil, agar produknya
memiliki kualitas yang tinggi, lebih berdaya guna, menarik dan
nyaman, dengan harga yang dapat terjangkau oleh masyarakat.
Dengan demikian produk tekstil yang mengandung nilai atau
kaidah akan membentuk perilaku dan pola kehidupan masyarakat
yang semakin selektif dalam memilih produk yang sesuai dengan
kebutuhan.

Menurut Tim Abdi Guru dalam buku Seni Budaya untuk kelas VIII (2007:
20) tekstil berasal dari bahasa inggris yang berarti tenun, teknik tenun yang
dimaksud adalah membuat barang pakai dengan cara membuat jalinan benang
tumpang-tindih (saling tegak lurus satu sama lain). Benang ini terdiri dari dua arah
yang terbagi ke dalam arah tegak lurus dan arah mendatar yang membentuk
lembaran kain. Benang tersebut didapat dari pintalan kapuk kapas, sutra, dan
nilon. Kain tenun dalam pengerjaannya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Alat tenun mekanis (bukan mesin), pengerjaanya seluruhnya dengan


tangan manusia.
b. Alat tenun mesin, pengerjaannya terjadinya kain dengan mesin, tenaga
manusia hanya membantu.

Karya seni kriya tekstil meliputi sebagai berikut:

a. Tenun : menenun benang menjadi Kain menggunakan alat tenun, baik


dengan tenaga manusia maupun memakai alat tenun mesin.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

b. Batik : membuat corak atau gambar pada kain yang pembuatannya


secara khusus dengan menggunakan alat canting/ cap.
c. Macramé : membuat anyaman tali yang merupakan rangkaian karya
seni kriya yang berhubungan dengan kain.
d. Smock : menjahit dengan cara mengubah bahan kain menjadi bentuk
kerutan dengan tusuk dan hiasan sulam.
e. Bordir atau sulaman membantu dalam proses menjahit.
f. Printing : peletakan warna pada kain untuk menciptakan corak-corak
tertentu.

8. Pengertian Batik Jumputan

Istilah batik berasal dari "amba" (Jawa), yang artinya menulis dan "nitik".
kata batik sendiri merujuk pada teknik pembuatan corak menggunakan canting
atau cap dan pencelupan kain, dengan menggunakan bahan perintang warna
corak, yang diaplikasikan di atas kain. Sehingga menahan masuknya bahan
pewarna ( Hamidin, 2010: 7). Menurut Joko Dwi Handoyo (2008: 19) nama
jumputan barasal d
berhubungan dengan cara pembuatan kain yang dicomot (ditarik) atau dijumput
(bahasa Jawa).

Seni batik jumputan atau ubar ikat merupakan salah satu cara untuk
mencegah terserapnya pewarna (ubar) oleh bagian-bagian yang diikat. Cara lain
untuk menghindari terserapnya pewarna ialah dengan menggunakan lilin atau
balok-balok kayu. Prinsipnya sama bagian-bagian yang diolesi lilin diikat atau
dijepit balok tidak akan terkena pewarna.

a. Alat dan Bahan Pembuatan Batik Jumputan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan batik jumputan antara
lain:

1) Sabun cuci cair


2) Tali karet atau tali berlilin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

3) Botol pencet
4) Pewarna bubuk atau cair
5) Karet busa
6) Sarung tangan karet
7) Kain
8) Panci

b. Proses Pembuatan Batik Jumputan


1) Menyiapkan kain
Kain yang akan diwarna dicuci dengan air panas yang dicampur
dengan sabun. Hal ini dilakukan untuk menghindari kain mengerut.
2) Proses pengikatan kain
Pada tahap ini perlu menentukan pola desain terlebih dahulu. Pada
tahap awal perlu berlatih pembuatan pola dasar, setelah itu dapat
melanjutkan dengan pola yang bervariatif.
3) Pengaturan warna
Penggunaan warna lebih dari satu lebih rumit dalam pengerjaan.
Pewarnaan dimulai dengan warna yang paling terang. Dan warna gelap
digunakan pada tahap pewarnaan paling akhir.
4) Proses perebusan pewarna
Siapkan panci untuk pewarnaan, perhitungkan besar kecilnya panci
agar dapat menampung seluruh kain yang akan diwarna. Isilah panci
dengan air panas, lalu masukkan pewarna yang warnanya gelap karena
akan lebih mudah merata dari pada yang terang. Letakkan panci di atas api
agar tetap panas selama proses pewarnaan, karena hasil pewarnaan akan
lebih awet.
5) Proses pencucian kain
Setelah proses pewarnaan selesai, kain kemudian diangkat dan
dibilas dengan air yang mengalir hingga bersih. Kemudian rendam pada
larutan cuka untuk mencegah agar warna kain tidak luntur. Setelah dibilas

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

bersih, ikatan pada kain dilepas satu persatu. Kain dibilas lagi dalam air
yang mengalir dan kemudian dijemur.

9. Komponen dalam Pembelajaran


a. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu


dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran, sebab segala kegiatan
pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan-tujuan tersebut. Menurut Robert
F. Mager ebagai perilaku yang hendak dicapai
atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi
tertentu. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/08/30/tujuan-pembelajaran-
sebagai-komponen-penting-dalam-pembelajaran/)

b. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dalam arti luas tidak hanya yang tertuang dalam buku
paket yang diwajibkan, akan tetapi mencakup keseluruhan materi pembelajaran.
Setiap aktivitas belajar mengajar pasti harus ada materinya. Semua materi
pembelajaran harus diorganisasikan secara sistematis

c. Metode Pembelajaran
1) Metode Ceramah

Metode ceramah sebagai sebuah bentuk interaksi belajar mengajar yang


dilakukan melalui penjelasan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap
sekelompok peserta didik. Dalam metode ceramah seorang guru sangat
mendominasi dan menjadi subjek dalam sebuah pembelajaran, sementara siswa
adalah sebagai objek pasif menerima apa yang disampaikan oleh guru.

Kelebihan dari metode ceramah yaitu: (1) Mudah mengorganisasikan


tempat duduk/ kelas. (2) Dapat diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar. (3)
Lebih mudah mempersiapkan dan melaksanakannya. (4) Biaya lebih murah dan
dapat sekaligus untuk orang banyak. (5) Metode ini sangat tepat untuk guru yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

akan memulai mengenalkan materi. Sedangkan kelemahan metode ceramah yaitu:


(1) Peserta didik dengan karakteristik auditif (mendengar) dapat menyerap
informasi lebih banyak, sedangkan peserta didik dengan karakteristik visual
menjadi rugi karena miskin informasi. (2) Apabila selalu digunakan dan terlalu
lama maka pembelajaran akan terkesan membosankan. (3) Menyebabkan peserta
didik menjadi pasif. (4) Tidak memberi kesempatan untuk berdiskusi.

2) Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah cara belajar mengajar yang diterapkan guru
dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab, atau sebaliknya
siswa bertanya dan guru menjawab.

Metode tanya jawab digunakan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui


penguasaan bahan pelajaran melalui ingatan dan pengungkapan perasaan serta
sikap siswa tentang fakta yang dipelajari. (2) Mengetahui jalan berpikir siswa
secara sistematis dan logis dalam memecahkan masalah. (3) Memberikan tekanan
perhatian pada bagian-bagian pelajaran yang dipandang penting serta mampu
menyimpulkan dan mengikutsertakan pelajaran sehingga mencapai perumusan
yang baik dan tepat. (4) Memperkuat lagi kaitan antara suatu pertanyaan dengan
jawabannya sehingga dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran
dan mengembangkan kemampuannya untuk mengembangkan pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki. (5) Membiasakan siswa mengenal bentuk dan
jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat.

3) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar mengajar yang


sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses, atau prosedur
yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian
siswa. Metode Demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan
atau prosedur yang dilakukan misalnya: proses mengerjakan sesuatu, proses
menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, atau
untuk mengetahui/ melihat kebenaran sesuatu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

Tujuan digunakannya metode demonstrasi antara lain :

a) Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh


siswa.
b) Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.
c) Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa
secara bersama-sama.

4) Metode Resitasi (Pemberian Tugas)

Metode resitasi adalah suatu format interaksi belajar mengajar yang


ditandai adanya satu atau lebih tugas yang diberikan oleh guru dimana
penyelesaian tugas tersebut dapat dilakukan secara perseorangan atau secara
kelompok sesuai dengan perintahnya.

Kelebihan Metode Resitasi adalah :

a) Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri


akan dapat diingat lebih lama.
b) Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian,
inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.

Kelemahan Metode Resitasi adalah :

a) Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik


hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah
mengerjakan sendiri.
b) Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

5) Metode Diskusi

Metode diskusi sebagai suatu kegiatan belajar mengajar yang


membincangkan suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih (dapat guru dan siswa atau siswa dan siswa lain), dimana orang-orang yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap topik atau masalah yang
menjadi pokok pembicaraan, sehingga mendapatkan berbagai alternatif jawaban
terhadap topik atau masalah yang didiskusikan.

d. Media dan Alat Pembelajaran

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan.


Menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 4) media pembelajaran adalah sarana
pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran
untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran.
Dalam pengertian lebih luas media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas.

Dari pengertian di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa subtansi dari
media pembelajaran adalah: (1) Bentuk saluran, yang digunakan untuk
menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau
pembelajar. (2) Berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang
dapat merangsang pembelajar untuk belajar. (3) Bentuk alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar. (4) Bentuk-bentuk
komunikasi yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar, baik cetak maupun
audio, visual, dan audio-visual.

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah


sebagai berikut:

1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas,


2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,
3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar,
4) dan Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

e. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar.
Secara sistemik evaluasi pembelajaran diarahkan pada komponen-komponen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

sistem pembelajaran, yang mencakup komponen input, yakni perilaku awal (entry
behavior) siswa, komponen input instrumental yakni kemampuan professional
guru/tenaga kependidikan, komponen kurikulum (program studi, metode, media),
komponen administrative (alat, waktu, dana), komponen proses ialah prosedur
pelaksanaan pembelajaran, komponen output ialah hasil pembelajaran yang
menandai ketercapaian tujuan pembelajaran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

B. Kerangka Berpikir

Kurikulum (KTSP)

Silabus

RPP

Proses Pelaksanaan
Guru Seni Rupa Siswa
Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
3. Metode Pembelajaran
4. Media dan Alat
Pembelajaran
5. Evaluasi Pembelajaran

Keberhasilan
Pembelajaran Praktik
Batik Jumputan Siswa
kelas VIII B SMP N 1
Eromoko Wonogiri

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Eromoko Wonogiri,


yang beralamat di Songputri, Sindukarto, Eromoko kabupaten Wonogiri. Website:
http://www.smpn1eromoko.sch.id//, telp. (0273) 3332608, kode pos 57663.
Tempat dipilih karena untuk mencari data-data tentang pelaksanaan pembelajaran
seni rupa pada kelas VII B SMP Negeri I Eromoko Wonogiri.

