Anda di halaman 1dari 42

7

BAB II
ISI

2.1 Konsep Pengetahuan


2.1.1 Definisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” penginderaan manusia terhadap
suatu objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan
peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)
(Notoatmodjo disitasi oleh Wawan & Dewi, 2011).
2.1.2 Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa cara untuk memperoleh
pengetahuan, yaitu :
2.1.2.1 Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara..coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang
lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga
gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara
ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau
metode coba salah (coba-coba).
2.1.2.2 Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-
temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain
8

Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun


dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau
kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin
agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah
orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang
yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau
membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris
maupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan
karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap
bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
2.1.2.3 Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,
pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
2.1.2.4 Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik
melalui induksi maupun deduksi.
2.1.2.5 Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode
penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi
penelitian (research methodology).

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Wawan & Dewi (2011), faktor yang mempengaruhi
pengetahuan meliputi :
9

2.1.3.1 Faktor Internal


a. Pendidikan
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya
hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi.
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.
c. Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir dan bekerja.
2.1.3.2 Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
b. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
2.1.4 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif berkaitan dengan
pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berinteraksi,
10

analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai


berikut :
2.1.4.1 Tahu (Knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa
adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan
mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang
pernah berhasil dihimpun atau dikenali (recall of facts).
2.1.4.2 Memahami (Comprehension)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding)
tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami
hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal
tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang
kognitif ini misalnya kemampuan menerjemahkan,
menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan
mengeksplorasikan.
2.1.4.3 Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang
sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
Kemampuan..menerjemahkan,..menginterpretasikan,..menafsir
kan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
2.1.4.4 Analisa (Analysis)
Analisa adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi
rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen
yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu
bentuk susunan berarti.
2.1.4.5 Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun kembali bagian-
bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang
mengandung arti tertentu.
2.1.4.6 Evaluasi (Evaluation)
11

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan


hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara
lainnya,.sehingga..diperoleh..kesan..yang..lengkap..dan
menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.
2.1.5 Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (disitasi oleh Wawan & Dewi, 2011), pengetahuan
dapat diketahui dengan metode persentase sebagai berikut :
2.1.5.1 Baik : Hasil persentase 76%-100%.
2.1.5.2 Cukup : Hasil persentase 56%-75%.
2.1.5.3 Kurang : Hasil persentase <56%.

2.2 Konsep Sikap (attitude)


2.2.1 Definisi Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek
(Notoatmodjo, 2012 a,b,c).

Stimulus Proses Stimulus Reaksi


Rangsangan
Tingkah laku
(terbuka)

Sikap
(tertutup)

Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi


12

2.2.2 Komponen Pokok Sikap


Menurut Allport dalam Notoatmodjo (2012), sikap itu mempunyai 3
komponen pokok:
2.2.2.1 Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu
objek.
2.2.2.2 Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu
objek.
2.2.2.3 Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap
yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh
ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang
peranan penting (Notoatmodjo, 2012).

2.2.3 Berbagai Tingkatan Sikap


2.2.3.1 Menerima (receiving)
Menerima..diartikan..bahwa..orang..(subjek)..mau..dan.mem
perhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya; sikap
orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian
itu terhadap ceramah–ceramah tentang gizi.
2.2.3.2 Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi
dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas
pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima
ide tersebut.
13

2.2.3.3 Menghargai (valuing)


Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan oranglain terhadap suatu masalah adalah suatu
indikasi sikap tingkat tiga.
2.2.3.4 Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya
dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling
tinggi (Notoatmodjo, 2012).

2.4.4 Fungsi Sikap


Menurut Attkinson et al (1954) yang dikutip oleh Maulana tahun 2009,
sikap memiliki lima fungsi, yaitu:
2.4.4.1 Fungsi instrumental, yaitu; sikap yang dikaitkan dengan alasan
praktis atau manfaat dan menggambarkan keadaan
keinginannya atau tujuan.
2.4.4.2 Fungsi pertahanan ego, yaitu; sikap yang diambil untuk
melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga dirinya.
2.4.4.3 Fungsi nilai ekspresi, yaitu sikap yang menunjukkan nilai yang
ada pada dirinya, misalnya ; individu yang telah menghayati
ajaran agama, sikapnya akan tercermin dalam tutur kata,
perilaku dan perbuatan yang dibenarkan oleh ajaran agama.
2.4.4.4 Fungsi pengetahuan, yaitu; setiap individu memiliki motif
untuk ingin tahu, ingin mengerti, ingin banyak mendapat
pengalaman dan pengetahuan, yang diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2.4.4.5 Fungsi penyesuaian sosial, yaitu ; sikap yang diambil sebagai
bentuk adaptasi dengan lingkungannya.
2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah (Azwar, 2013):
2.2.5.1 Pengalaman pribadi
14

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,


pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat.
Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang
melibatkan faktor emosional.
2.2.5.2 Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap
yang konformis atau searah dengan sikap orang yang
dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi
oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting
tersebut.
2.2.5.3 Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis
pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan
telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya,.karena
kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-
individu masyarakat asuhannya.
2.2.5.4 Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual
disampaikan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh
sikap penulisnya, sehingga akan berakibat terhadap sikap
konsumen.
2.2.5.5 Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan
lembaga sangat menentukan sistem kepercayaan, sehingga
konsep tersebut mempengaruhi sikap.
2.2.5.6 Faktor emosional
15

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari


emosi yang berfungsi sebagai penyalur frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.2.6 Cara Pengukuran Sikap


Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat
atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis,
kemudian ditanyakan pendapat responden (Notoatmodjo, 2012).

Untuk pengukuran sikap dapat menggunakan skala likert yaitu skala


yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert
mempunyai 4 tingkatan dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kategori Skala Likert Pernyataan Sikap

Pernyataan Skor Pernyataan Negatif Skor


Positif
Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1
Setuju 3 Setuju 2
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3
Sangat Tidak 1 Sangat Tidak Setuju 4
Setuju

2.3 Remaja
2.3.1 Definisi Remaja
Remaja merupakan periode pertumbuhan manusia dan
perkembangan yang terjadi setelah masa kanak-kanak dan sebelum
dewasa, dari usia 10-19 tahun. Periode ini adalah salah satu transisi
16

penting dalam kehidupan yang ditandai dengan kecepatan yang luar


biasa dalam pertumbuhan dan perkembangan (WHO, 2014).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,


remaja adalah penduduk dalam rentang 10-18 tahun dan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKN) rentang usia remaja
adalah 10-24 tahun dan belum menikah (Depkes, 2014).

Dalam masa ini, remaja dihadapkan pada tantangan untuk


menemukan siapakah mereka itu, bagaimana mereka nantinya, dan arah
mana yang hendak mereka tempuh dalam hidupnya. Remaja dihadapkan
pada peran-peran baru dan status orang dewasa – pekerjaan dan
romantika. (Erikson dalam Santrock 2009)

Pada masa remaja, individu melampaui pengalaman-


pengalaman konkret dan berpikir secara abstrak dan logis. Sebagai
bagian dari pemikiran yang lebih abstrak, remaja mengembangkan
gambaran mengenai keadaan yang ideal. (Piaget 2011)

Remaja sebagai konsumen memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


mudah terpengaruh rayuan penjual, mudah terbujuk rayuan iklan ,
terutama pada kerapian bungkus apalagi jika dihiasi dengan warna-
warna yang menarik, tidak berpikir hemat, kurangnya realistis,
romantis, dan mudah terbujuk (impulsive), dan lebih banyak tertarik
pada “gejala mode”. (Mangkunegara 2013)

2.3.2 Konsep Diri Remaja Putri


2.3.2.1 Pengertian Konsep Diri Remaja Putri
Konsep diri dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri aktual dan
konsep diri ideal. Konsep diri aktual adalah pandangan tentang diri
seseorang yang didasari oleh siapa dirinya sesungguhnya. Sedangkan
17

konsep diri ideal adalah konsep diri tentang siapa dirinya seperti yang
diinginkannya. (Suprapti, 2010)

Konsep diri sebagai evaluasi yang menyangkut bidang-bidang


tertentu dari diri. (Santrock, 2009)

Konsep diri dapat didefinisikan sebagai cara kita melihat diri


sendiri dan dalam waktu tertentu sebagai gambaran apa yang kita
pikirkan (Mangkunegara, 2013).