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Januari sampai bulan Maret
tahun 2012 yang meliputi kegiatan persiapan sampai dengan selesainya penulisan
laporan penelitian. Tetapi tidak menutup kemungkinan waktu penelitian ini
dipersingkat atau diperpanjang sampai data yang diperlukan terpenuhi.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian


deskriptif kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong (2004: penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
lain-lain, secara holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah
berupa kata-kata, kalimat, pencatatan dokumen maupun arsip yang memiliki arti
lebih dari sekedar angka atau frekuensi.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model tunggal


terpancang (embedded research).

Menurut H. B. Sutopo (2002: 112) pada penelitian


terpancang peneliti di dalam proposalnya sudah memilih dan
menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum
memasuki lapangan studinya. Namun demikian, meskipun peneliti
commit to user

25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

sudah memilih variabel tertentu sebagai fokusnya, tetap harus


terbuka, dan dalam melakukan analisis ia harus tetap berpikir
holistik di mana berbagai variabel lain yang ada, meski tidak dalam
posisi terfokus tetap ada hubungan yang bersifat interaktif dengan
variabel utamanya, sehingga bila cukup penting juga memerlukan
deskripsi penjelasan di dalam laporan penelitiannya. hal ini sangat
berkaitan dengan sifat penelitian kualitatif yang lentur dan terbuka.

Penelitian studi kasus tunggal adalah penelitian yang terarah pada suatu
karakteristik tetapi tetap dalam variabel fokusnya. Artinya, penelitian tersebut
hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi, atau satu subyek) tetapi tidak

karena penelitian ini dilaksanakan di satu tempat yaitu di SMP Negeri I Eromoko

C. Sumber Data

Sumber data adalah suatu informasi yang diperlukan untuk digali dan
dikaji dalam suatu penelitian sehingga menghasilkan pemahaman dengan
simpulan yang tepat (H.B. Sutopo, 2002: 49). Dalam penelitian kualitatif, sumber
data yang utama adalah kata-kata, dokumen, dan arsip.

Untuk mencari data yang sesuai dengan permasalahan, maka peneliti


menggunakan sumber data sebagai berikut:

1. Informan atau narasumber


Informan atau narasumber, yaitu seorang yang diwawancarai dan dianggap
mengetahui tentang permasalahan yang diteliti. Kemudian data-data yang
diperoleh dari informan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Informan
dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran seni rupa yaitu Bapak Agung
Bayu Saputro, S. Pd dan beberapa siswa kelas VIII B SMP Negeri I Eromoko
Wonogiri (yaitu : Agung Setyo Nugroho, Jendra Hayu Ningrat, Dewi Larasati
dan Wahyu Putra Pradana).
2. Tempat dan Peristiwa
Tempat yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data-data dengan
melihat dan mengamati secara langsung yaitu di SMP Negeri I Eromoko
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

Wonogiri kelas VIII B pada saat peristiwa proses pembelajaran seni


budaya/seni rupa
3. Foto dan Dokumen
Foto dalam penelitian ini adalah gambar suasana saat pelajaran
berlangsung, serta hasil belajar siswa yang telah ditempuh oleh siswa.
Beberapa dokumen seperti kurikulum, silabus, RPP, dan kalender akademik.
4. Kepustakaan
Sumber kepustakaan yaitu sejumlah informasi berupa buku-buku yang
berkaitan dengan pembelajaran seni budaya/seni rupa.

D. Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2005: 52) menyatakan bahwa: "Teknik sampling


adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan".

Menurut Sutama (2011: 123) menyatakan bahwa "sampling bertujuan


(purposive sampling) adalah suatu strategi jika seseorang menginginkan agar
dapat memahami sesuatu mengenai kasus-kasus terpilih tertentu tanpa
membutuhkan untuk menggeneralisasikan kepada semua kasus seperti itu".

Teknik sampling merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi


pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi (H. B.
Sutopo, 2002: 55).

Pengambilan sampel didasarkan atas berbagai pertimbangan tertentu,


maka pengertiannya sejajar dengan jenis teknik cuplikan yang dikenal dengan
purposive sampling. Bersifat "purposive" karena dipandang lebih mampu
menangkap kelengkapan dan kedalaman data di dalam menghadapi realitas yang
tidak tunggal. Pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang
memiliki data yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang
diteliti. (H.B. Sutopo, 2002: 36). Dalam penelitian ini teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling, dengan kecenderungan peneliti untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara


mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. (H.B.
Sutopo, 2002: 56). Jadi purposive sampling adalah memilih subyek yang
mengetahui informasi yang diteliti sehingga didapat sumber data yang mantap.

Teknik ini dipilih karena dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan


informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan dalam
memperoleh data, dalam penelitian ini lebih memilih informan yang dianggap
mengetahui informasi dan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya
guna menjadi sumber data yang tepat. Dalam hal ini peneliti menggali informasi
dari guru mata pelajaran seni rupa, siswa kelas VIII B dan yang mengetahui
tentang pelaksanaan pembelajaran praktik batik jumputan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap


kegiatan penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk mendapat data yang akurat,
terperinci, dapat dipercaya serta dipertanggungjawabkan, maka teknik penelitian
yang digunakan harus tepat.

Dalam penelitian kualitatif, maka pegumpulan data yang digunakan dalam


penelitian ini yaitu menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik yang mendekati sumber informasi


dengan cara Tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan
berdasarkan tujuan penelitian. Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J. Moleong, 2009: 186).

H. B Sutopo (2002: 59) mengemukakan bahwa , "wawancara di dalam


penelitian kualitatif dilakukan secara tidak terstruktur atau sering disebut sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

teknik "wawancara mendalam" karena peneliti merasa tidak tahu apa yang tidak
diketahuinya". Dengan demikian wawancara dilakukan dengan "open-ended" dan
mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak
secara formal terstruktur. Sedangkan menurut Nyoman Kutha Ratna (2010: 231)
menyatakan bahwa "wawancara mendalam didefinisikan sebagai proses
penggalian informasi dari peneliti terhadap informan yang dilakukan dalam waktu
yang relatif lama sehingga terjalin hubungan yang akrab".

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran


seni budaya dan siswa kelas VIII B SMP N I Eromoko Wonogiri. Maka diperoleh
data-data secara langsung mengenai pelaksanaan pembelajaran praktik batik
Jumputan.

2. Observasi

Observasi dalam pengumpulan data merupakan pengamatan langsung


objek yang diselidiki. H. B. Sutopo, teknik
observasi digunakan untuk menggali data dari nara sumber data yang berupa
peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta gambar. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan pengumpulan data dengan observasi langsung dengan cara
peneliti langsung terjun ke lokasi penelitian. pada observasi langsung peneliti
memilih untuk menggunakan observasi pasif.

Menurut H. B. Sutopo (2002: 65) menyatakan bahwa:"


observasi pasif" dilakukan dengan mendatangi peristiwa, kehadiran
peneliti di lokasi sudah menunjukan peran yang paling pasif, sebab
sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat
pasif, namun hadir dalam konteksnya. Mengenai perilaku dan
kondisi lingkungan penelitian bisa dilakukan observasi baik secara
formal atau informal. Secara formal dapat diamati misalnya
mengamati suatu kegiatan atau perilaku tertentu sedangkan, secara
informal pengamatan dapat dilakukan selama kunjungan misalnya
mengamati situasi berbagai hal yang ditemui.

Pada observasi ini peneliti secara langsung mengamati proses pelaksanaan


pembelajaran seni rupa kegiatan pratik pembelajaran batik jumputan dari awal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

sampai akhir di SMP Negeri I Eromoko Wonogiri. Dalam penelitian ini peneliti
mengamati:

a. Bapak Agung Bayu Saputro, S. Pd. dari saat mengawali pembelajaran,


pemberian materi pembelajaran, penggunaan metode, media dan alat
pembelajaran, memberikan evaluasi pembelajaran, sampai mengakhiri
proses pelaksanaan pembelajaran batik jumputan.
b. Siswa kelas VIII B SMP Negeri I Eromoko Wonogiri

3. Dokumentasi

Guba dan Lincoln dalam


menyatakan dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record,
yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang peneliti.

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dipakai dalam


penelitian dengan menggunakan sumber-sumber dokumen. Dokumen dapat
berupa foto-foto dari objek penelitian. Penggunaan foto untuk melengkapi sumber
data. Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering
digunakan untuk menelaah segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara
induktif (Lexy J. Moleong, 2004: 160).

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa catatan, foto


sekolah yang digunakan sebagai lokasi penelitian yaitu SMP Negeri I Eromoko
Wonogiri, foto saat melakukan wawancara dengan guru seni rupa Bapak Agung
Bayu Saputro, S. Pd dan beberapa siswa kelas VIII B SMP Negeri I Eromoko,
foto pada saat pelaksanaan pembelajaran seni rupa kegiatan praktik pembuatan
batik jumputan berlangsung, foto saat guru memberikan materi pelajaran
menggunakan metode ceramah, foto contoh desain untuk pembuatan batik
jumputan di papan tulis, foto hasil karya siswa berupa batik jumputan kelas VIII B
SMP Negeri I Eromoko Wonogiri.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

F. Validitas Data

Data yang telah berhasil didapat, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu
setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk
mengembangkan validitas data yang diperoleh. Untuk memperoleh suatu
keabsahan data, dalam penelitian kualitatif ini menggunakan teknik triangulasi
dan review informan.

Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang


memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy J. Moleong, 2004: 330).
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dalam penelitian kualitatif , (Patton dalam Lexy J. Moleong, 2001: 330). Hal itu
dapat dicapai dengan jalan: (a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan
data hasil wawancara, (b) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan
umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (c) Membandingkan apa
yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang
dikatakannya sepanjang waktu, (d) Membandingkan keadaan dan perspektif
seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa,
orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, ataupun orang
pemerintahan, (e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang
berkaitan. Data-data yang perlu untuk perbandingan dengan data sumber lain yaitu
memandingkan hasil wawancara dari Guru Seni Rupa dan siswa kelas VIII B
SMP Negeri I Eromoko Wonogiri.

Teknik review atau informan review, merupakan usaha pengembangan


validitas penelitian yang sering digunakan oleh peneliti kualitatif. Pada saat
peneliti sudah mendapatkan data yang cukup lengkap dan berusaha menyusun
sajian datanya walaupun mungkin masih belum utuh dan menyeluruh, maka unit-
unit laporan yang telah disusunya perlu dikomunikasikan dengan informannya,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

khususnya yang dipandang sebagai informan pokok (key informant) (H.B. Sutopo,
2002: 83). Sebelum penulisan laporan, dalam penelitian ini data yang sudah
diperoleh peneliti dilakukan pengulangan kembali informasi atau dicek kembali
oleh informan yaitu guru mata pelajaran seni budaya kelas VIII dan siswa kelas
VIII B SMP Negeri I Eromoko Wonogiri, agar diketahui bahwa data yang telah
diperoleh tersebut sesuai dengan keadaan sesungguhnya atau terbukti
kebenarannya.

G. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis interaktif. Menurut H. B. Sutopo (2002:
proses analisis data ada tiga komponen yang harus disadari sepenuhnya oleh
, (2) Sajian Data (3)
Penarikan simpulan serta verifikasi.

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Simpulan/
Verifikasi

Gb. 2. Model analisis interaktif

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan


abstraksi data fieldnote (catatan lapangan). pada waktu pengumpulan data
berlangsung, reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan dari catatan data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

yang diperoleh di lapangan. Dalam penyusunan ringkasan tersebut peneliti juga


membuat coding, memusatkan tema, menentukan batas-batas permasalahan, dan
juga menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung terus sampai laporan akhir
penelitian selesai disusun. Reduksi data mulai berlangsung dari awal pengambilan
keputusan tentang kerangka kerja, pemilihan topik atau rumusan masalah,
menyusun pertanyaan penelitian, dan menentukan langkah-langkah pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran praktik
batik jumputan pada mata pelajaran seni budaya/ seni rupa siswa kelas VIII B di
SMP Negeri I Eromoko Wonogiri.

2. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam


bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian ini
merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila
dibaca, akan bisa mudah dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan
peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan
pemahaman tersebut. Sajian data ini mengacu pada rumusan masalah yang telah
dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan
deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap
permasalahan yang ada. Masalah penelitian ini yaitu mengenai pelaksanaan
pembelajaran praktik batik jumputan pada mata pelajaran seni budaya/ seni rupa
kelas VIII B dari segi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, media dan alat pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran di SMP
Negeri I Eromoko Wonogiri.

3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi

Penarikan simpulan merupakan proses dimana suatu analisis yang


dilakukan semakin tampak jelas. Sejak dari awal kegiatan penelitian dengan
melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyatan-pernyataan,
konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi.
Kemudian simpulan juga perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengulangan untuk


tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat, sebagai akibat
pemikiran peneliti ada waktu menulis dengan melihat kembali data di lapangan.
Simpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung mengenai pelaksanaan
pembelajaran praktik batik jumputan pada mata pelajaran seni rupa siswa kelas
VIII B di SMP Negeri I Eromoko Wonogiri dari segi tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, media dan alat pembelajaran, serta evaluasi
pembelajaran.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan kejelasan langkah-langkah penelitian dari


awal hingga akhir. Prosedur penelitian meliputi empat tahap sebagai berikut:

1. Tahap Pralapangan

Tahap pralapangan merupakan tahap awal yang meliputi kegiatan memilih


lokasi penelitian, mengajukan usulan penelitian dan proposal, mengurus surat ijin
ke lembaga yang bersangkutan, mengadakan observasi, dan tahap yang terakhir
adalah persiapan penelitian dalam hal ini menyiapkan segala perlengkapan yang
dibutuhkan dalam proses penelitian supaya saat penelitian dapat berjalan dengan
lancar.

2. Tahap Observasi Lapangan

Tahap observasi lapangan merupakan tahap segala aktivitas lapangan


yang dilakukan secara langsung untuk mendapatkan data yang lengkap antara lain
mengumpulkan data dengan melakukan observasi, memotret proses pelaksanaan
pembelajaran siswa di kelas, wawancara dan pengayaan review informan terhadap
pelaksanaan pembelajaran seni budaya/ seni rupa.

3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan.
Analisis membutuhkan daya kreatif serta kemampuan intelektual tinggi. Pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

kegiatan pengumpulan data meliputi observasi, interview, dan menjadi data-data


yang telah siap disajikan melalui proses analisis. Tahap analisis ini antara lain:
melakukan analisis awal pada data yang telah terkumpul, menyusun dan
mengembangkan sajian data, pengayaan dan pengamalan data, merumuskan
simpulan akhir dalam laporan penelitian.

4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

Penyusunan laporan penelitian merupakan kegiatan akhir dalam penelitian


yang berupa laporan hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Kegiatan yang
dilakukan dalam tahap penyusunan laporan penelitian antara lain: (a) menyusun
laporan awal, (b) merevisi hasil laporan, (c) menyusun laporan akhir, (d)
pengesahan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMP Negeri 1 Eromoko diresmikan penggunaannya oleh Mendikbud Prof.


Dr .Noegroho Notosoesanto tanggal 15 Desember 1983. SMP Negeri I Eromoko
berlokasi di Jalan Raya Pracimantoro-Solo, tepatnya Dusun Songputri, Desa
Sindukarto, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri.

Gambar 3.1. Lobi Gedung SMP Negeri I Eromoko Tampak Depan


(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

Visi SMP Negeri I Eromoko adalah menjadi sekolah yang berbudi,


berprestasi dan unggul dalam teknologi. Misi SMP Negeri I Eromoko adalah: (1)
mengembangkan kinerja sekolah yang terprogram, transparan, efektif, inovatif,
akuntabel dan bernuansa kekeluargaan (misi managemen). (2) menciptakan situasi
proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan dan tuntas (misi
kegiatan belajar mengajar). (3) mengembangkan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan yang jujur, dinamis dan menguasai teknologi melalui diklat yang
relefan( misi sumber daya manusia). (4) mewujudkan lingkungan sekolah dengan
tata ruang yang nyaman, terprogram dengan ditunjang sarana dan prasarana yang
memadai (misi fasilitas lingkungan hidup).

commit to user

36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

SMP Negeri I Eromoko Wonogiri menggunakan Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan (KTSP). SMP Negeri I Eromoko Wonogiri dalam
meningkatkan kualitas sistem pendidikan di Indonesia membuat program Sekolah
Standar Nasional (SSN), dengan status tersebut siswa dituntut untuk belajar lebih
baik lagi dengan hasil yang berkualitas. Siswa ditekankan mampu menguasai
kompetensi dasar yang lebih tinggi dari standar Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yang telah ditetapkan adalah 76 untuk kelas unggulan dan 75 untuk kelas
regular.

Fasilitas SMP Negeri I Eromoko Wonogiri adalah ruang kepala sekolah,


ruang belajar/ kelas, perpustakaan, laboratorium fisika, laboratorium biologi,
laboratorium komputer, laboratorim bahasa, ruang BP/ BK, ruang UKS, ruang
OSIS, ruang PMR, ruang pramuka, ruang aula, masjid, ruang guru, ruang TU,
koperasi, rumah penjaga, gudang, ruang penggandaan, kamar mandi, kantin,
taman, dan tempat parkir.

Tenaga pengajar di SMP Negeri I Eromoko Wonogiri ada 43 guru antara


lain 5 guru bidang studi IPS, 5 guru bidang studi IPA, 4 guru bidang studi bahasa
Indonesia, 6 guru bidang studi bahasa Inggris, 6 guru bidang studi matematika, 2
guru bidang studi bimbingan dan konseling, 2 guru bidang studi pendidikan
jasmani dan kesehatan, 1 guru bidang studi agama Kristen, 2 guru bidang studi
pendidikan kewarganegaraan, 1 guru bidang studi seni tari, 2 guru bidang studi
bahasa jawa, 1 guru bidang studi seni musik, 1 guru bidang studi seni rupa, 3 guru
bidang studi TIK, dan 1 guru agama islam.

Kondisi di lingkungan SMP Negeri I Eromoko bisa dikatakan aman,


nyaman, dan tenang untuk proses pelaksanaan belajar mengajar karena meskipun
letaknya dekat dengan jalan raya tetapi keramaian di jalan raya tidak terdengar
sampai di ruang kelas. Gedung sekolah SMP Negeri I Eromoko merupakan jenis
bangunan permanen. Bangunan sekolah ini mempunyai 21 ruang kelas yaitu kelas
VII A-VII G, kelas VIII A- VIII G, kelas IX A- IX G, dan fasilitas lain seperti
mushola sebagai tempat ibadah, kamar mandi siswa dan guru, tempat parkir

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

kendaraan untuk guru, kantin sekolah, dan lapangan untuk upacara. Ruang kelas
di SMP Negeri I Eromoko sebagian besar sudah cukup memenuhi syarat untuk
tempat proses belajar mengajar siswa, salah satunya adalah kelas VIII B, di sini
terdapat papan tulis ( white board) yang menempel di tembok depan kelas, di
sebelah kanan depan terdapat meja guru yang di atasnya terdapat jurnal, absensi
siswa, spidol, dan juga penghapus white board. Kemudian di sebelah kiri depan
terdapat tempat untuk mencuci tangan. Dan terdapat meja dan kursi yang cukup
memadai untuk siswa yang berjumlah 35-40 anak.

Kepala sekolah di SMP Negeri I Eromoko mulai tahun 2007 sampai


sekarang dijabat oleh Dra. Lulis Ambarwati, M. Pd. yang sebelumnya dijabat
oleh Dra. Sri Sularni. Guru mata pelajaran seni rupa SMP Negeri I Eromoko
diampu oleh Bapak Agung Bayu Saputro, S.Pd beliau telah mengenyam
pendidikan SI Pendidikan Seni Rupa di Universitas Sebelas Maret. Beliau mulai
mengajar di SMP Negeri I Eromoko mulai tahun 2008 hingga sekarang dan
mengajar kelas VII, VIII dan IX untuk mata pelajaran seni rupa.

B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Batik Jumputan Pada Siswa Kelas


VIII B SMP Negeri I Eromoko Wonogiri
1. Tujuan Pembelajaran Batik Jumputan

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu


dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran karena segala kegiatan
pembelajaran bermuara pada tujuan-tujuan tersebut. Pada dasarnya tujuan mata
pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama adalah Memahami konsep
dan pentingnya seni budaya, Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya,
Menampilkan kreativitas melalui seni budaya, dan Menampilkan peran serta
dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global.

Tujuan pembelajaran seni kriya tekstil di SMP Negeri I Eromoko


Wonogiri di dalam RPP yang disusun oleh guru adalah siswa mampu: (1).
Menjelaskan konsep tekstil dengan teknik dan corak batik jumputan, (2).
Menyebutkan bahan dan alat batik jumputan/ tutup celup, (3). Menjelaskan teknik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

pembuatan batik jumputan/ tutup celup, (4). Membuat benda pakai dengan teknik
batik jumputan/ tutup celup.

Pada pembelajaran seni kriya tekstil batik jumputan, siswa dilatih dan
dibimbing guru untuk mampu menguasai teori atau praktik batik jumputan (tutup
celup). Untuk mengetahui berapa jauh tingkat keberhasilan pembelajaran tersebut
ditentukan dari beberapa aspek nilai diantaranya, dari segi kognitif (pengetahuan)
siswa dapat menjelaskan pengertian batik jumputan (tutup celup), dari segi afektif
(sikap) siswa memperhatikan dan mencatat tujuan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru, dan dari segi psikomotorik (keterampilan) siswa
mempraktikan gambar desain yang dibuat dengan batik jumputan.

2. Materi Pembelajaran Batik Jumputan

Dalam silabus, materi pembelajaran batik jumputan siswa kelas VIII di


SMP Negeri I Eromoko Wonogiri, standar kompetensinya adalah
mengekspresikan diri melalui karya seni rupa, dan kompetensi dasarnya adalah
membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik dan corak seni rupa terapan
Nusantara. Didalam penyampaian materi pembelajaran batik jumputan ini
dilaksanakan dalam beberapa tahapan sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah ditentukan. Materi pembelajaran batik jumputan tersebut
adalah:

a. Ragam hias pola batik

Ragam hias dalam seni rupa bisa berfungsi mengisi kekosongan suatu
bidang dan juga berfungsi simbolis. Sebagai contoh, ragam hias hias burung
dalam nekara perunggu mempunyai simbol arwah nenek moyang. Ragam hias
berkaitan dengan pola hias dan motif. Pola hias merupakan unsur dasar yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam merancang suatu hiasan. Sedangkan motif hias
merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar dalam perwujudan ragam hias, yang
meliputi gejala bentuk alami ciptaan tuhan seperti manusia, binatang, tumbuhan,
gunung, batuan, air, awan, dan lainnya serta hasil kreasi manusia. Jadi ragam hias

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

adalah susunan pola hias yang menggunakan motif hias dengan kaidah-kaidah
tertentu pada suatu bidang atau ruang sehingga menghasilkan bentuk yang indah.

Ragam hias dapat dibedakan dalam tiga motif, yaitu motif geometris,
motif nongeometris, dan motif benda mati. Motif geometris antara lain berupa:
pilin ganda, tumpal, meander, swastika, dan kawung. Motif nongeometris berupa:
manusia, binatang, dan tumbuhan. Motif benda mati berupa: air, api, awan, batu,
gunung, matahari.

b. Media berkarya batik jumputan

1) Bahan

Bahan untuk berkarya batik jumputan terdiri dari kain mori/ katun, garam,
dan zat pewarna. Kain mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun.
Kualitas kain mori bermacam-macam jenisnya dan sangat menentukan baik
buruknya kain batik yang dihasilkan. Selain kain mori kain sutera dapat juga
digunakan sebagai bahan baku batik, tapi harganya sangat mahal.

Zat pewarna untuk membuat batik dapat diperoleh dari alam dan buatan
pabrik. Untuk batik klasik, zat pewarna diperoleh dari alam, misalnya warna hijau
dibuat dari daun jarak kepyar, warna merah dibuat dari daun jati muda, dan warna
kuning dibuat dari rimpang kunyit yang dicampur dengan kapur sirih. Batik
tradisional dan modern sudah menggunakan zat pewarna buatan pabrik yaitu
remasol dan naphtol. Wujudnya berupa serbuk dan dapat dilarutkan dalam air
dingin. Water glass merupakan zat kimia yang berfungsi untuk mengikat warna
agar tidak pudar. Garam dapur berfungsi untuk merekatkan zat warna(remasol)
kedalam kain saat proses pewarnaan kain.

2) Alat

Alat merupakan sarana prasarana yang diperlukan dalam proses berkarya


batik jumputan, dengan adanya alat yang lengkap didukung teknik dan proses
yang tepat akan mempermudah kita dalam melaksanakan kegiatan berkarya batik
jumputan. Alat yang diperlukan dalam berkarya batik jumputan diantaranya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

adalah: (a) benang jahit, untuk menjahit kain sesuai dengan desain yang telah
dibuat. (b) tali rafia, digunakan untuk mengikat kain. (c) plastik, digunakan untuk
membungkus kain yang telah di ikat, ini dilakukan untuk menginginkan warna
yang berbeda. (d) kelereng, digunakan untuk mengisi ruang kain yang diikat. (e)
gunting, digunakan untuk menggunting benang. (f) penggaris, digunakan untuk
menggambar desain agar simetris. (g) pensil, digunakan untuk membuat gambar
desain pada kain. (h) panci dan kompor, digunakan untuk merebus remasol untuk
proses pewarnaan dan vixanol/waterglass untuk mengunci warna. (i) jarum,
digunakan untuk menjahit desain. (j) kuas atau spon, untuk meyapu warna pada
kain. (k) kayu, untuk mengaduk pada proses perebusan pewarna remasol dan
vixanol.

c. Cara membuat batik jumputan

Batik jumputan merupakan cara memberi motif pada kain putih dengan
teknik celupan. Dasar pembuatan motifnya adalah adanya bagian-bagian yang
tertutup sehingga pada proses pencelupan bagian tersebut tidak terkena cairan
warna. Cara menutup bagian itu adalah mengikat erat-erat sehingga rembesan
warna celupan tertahan oleh ikatan itu. Untuk lebih jelasnya proses pembuatan
batik jumputan akan diuraikan pada tahapan berikut ini.

1) Gunting kain mori sesuai ukuran, misal 30 x 30 cm.


2) Buatlah desain sesuai bentuk yang dikehendaki (jangan terlalu rumit
agar mempermudah proses pengikatan).
3) Gunakan jarum dan benang untuk menjahit motif sesuai bentuk motif
dengan teknik tusuk jelujur (khusus untuk bentuk yang memiliki
lekukan atau cekungan yang melintang, seperti bentuk bunga, bintang,
zig-zag,dll).
4) Tarik ujung benang hingga hasil jahitan menyatu (perhatikan lekukan
kain usahakan jangan sampai terlipat menimpa ikatan benang).
5) Ikat bagian jahitan yang telah menyatu dengan tali rafia.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

6) Untuk menambah variasi bentuk, sebelum mengikat kain bubuhkan


benda seperti kelereng, uang logam, batu kerikil, pecahan genting atau
pecahan keramik yang telah dibentuk (semakin banyak bagian kain
yang diikat maka akan semakin banyak pula motif yang dihasilkan).
7) Setelah selesai siapkan warna pencelup. Masing-masing pencelup
berbeda-beda, baik jenis maupun cara penyajiannya. Untuk lebih
mudah gunakan zat warna remasol.
8) Siapkan panci, isi dengan air lalu masak di kompor.
9) Setelah itu taburkanlah pewarna pada panci dan garam dapur
secukupnya (baca aturan pakai pada bungkusnya). Aduk sampai rata.
10) Setelah agak mendidih celupkanlah kain tersebut ke dalam panci
tersebut.
11) Jika menginginkan satu warna maka kain semuanya dicelupkan.
Namun jika menginginkan lebih dari satu warna maka bagian yang lain
disisakan untuk pencelupan dengan warna berikutnya. Kamu dapat
menghalangi bagian tertentu dengan plastik supaya tidak terkena
cairan.
12) Setelah warna meresap kekain, angkat dan tiriskan.
13) Kemudian buka ikatannya.
14) Tiriskan pada gawangan atau tempat jemuran hingga benar-benar
kering.
15) Untuk menjaga agar warna tidak pudar rendam kain hasil ikatan pada
cairan waterglass/ vixanol yang direbus hingga mendidih setelah itu
tiriskan kembali pada tempat jemuran.
16) Jadilah karya batik jumputan. Untuk lembih mempercantik hasil karya
berilah bingkai atau obras bagian pinggir dan disetrika.
17) Hal ini dapat diaplikasikan pada pakaian/ kaos yang telah jadi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

3. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran batik jumputan(tutup celup).

Pada tahap awal ini guru menyampaikan materi pembelajaran batik


jumputan secara teori dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a). mengadakan
persensi siswa di kelas VIII B untuk mencatat siswa yang hadir dan yang tidak
hadir, dengan kegiatan persensi guru dapat memantau siswa, (b). guru menulis
agenda materi apa yang akan diberikan pada kelas VIII B pada hari tersebut dan
mengamati persiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran batik
jumputan (tutup celup), (c).guru menyampaikan materi kegiatan batik jumputan,
materi tersebut antara lain: (1). Guru menjelaskan proses pembuatan desain ragam
hias untuk pola batik jumputan. (2). Guru menjelaskan media berkarya batik
jumputan yang meliputi bahan, alat dan teknik membatik jumputan. (3). Guru
menjelaskan langkah-langkah berkarya batik jumputan yang meliputi desain,
persiapan, proses dan pekerjaan akhir. (d). memotivasi siswa yaitu dengan
memberikan dorongan siswa agar lebih memperhatikan sehingga mampu
memahami materi pelajaran dan tugas yang diberikan di kelas VIII B.