Jadi berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa konsep


diri remaja putri adalah cara remaja putri melihat dirinya sendiri yang
meliputi keadaan fisik, sosial, dan psikologis, yang dirasa dan diyakini
benar, dan diperoleh dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang
lain. Konsep diri dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri aktual dan
konsep diri ideal
2.3.2.2 Jenis-jenis Konsep Diri Remaja Putri
Menurut Calhoun & Acocella (2010), dalam perkembangannya
konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri
negatif.
a. Konsep Diri Positif
Konsep diri positif lebih kepada penerimaan diri bukan
sebagai suatu kebanggaan yang besar tentang diri. Konsep
diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang
memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul
tentang dirinya, dapat memahami dan menerima sejumlah
fakta tentang dirinya sendiri, evaluasi terhadap dirinya sendiri
menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain.
Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang
tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang
memiliki kemungkinan besar untuk dicapai, mampu
18

menghadapi kehidupan di depannya serta menganggap bahwa


hidup adalah suatu proses penemuan.

Singkatnya individu yang memiliki konsep diri positif adalah


individu yang tahu betul siapa dirinya sehingga dirinya
menerima segala kelebihan dan kekurangan, evaluasi
terhadap dirinya menjadi lebih positif serta mampu
merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas.
b. Konsep Diri Negatif
Calhoun & Acocella (2010) membagi konsep diri negatif
menjadi dua tipe, yaitu:
1. Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar
tidak teratur Individu tersebut benar-benar tidak tahu
siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang
dihargai dalam kehidupannya.
2. Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan
teratur. Hal ini bisa terjadi karena dididik dengan cara
yang sangat keras, sehingga menciptakan citra diri yang
tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari
seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan
cara hidup yang tepat. Jadi konsep diri remaja putri
dibedakan menjadi konsep diri positif dan negatif.
Individu yang memiliki konsep diri yang negatif terdiri
dari dua tipe, tipe pertama yaitu individu yang tidak tahu
siapa dirinya dan tidak mengetahui kekurangan dan
kelebihannya, sedangkan tipe kedua adalah individu yang
memandang dirinya dengan sangat teratur dan stabil.

Bermula dari adanya perubahan fisik, remaja


mulai memperhatikan dengan lebih mendalam mengenai
penampilan fisik serta timbul keinginan untuk memiliki
19

tubuh ideal, karena masa remaja penampilan fisik yang


sangat menentukan kesuksesan dalam pergaulan sosial.
Remaja wanita yang cantik dan remaja pria yang tampan
biasanya akan disenangi teman-temannya (Hurlock,
2009).

Banyak remaja yang menghayati perubahan


tubuhnya sebagai sesuatu yang asing dan ganjil yang
membingungkan mereka. Kekhawatiran remaja lebih
tertuju pada ketidaksempurnaan tubuh mereka. Dalam
penelitian Bergscheld, Walster, Borhstedt ditunjukkan
bahwa wajah merupakan bagian terpenting yang
mempengaruhi konsep diri. Secara umum, jika
dibandingkan dengan remaja laki-laki, remaja
perempuan kurang puas dengan tubuhnya dan memiliki
citra tubuh yang lebih negatif selama pubertas (Santrock,
2009).

Dalam buku yang sama menyebutkan bahwa


sebagian besar remaja membedakan antara diri riil (real
self/ diri aktual) dan diri ideal (ideal self) (Santrock,
2009).

Makin besar perbedaan antara konsep diri ideal


aktual dan konsep diri ideal, makin rendah harga diri
seseorang, hal ini dapat mempengaruhi pembelian,
khususnya untuk produk-produk yang dapat
meningkatkan harga diri. (Suprapti, 2010).

Motif remaja putri menggunakan kosmetik pada


umumnya karena ingin tampak baik dan dapat diterima
20

di lingkungan serta adanya keinginan dihargai orang lain


atau adanya keinginan pemuasan kebutuhan internal
dengan adanya perasaan sudah merawat tubuh dengan
baik (Jersild, 2014)

Kondisi fisik yang ideal akan sangat


mempengaruhi perkembangan konsep diri seseorang.
Oleh karena itu apabila seorang remaja putri memiliki
tubuh atau fisik terutama wajah jauh dari kondisi ideal
menurut penilaian orang lain, maka remaja akan
berusaha memperbaiki atau menutupi kekurangan
tersebut dengan melakukan segala cara. Salah satunya
adalah dengan menggunakan suatu produk kosmetik
terutama dalam hal ini adalah kosmetik pemutih wajah.

Selain penilaian orang lain terhadap kondisi fisik


remaja putri, pengaruh iklan kosmetik pemutih wajah
yang tiap menit hadir di layar televisi dapat juga
berpengaruh pada ketertarikan, keinginan, dan
keyakinan yang dapat mempengaruhi perilaku membeli
seseorang.

Remaja sebagai konsumen memiliki ciri-ciri


sebagai berikut mudah terpengaruh rayuan penjual,
mudah terbujuk rayauan iklan, terutama pada kerapian
bungkus apalagi jika dihiasi dengan warna-warna yang
menarik, tidak berpikir hemat, kurangnya realistis,
romantis, dan mudah terbujuk (impulsive) dan lebih
banyak tertarik pada ”gejala mode”. Sehingga mekipun
remaja belum memiliki kemandirian secara finansial
namun tidak menyurutkan keinginan remaja untuk
21

membeli produk pemutih yang diinginkan.

2.4 Konsep Kosmetik


2.4.1. Pengertian Kosmetik
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku,
bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa
mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik. (BPOM, 2015).

Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos”yang berarti


ketrampilan menghias, mengatur. Defenisi kosmetik dalam Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.42.1018
adalah setiap bahan atau sediaan dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ
genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik (Tranggono dkk, 2013).

Kosmetika merupakan suatu komponen sandang yang sangat


penting peranannya dalam kehidupan masyarakat, dimana masyarakat
tertentu sangat bergantung pada sediaan kosmetika pada setiap
kesempatan. Di pasaran pada umumnya, banyak beredar sediaan
kosmetika yang berperan untuk keindahan kulit wajah. Dalam
perkembangan selanjutnya, suatu sediaan kosmetika akan ditambahkan
suatu zat ikutan atau tambahan yang akan menambah nilai artistik dan
daya jual produknya, salah satunya dengan penambahan bahan pemutih
(Widana dan Yuningrat, 2007 dalam Siti, 2013 )
22

Bahan Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan yang


berasal dari alam dan/atau sintetik yang merupakan komponen
kosmetika termasuk bahan pewarna, bahan pengawet dan bahan tabir
surya (BPOM, 2015).