Tanggapan siswa terhadap materi pembelajaran batik jumputan adalah


bahwa sebagian besar siswa sudah mampu mengerti dan memahami materi yang
telah disampaikan oleh guru. Siswa yang belum paham dapat langsung bertanya
kepada guru, kemudian guru akan menjelaskan kembali materi yang telah
disampaikan sebelum dengan tujuan agar siswa dapat memahami dengan jelas.

4. Kegiatan praktik berkarya batik jumputan (tutup celup).

Indikator pembelajarannya adalah menentukan alat dan bahan untuk


dipersiapkan menurut materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dalam hal ini
persiapan membuat batik jumputan yaitu menentukan alat dan bahan batik
jumputan. Tahap pertama guru terlebih dahulu menjelaskan bahan dan alat yang
akan digunakan dalam berkarya batik jumputan. Bahan yang digunakan sebagai
media untuk berkarya batik jumputan tersebut antara lain: kain katun(mori),
remasol, vixanol dan garam dapur. Sedangkan alat yang digunakan untuk

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

berkarya batik jumputan diantaranya : benang jahit, tali rafia, plastik, kelereng,
gunting, panci dan kompor, jarum, kuas atau spon, dan kayu pengaduk.

Pada tahap ini guru menyampaikan tugas yang harus dikerjakan siswa
yaitu mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan praktik
berkarya batik jumputan, masing-masing siswa diberi tugas untuk membawa dan
mempersiapkan keperluan yang dibutuhkan.

5. Proses berkarya batik jumputan (tutup celup)

Guru memberikan latihan teknik berkarya batik jumputan (tutup celup).


Batik jumputan/ celup rintang (tutup celup) adalah suatu proses pewarnaan
dengan teknik celup rintang, artinya zat warna yang diserap oleh kain dirintangi
(terhalang) dengan bahan atau alat sehingga membentuk corak/motif. Langkah
dalam pembuatan batik jumputan yaitu:

a. Membuat gambar desain pada kain katun/ mori

Setelah peralatan dan bahan yang diperlukan dalam berkarya batik


jumputan telah dipersiapkan oleh masing-masing siswa langkah selanjutnya
adalah proses pembuatan desain batik jumputan. Pada tahap ini masing-masing
siswa mempersiapkan peralatan yaitu: kain mori, penggaris, pensil, dan
penghapus. Setelah peralatan yang diperlukan sudah siap di depan meja masing-
masing siswa guru memberikan tugas pada siswa untuk membuat desain langsung
pada kain katun dengan ukuran 30x30cm tersebut dengan memberikan pola yang
sederhana, seperti bentuk pola geometris dan bentuk gambar dekoratif dengan
susunan secara simetris agar mempermudah siswa dalam berkarya. Dalam
membuat gambar desain, guru menyarankan untuk tidak membuat desain yang
rumit dan kecil, karena siswa bisa mengalami kesulitan dalam proses pengikatan
kainnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

Gambar 3.2. Proses Mendesain Batik Jumputan


(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

b. Mengikat kain

Setelah proses menggambar desain pada kain katun selesai dikerjakan


proses selanjutnya adalah menjahit dengan teknik tusuk jelujur sesuai dengan
desain yang telah dibuat dengan menggunakan benang jahit (benang dirangkap
dua agar tidak mudah putus saat ditarik). Kemudian setelah selesai menjahit
benang, pada ujung-ujungnya di tarik, dan bagian ruang yang terbentuk karena
tarikan tersebut sebelum proses pengikatan diisi dengan kelereng. Setelah diisi
dengan kelereng benang tersebut ditarik kuat-kuat dan ditali dengan kuat. Untuk
memastikan agar bagian yang terisi kelereng tersebut tidak bisa diresapi air,
bagian yang terisi kelereng dibungkus dengan plastik dan kemudian diikat dengan
tali rafia dibagian benang yang telah diikat sebelumnya. Hal ini dilakukan secara
berulang-ulang sesuai dengan jumlah motif yang diinginkan. Untuk memperoleh
hasil yang maksimal secara bertahap guru memberikan bimbingan kepada siswa
dalam proses pengikatan kain sesuai desain yang telah dibuat, hal ini dilakukan
karena kegiatan ini merupakan kegiatan praktik yang baru pertama kali dilakukan
oleh siswa.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

Gambar 3.3 . Guru Memperagakan Proses Pengikatan Kain


(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

c. Proses pewarnaan dan penguncian warna

Langkah selanjutnya setelah pengikatan selesai adalah proses pewarnaan.


Pertama-tama pewarna remasol yang digunakan untuk mewarnai kain sebelumnya
direbus dalam panci sampai mendidih, sambil merendam kain dalam air bersih
yang sudah selesai diikat agar nanti dalam proses pewarnaan dapat merata.
Setelah mendidih kain yang telah direndam dimasukkan dalam pewarna remasol
yang telah direbus dalam keadaan mendidih, diaduk-aduk agar warnanya merata
pada kain. Setelah merata kain tersebut diambil dan dicuci dengan air dingin.

Gambar 3.4 . Proses Pewarnaan Dasar Kain oleh Siswa


(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

Setelah proses pewarnaan dasar kain selesai proses selanjutnya adalah


pewarnaan pada motif. Langkah pertama yaitu merebus pewarna remasol yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

berbeda warna untuk memberikan warna lain. Kemudian plastik yang digunakan
untuk menutup ikatan kain yang terisi kelereng dilepas. Setelah pewarna yang
telah direbus mendidih, bagian yang tertutup plastik diwarnai dengan
menggunakan kuas, ini harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai warna
tersebut menetes pada bagian dasar kain. Setelah selesai benang yang mengikat
pada gambar motif tersebut di lepaskan kemudian dijemur terlebih dahulu.

Gambar 3.5. Proses Pewarnaan Pada Motif Batik Jumputan oleh Siswa
(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

d. Tahap akhir/ finishing

Langkah terakhir adalah proses penguncian warna dengan cairan vixanol.


Vixanol harus direbus, dahulu dengan perbadingan antara air dan vixanol untuk 1
liter air dengan takaran vixanol 3 sendok makan. Setelah mendidih kain yang telah
melalui proses pewarnaan dan penjemuran hingga kering dimasukan secara
bersama-sama, diaduk sekitar 15 menit. Kemudian setelah itu angkat dan dijemur
kembali hingga kain benar-benar kering. Setelah kain kering hasil karya siswa
disetrika dan diobras bagian tepinya agar hasil karya siswa rapi dan menarik.
Kegiatan praktik ini dilaksanakan dalam waktu 2 kali pertemuan (4 x 40menit)
mengingat proses berkarya yang membutuhkan beberapa tahapan. Maka dari itu

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

beberapa tahapan kegiatan ini dilakukan secara mandiri oleh siswa di rumahnya
masing-masing.

Gambar 3.6. Proses Pengeringan Hasil Karya Siswa


(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

Dari proses praktik membuat batik jumputan yang telah dilaksanakan


diperoleh hasil yang bermacam-macam, ada yang secara keseluruhan mampu
membuat batik jumputan secara rapi dan baik namun ada pula yang belum
sempurna baik dari segi warna maupun bentuk motifnya. Maka dari itu untuk
lebih meningkatkan penguasaan siswa dalam membuat karya batik jumputan guru
menyarankan agar siswa berlatih membuat batik jumputan secara mandiri, pihak
sekolah melalui koperasi sekolah akan berusaha menyiapkan bahan-bahan yang
diperlukan dalam permbuatan batik jumputan hal ini dilakukan agar siswa lebih
mudah dalam menyediakan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat karya
batik jumputan. Dari pengamatan secara langsung diketahui bahwa secara umum
dalam pengerjaan praktik batik jumputan (tutup celup) siswa lebih antusias dan
semangat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, hal ini dilihat dari
beragam hasil karya batik jumputan siswa yang mayoritas sudah baik dan benar
dari segi proses pembuatannya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

Proses pembuatan batik jumputan secara lebih rinci dapat dilihat pada
bagan berikut ini.

1. Bidang yang 2. Tarik ujung benang 3. masukkan ke dalam


berbentuk bintang dan memasukkan larutan pewarna yang
dijelujuri dengan kelereng kemudian telah dicampur
benang. tali dengn rafia dengan garam

6. mengeringkan kain 5. memasukkan kain 4. melepas bagian yang


dalam larutan vixanol tertutup plastik, dan
memberikan warna
lain dengan kuas

Gambar. 4. Bagan proses pembuatan batik jumputan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

6. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam


menyampaikan materi pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Metode
mengajar yang tepat dan dilaksanakan dengan benar dapat membantu siswa dalam
memahami materi pembelajaran secara mudah sehingga mampu mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam menyampaikan materi pembelajaran seni rupa pokok
bahasan kriya tekstil batik jumputan, guru menggunakan beberapa metode yaitu:
ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi dan pemberian tugas. Dari berbagai
metode yang digunakan tersebut dapat dijelaskan secara lebih rinci proses
pelaksanaannya sebagai berikut.

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan


materi dengan penuturan secara lisan kepada para siswa. Praktik proses metode
ceramah ini guru berbicara secara lisan sedangkan tugas siswa adalah
mendengarkan penjelasan guru dengan cermat ketika guru menjelaskan materi
pembelajaran dan mencatat dengan teliti apa yang disampaikan oleh guru. Dalam
hal ini guru menyampaikan materi tentang batik jumputan, bahan dan alat
pembuatan batik jumputan, serta langkah-langkah pembuatan batik jumputan.
Sebelum guru menjelaskan materi yang akan disampaikan biasanya guru
menanyakan terlebih dahulu apakah siswa sudah ada yang mengetahui tentang
batik jumputan.

Pada awal pelajaran biasanya guru menyampaikan materi dengan metode


ceramah. Saat guru menyampaikan materi dengan metode ceramah, sebagian
siswa mendengarkan dan memperhatikan dengan serius, sebagian dari siswa ada
yang mencatat materi yang disampaikan oleh guru, dan ada sebagian dari siswa
yang kurang memperhatikan ketika guru menyampaikan materi. Dalam
menyampaikan materi dengan metode ceramah Bapak Agung Bayu Saputro,S.Pd
selaku guru pengampu mata pelajaran seni rupa, terkadang diselingi dengan kata-
kata humor hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa tidak merasa bosan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

tegang saat mengikuti mata pelajaran batik jumputan. Sehingga dengan begitu
siswa bisa kembali semangat saat mengikuti mata pelajaran tersebut.

Gambar 3.7. Guru saat Memberikan Materi Pelajaran dengan Metode Ceramah
(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara belajar mengajar yang diterapkan oleh
guru dengan mengajukan pertanyaan kemudian siswa menjawab. Tujuan dari
tanya jawab ini adalah untuk mengetahui penguasaan siswa mengenai materi yang
telah disampaikan. Metode ini dilakukan oleh guru seni rupa untuk meninjau
kembali pemahaman siswa tentang materi yang sebelumnya telah disampaikan.
Misalnya berhubungan dengan materi batik jumputan, guru melakukan tanya
jawab mengenai apa yang dibutuhkan dalam pembuatan batik jumputan. Guru

g
untuk menjahit bagian tepi desain yang sudah dibuat, tali rafia untuk proses
pengikatan, kelereng untuk mengisi ruang yang akan diikat agar pengikatannya
lebih kuat dan air tidak bisa masuk pada saat proses pewarnaannya, pewarna,
pengunci warna dan panc
yang belum paham dengan materi yang telah disampaikan, siswa berhak bertanya

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

kepada guru. Guru akan memberikan nilai tambahan bagi siswa yang aktif
menjawab ataupun bertanya.

Gambar 3.8. Guru saat Memberikan Pertanyaan tentang Materi Pelajaran


(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

c. Metode Pemberian Contoh/ Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan bentuk interaksi belajar mengajar yang


dengan sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses, atau
prosedur yang dilakukan oleh guru kepada seluruh siswa pada saat pembelajaran
batik jumputan. Metode demonstrasi yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran
ini yaitu guru memberikan contoh gambar desain yang akan digunakan pada
pembuatan batik jumputan dan memberikan contoh bagaimana cara mengikat
kain pada desain yang telah dibuat. Kemudian siswa memperhatikan dengan
serius dan latihan membuat desain kemudian latihan bagaimana proses
pengikatannya. Penggunaan metode demonstrasi ini bertujuan agar siswa dapat
mengamati dan memahami bagaimana proses pembuatan batik jumputan dari
bahan dan alat yang diperlukan, pembuatan desain, proses pembuatan batik
jumputan serta bagaimana hasilnya. Selain hal tersebut metode demonstrasi ini

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

dilakukan oleh guru agar para siswa tidak mengalami kebingungan untuk
membuat batik jumputan, dan bisa memperjelas pemahaman siswa.

Gambar 3.9. Guru saat Memberikan Materi tentang Proses Pengikatan


(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

d. Metode Diskusi

Metode diskusi dilakukan guru setelah guru selesai menyampaikan materi


pelajaran, dalam hal ini guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi
dengan temannya mengenai tugas yang diberikan guru. Metode diskusi yang
diberikan guru ini bertujuan agar siswa bisa saling bertukar pikiran dan
memberikan kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan guru mengenai desain
batik jumputan. Selain hal tersebut guru berharap dengan digunakan metode
diskusi bisa merangsang siswa untuk lebih kreatif dalam memberikan ide dalam
membuat desain batik jumputan. Penggunaan metode diskusi yang dilakukan oleh
Bapak Agung Bayu Saputro, S.Pd adalah saat siswa diberikan tugas untuk
membuat desain batik jumputan siswa harus membuat desain sendiri yang harus
didiskusikan kepada guru, kemudian guru memberikan masukan-masukan
mengenai desain tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

Gambar 3.10. Guru saat Berdiskusi Gambar Desain dengan Siswa.


(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

e. Metode pemberian tugas (resitasi)

Metode pemberian tugas atau resitasi merupakan bentuk proses belajar


mengajar dengan jalan guru memberikan tugas kepada siswa. Guru harus
menyelesaikan materi terlebih dahulu sebelum memberikan tugas kepada siswa
dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang materi yang
belum cukup dipahami siswa. Dalam hal ini guru memberikan tugas praktik
membuat karya batik jumputan dari proses awal sampai akhir dengan didampingi
oleh guru. Praktik pembuatan batik jumputan ini guru dengan cara langsung
memberikan contoh kepada siswa dari proses pembuatan desain, proses
pengikatan, proses pewarnaan dan yang terakhir proses penjemuran, semua proses
tersebut dilakukan di sekolah. Sehingga dengan begitu siswa lebih senang karena
jika ada yang kurang dipahami bisa lagsung bertanya kepada guru.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

Gambar 3.11. Guru saat Memberikan Tugas Batik Jumputan


(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

7. Media dan Alat Pembelajaran Batik Jumputan

Penggunaan media dan alat sangat penting dalam pelaksanaan


pembelajaran batik jumputan. Pemilihan media dan alat dalam pelaksanaan
pembelajaran batik jumputan merupakan komponen yang sangat penting, karena
dengan penggunaan media dan alat dalam pembelajaran batik jumputan bisa
memperjelas komunikasi antara guru dan siswa, dalam penyampaian materi
pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru seni rupa SMP Negeri I
Eromoko untuk menyampaikan materi di depan kelas misalnya dalam metode
demonstrasi guru menggunakan white board atau papan tulis yang digunakan guru
dalam menyampaikan materi pelajaran tentang desain batik jumputan, spidol
(boardmarker) digunakan untuk menulis materi yang disampaikan guru. Dalam
menyampaikan materi praktik tentang batik jumputan, guru memberikan contoh
hasil karya guru berupa sebuah karya batik jumputan. Sedangkan dalam materi
teori tentang pengertian batik jumputan, alat dan bahan, serta proses pembuatan
batik jumputan guru menggunakan panduan dari modul seni rupa penerbit

karya Teguh Prayitno sebagai referensi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

Gambar 3.12. Buku Referensi Dan Pegangan Guru dalamMengajar


(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

Dari beberapa buku panduan yang tertera di atas guru menggunakannya


sebagai referensi dan pembanding untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran
agar lebih mudah, dan terarah sesuai dengan metode dan teknik yang tepat. Untuk
siswa media dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan teori pembelajaran batik
jumputan ini menggunakan buku dan bolpoint yang digunakan untuk mencatat
materi yang telah disampaikan guru tentang materi batik jumputan, penggaris dan
jangka digunakan untuk membuat desain batik jumputan, penghapus yang
digunakan untuk menghapus gambar desain yang tidak diinginkan, kain yang
digunakan untuk membuat gambar desain batik jumputan.

Guru dalam menentukan media dan alat pembelajaran menyesuaikan


dengan kebutuhan dalam pembelajaran batik jumputan. Media dan alat yang
digunakan untuk praktik batik jumputan adalah kain katun, pewarna remasol,
vixanol, garam, jarum, benang jahit, pensil, rafia, kelereng, kuas, panci untuk
perebusan kain. Dari penggunaan media dan alat tersebut bertujuan untuk
mempermudah siswa menangkap materi yang disampaikan oleh guru.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

Gambar 3.13. Media dan Alat Berkarya Batik Jumputan


(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

Terdapat hambatan dari segi media dalam pelaksanaan pembelajaran


berkarya seni kriya tekstil dengan batik jumputan yaitu ada beberapa siswa yang
tidak membawa peralatan untuk proses pembuatan batik jumputan, misalnya tidak
membawa jarum untuk menjahit gambar desain pada kain katun, kemudian ada
yang tidak membawa kuas untuk proses pewarnaannya.

8. Evaluasi Pembelajaran Batik Jumputan

Pengertian evaluasi adalah kemampuan membuat kriteria, memberikan


pertimbangan, mengkaji (kekeliruan, ketepatan) dan kemampuan menilai,
sehingga evaluasi hasil proses pembelajaran. Evaluasi merupakan bagian integral
atau suatu komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan.
Dalam penyempurnaan suatu pembelajaran dibutuhkan evaluasi hal ini dilakukan
agar guru mengetahui perubahan dan perbaikan apa yang harus dilakukan oleh
guru dalam penyampaian materi pelajaran, evaluasi pembelajaran juga dibutuhkan
untuk mengetahui kemampuan setiap siswa dalam menyerap materi yang
disampaikan saat proses belajar mengajar, selain itu juga dapat digunakan untuk
memprediksi kesulitan dan prestasi, sehingga bisa diketahui siswa perlu
melaksanakan pengulangan atau tidak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

Tabel 1. Aspek dan bobot penilaian karya yang disusun oleh guru:

No Aspek Bobot Skor Nilai (B x S)


(1-10)

1 Kreatifitas 4 10 40

2 Komposisi warna dan bentuk 2 10 20

3 Kebersihan dan kerapian 2 10 20

4 Penguasaan teknik 1 10 10

5 Finishing karya/ hasil akhir 1 10 10

Total Nilai 100

Guru memantau kegiatan siswa dengan terus-menerus. Alat evaluasi yang


digunakan untuk menilai proses pembelajaran materi batik jumputan di SMP
Negeri I Eromoko Wonogiri adalah menggunakan: tes lisan, tes isian singkat,
observasi kegiatan praktik batik jumputan

a. Tes lisan

Tes lisan adalah butir pertanyaan yang disampaikan melalui lisan secara
langsung kepada audiens (dalam hal ini siswa) terkait pembahasan yang sedang
dilangsungkan. Tes lisan ini dilakukan guru setelah kegiatan pembelajaran
berlangsung dengan memberikan pertanyaan terkait materi yang sedang dibahas
kepada siswa secara acak. Tujuan tes lisan ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman siswa terkait materi yang sedang dibahas. Contoh tes lisan yang
diterapkan dalam pembelajaran batik jumputan di SMP N 1 Eromoko pada
kegiatan penelitian ini adalah:

Sebutkan alat apasajakah yang dipelukan dalam proses berkarya batik


jumputan? (pertanyaan ditujukan pada siswa nomor absen 10).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

b. Tes Isian Singkat

Tes isian singkat adalah butir soal berbentuk pertanyaan yang dapat
dijawab dengan satu kata, satu frasa, satu angka atau satu formula. Contoh tes
isian singkat yang diterapkan dalam pembelajaran batik jumputan di SMP N 1
Eromoko yaitu :

Alat dari bambu, kayu, atau besi berguna untuk meletakkan kain (mori)
.

c. Observasi

Alat evaluasi observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap


kegiatan belajar mengajar secara keseluruhan terhadap jalannya proses
pembelajaran dalam satu kompetensi dasar yang diajarkan. Dalam hal ini
observasi dilakukan untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran batik
jumputan dari awal hingga akhir pembelajaran materi batik jumputan.