Bahan Pewarna yang dimaksud adalah bahan atau campuran


bahan yang digunakan untuk memberi dan/atau memperbaiki warna
pada kosmetika. Bahan Pengawet adalah bahan atau campuran bahan
yang digunakan untuk mencegah kerusakan kosmetika yang disebabkan
oleh mikrooganisme. Bahan Tabir Surya adalah bahan yang digunakan
untuk melindungi kulit dari radiasi sinar ultra violet dengan cara
menyerap, memantulkan, dan/atau menghamburkan. (BPOM, 2015).

2.4.2. Penggolongan Kosmetik


Kosmetik yang beredar di pasaran sekarang ini dibuat dengan
berbagai jenis bahan dasar dan cara pengolahannya. Menurut bahan yang
digunakan dan cara pengolahannya, kosmetik dapat dibagi menjadi 2
golongan besar yaitu kosmetik tradisional dan kosmetik modern.
Kosmetik yang beredar di Indonesia ada dua macam yaitu kosmetik
tradisional dan kosmetik modern (Tranggono dkk, 2013).
2.4.2.1 Kosmetik Tradisional
Kosmetik tradisional adalah kosmetik alamiah atau kosmetik asli
yang dapat dibuat sendiri langsung dari bahan-bahan segar atau
yang telah dikeringkan, buah-buahan dan tanam-tanaman
disekitar kita. Cara tradisional ini merupakan kebiasaan atau
tradisi yang diwariskan turun-temurun dari leluhur atau nenek
moyang kita.
2.4.2.2 Kosmetik Modern
Kosmetik modern adalah kosmetik yang diproduksi secara
pabrik (laboratorium), dimana telah dicampur dengan zat-zat
23

kimia untuk mengawetkan kosmetik tersebut agar tahan lama.

2.4.3. Efek Kosmetik terhadap Kulit


Karena terjadi kontak anatar kosmetik dan kulit, maka ada
kemungkinan kosmetik diserap oleh kulit dan masuk kebagian yang
lebih dalam dari tubuh. Jumlah kosmetik yang diserap kulit tegantung
pada beberapa faktor yaitu keadaan kulit pemakai, keadaan kosmetik
yang dipakai, dan kondisi kulit pemakai. Kontak kosmetik dengan kulit
menimbulkan skibat positif berupa manfaat kosmetik, dan akibat
negative atau merugikan berupa efek samping kosmetik
(Wasitaatmadja, 2009).

Ada berbagai reaksi negatif yang disebabkan oleh kosmetik


yang tidak aman pada kulit maupun system tubuh, antara lain:
2.4.3.1 Iritasi
Reaksi langsung timbul pada pemakaian pertama kosmetik
karena salah satu atau lebih bahan yang dikandungnya bersifat
iritan. Sejumlah deodorant, kosmetik pemutih kulit (misalnya
kosmetik impor Pearl Cream yang mengandung merkuri) dapat
langsung menimbulkan reaksi iritasi.
2.4.3.2 Alergi:
Reaksi negatif pada kulit muncul setelah dipakai beberapa kali,
kadang-kadang setelah bertahun-tahun, karena kosmetik itu
mengandung bahan yang bersifat alergenik bagi seseorang
meskipun tidak bagi yang lain.
2.4.3.3 Fotosensitisasi
Reaksi negative muncul setelah kulit yang ditempeli kosmetik
terkena sinar matahari karena salah satu atau lebih dari bahan,
zat pewarna, zat pewangi yang dikandung oleh zat kosmetik itu
bersifat photosensitizer.
24

2.4.3.4 Jerawat (acne)


Beberapa kosmetik pelembap kulit yang sangat berminyak dan
lengket pada kulit, seperti yang diperuntukkan bagi kulit kering
di iklim dingin, dapat menimbulkan jerawat bila digunakan
pada kulit yang berminyak. Terutama di negara-negara tropis
seperti di Indonesia karena kosmetik demikian cenderung
menyumbat pori-pori kulit bersama kotoran dan bakteri.
2.4.3.5 Intoksikasi
Keracunan dapat terjadi secara local maupun sistemik melalui
penghirupan lewat melalui hidung dan hidung, atau penyerapan
lewat kulit. Terutama jika salah satu atau lebih bahan yang
dikandung kosmetik itu bersifat toksik.
2.4.3.6 Penyumbatan kulit
Penyumbatan oleh bahan-bahan berminyak dan lengket yang
ada dalam kosmetik tertentu, seperti pelembab atau dasar bedak
terhadap pori-pori kulit atau pori-pori kecil pada bagian tubuh
yang lain.

Ada dua efek atau pengaruh kosmetik terhadap kulit, yaitu efek
positif dan efek negatif. Tentu saja yang diharapkan adalah efek
positifnya, sedangkan efek negatifnya tidak diinginkan karena
dapat menyebabkan kelainan-kelainan kulit.

2.4.4 Kosmetik Pemutih


Wanita dengan kulit wajah yang putih bersih dan kencang selalu
menjadi icon iklan produk perawatan wajah dan tubuh di media cetak
dan elektronik. Gambaran seperti itu umumnya didambakan oleh setiap
wanita. Bagaimanapun, kondisi semacam itu sampai saat ini masih
dianggap sebagai daya tarik wanita. Bagi wanita yang memiliki kulit
agak gelap atau bahkan gelap yang ingin tampil putih berseri seperti
dalam iklan, saat ini sudah banyak produk kosmetik yang dapat
25

memutihkan kulit yang tersedia di toko-toko, salon-salon kecantikan


maupun klinik dokter kulit dengan berbagai bentuk seperti sabun, krim,
tablet hingga suntikan. Produk pemutih kulit sangat populer di negara-
negara Asia (India, Cina, Jepang,dan Korea). Bahkan, dengan tingkat
hidrasi kulit yang lebih tinggi secara alami, kulit Asia sangat rentan
untuk mengalami gangguan hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.
Keinginan untuk meniru orang Barat juga mendorong orang Asia untuk
menggunakan pencerah kulit (Burger dkk, 2016).

Pemutih merupakan suatu bahan yang digunakan untuk


mencerahkan atau merubah warna kulit yang tidak diinginkan.
Beberapa krim pemutih mengandung pigmen putih untuk menutupi
kulit dan para konsumen merasa kulitnya menjadi lebih putih, namun
sebenarnya kulit mereka hanya terlihat saja lebih putih akibat efek
pelapisan pigmen putih pada lapisan kulit terluar dan tidak ada
pengurangan pada kadar pigmen kulit yang sebenarnya. Krim pemutih
mengandung bahan yang dapat mengganggu produksi pigmen
merupakan krim yang paling efektif (Purnamawati, 2009).

Kosmetika saat ini sudah menjadi kebutuhan penting bagi


manusia. Kosmetika tidak hanya digunakan untuk fungsi estetika, akan
tetapi berperan dalam penyembuhan dan perawatan kulit. Meski bukan
merupakan kebutuhan primer, namun kosmetika merupakan salah satu
produk yang digunakan rutin dan terus-menerus oleh manusia. Oleh
karena itu keamanan kosmetika dari bahan-bahan berbahaya perlu
diperhatikan. Kosmetika merupakan produk yang diformulasi dari
berbagai bahan-bahan aktif dan bahan-bahan kimia yang akan bereaksi
ketika diaplikasikan pada jaringan kulit (Muliyawan dan Suriana,
2013).

Berdasarkan cara penggunaannya produk whitening (pemutih) kulit


26

dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

2.4.4.1 Skin Bleaching


Adalah produk whitening yang mengandung bahan aktif yang
kuat, yang berfungsi memudarkan noda-noda hitam pada kulit.
Cara penggunaan produk tersebut adalah dengan mengoleskan
tipis-tipis pada daerah kulit dengan noda hitam, tidak digunakan
secara merata pada kulit dan tidak digunakan pada siang hari.
Bahan aktif yang digunakan antara lain hidroquinon, merkuri,
dan kombinasi hidroquinon dengan asam retinoat
(Purnamawati, 2009).
2.4.4.2 Skin Lightening
Adalah produk perawatan kulit yang digunakan dengan tujuan
agar kulit pemakai tampak lebih putih, cerah dan bercahaya.
Produk whitening kategori ini dapat digunakan secara merata
pada seluruh permukaan kulit. Bahan aktif yang digunakan
antara lain asam askorbat dan derivatnya, kojic acid, niasinamid,
licorice ekstract (Purnamawati, 2009).

2.4.5 Pemilihan Kosmetik Pemutih


Memilih kosmetik pemutih sebaiknya lebih berhati-hati,
karena tidak semua kosmetik pemutih yang beredar di pasaran aman
digunakan. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam memilih
kosmetik pemutih untuk menghindari efek negatifnya. Badan POM
sepanjang tahun 2018 mengumumkan bahwa ada laporan dari luar
negeri tentang produk kosmetik yang mengandung zat berbahaya
bagi kulit berjumlah 118 jenis. Produk-produk ini sebagian besar
adalah produk impor ilegal yang harganya relatif murah.

Banyaknya macam produk kosmetik beredar di pasaran sebenarnya


memberikan peluang besar bagi remaja untuk melakukan seleksi dalam
27

memilih kosmetik sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Namun


seringkali perilaku memilih dan menggunakan kosmetik dilakukan
tidak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup untuk memilih
kosmetik dengan tepat dan aman (Tringani Damanik, 2011).

Memilih produk kosmetik pemutih kulit juga harus melihat jenis dan
kondisi kulit pemakai agar hasilnya tidak mengecewakan. Sebelum
membeli kosmetika sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
2.4.5.1 Kenali jenis kulit dengan tepat
Jenis kulit setiap orang tidak sama, oleh karena itu penting untuk
mengetahui jenis kulit sebelum memutuskan untuk membeli
kosmetik yang cocok. Untuk memastikan jenis kulit seseorang,
kulit harus dibersihkan lebih dahulu dan pemeriksaan harus
dilakukan di bawah cahaya yang terang bila perlu menggunakan
kaca pembesar agar tekstur kulit, besarnya pori-pori, aliran
darah, pigmentasi, dan kelainan lain yang terdapat pada
permukaan kulit dapat terlihat. Analisis kulit sangat penting
dilakukan untuk menentukan kelainan atau masalah kulit yang
timbul sehingga perlakukan yang tepat dapat diberikan untuk
memperbaikinya (BPOM, 2016).
2.4.5.2 Perhatikan Kemasan
Saat membeli salah satu kosmetik, hal yang pertama kita
lakukan adalah dengan cara cek kemasannya. Pastikan kemasan
tersebut dalam keadaan baik, jadi jangan pilih kemasan yang
sudah rusak dan bau. Dari kemasan tersebut kamu bisa
memastikan produk tersebut layak digunakan atau tidak
(BPOM, 2016).
2.4.5.3 Perhatikan Label
Setelah kemasan, hal yang harus dipastikan adalah label produk
kosmetika tersebut harus jelas dan lengkap. Karena setiap kosmetik
28

wajib mencamtumkan label, seperti: nama kosmetik, komposisi, nama


dan negara produsen, nomor bets dan lain sebagainya. Melihat label
ini sangat penting agar kamu tidak salah saat membeli kosmetik
(BPOM, 2016).
2.4.5.4 Izin edar berupa notifikasi
Langkah ketiga yang harus diperhatikan saat memilih kosmetik adalah
izin edar. Setiap kosmetik atau produk yang aman telah memiliki izin
edar notifikasi dari Badan POM. Untuk mengetahui izin edar dari
Badan POM yang telah ditandai adalah dengan kode N diikuti 1 huruf
dan 11 digit angka (BPOM, 2016).
2.4.5.5 Kegunaan dan Cara Penggunaan
Bacalah dengan teliti kegunaan dan cara penggunaannya pada
kemasan tersebut agar aturan pemakaian dapat sesuai dengan
kegunaannya (BPOM, 2016).
2.4.5.6 Kadaluwarsa
Langkah terakhir yang harus diperhatikan saat membeli kosmetik
adalah tanggal kedaluwarsa. Langkah terakhir ini sangat penting
dan banyak yang kurang diperhatikan oleh banyak orang saat
membeli kosmetik. Ketika melihat batas kedaluwarsa, pastikan
jangan sampai lewat, telitilah dengan baik sebelum kamu
membelinya. Setiap produk yang dijual kamu bisa melihat
tanggal kedaluwarsa yang ditulis dengan urutan tanggal, bulan
dan tahun (BPOM, 2016).

2.5 Konsep Tentang Kulit


2.5.1 Pengertian Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya
dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1.5
meter persegi dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit
merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan
sensitif, bervariasi pada iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung
29

pada lokasi tubuh (Wasitaatmadja, 2011).

2.5.2 Struktur Kulit


Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis),
sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau
kutis) dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea,
hipodermis atau subkutis). Sebagai gambaran, penampang lintang
dan visualisasi struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut :

Gambar 2.1. Struktur Kulit

2.5.2.1 Kulit Ari (epidermis)


Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling
menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena
kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan
epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang
paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak
tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1
milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut.
Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat
pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh
zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang
merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam
30

epidermis.

Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu:


a. Lapisan tanduk (stratum corneum) adalah lapisan kulit
yang paling luar. Stratum korneum, lapisan yang paling
tebal di telapak kaki dan paling tipis pada dahi, pipi dan
pelupuk mata
b. Lapisan bening (stratum lucidum) adalah lapisan yang
mengandung dua sampai tiga lapisan sel yang tidak
memiliki inti yang biasanya terdapat pada kulit yang
tebal yaitu telapak tangan dan tumit kaki.
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum) adalah lapisan
yang mengandung dua atau empat lapisan sel yang
disatukan oleh desmodom. Sel-sel ini mengandung
granula keratohialin yang memiliki pengaruh dalam
pembentukan keratin pada lapisan atas epidermis.
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum) adalah lapisan yang
terdiri dari sel-sel banyak sisi yang saling menjalin.
Proses sintesis protein dan pembentukan sel baru terjadi
dilapisan ini.
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum
basale) adalah lapisan sel yang mengandung satu lapisan
sel piral yang secara aktif yang membelah diri secara
mitosis untuk menghasilkan sel-sel yang berpindah ke
dalam lapisan-lapisan atas epidermis dan akhirnya ke
permukaan kulit.

2.5.2.2 Kulit Jangat (dermis)


Kulit jangat atau dermis adalah lapisan kedua dari kulit.
Batas dengan epidermis dilapisi dari membran basalis.
Dermis atau lapisan jangat lebih tebal dari pada epidermis.
31

Dermis mempunyai serabut yang elastik dengan


memungkinkan kulit dapat merenggang pada saat orang
tersebut bertambah gemuk, dan kulit dapat bergelambir
disaat orang menjadi kurus.

Lapisan-Lapisan Dermis (Kulit Jangat) - Pada lapisan dalam


dermis terdapat berbagai macam lapisan-lapisan. Lapisan-
lapisan dermis adalah sebagai berikut :
a. Pembuluh Kapiler, berfungsi untuk menghantarkan
nutrisi/zat-zat makanan pada akar rambut dan sel kulit
b. Kelenjar Keringat (glandula sudorifera), tersebar
diseluruh kulit dan berfungsi untuk menghasilkan
keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit
c. Kelenjar Minyak (grandula sebaceae), berfungsi untuk
menghasilkan minyak supaya kulit dan rambut tidak
kering dan mengkerut
d. Kelenjar Rambut, memiliki akar dan batang rambut serta
kelenjar minyak rambut. Pada saat dingin dan rasa takut,
rambut yang ada di tubuh kita terasa berdiri. Hal ini
disebabkan karena didekat akar rambut terdapat otot
polos yang memiliki fungsi dalam menekakkan rambut.
e. Kumpulan saraf rasa nyeri, saraf panas, saraf rasa dingin
dan saraf sentuhan.

2.5.2.3 Jaringan Ikat Bawah Kulit (Hypodermis)


Jaringan ikat bawah kulit berada dibawah dermis. Jaringan
ini tidak memiliki pembatas yang jelas dengan dermis,
sebagai patokan dalam batasannya adalah mulainya terdapat
sel lemak. Pada lapisan kulit ini banyak terdapat lemak.
Fungsi lapisan lemak adalah untuk melindungi tubuh dari
benturan, sebagai sumber energi cadangan dan menahan
32

panas tubuh.

2.5.3 Fungsi Kulit


Secara umum kulit mempunyai fungsi. Fungsi kulit adalah
sebagai berikut:
2.5.3.1 Fungsi Proteksi.
Kulit berfungsi dalam menjaga bagian dalam tubuh terhadap
gangguan fisik yang berada diluar tubuh. Seperti gesekan,
tekanan, tarikan, dan zat-zat kimia terutama yang bersifat
iritan. Gangguan yang bersifat panas seperti sengatan UV,
radiasi, gangguan infeksi luar terutama kuman maupun
jamur.
2.5.3.2 Fungsi Absorbsi.
Kulit lebih mudah menyerap yang menguap dari pada benda
cair atau padat, begitu pun yang larut seperti lemak.
2.5.3.3 Fungsi Ekskresi.
Kelenjar-kelenjar kulit akan mengeluarkan zat-zat yang tidak
berguna sebagai hasil dari metabolisme dalam tubuh yang
berupa asam urat, NaCl, ammonia dan urea.
2.5.3.4 Fungsi Persepsi.
Kulit yang mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis
dan subkutis. Terhadap rangsangan panas yang diperankan
oleh badan-badan ruffini didermis dan subkutis
2.5.3.5 Fungsi Pengaturan suhu tubuh
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi
pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya
dipengaruhi saraf otonom. Ketika terjadi perubahan pada
suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan
penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing.
Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ
33

antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan


penguapan keringat.
2.5.3.6 Fungsi Pembentukan Pigmen.
Sel pembentuk pigmen (melanosoit yang terletak pada
lapisan basal dan sel yang berasal dari rigi saraf.
2.5.3.7 Fungsi Keratinisasi.
Pada lapisan epidermis dewasa terdapat tiga lapisan yaitu
lapisan melanosoit, keratinosit, dan sel langerhans.
2.5.3.8 Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan estetika yaitu keadaan kulit yang
tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang
penampilan

2.5.4 Warna Kulit


Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus,
kuning, coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit
mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat
menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama
ditentukan oleh :
2.5.4.1 Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2.5.4.2 Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
2.5.4.3 Melanin yang berwarna coklat
2.5.4.4 Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada
kulit, serta
2.5.4.5 Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih
kekuningan atau keabu-abuan.

Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia, struktur


kulit mulai berubah. Perubahan yang sering timbul yaitu adanya
kerutan, kelembaban kulit yang mulai berkurang, kulit menjadi lebih
tebal dan kasar. Seringkali muncul berbagai kelainan kulit seperti;
34

jerawat, komedo dan timbulnya flek hitam. Timbulnya perubahan


atau kelainan kulit disebabkan oleh beberapa faktor seperti; pola
makan yang tidak baik, kesehatan dan kebersihan kulit, pengaruh
polusi udara, paparan sinar matahari secara langsung, pengaruh
bahan kimia dan kondisi psikis seseorang

Gambar 2.4. Penampang Kulit Yang Mengalami sun damage


2.5.5. Jenis-jenis Kulit
Upaya untuk perawatan kulit secara benar dapat dilakukan dengan
terlebih dahulu harus mengenal jenis-jenis kulit dan ciri atau sifat-
sifatnya agar dapat menentukan cara-cara perawatan yang tepat,
memilih kosmetik yang sesuai.

Kulit yang sehat memiliki ciri :


2.5.5.1 Kulit memiliki kelembaban cukup, sehingga terlihat
basah atau berembun.
2.5.5.2 Kulit senantiasa kenyal dan kencang.
2.5.5.3 Menampilkan kecerahan warna kulit yang sesungguhnya.
2.5.5.4 Kulit terlihat mulus, lembut dan bersih dari noda, jerawat
atau jamur.
2.5.5.5 Kulit terlihat segar dan bercahaya.
2.5.5.6 Memiliki sedikit kerutan sesuai usia.

Pada umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi :


2.5.5.1 Kulit Normal
35

Ciri-ciri kulit normal adalah kulit lembut, lembab berembun,


segar dan bercahaya, halus dan mulus, tanpa jerawat, elastis,
serta tidak terlihat minyak yang berlebihan juga tidak terlihat
kering. Meskipun jika dilihat sepintas tidak bermasalah, kulit
normal tetap harus dijaga dan dirawat dengan baik, karena
jika tidak dirawat, kekenyalan dan kelembaban kulit normal
akan terganggu, terjadi penumpukan kulit mati dan kotoran
dapat menyebabkan timbulnya jerawat.
2.5.5.2 Kulit Berminyak
Kulit berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis.
Karena pengaruh hormonal, kulit berminyak biasa dijumpai
pada remaja puteri usia sekitar 20 tahunan, meski ada juga
pada wanita usia 30-40 tahun yang mengalaminya.
Pemicunya dapat berupa faktor internal atau faktor eksternal,
yaitu :
Faktor internal meliputi :
a. Faktor genetis
b. Faktor hormonal

Faktor eksternal meliputi :


a. Udara panas atau lembab.
b. Makanan yang dapat merangsang keluarnya keringat
seperti makanan yang terlalu pedas baik karena cabai atau
merica, makanan yang terlalu asin, makanan yang
berbumbu menyengat seperti bawang putih, makanan
yang terlalu berminyak serta makanan dan minuman
yang terlalu panas.

2.5.5.3 Kulit Kering


Kulit kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat
rendah dan cenderung sensitif, sehingga terlihat parched
36

karena kulit tidak mampu mempertahankan kelembabannya.


Ciri dari kulit kering adalah kulit terasa kaku seperti tertarik
setelah mencuci muka dan akan mereda setelah dilapisi
dengan krim pelembab. Kondisi kulit dapat menjadi lebih
buruk apabila terkena angin, perubahan cuaca dari dingin ke
panas atau sebaliknya. Garis atau kerutan sekitar pipi, mata
dan sekitar bibir dapat muncul dengan mudah pada wajah
yang berkulit kering
2.5.5.4 Kulit Sensitif
Kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain
sehingga sangat peka terhadap hal-hal yang bisa
menimbulkan alergi (allergen). Pembuluh darah kapiler dan
ujung saraf pada kulit sensitif terletak sangat dekat dengan
permukaan kulit. Jika terkena allergen, reaksinya pun sangat
cepat. Bentuk-bentuk reaksi pada kulit sensitif biasanya
berupa bercak merah, gatal, iritasi hingga luka yang jika
tidak dirawat secara baik dan benar akan berdampak serius.
Warna kemerahan pada kulit sensitif disebabkan allergen
memacu pembuluh darah dan memperbanyak aliran darah ke
permukaan kulit.
2.5.5.5 Kulit Kombinasi atau Kulit Campuran
Faktor genetis menyebabkan kulit kombinasi banyak
ditemukan di Asia. Banyak wanita timur terutama di daerah
tropis yang memiliki kulit kombinasi: kering-berminyak atau
normal-berminyak. Pada kondisi tertentu kadang dijumpai
kulit sensitif-berminyak. Kulit kombinasi terjadi jika kadar
minyak di wajah tidak merata.

2.5.5.6 Kulit Kering Sensitf


Jenis kulit ini sama dengan kulit kering hanya terdapat
pembuluh darah yang melebar disekitar hidung dan pipi
37

sehingga timbul garis-garis atau guratan didaerah tersebut.

2.5.5.7 Kulit gersang ( Dehydrated Skin)


Kulit gersang adalah kulit yang sangat kering. Penyebabnya
zat cair atau pelembab didalam kulit sangat terbatas.
Umumnya terdapat pada usia remaja, dewasa ataupun usia
lanjut.

2.5.6 Pengertian Kesehatan Kulit


Tampil cantik dan menarik merupakan dambaan bagi setiap wanita,
karenanya wanita sering menyisihkan anggaran untuk perawatan
wajah dan tubuh dengan menggunakan kosmetik tradisional maupun
kosmetik modern. Hasil pengamatan yang dilakukan di Amerika
Serikat menggambarkan bahwa lebih dari 85% gadis remaja
menggunakan kosmetik karena merasa bahwa kosmetik tersebut
akan membuat mereka lebih cantik dan percaya diri. Konsep cantik
secara tidak sadar telah dibentuk oleh media massa di dalam benak
remaja melalui iklan kosmetik. (Tringani Damanik, 2011).

Memiliki kulit sehat merupakan keinginan setiap orang, akan tetapi


tidak semua orang memiliki pengatahuan yang cukup untuk
mendapatkan kulit sehat. Perlakuan yang benar dan tepat akan
berakibat baik bagi kesehatan kulit, tetapi perlakuan yang salah
terhadap kulit dapat berakibat buruk bagi kesehatan kulit. Oleh
karena itu perlu untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
kesehatan kulit dan bagaimana ciri-ciri kulit yang sehat. Kesehatan
merupakan keadaan baik seluruh badan serta bagian-bagiannya,
bebas dari sakit. Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia
yang bisa langsung dilihat dari luar dengan mata telanjang. Jadi
kesehatan kulit adalah mencerminkan keadaan atau kondisi kulit
yang sehat atau terbebas dari penyakit. Keadaan kulit sering
38

mencerminkan kesehatan dan kebersihan seseorang, karena itu


kesehatan kulit sangat penting untuk diperhatikan (Al Rhasid, 2011)
Seringkali seseorang mengabaikan kesehatan kulit, padahal kulit
merupakan tameng dalam menghadapi segala ancaman kondisi luar
tubuh. Banyak yang lebih mementingkan untuk mendapatkan kulit
yang cantik dengan cara merias diri, tetapi mengabaikan perawatan
yang dapat memercantik kulit itu sendiri. Sangatlah penting untuk
menjaga kondisi kulit agar senantiasa dalam keadaan sehat karena
kulit yang sehat dapat mencerminkan kecantikan yang
sesungguhnya. Usaha yang dapat dilakukan dalam rangka menjaga
kesehatan kulit salah satunya adalah melalui pemilihan kosmetik
yang sesuai dengan jenis kulit, apabila jenis kulitnya berminyak
maka kosmetik yang digunakan adalah kosmetik khusus untuk kulit
berminyak sedangkan untuk jenis kulit kering harus menggunakan
kosmetik untuk kulit kering karena pHnya sudah disesuaikan dengan
kebutuhan (Al Rhasid, 2011).
Sekarang ada juga kosmetik yang memiliki pH netral, sebagai contoh
kosmetik pembersih wajah dengan kandungan: 1) salicylic acid
(0,50%), 2) triclosan (0,15%), 3) agua, 4) MAP, 5) hydroxid, 6)
glycerine, 7) glycol distearate, 8) lactic acid, 9) carbomer, 10) PEG-
7 olive oil, 11) perfume, 12) sodium lactate, 13) preservative dan 14)
tetrasodium EDTA. Pemilihan kosmetik dengan pH seimbang sangat
penting untu menjaga agar kelembaban kulit senantiasa dapat
dipertahankan. Untuk kulit normal biasanya memiliki pH 4,5-6,5 (Al
Rhasid, 20011).

2.5.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Kulit


Keadaan kulit mencerminkan kesehatan umum tubuh secara
keseluruhan sebagai suatu organ, kulit tidak hanya menutupi tubuh,
39

tetapi kulit juga memberikan sistem kekebalan. Sangatlah penting


untuk menjaga agar kulit senantiasa dalam keadaan sehat
(Djajadisastra, 2015).

Sebelum melakukan langkah perawatan perlu diketahui faktor-faktor


yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit, antara lain :
2.5.7.1 Pola makan dan diet yang tidak benar.
2.5.7.2 Kosmetik yang tidak cocok dengan jenis kulit.
2.5.7.3 Penyakit kulit dan jamur.
2.5.7.4 Sinar matahari dan polusi udara.
2.5.7.5 Hormon yang tidak seimbang, misalnya saat haid, hamil atau
stres.
2.5.7.6 Kebiasaan tertentu seperti merokok atau minum minuman
keras.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan jenis kulit, antara


lain sebagai berikut (Tresna Pipin, 2011):
2.5.7.1 Usia
Usia dapat mempengaruhi perubahan jenis kulit seseorang.
Suatu contoh, seseorang yang pada masa anak-anak mempunyai
jenis kulit normal setelah remaja kulinya menjadi berminyak.
Demikian pula pada masa muda mempunyai jenis kulit
berminyak setelah tua kulitnya menjadi kering.
2.5.7.2 Makanan dan Minuman
Perubahan jenis kulit, dapat disebabkan jenis makanan yang
dikonsumsi. Misalnya makanan berlemak, panas, pedas, atau
minuman..es..dapat mengubah kulit dari normal menjadi
berminyak. Sebaliknya makan masam, minuman keras atau
beralkohol dapat mengubah kulit jadi kering.
40

Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit.


Oleh karena itu sangat penting untuk diperhatikan dan memiliki
pengetahuan agar dalam melakukan tindakan tidak terjadi
kealahan karena seringkali hal-hal tersebut dianggap tidak
penting dan diabaikan. Apabila kondisi udara sekarang ini yang
semakin panas dan udara yang semakin kotor oleh debu dan asap
kendaraan tidak diperhatikan dengan baik maka dapat
mengganggu kesehatan kulit. Oleh karena itu merawat kulit
menjadi sangat penting daripada sekedar merias karena kulit
yang sehat merupakan cerminan dari tubuh yang sehat
(Djajadisastra, 2015).

2.5.8 Dampak Penggunaan Kosmetik Pemutih Terhadap Kesehatan Kulit


Produk pemutih kulit adalah salah satu jenis produk kosmetik yang
mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat
pembentukan melanin atau menghilangkan melanin yang sudah
terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih.
Keinginan seseorang untuk bisa tampil cantik dan memiliki kulit
yang putih bersih telah membuat seseorang bersikap konsumtif.
Dampak positif yang dapat diperoleh dari pemakaian kosmetik
pemutih diantaranya yaitu kulit menjadi putih bersih dan bersinar.
Keterbatasan pengetahuan tentang berbagai produk kosmetik
pemutih membuat mereka tidak tahu dampak negatif yang timbul
jika tidak berhati- hati.

Kosmetika perawatan kulit wajah maupun kosmetika riasan wajah


dapat memberikan pengaruh positif maupun pengaruh negatif
terhadap kulit jika kurang baik bahan-bahan serta cara
pengolahannya. Hayatunnufus (2009:37-38) menjelaskan akibat atau
pengaruh yang ditimbulkan kosmetika terhadap kulit ada dua macam
yakni :
41

2.5.8.1 Pengaruh positif, pemakaian kosmetika diharapkan kulit


menjadi bersih, sehat dan segar serta menjadi lebih muda.
Hal ini akan dapat dicapai dengan cara pemilihan kosmetika
yang tepat sesuai dengan jenis kulit dan teknik/cara
pemakaian yang tepat serta teratur dan
2.5.8.2 Pengaruh negatif, pengaruh negatif sangat tidak diharapkan
dan tidak diinginkan terjadi, karena akan menimbulkan
kelainan-kelainan pada kulit, mungkin saja kulit menjadi
gatal-gatal, kemerahan, bengkak-bengkak ataupun timbul
noda-noda hitam.

Bahan berbahaya adalah bahan-bahan aktif yang menimbulkan


reaksi negatif dan berbahaya bagi kesehatan kulit khususnya dan
tubuh umumnya ketika diaplikasikan, baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek (Muliyawan dan Suriana, 2013).

Di Indonesia angka kejadian efek samping kosmetik juga cukup


tinggi terbukti dengan selalu di jumpainya kasus efek samping
kosmetik pada praktek seorang dermatologi. Reaksi efek samping
kosmetik cukup parah akibat penambahan bahan aditif untuk
meningkatkan efek pemutih. Parahnya reaksi efek samping kosmetik
ini salah satunya disebabkan karena penambahan bahan aditif untuk
meningkatkan efek pemutih, disamping karena penggunaan jangka
panjang pada area yang luas pada tubuh, di iklim yang panas dan
lembab yang kesemuanya meningkatkan absorbsi melewati kulit.
Reaksi negatif yang ditimbulkan oleh bahan berbahaya yang
terkandung dalam kosmetika beragam, mulai dari iritasi ringan
hingga berat, alergi, penyumbatan fisik di pori-pori, keracunan lokal
atau sistemik. Reaksi negatif ini tidak hanya berdampak pada
jaringan kulit, tetapi dampaknya bisa lebih luas. Bahkan
berpengaruh pada sistem jaringan dan organ-organ penting lainnya
42

(Muliyawan dan Suriana, 2013).

Muliyawan (2013) menyatakan bahwa banyak ditemukan bahan


berbahaya dalam produk-produk kosmetik yang dijual di pasaran.
Bahan berbahaya umumnya ditemukan pada jenis kosmetik pemutih,
anti-aging, dan beberapa kosmetik riasan. Beberapa bahan yang
sudah dilarang penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) pada produk kosmetik diantaranya yaitu merkuri,
hidrokinon, asam retinoat, zat warna merah K.3 (CI 15585), merah
K.10 (Rhodamin B), jingga K.I (CL12075). Bahan berbahaya ini
dapat menyebabkan iritasi, alergi, penyumbatan fisik di pori-pori,
keracunan lokal atau sistemik bahkan berpengaruh pada sistem
jaringan dan organ-organ penting lainnya”.

Produk kecantikan palsu (kosmetik ilegal) umumnya mengandung


bahan berbahaya seperti hidrokinon, merkuri, asam retinoat dan
rhodamin B. Badan POM juga telah melarang penggunanaannya
pada produk kosmetik tersebut berdasarkan Peraturan Kepala Badan
POM Nomor HK.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011 Tentang
Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika. Produk kosmetik yang
mengandung bahan berbahaya tersebut perlu diwaspadai oleh
masyarakat agar terhindar dari bahayanya (BPOM, 2011).

Hidrokinon adalah senyawa kimia yang bila digunakan pada produk


kosmetik bersifat sebagai pemutih / pencerah kulit. Efek samping
yang umum terjadi setelah paparan hidrokinon pada kulit adalah
iritasi, kulit menjadi merah (eritema), dan rasa terbakar. Efek ini
terjadi segera setelah pemakaian hidrokinon konsentrasi tinggi yaitu
diatas 4%. Sedangkan untuk pemakaian hidrokinon dibawah 2%
dalam jangka waktu lama secara terus menerus dapat terjadi
leukoderma kontak dan okronosis eksogen (diskolorasi warna kulit).
43

Asam retinoat adalah turunan dari vitamin A yang sering disebut


dengan tretinoin yang digunakan dalam terapi jerawat. Bahaya
penggunaan asam retinoat adalah menimbulkan iritasi kulit, bersifat
karsinogenik, dan teratogenik (menyebabkan cacat janin).
Rhodamin B adalah pewarna sintetis yang dilarang digunakan
sebagai bahan tambahan kosmetik menurut Peraturan Kepala Badan
POM Nomor HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 Tentang
Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika adalah Rhodamin B. Paparan
jangka pendek penggunaan rhodamin B pada kulit dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, Selain itu, penggunaan rhodamin B
pada kulit dapat juga mengakibatkan efek sistemik dan bersifat
mutagenik (BPOM, 2011).

Dalam suatu kajian yang telah dijalankan di Amerika Serikat (Arndt


dan Fitzpatrick, 1965), krim yang mengandung 2% dan 5%
hidrokuinon telah diuji pada 56 subjek yang mempunyai masalah
spot kehitaman pada kulit. Hasilnya menakjubkan krim mengandung
hidroquinon dapat menghilangkan spot hitam pada 44 orang yang
mengikuti penelitian dari jumlah 56 responden. Pemakaian
hidroquinon yang berlebihan bukannya tidak membawa efek
samping. Krim yang mengandungi 5% hidroquinon telah dilaporkan
memberi kesan sampingan (iritasi dan rasa terbakar pada kulit).
Namun jika kadarnya hanya 2% pemakai hanya mengalami sedikit
iritasi atau terbakar saja. Pemakaian hidroquinon berlebih dapat
menyebabkan kulit iritasi, dan jika dihentikan kulit akan seperti
semula, bahkan bisa lebih buruk. Lebih bahaya lagi merkuri. Logam
yang sebenarnya sudah dilarang itu memang menjadikan kulit
tampak putih mulus, tetapi lama-kelamaan akan mengendap di
bawah kulit. Setelah bertahun-tahun kulit akan biru kehitaman,
bahkan dapat memicu timbulnya kanker (Mulyorejo, 2009).
44

Kadar zat pemutih hidroquinon untuk kosmetik hanya diperbolehkan


dua persen, lebih dari itu harus diperlakukan sebagai obat. Krim
pemutih merupakan campuran bahan kimia yang bertujuan
memucatkan noda hitam (cokelat) pada kulit. Dalam jangka waktu
lama krim tersebut dapat menghilangkan atau mengurangi
hiperpigmentasi pada kulit. Namun jangan salah, penggunaan yang
terus-menerus justru akan menimbulkan pigmentasi dengan efek
permanen. Sayangnya, sekarang banyak konsumen tertipu,
menggunakan pemutih yang bermanfaat instan. Pemutih tersebut
bisa menimbulkan efek rebound, yaitu memberikan respons
berlawanan saat pemakaian dihentikan. Hasil kajian tersebut juga
menunjukkan bahwa krim ini hanya sesuai untuk pengguna berkulit
cerah dengan spot kehitaman tidak banyak. Krim ini bekerja baik
untuk perawatan kulit pada peringkat awal pembentukan bintik
hitam (Mulyorejo, 2009).

Dari kajian ini didapat hasil hidrokuinon menghalangi pengeluaran


melanin oleh melanosit di dalam epidermis. Hidroquinon juga
menembus kulit dan menyebabkan penebalan kolagen. Efek
samping hidroquinon memang sedikit saja terutama jika dipakai
pada kadar rendah, namun ada rasa panas terbakar saat krim dengan
hidroquinon tinggi diaplikasikan pada kulit. Jika krim seperti ini
digunakan dalam jangka panjang, sementara kita juga terekspos
sinar matahari, bukan kulit cerah merona yang kita dapat, melainkan
sebaliknya. Spot coklat atau kehitaman justru bertambah, bahkan
muncul bintik kekuningan pada kulit yang disebut okronosis.
Kerusakan ini mungkin bersifat selamanya karena tidak ada yang
dapat dilakukan untuk mengembalikan ke bentuk atau warna semula.
Hidrokuinon bukan saja berbahaya jika digunakan pada kulit pada
kadar tinggi. Jika termakan zat ini dapat menyebabkan keracunan
yang serius. Jika yang termakan mencapai kepekatan 5-15 gram akan
45

menyebabkan kerusakan sel darah merah (hemolytic anemia)


(Mulyorejo, 2009).

Sebenarnya dampak kosmetik pada kulit sudah sejak lama


ditemukan. Beberapa peneliti telah melakukan berbagai penelitian
mengenai hal tersebut. Menurut Tzank (1995) sebanyak 7% dari
semua kasus kerusakan kulit disebuah klinik di Paris akibat
kosmetik. Sidi (1956) memperkirakan bahwa untuk seluruh Prancis
angka ini mencapai 20%. Schulz (1954) menemukan bahwa di
Hamburg, Jerman sekitar 10% dari semua kontak dermatitis
disebabkan oleh preparat kosmetik. Selain itu juga memberi efek
instant karena sebenarnya produk ini hanya untuk treatment
hyperpigmentasi khusus, dan penggunaan yang terus menerus dan
tidak terkontrol akan menyebabkan penipisan kulit dan warna merah
muda. Bila pemakaian dihentikan kulit kembali ke keadaan semula
atau menjadi rusak, warna kulit tidak rata. Di Indonesia, penelitian
yang dilakukan Dr. Retno Tranggono (1978) terhadap 244 pasien
RSCM yang menderita noda-noda hitam 18,3% dan juga
menyebabkan toksisitas yang tinggi terhadap organ tubuh seperti
ginjal, syaraf dan berupa iritasi (kemerahan atau pembengkakan
kulit) dan alergi, berupa perubahan warna kulit sampai kehitam-
hitaman disebabkan oleh kosmetik (Purnamawati, 2009).

Berdasarkan data BPOM RI tahun 2010, dalam beberapa kosmetik


dapat ditemukan berbagai bahan kimia yang berbahaya bagi kulit,
seperti merkuri, hidroquinon, asam retinoat dan zat warna sintetis
seperti Rhodamin B dan Merah K3. Bahan-bahan ini sebetulnya
telah dilarang penggunaannya sejak tahun 1998 melalui Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 445/MENKES/PER/V/1998. Sejauh ini
bahan-bahan kimia tersebut belum tergantikan dengan bahan-bahan
lainnya yang bersifat alami. Bahan-bahan kimia tersebut dapat
46

memicu kanker. Menurut BPOM RI (2010) merkuri (Hg)/air raksa


termasuk logam berat berbahaya, dalam konsentrasi kecilpun dapat
menimbulkan racun dan biasa terdapat pada krim pemutih. Merkuri
dapat menyebabkan alergi dan iritasi kulit. Pemakaian dengan dosisi
tinggi menyebabkan kerusakan otak permanen, gagal ginjal yang
berakibat kematian dan gangguan perkembangan janin yang
berakibat keguguran dan mandul. Selain merkuri, hidroquinon
dalam krim pemutih yang kandungannya diatas 2% juga
dikategorikan sebagai bahan berbahaya bagi kesehatan. Hidroquinon
termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan
berdasarkan resep dokter. Pemakaian hidroquinon dapat
menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar,
juga menyebabkan kelainan pada ginjal, kanker darah (leukemia)
dan kanker sel hati (Purnamawati, 2009).

Menurut BPOM RI (2010) asam retinoat atau tretinoin adalah bentuk


asam dari vitamin A, merupakan zat popular yang digunakan dalam
kosmetik karena kemampuannya mengatur pembentukan dan
penghancuran sel-sel kulit. Kemampuannya mengatur siklus hidup
sel ini juga dimanfaatkan oleh kosmetik anti aging (efek penuaan).
Tretinoin juga mempunyai efek samping bagi kulit yang sensitif,
seperti kulit menjadi gatal, memerah dan terasa panas seperti
terbakar. Penggunaan Tretinoin yang sebagai obat keras, hanya
boleh dengan resep dokter, namun kenyataannya ditemukan dijual
bebas kosmetik yang mengandung tretinoin buatan Filipina.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara,
produk kosmetik pemutih yang dilarang penggunaannya dan
mengandung asam retinoat, antara lain RDL Hydroquinone
Tretinoin Baby Face Solution 3 dan Maxi-Peel Papaya Whitening
Soap (Purnamawati, 2009).
47

Hidroquinon yang banyak dipakai sebagai penghambat


pembentukan melamin yang dapat menyebabkan hiperpigmentasi,
padahal melamin berfungsi sebagai pelindung kulit dari sinar
ultraviolet, sehingga terhindar dari resiko terkena kanker kulit.
Apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama dan di bawah
sinar matahari secara langsung, hidroquinon dapat mengakibatkan
noda hitam dan benjolan kekuningan pada kulit yang disebut sebagai
okrosinosis yang sifatnya permanen sebagai akibat terhambatnya
produksi melanin kulit yang berfungsi melindungi kulit dari sinar
ultraviolet. oleh karena itu Badan POM menetapkan ambang batas
kandungan hidroquinon di bawah 2% (BPOM RI, 2010).
48

2.6 Kerangka Konsep


Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan
dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau
menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting
untuk masalah (Hidayat, 2009).

PENGETAHUAN

DAMPAK KOSMETIK

PEMUTIH SIKAP
KESEHATAN KULIT

Gambar 2.1

Kerangka Konsep Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswi terhadap


Dampak Kosmetik Pemutih pada Kesehatan Kulit di MAN 2 HST.

Anda mungkin juga menyukai