Alat evaluasi tes lisan dan tes isian singkat diterapkan pada akhir
penjelasan materi batik jumputan. Kegiatan tes ini dilaksanakan sebagai tugas
harian atau tugas mandiri yang dilaksanakan setelah selesai satu pembahasan
materi pelajaran dalam standar kompetensi tertentu yang terdiri dari soal lisan
yang disampaikan guru dan seperangkat soal tertulis. Misalnya apabila guru telah
menyelesaikan materi tentang kompetensi dasar membuat karya seni kriya tekstil
dengan teknik batik jumputan, maka guru akan memberikan soal lisan maupun
isian singkat tentang materi yang telah dipelajari tersebut. Sedangkan untuk
kegiatan praktik berkarya batik jumputan dilaksanakan sebagai ulangan harian
dari materi kompetensi dasar membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik batik
jumputan. Pelaksanaan ulangan harian dilaksanakan sebagaimana jumlah
kompetensi dasar yang diajarkan dalam satu semester. Sedangkan ulangan umum
dilaksanakan pada setiap akhir semester dalam satu tahun ajaran. Penilaian dalam
setiap kegiatan tes/ ulangan secara formal di sekolah harus dilakukan oleh guru
yang mengampu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

Selain penguasaan materi, penilaian atau evaluasi juga dapat dinilai dari
segi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran setiap pertemuan. Pada
pelaksanaan tugas praktik siswa dinilai dari proses kerja yang selanjutnya
penilaian. Dalam menilai hasil karya siswa seorang guru harus mempunyai
pedoman agar tidak ada kesalahan dalam penilaian dan lebih objektif. Pedoman
penilaian terhadap karya siswa antara lain: desain, komposisi, bentuk motif,
kerapian/ kebersihan dan hasil akhir karya. Dari hal tersebut dapat dijadikan
pertimbangan dalam penilaian dalam berkarya kriya tekstil dengan batik
jumputan. Nilai terendah atau batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah
75. Dan apabila kurang dari 75 dianggap belum memenuhi kriteria dan guru
memberikan kesempatan untuk memperbaiki atau remidi.

Dalam kegiatan pada setiap pertemuan guru mengamati, mengarahkan,


dan mengingatkan kepada siswa agar berusaha melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya. Penilaian guru terhadap siswa tidak hanya sebatas hasil akhir
pembuatan karya, akan tetapi guru juga mengamati proses kerja siswa pada saat
pelaksanaan kegiatan praktik batik jumputan, guru akan menilai siswa dari segi
perilaku, kebersihan dan kerapian karya, serta kreativitas pada saat mengerjakan
di kelas.

Hasil dari pemantauan guru terhadap siswa diharapkan akan berdampak


positif bagi siswa, misalnya pada saat siswa sedang merasa kesulitan dalam
mengerjakan tugas, guru akan membantu memecahkan kesulitan tersebut dengan
cara menuntun dan mengarahkan siswa dalam berkarya batik jumputan secara
benar. Selain itu, siswa juga akan lebih merasa senang apabila guru menggunakan
metode pendekatan dalam hal menyampaikan materi pelajaran batik jumputan.
Maka dengan hasil pemantauan tersebut guru dapat mengetahui sejauh mana
penguasaan siswa tentang materi batik jumputan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

C. Pembahasan Hasil Karya Batik Jumputan Siswa Kelas VIII B


SMP N 1 Eromoko Wonogiri

Pembahasan hasil karya siswa dengan menggunakan teknik batik


jumputan/ celup rintang (tutup celup). Standar kompetensi dalam materi pokok
karya seni kriya tekstil adalah mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
dengan kompetensi dasar membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik dan
corak seni rupa terapan Nusantara.

Di bawah ini adalah beberapa hasil karya siswa kelas VIII B di SMP
Negeri I Eromoko Wonogiri. Sebagian besar siswa telah mampu menerapkan ide,
teknik, dan mengembangkan kreativitas dengan baik. Berdasarkan hal tersebut,
dapat dilihat dari karya seni kriya tekstil dengan batik jumputan yang dibuat siswa
dalam tugas praktik sebagai berikut:

Gambar 3.14. Hasil Karya Batik Jumputan Siswa Kelas VIII B


bernama Agung Setyo Nugroho ( absen: 2)
(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

Tugas: membuat seni kriya tekstil dengan batik jumputan/ celup


rintang (tutup celup).

Data penilaian karya diperoleh dari beberapa aspek, diantaranya aspek


kreativitas dengan bobot 4, aspek komposisi warna dan bentuk dengan bobot 2,
aspek kebersihan dan kerapian dengan bobot 2, penguasaan teknik dengan bobot
1, dan aspek finishing karya/ hasil akhir dengan bobot 1. Nilai diperoleh dari
bobot setiapaspek dikalikan skor yang diperoleh, kemudian nilai akhir diperoleh
jumlah nilai dari semua aspek ( aspek kreatifitas, komposisi warna dan bentuk,
kebersuhan dan kerapian, penguasaan teknik dan finishing karya/ hasil akhir).
Dari data nilai kompetensi, nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah atau batas
KKM adalah 75. Hasil nilai karya batik jumputan yang diperoleh siswa yang
bernama Agung Setyo Nugroho adalah 87, dari nilai tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:

No Aspek Bobot Skor Nilai (BxS)

1 Kreatifitas 4 9 36

2 Komposisi warna dan bentuk 2 8 16

3 Kebersihan dan kerapian 2 9 18

4 Penguasaan teknik 1 8 8

5 Finishing karya/ hasil akhir 1 9 9

Total Nilai 87

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

Gambar 3.15. Hasil Karya Batik Jumputan Siswa Kelas VIII B


bernama Jendra Hayu Ningrat (absen: 11)
(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

Tugas: membuat seni kriya tekstil dengan batik jumputan/ celup


rintang (tutup celup).

Data penilaian karya diperoleh dari beberapa aspek, diantaranya aspek


kreativitas dengan bobot 4, aspek komposisi warna dan bentuk dengan bobot 2,
aspek kebersihan dan kerapian dengan bobot 2, penguasaan teknik dengan bobot
1, dan aspek finishing karya/ hasil akhir dengan bobot 1. Nilai diperoleh dari
bobot setiapaspek dikalikan skor yang diperoleh, kemudian nilai akhir diperoleh
jumlah nilai dari semua aspek ( aspek kreatifitas, komposisi warna dan bentuk,
kebersuhan dan kerapian, penguasaan teknik dan finishing karya/ hasil akhir).
Dari data nilai kompetensi, nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah atau batas
KKM adalah 75. Hasil nilai karya batik jumputan yang diperoleh siswa yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

bernama Jendra Hayu Ningrat adalah 89, dari nilai tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:

No Aspek Bobot Skor Nilai (B x S)

1 Kreatifitas 4 9 36

2 Komposisi warna dan bentuk 2 9 18

3 Kebersihan dan kerapian 2 9 18

4 Penguasaan teknik 1 8 8

5 Finishing karya/ hasil akhir 1 9 9

Total Nilai 89

Gambar 3.16. Hasil Karya Batik Jumputan Siswa Kelas VIII B


bernama Desinta Ramadani (absen: 19)
(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

Tugas: membuat seni kriya tekstil dengan batik jumputan/ celup


rintang (tutup celup).

Data penilaian karya diperoleh dari beberapa aspek, diantaranya aspek


kreativitas dengan bobot 4, aspek komposisi warna dan bentuk dengan bobot 2,
aspek kebersihan dan kerapian dengan bobot 2, penguasaan teknik dengan bobot
1, dan aspek finishing karya/ hasil akhir dengan bobot 1. Nilai diperoleh dari
bobot setiapaspek dikalikan skor yang diperoleh, kemudian nilai akhir diperoleh
jumlah nilai dari semua aspek ( aspek kreatifitas, komposisi warna dan bentuk,
kebersuhan dan kerapian, penguasaan teknik dan finishing karya/ hasil akhir).
Dari data nilai kompetensi, nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah atau batas
KKM adalah 75. Hasil nilai karya batik jumputan yang diperoleh siswa yang
bernama Desinta Ramadani adalah 90 , dari nilai tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:

No Aspek Bobot Skor Nilai (B x S)

1 Kreatifitas 4 9 36

2 Komposisi warna dan bentuk 2 9 18

3 Kebersihan dan kerapian 2 9 18

4 Penguasaan teknik 1 9 9

5 Finishing karya/ hasil akhir 1 9 9

Total Nilai 90

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

Gambar 3.17. Hasil Karya Batik Jumputan Siswa Kelas VIII B


bernama Dewi Larasati (absen: 20)
(Dokumentasi oleh : Nur Aini Dwi Astuti : 2012)

Tugas: membuat seni kriya tekstil dengan batik jumputan/ celup


rintang (tutup celup).

Data penilaian karya diperoleh dari beberapa aspek, diantaranya aspek


kreativitas dengan bobot 4, aspek komposisi warna dan bentuk dengan bobot 2,
aspek kebersihan dan kerapian dengan bobot 2, penguasaan teknik dengan bobot
1, dan aspek finishing karya/ hasil akhir dengan bobot 1. Nilai diperoleh dari
bobot setiapaspek dikalikan skor yang diperoleh, kemudian nilai akhir diperoleh
jumlah nilai dari semua aspek ( aspek kreatifitas, komposisi warna dan bentuk,
kebersuhan dan kerapian, penguasaan teknik dan finishing karya/ hasil akhir).
Dari data nilai kompetensi, nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah atau batas
KKM adalah 75. Hasil nilai karya batik jumputan yang diperoleh siswa yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

bernama Dewi Larasati adalah 87 , dari nilai tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:

No Aspek Bobot Skor Nilai (B x S)

1 Kreatifitas 4 9 36

2 Komposisi warna dan bentuk 2 8 16

3 Kebersihan dan kerapian 2 9 18

4 Penguasaan teknik 1 8 8

5 Finishing karya/ hasil akhir 1 9 9

Total Nilai 87

D. Hambatan-Hambatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Batik Jumputan


di Kelas VIII B SMP N 1 Eromoko

Dalam pelaksanaan pembelajaran seni rupa barkarya batik jumputan di


SMP Negeri I Eromoko Wonogiri, terdapat beberapa hambatan yang dialami guru
dan siswa baik hambatan secara khusus maupun hambatan secara umum dalam
pelaksanaan pembelajaran batik jumputan ini. Dari kegiatan observasi yang
dilakukan peneliti dibantu guru pengampu pada saat proses pelaksanaan
pembelajaran batik jumputan dari awal hingga akhir, maka peneliti dapat
merumuskan beberapa hambatan-hambatan yang dialami pada saat pembelajaran
berlangsung. Hambatan tersebut antara lain:

1. Hambatan yang dialami guru dalam pelaksanaan pembelajaran batik


jumputan.

a. Terbatasnya fasilitas dan alat yang dimiliki guru dalam


pembelajaran batik jumputan di SMP N 1 Eromoko, diantaranya :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

ruang praktik dan alat praktik (panci, kompor, gawangan/


jemuran).

b. Keterbatasan waktu dalam pelaksanaan pembelajaran praktik batik


jumputan. Pembelajaran hanya berlangsung 2 kali pertemuan (satu
pertemuan 2 x 40 menit), hal ini dirasa kurang maksimal bagi guru
dalam menyampaikan keseluruhan materi praktik batik jumputan

c. Lokasi sekolah yang berada di daerah pedesaan sehingga


menyulitkan guru dalam menyediakan media yang akan digunakan
dalam kegiatan praktik batik jumputan (bahan batik hanya tersedia
diperkotaan seperti di solo).

2. Hambatan yang dialami siswa dalam pelaksanaan pembelajaran


batik jumputan.

a. Tidak adanya ruangan praktik kerja yang memadai.(kegiatan


praktik hanya dilaksanakan di teras ruang dapur sekolahan
sehingga menimbulkan ketidaknyamanan siswa dalam berkarya
karena kondisi yang panas dan tidak tersedia tempat duduk).

b. Keterbatasan bahan yang digunakan untuk membatik, terutama


pewarna remasol dan vixanol karena digunakan secara bersama-
sama disekolahan untuk menghemat biaya, sehingga siswa tidak
dapat mengulang ataupun berkarya sendiri di rumahnya masing-
masing.

c. Ketersediaan bahan-bahan yang digunakan untuk berkarya batik


jumputan yang sulit diperoleh di daerah eromoko, sehingga
membuat siswa enggan menyediakan bahan membatik. (bahan-
bahan batik jumputan disediakan oleh guru dengan biaya siswa
dengan membeli bahan membatik di solo).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69

BAB V

PENUTUP

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Dari hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran batik jumputan pada mata


pelajaran seni rupa/ seni budaya siswa kelas VIII B SMP Negeri I Eromoko
Wonogiri tahun pelajaran 2011/ 2012 dari segi tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tujuan pembelajaran batik jumputan yaitu siswa mampu menjelaskan konsep


tekstil dengan teknik dan corak batik jumputan, siswa mampu menyebutkan
bahan dan alat batik jumputan/ tutup celup, siswa mampu menjelaskan teknik
pembuatan batik jumputan/ tutup celup, siswa mampu membuat benda pakai
dengan teknik batik jumputan/ tutup celup. Dari hasil tersebut sehingga dapat
disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran telah terlaksana sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh guru.

2. Materi pembelajaran batik jumputan antara lain: Membuat desain ragam hias
untuk pola batik jumputan, media berkarya batik jumputan meliputi bahan,
alat dan teknik, dan langkah-langkah membatik jumputan meliputi desain,
persiapan, proses, dan pembuatan karya batik jumputan.

3. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran batik jumputan


yaitu metode ceramah, metode tersebut digunakan guru pada saat
menyampaikan teori materi batik jumputan dan proses pembuatan batik
jumputan. Saat guru menyampaikan materi dengan metode ceramah sebagian
siswa mendengarkan dan memperhatikan dengan serius, sebagian ada yang
mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Metode tanya jawab digunakan
untuk pendalaman pemahaman tentang materi batik jumputan, dengan metode
tanya jawab hanya ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan. Metode
demonstrasi digunakan guru pada saat memberikan contoh cara membuat
batik jumputan, misalnya cara membuat ikatan pada kain dengan tusuk jelujur.
siswa memperhaikan dengan serius ketika guru memberikan contoh, dan
sebagian ada yang berbicara sendiri. Metode diskusi digunakan guru untuk
saling bertukar pikiran dan memberikan masukan dalam proses pembuatan
karya, dengan metode ini siswa lebih senang dan antusias karena para siswa
dapat menuangkan ide mereka. Kemudian metode pemberian tugas
digunakan guru untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menyerap materi
yang disampaikan guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70

4. Media pembelajaran yang digunakan guru hanya sebatas menunjukkan hasil


karya batik jumputan yang dibuat guru sebagai alat peraga. selain itu guru
menggunakan buku modul Lembar Kerja Siswa, buku seni budaya penerbit
Erlangga, Yudhistira dan juga buku-buku tentang batik sebagai referensi guru
dalam menjelaskan materi batik jumputan. Hal ini berpengaruh terhadap
perhatian siswa yang kurang saat guru menjelaskan materi. Bahan yang
digunakan dalam proses pelaksanaan pembuatan batik jumputan (tutup celup)
belum tercukupi, begitu juga dengan peralatannya.

5. Evaluasi pembelajaran pokok bahasan seni kriya tekstil dengan teknik batik
jumputan yang telah dilaksanakan di dalam silabus dan di dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran berupa tes lisan, tes isian singkat, observasi dan
hasil karya. Pelaksanaannya guru memberikan tes lisan, tes isian singkat serta
obserasi dengan nilai maksimal 100, dimana nilai yang diperoleh dari tes
tersebut digunakan sebagai nilai tugas siswa pada mata pelajaran seni rupa
kompetensi dasar membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik batik
jumputan. Hasil karya praktik batik jumputan yang telah dilaksanakan siswa
kelas VIII B akan digunakan sebagai nilai ulangan harian, dimana penentuan
nilai maksimal karya adalah 100 yang pembagiannya berupa: aspek kreativitas
mempunyai bobot 4 dengan skor antara 1-10, aspek komposisi warna dan
bentuk mempunyai bobot 2 dengan skor 1-10, aspek kebersihan dan kerapian
mempunyai bobot 2 dengan skor 1-10, aspek penguasaan teknik mempunyai
bobot 1 dengan skor 1-10, dan finishing karya atau hasil akhir mempunyai
bobot 1 dengan skor 1-10. Dari hasil tersebut nilai akhir hasil karya diperoleh
dari jumlah nilai setiap aspek penilaian karya. Dari hasil evaluasi tersebut
akan terlihat hasil pembelajaran berupa nilai, dengan kategori baik, sedang
dan belum berhasil. Dapat dikatakan belum berhasil apabila nilai yang
diperoleh siswa belum mencapai Kriteri Ketuntasan Minimal yang telah
ditentukan dalam RPP.

6. Hambatan-hambatan yang dialami pada saat pembelajaran berlangsung.


Hambatan tersebut antara lain: Terbatasnya fasilitas dan alat yang dimiliki
guru dalam pembelajaran batik jumputan di SMP N 1 Eromoko, diantaranya :
ruang praktik dan alat praktik (panci, kompor, gawangan/ jemuran),
Keterbatasan waktu dalam pelaksanaan pembelajaran praktik batik jumputan.
Pembelajaran hanya berlangsung 2 kali pertemuan (satu pertemuan 2 x 40
menit), hal ini dirasa kurang maksimal bagi guru dalam menyampaikan
keseluruhan materi praktik batik jumputan, lokasi sekolah yang berada di
daerah pedesaan sehingga menyulitkan guru dalam menyediakan media yang
akan digunakan dalam kegiatan praktik batik, tidak adanya ruangan praktik
kerja yang memadai.(kegiatan praktik hanya dilaksanakan di teras ruang dapur
commit to user
sekolahan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan siswa dalam berkarya
karena kondisi yang panas dan tidak tersedia tempat duduk), keterbatasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71

bahan yang digunakan untuk membatik, terutama pewarna remasol dan


vixanol karena digunakan secara bersama-sama disekolahan untuk
menghemat biaya, sehingga siswa tidak dapat mengulang ataupun berkarya
sendiri di rumahnya masing-masing, ketersediaan bahan-bahan yang
digunakan untuk berkarya batik jumputan yang sulit diperoleh di daerah
eromoko, sehingga membuat siswa enggan menyediakan bahan membatik.
(bahan-bahan batik jumputan disediakan oleh guru dengan biaya siswa dengan
membeli bahan membatik di solo).

B. IMPLIKASI

Dari hasil penelitian dapat diperoleh implikasi dari pelaksanaan


pembelajaran seni budaya/ seni rupa pokok bahasan karya seni kriya tekstil
dengan teknik batik jumputan di kelas VIII B SMP Negeri I Eromoko Wonogiri
yaitu bagi sekolah dapat mengetahui kurangnya peralatan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pembelajaran batik jumputan. Bagi guru dapat mengetahui
kurangnya referensi tentang karya seni kriya tekstil dengan batik jumputan. Bagi
siswa dapat mengetahui kurang senangnya dan timbul rasa bosan dalam
pelaksanaan pembelajaran berkarya seni kriya tekstil dengan batik jumputan.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat diberikan


adalah:

1. Kepada Sekolah, hendaknya lebih memperhatikan penyediaan sarana belajar


untuk mata pelajaran seni budaya khususnya batik jumputan, misalnya berupa
peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan batik jumputan, dan buku-buku
tentang batik jmputan
2. Guru sebaiknya menggunakan metode yang lebih inovatif dan kreatif untuk
menunjang keberhasilan proses pembelajaran khususnya pada materi seni
kriya batik. Menyediakan media pembelajaran yang bisa merangsang siswa
agar semangat dalam belajar batik jumputan.
3. Kepada Siswa, hendaknya meningkatkan kreativitas dan keaktifan dalam
belajar. memperhatikan saat guru memberikan penjelasan tentang materi batik
jumputan sehingga pada proses praktik tidak mengalami kesulitan.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai