Anda di halaman 1dari 40

A.

Konsep Sistem dan Analisis Sistem


1. Konsep Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem,
yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada
komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan
pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut Jerry FitzGerald
(Jogiyanto, 2005: 1).
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan sasaran yang tertentu.
Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih
menekankan urutan-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur
(procedure) didefinisikan oleh Richard F. Neuschel sebagai berikut ini
(Jogiyanto, 2005: 1). Suatu prosedur adalah urutan-urutan operasi
klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam
satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin
penanganan yang seragam dari tansaksi-transaksi bisnis yang terjadi.
2. Analisis Sistem
a. Pengertian Analisis Sistem
Menurut Yakub (2012:142), Analisa sistem dapat diartikan sebagai
suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa
jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business
prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari
solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-
rencana perusahaan (business plan).
Menurut Mulyato (2009:125), Analisa sistem adalah teori sistem
umum yang sebagai sebuah landasan konseptual yang mempunyai
tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi didalam sistem yang
sedang berjalan agar menjadi lebih efisien, mengubah sasaran sistem
yang sedang berjalan, merancang/mennganti output yang sdang
digunakan, untuk mencapai tujuan yang sama dengan seperangkat
input yang lain (biasa jadi lebih sederhana dan lebih interatif) atau
melakukan beberapa perbaikan serupa.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis sitem adalah suatu proses
sistem yang secara umum digunakan sebagai landasan konseptual
yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi
didalam suatu sistem tertentu.
b. Tahap Analisis Sistem
Tahap analisis dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system
planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap
analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena
kesalahan di dalam tahap ini akan
menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya (Jogiyanto, 2005:
129).
Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama
dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan
proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap
perencanaan sistem. Di analisis sistem, ruang lingkup tugasnya
adalah lebih terinci (detail).
Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang
harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut ini (Jogiyanto,
2005: 130):
1) Identify, yaitu mendefinisikan masalah.
2) Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
3) Analyze, yaitu menganalisis sistem.
4) Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
B. Konsep Analisis Masalah dan Penyelesaian Sistem
1. Analisis Masalah Sistem
Semua sistem informasi akan mempunyai masalah, tanpa
memperdulikan seberapa baiknya sistem tersebut didesain. Beberapa hal
yang menyababkan sistem informasi mempunyai masalah, antara lain
karena :
a. Waktu (overtime).
b. Lingkungan sistem yang berubah.
c. Perubahan prosedur operasional.
Perbaikan masalah sistem informasi disebut maintenance programming,
yang meliputi tanggapan terhadap masalah sistem dan penambahan
fungsi baru ke sistem. Maintenance programming mencakup 60 sampai
90 persen dari programming budget dan menunjukkan apakah sistem
informasi yang memburuk perlu diganti atau dipertahankan dengan
melakukan perbaikan kecil (minor).
Masalah sistem informasi berhubungan dengan karakteristik informasi,
yaitu :
a. Relevansi (relevancy).
b. Keakuratan (accuracy), yang memiliki faktor :
1) Kelengkapan (completeness),
2) kebenaran (correctness), dan keamanan (security).
3) Ketepatan waktu (timeliness).
4) Ekonomi (economy), yang memiliki faktor : sumber daya
(resources)
5) biaya (cost).
6) Efisiensi (eficiency).
7) Dapat dipercaya (reliability).
8) Kegunaan (usability).
9) Relevansi (relevancy)

Hasil dari sistem informasi (SI) harus dapat digunakan untuk kegiatan
managemen ditingkat operasional, taktis dan strategik. Jika tidak dapat
digunakan, informasi tersebut layak untuk tidak diperhatikan lagi.

Beberapa gejala dari informasi yang tidak lagi relevan, antara lain :

a. Banyak laporan yang isinya terlalu panjang


b. Laporan tidak digunakan oleh pihak yang menerimanya.
c. Permintaan informasi tidak tersedia dalam SI.
d. Sebagai laporan yang tersedia tetapi tidak diminta/dibutuhkan.
e. Bertumpuknya keluhan-keluhan pemakai ketika laporan tidak
diproduksi dan disebarluaskan.
2. Penyelesaian Masalah Sistem

Pendekatan sistem (sistem approach)

Pendekatan sistem merupakan hasil modifikasi dari metode berdasarkan


ilmu pengetahuan (scientific method). Hal ini menekankan akan proses sistematis
terhadap pemecahan masalah. Suatu masalah dan peluang akan ditampilkan
kedalam kontek sistem. Mempelajari suatu masalah dan memformulasikan suatu
solusi merupakan suatu aktivitas pengaturan sistem yang saling berhubungan
seperti:

1. Mendefinisikan suatu masalah atau peluang kedalam kontek sistem

2. Mengumpulkan dan menjabarkan data yang diperoleh dari suatu permasalahan


atau peluang.

3. Mengidentifikasi solusi alternatif

4. Mengevaluasi setiap solusi alternatif

5. Memilih solusi yang terbaik

6. Mengimplementasikan solusi terpilih

7. mengevaluasi hasil pengimplementasian solusi yang berhasil


MEMAHAMI MASALAH
Mendefinisikan masalah atau
1
ATAU PELUANG peluang pada konteks sistem

Mengumpulkan data yang 2


menjelaskan masalah atau peluang

Merancang solusi alternatif


MEMBANGUN SOLUSI
3

Mengevaluasi solusi alternatif

Memilih solusi terbaik


4

5
MENERAPKAN SOLUSI Menerapkan solusi yang terpilih 6

Mengevaluasi keberhasilan dari


solusi yang telah diterapkan
7
Gambar 1. Pendekatan sistem pada pemecahan masalah. Masing-masing
langkah dari pendekatan sistem mengandung beberapa aktifitas yang dapat
dikelompokan menjadi tiga langkah besar dari sebuah penyelesaian masalah

Keterangan gambar :

1. Memisahkan antara masalah atau peluang dengan gejalanya. Mengidentifikasi


sistem pada organisasi dan lingkungan serrta hubungannya. Menentukan
komponen-komponennya, tujuannya, standar, dan batasan dari sistem yang tepat.

2.Menggunakan metode seperti wawancara, daftar pertanyaan, pengamatan pribadi,


pemeriksaan dokumen, dan permodelan untuk mendapatkan data yang
berhubungan dengan masalah atau peluang.
3. Mengajukan berbagai solusi alternatif berdasarkan pada pengalaman, nasehat,
insting, kreativitas, simulasi, dan lain-lain.

4. Mengevaluasi solusi alternatif menggunakan kriteria yang menunjukan


keintungan dan kerugiannya.

5. Memilih solusi alternatif yang terbaik yang memenuhi kriteria evaluasi.

6. Menerapkan solusi terpilih berdasarkan pada rencana penerapan.

7. menawasi dan mengevaluasi seberapa baik solusi yang diterapkan memenuhi


tujuan sistem.

Hal yang penting untuk disadari tentang pendekatan sistem adalah bahwa
langkah-langkahnya dapat saling melengkapi satu sama lain. Aktifitas yang
dibutuhkan untuk penyelesaian masalah dapat digunakan pada lebih dari satu
tahapan proses. Penyelesaian aktifitas pada satu tahapan dapat memperluas kinerja
yang lainnya. Kadang-kadang kita dapat mengulang kembali ke tahapan
sebelumnya untuk mencoba kembali. Jadi, aktifitas dan tahapan pada pendekatan
sistem adalah dikelompokan secara khusus menjadi sejumlah kecil langkah dari
penyelesaian masalah . Gbr.1 mengambarkan bahwa masing-masing dari tujuh
tahapan dari pendekatan sistem mengandung beberapa aktifitas. Bagaimanapun
juga, tahapan tersebut dapat dikelompokan menjadi tiga langkah besar dari
penyelesaian masalah. (1) Memahami masalah atau peluang, (2) Membangun solusi,
(3) Menerapkan solusi.

Memahami Masalah Atau Peluang


Anda tidak dapat memecahkan suatu masalah atau peluang yang ada jika
tidak dapat memahaminya. Itulah sebabnya tahap pertama dari pendekatan sistem
sangat diperlukan. Selain itu anda juga harus dapat menganalisa situasi secara
cermat dan mengumpulkan data untuk membantu memahaminya. Anda juga harus
memisahkan masalah dari gejala, penetapan tujuan dan batasan serta yang
terpenting adalah memandang masalah atau peluang tersebut sebagai konteks
sistem.

Pendefinisian Masalah dan Peluang


Masalah dan peluang harus diidentifikasi ketika menggunakan pendekatan
sistem. Gejala harus dipisahkan dari masalah. Gejala adalah tanda-tanda yang
didasari atau disebabkan oleh suau sebab atau masalah. Sebagai contoh fakta bahwa
penurunan penjualan adalah sebuah gejala, bukanlah sebuah masalah. Masalah
dapat didefinisikan sebagai kondisi dasar yang menyebabkan hasil yang tidak
diinginkan. Peluang adalah kondisi dasar yang menggambarkan potensi untuk hasil
yang diinginkan.

Memperoleh Data dan Informasi


Untuk dapat memahami masalah atau peluang yang ada, diharuskan
memperoleh data dan informasi tentang hal tersebut. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan. Pada situasi bisnis, hal tersebut akan melibatkan satu atau lebih hal-hal
berikut ini :
- Wawancara dengan pekerja, pelanggan dan manajer
- Daftar pertanyaan untuk orang yang tepat pada organisasi
- Pengamatan pribadi terhadap operasi bisnis dan sistem
- Pemeriksaan dokumen, laporan, buku prosedur, dan dokumen lainnya
- Memeriksa perhitungan dan laporan manajemen untuk mengumpulkan statistik
operasi, data biaya, dan hasil kinerja
- Membangun, manipulasi dan pengamatan terhadap model dari operasi bisnis
atau sistem yang direkayasa berdasarkan masalah atau peluang yang ada.

Pengidentifikasian Sistem Pada Organisasi dan Lingkungan


Salah satu aspek terpenting dari pendekatan sistem adalah memandang
masalah atau peluang pada konteks sistem. Ketika anda menggunakan konteks
sistem, anda mencoba untuk menemukan sistem, subsistem, dan komponen sistem
pada situasi yang sedang dipelajari. Hal ini untuk memastikan bahwa faktor penting
dan hubungan yang ada dipertimbangkan. Hal ini juga dikenal sebagai memiliki
pandangan sistem dari suatu situasi. Jadi, untuk memahami suatu masalah
diharuskan untuk memahami sistem organisasi dan sitem lingkungan tempat
dimana masalah atau peluang itu muncul.

Bisnis Sebagai Sebuah Sistem Organisasi


Bisnis dihadapkan pada masalah peluang yang seharusnya dipandang
sebagai suatu sistem organisasi yang beroperasi pada lingkungan bisnis. Konsep
sebuah bisnis sebagai sebuah sistem membantu untuk mengisolasi dan memahami
lebih baik bagaimana suatu masalah atau peluang dapat berhubungan dengan
komponen sistem suatu bisnis.

C. Konsep Perancangan Sistem Secara Umum


Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran
secara umum kepada user tentang sistem yang baru.
Analisis sistem dan desain sistem secara umum bergantung satu sama lain.
Studi menunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan, dianalisis dan
dimodelkan selama fase analisis menyediakan dasar bagi desain sistem
secara umum untuk dibuat. Fase analisis sistem merupakan investigasi dan
berorientasi ke temuan.
Pada fase ini, profesional sistem harus sering membuat fitur yang baru atau
berbeda dari model dasar yang dibuat selama analisis sistem.
Kuncinya adalah dapatkan atau tuliskan semua ke dalam kertas tanpa
mencoba untuk memperbaiki desain sistem lebih awal. Aturannya adalah :
berinteraksi dengan user, periksa dengan anggota tim, periksa dengan
teknisi (pemrogram); desain ulang, periksa, periksa dan periksa kembali
tetapi jangan coba-coba untuk membangun detail yang lebih rendah atau
spec kecil selama fase ini. Semua ini akan dilakukan jika salah satu dari
desain sistem secara umum sudah dipilih untuk implementasi.
1. Tiga Kategori Desain Sistem
a. Global-Based Systems (Sistem Berbasis Global)
Untuk mendesain sistem yang berbasis global (global-based)
membutuhkan pemeriksaan secara seksama dan lengkap atau
penggantian dari seluruh komponen desain umum. Beberapa tipe
perubahan yang umum adalah :
1) Output yang lama : dari laporan berbentuk tabel setiap bulannya
menjadi layar grafik berwarna 2 atau 3 dimensi
2) Proses baru dibuat
3) Input diambil dari peralatan scan daripada dengan pensil dan
kertas
4) Database hirarki lama diubah ke database relasional baru
dengan standar bahasa query
5) Kontrol yang bervariasi diinstal, termasuk UPS (Uninterruptible
Power Systems), DRP (Disaster Recovery Plans), peralatan
enkripsi dan peralatan kontrol akses biometri
6) Platform teknologi baru yang menggabungkan seluruh topologi
jaringan organisasi (komputer dan peralatannya) yang
mendukung

Membutuhkan beberapa tim proyek yang langsung ditunjuk dari


CIO.

Lembar kerjanya berisi semua komponen desain umum berikut


deskripsi masing-masing secara umum. Beberapa alternatif
diberikan ke user untuk di review dan diketahui.
Setelah direview, alternatif beberapa aspek dapat digabungkan untuk
dibuat gabungannya. Beberapa diantaranya dapat diterima atau dapat
ditolak.
b. Group-Based Systems (Sistem Berbasis Kelompok)
Sistem ini melayani cabang-cabang atau group user khusus dalam
organisasi. Kelompok ini memiliki kebutuhan khusus untuk
menyelesaikan pekerjaan dan membuat keputusan yang tepat.
Perancang sistem yang bekerja pada group ini perlu memiliki
pengetahuan tentang bekerja pada sistem group-based. Perancang
tidak perlu memusatkan perhatian ke perancangan desain sistem
tertentu, seperti database dan platform teknologi tetapi pada output,
input, proses, kontrol dan untuk platform teknologi, khusus untuk
group local (LAN).
c. Local-Based Systems (Sistem Berbasis Lokal)
Sistem ini khusus didesain untuk beberapa orang, sering satu atau
dua, untuk aplikasi khusus tambahan. User memiliki PC dan ia
direncanakan untuk memiliki sistemnya. Profesional sistem
umumnya dipakai untuk bekerja sama dengan user menganalisis
mendesain, mengevaluasi sistem yang berbeda, memilih satu dan
mengimplementasikan dengan menggunakan jaringan dan
pendukungnya.
2. Empat Kunci Elemen Dari Rapid Application Development (RAD)
Untuk Mendesain Sistem
RAD dipopulerkan oleh James Martin.
Sinergismenya adalah bahwa RAD menggabungkan elemen-elemen
yang bekerja sama, sehingga dampak keseluruhannya lebih besar
dibandingkan dengan jumlah dampak per individu / masing-masing.
a. Joint Apllication Development (JAD)
1) Efektif untuk digunakan di sistem global-based.
2) JAD dapat juga dipakai di sistem group-based maupun local-
based.
3) Kunci utamanya adalah joint; user dan professional sistem
bekerja sama untuk menganalisis dan mendesain sistem.
3 perbedaan model perancangan, yaitu :
1) Model Perancangan Mental Desainer (Designer’s Mental Design
Model) Model ini diformulasikan dari pengalaman, pengetahuan,
studi lapangan dan input dari interaksi yang dilakukan dengan
user.
2) Model Perancangan Mental User (User’s Mental Design Model)
Idealnya model ini dan model desain sistem konseptual adalah
sama. Interaksi joint dan proses desain diulang hingga model
desain sistem konseptual sama dengan model desain mental user
3) Model Perancangan Sistem Konseptual
Menggambarkan modeling tool, seperti Data Flow Diagram
(DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), decision table,
screen prototype of report, decision tree, dll.

b. Specialists With Advanced Tools (SWAT) teams


Terdiri dari 3 atau 4 profesional sistem yang memiliki kemampuan
dan motivasi.
Tim proyek yang kecil lebih produktif dibandingkan dengan tim
proyek untuk sistem yang lebih besar.
c. Computer-Aided System and Software Engineering (CASE) tools
Digunakan oleh tim SWAT untuk menambah produktifitas dan
kualitas kerja dari membangun sistem.
1) Menambah disiplin
2) Mengurangi kesalahan dan kekosongan desain
3) Mengurangi kerja sistem yang berulang
d. Prototyping
Bekerja dengan JAD dimana user ditunjukkan dengan apa yang akan
mereka dapatkan dan meresponnya. CASE memfasilitasi
prototyping untuk membuat desain layar, model-model yang
bervariasi dan dialog yang cepat serta untuk memodifikasinya saat
berinteraksi dengan user.
Dengan RAD, penyusunan prototyping tidak dibuang, tetapi
menjadi bagian dari desain sistem akhir. Pendekatannya mencapai
aturan 80:20, 80% permintaan user dapat dipenuhi dengan 20%
desain sistem. Tim SWAT bekerja di akhir dari sistem. Pengalaman
user membantu tim SWAT dalam mendefinisikan perubahan-
perubahan yang tidak terbayangkan.
Macam dari aturan 80:20 ini untuk membangun sistem adalah teknik
kotak waktu DuPont (time box technique) dimana proyek sistem
harus diselesaikan tidak lebih dari 90 hari. Pendekatan ini lebih ke
teknik manajemen proyek. Jika melebihi 90 hari berarti kehilangan
kesempatan bisnis dan akan melebihi estimasi waktu dan uang.
D. Konsep Perancangan Sistem Terstruktur
Karena banyak terjadi permasalahan-permasalahan di pendekatan klasik,
maka kebutuhan akan pendekatan pengembangan sistem yang lebih baik
mulai terasa dibutuhkan. Sayangnya sampai sekarang masih banyak orang
yang tidak menyadari bahwa hanya dengan mengikuti tahapan di life cycle
saja tidak akan membuat pengembangan sistem informasi menjadi berhasil.
Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan pengembangan sistem yang
baru yang dilengkapi dengan beberapa alat dan teknik supaya membuatnya
berhasil. Pendekatan ini yang dimulai dari awal tahun 1970 disebut dengan
pendekatan terstruktur (structured approach). Pendekatan terstruktur
dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yang
dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem
yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan
dengan baik dan jelas.
1. Data Flow Diagram (DFD)
Ide dari suatu bagan untuk mewakili arus data dalam suatu sistem
bukanlah hal yang baru. Pada tahun 1967, Martin dan Estrin
memperkenalkan suatu algorima program dengan menggunakan
simbol lingkaran dan panah untuk mewakili arus data. E. Yourdan
dan L. L. Constantine juga menggunakan notasi simbol ini untuk
menggambarkan arus data dalam perancangan program. G.E.
Whitehouse tahun 1973 juga menggunakan notasi semacam ini
untuk membuat model-model sistem matematika. Penggunaan
notasi dalam diagram arus data ini sangat membantu sekali untuk
memahami suatu sistem pada semua tingkat kompleksitasnya seperti
yang diungkapkan oleh Chris Gane dan Trish Sarson. Pada tahap
analisis, penggunaan notasi ini sangat membantu sekali di dalam
komunikasi dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara
logika. Diagram yang menggunakan notasi-notasi ini untuk
menggambarkan arus dari data sistem sekarang dikenal dengan
nama diagram arus data (data flow diagram, DFD).

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang


telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika
tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut
mengalir (misalnya lewat telpon, surat dan sebagainya) atau
lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file
kartu, microfile, harddisk, tape, diskette dan lain sebagainya). DFD
merupakan alat yang cukup populer sekarang ini, karena dapat
menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan
jelas. Lebih lanjut DFD juga merupakan dokumentasi dari sistem
yang baik.
2. Komponen DFD
Beberapa komponen atau simbol yang digunakan DFD untuk maksu
mewakili :
a. external entity (kesatuan luar) atau boundary (batas sistem)
Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang
memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Sistem
akan menerima input dan menghasilkan output kepada
lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity) merupakan
kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa
orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan
luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari
sistem. Kesatuan luar ini kebanyakan adalah salah satu dari
berikut ini :

1) Suatu kantor, departemen, atau divisi dalam perusahaan


teatpi di luar sistem yang sedang dikembangkan
2) Orang atau sekelompok orang di organisasis tetapi di luar
sistem yang sedang dikembangkan
3) Suatu organisasi atau orang uang berada di luar organisasi
seperti misalnya langganan, pemasok
4) Sistem infromasi yang lain di luar sistem yang sedang
dikembangkan
5) Sumber asli dari suatu transaksi
6) Penerima akhir dari suatu laporan yang dihasilkan oleh
sistem

Suatu kesatuan luar dapat disimbolkan dengan suatu notasi


kotak atau suatu kotak dengan sisi kiri dan atasnya berbentuk
garis tebal, juga dapat diberi identifikasi dengan huruf kecil di
ujung kiri atas sehingga berbentu sebagai berikut :

b. data flow (arus data)


Arus data (data flow) di DFD diberi simbol suatu panah. Arus
data ini mengalir diantara proses (process), simpanan data (data
store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini
menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk
sistem atau hasil dari proses sistem dan dapat berbentuk sebagai
berikut ini :
1) Formulir atau dokumen yang digunakan di perusahaan
2) Laporan tercetak yang dihasilkan oleh sistem
3) Tampilan atau output di layar komputer yang dihasilkan
oleh sistem
4) Masukan untuk komputer
5) Komunikasi ucapan
6) Surat-surat atau memo
7) Data yang dibaca atau direkamkan ke suatu file
8) Suatu isian yang dicatat pada buku agenda
9) Transmisi data dari suatu komputer ke komputer yang lain

Arus data sebaiknya diberi nama yang jelas dan mempunyai arti.
Nama dari arus data dituliskan disamping garis panahnya.

c. process (proses)
Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh
orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang
masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan
keluar dari proses. Untuk physical data flow diagram (PDFD),
proses yang dapat dilakukan oleh orang, mesin atau komputer,
sedang untuk logical data flow diagram (LDFD), suatu proses
hanya menunjukkan proses dari komputer. Suatu proses dapat
ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau dengan simbol empat
persegi panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul :

Setiap proses harus diberi penjelasan yang lengkap meliputi


berikut ini :
1) Identifikasi proses Identifikasi ini umumnya berupa suatu
angka yang menunjukkan nomor acuan dari proses dan
ditulis pada bagian atas di simbol proses.

2) Nama proses Nama proses menunjukkan apa yang dikerjakan


oleh proses tersebut. Nama dari proses harus jelas dan
lengkap menggambarkan kegiatan prosesnya. Nama dari
proses biasanya berbentuk suatu kalimat diawali dengan kata
kerja (misalnya menghitung, membuat, membandingkan,
memverifikasi, mempersiapkan, merekam dan lain
sebagainya). Nama dari proses diletakkan di bawah
identifikasi proses di simbol proses.

3) Pemroses Untuk PDFD yang menunjukkan proses tidak


hanya proses dari komputer, tetapi juga proses manual,
seperti proses yang dilakukan oleh orang, mesin dan lain
sebagainya, maka pemroses harus ditunjukkan. Pemroses ini
menunjukkan siapa atau dimana suatu proses dilakukan.
Untuk LDFD yang prosesnya hanya menunjukkan proses
komputer saja, maka pemroses dapat tidak disebutkan. Untuk
LDFD bila pemroses akan disebutkan dapat juga untuk
menyebutkan nama dari program yang melakukan prosesnya
d. data store (simpanan data)
Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang
dapat berupa sebagai berikut ini :

1) Suatu file atau database di sistem komputer


2) Suatu arsip atau catatan manual
3) Suatu kotak tempat data di meja seseorang
4) Suatu tabel acuan manual
5) Suatu agenda atau buku
Simpanan data di DFD dapat disimbolkan dengan sepasang
garis horisontal paralel yang tertutup di salah satu ujungnya

Nama dari data store menunjukkan nama dari filenya, misalnya


file langganan, file hutang, file arsip faktur dan lain sebagainya.
Untuk PDFD, supaya memperjelas simpanan data ini,
penjelasan mengenai media dari simpanan data perlu
dicantumkan seperti misalnya buku atau arsip, atau suatu kotak
dan lain sebagainya. Sedang untuk LDFD, penjelasan ini dapat
digunakan untuk identifikasi dari simpanan data yang berguna
sebagai acuan dalam merancang database.

3. Bentuk DFD
Terdapat 2 bentuk DFD, yaitu DFD fisik (Physical Data Flow
Diagram) dan DFD logika (Logical Data Flow Diagram). DFD fisik
lebih menekankan pada bagaimana proses dari sistem diterapkan
sedang DFD logika lebih menekankan proses-proses apa yang
terdapat di sistem.

a. PHYSICAL DATA FLOW DIAGRAM (PDFD)


PDFD lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang
ada (sistem yang lama). Penekanan dari PDFD adalah bagaimana
proses-proses dari sistem diterapkan (dengan cara apa, oleh siapa
dan dimana), termasuk proses-proses manual. Dengan
menggunakan PDFD, bagaimana proses sistem yang ada akan
lebih dapat digambarkan dan dikomunikasikan kepada pemakai
sistem, sehingga analis sistem akan dapat memperoleh gambaran
yang jelas bagaimana sistem tersebut bekerja. Untuk memperoleh
gambaran bagaimana sistem yang ada diterapkan, PDFD harus
memuat sebagai berikut :

1) Proses-proses manual juga digambarkan


2) Nama dari arus data harus menunjukkan fakta penerapannya
semacam nomor formulir dan medianya (misalnya telpon
atau surat). Nama arus data mungkin juga menerangkan
tentang waktu mengalirnya (misalnya harian atau mingguan).
Dengan kata lain, nama dari arus data harus memuat
keterangan yang cukup terinci untuk menunjukkan
bagaimana pemakai sistem memahami kerja dari sistem.
3) Simpanan data dapat menunjukkan simpanan non komputer,
misalnya kotak in/out yang berfngsi sebagai buffer dari
proses serentak yang beroperasi dengan kecepatan berbeda,
sehingga ada sebuah data yang harus menunggu di buffer.
4) Nama dari simpanan data harus menunjukkan tipe
penerapannya apakah secara manual atau komputerisasi.
Secara manual misalnya dapat menunjukkan buku catatan,
meja pekerja atau kotak in/out. Sedang secara komputerisasi
misalnya menunjukkan file urut, file ISAM, file database dan
lain sebagainya.
5) Proses harus menunjukkan nama dari pemroses (processor),
yaitu orang, departemen, sistem komputer atau nama
program komputer yang mengeksekusi proses tersebut.

b. LOGICAL DATA FLOW DIAGRAM (LDFD)


LDFD lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang
akan diusulkan (sistem yang baru). LDFD tidak menekankan
pada bagaimana sistem diterapkan, tetapi penekanannya hanya
pada logika dari kebutuhan-kebutuhan sistem, yaitu proses-proses
apa secara logika yang dibutuhkan oleh sistem. Karena sistem
yang diusulkan belum tentu diterima oleh pemakai sistem dan
biasanya sistem yang diusulkan terdiri dari beberapa alternatif,
maka penggambaran sistem secara logika terlebih dahulu tanpa
berkepentingan dengan penerapannya secara fisik akan lebih
mengena dan menghemat waktu penggambarannya dibandingkan
dengan PDFD. Untuk sistem komputerisasi, penggambaran
LDFD yang hanya menunjukkan kebutuhan proses dari sistem
yang diusulkan secara logika, biasanya proses-proses yang
digambarkan hanya merupakan proses-proses secara komputer
saja.

4. Syarat Pembuatan
Pedoman bagaimana menggambar DFD baik PDFD ataupun LDFD
adalah sebagai berikut ini :
a. Identifikasikan terlebih dahulu semua kesatuan luar (external
entity) yang terlibat di sistem. Kesatuan luar ini merupakan
kesatuan (entity) di luar sistem, karena di luar bagian
pengolahan data (sistem informasi). Kesatuan luar ini
merupakan sumber arus data ke sistem informasi serta tujuan
penerima arus data hasil dari proses sistem informasi, shingga
merupakan kesatuan di luar sistem informasi.
b. Identifikasikan semua input dan output yang terlibat dengan
kesatuan luar.
c. Gambarlah terlebih dahulu suatu diagram konteks (context
diagram). DFD merupakan alat untuk structured analysis.
Pendekatan terstruktur ini mencoba untuk menggambarkan
sistem pertama kali secara garis besar (disebut dengan top level)
dan memecah-mecahnya menjadi bagian yang lebih terinci
(disebut dengan lower level). DFD yang pertama kali digambar
adalah level teratas (top level) dan diagram ini disebut context
diagram. Dari context diagram ini kemudian akan digambar
dengan lebih terinci lagi yang disebut dengan overview diagram
(level 0). Tiaptiap proses di overview diagram akan digambar
secara lebih terinci lagi dan disebut dengan level 1. Tiap-tiap
proses di level 1 akan digambar kembali dengan lebih terinci
lagi dan disebut dengan level 2 dan seterusnya sampai tiap-tiap
proses tidak dapat digambar lebih terinci lagi.

5. Perbedaan DFD Dengan Bagan Alir


DFD sangat berbeda dengan bagan alir (flow-chart). Perbedaannya
adalah sebagai berikut :
a. proses di DFD dapat beroperasi secara paralel, sehingga
beberapa proses dapat dilakukan serentak. Hal ini merupakan
kelebihan DFD dibandingkan dengan bagan alir yang cenderung
hanya menunjukkan proses yang urut. Kenyataannya kegiatan-
kegiatan proses dapat dilakukan secara tidak urut, yaitu secara
paralel atau serentak, sehingga DFD dapat menggambarkan
proses semacam ini dengan lebih mengena.
b. DFD lebih menunjukkan arus data di suatu sistem, sedang bagan
alir sistem lebih menunjukkan arus dari prosedur dan bagan alir
program lebih menunjukkan arus dari algoritma.
c. DFD tidak menunjukkan proses perulangan (loop) dan proses
keputusan (decision), sedang bagan alir menunjukkannya.
6. Keterbatasan DFD
Walaupun DFD mempunyai kebaikan-kebaikan, yaitu dapat
menggambarkan sistem secara terstruktur dengan memecah-mecah
menjadi level lebih rendah (decomposition), dapat menunjukkan
arus data di sistem, dapat menggambarkan proses paralel di sistem,
dapat menunjukkan simpanan data, dapat menunjukkan kesatuan
luar, tetapi DFD juga mempunyai keterbatasan. Keterbatasan DFD
adalah sebagai berikut :
a. DFD tidak menunjukkan proses perulangan (loop)
b. DFD tidak menunjukkan proses keputusan (decision)
c. DFD tidak menunjukkan proses perhitungan
A. Ziya Aktas memberikan pemecahan untuk keterbatasas DFD ini,
yaitu dengan menambahkan penggunaan operational operator
(operator hubungan), sehingga kemampuan DFD dapat lebih
ditingkatkan.
E. Konsep Perancangan Sistem Terinci
1. Desain Output
Tujuan : mengubah data ke informasi yang berkualitas dan dapat
digunakan. Tujuan akhirnya adalah untuk proses pengambilan keputusan.
Informasi yang berkualitas dan dapat digunakan meliputi hal - hal
berikut :
a. accessibility : easy- to-use interfaces
b. timeliness : dibuat sesuai waktu untuk melakukan aksi
c. relevance : menghindari detail yang berlebihan
d. accuracy : bebas dari kesalahan
e. usability : sesuai dengan model mental/ tipe kognitif user.
Desainer output harus menyediakan suatu produk terhadap klien (end
user) yang akan menggunakan report. Desainer harus bertanya kepada
klien, format output apa yang sangat membantu dan harus digunakan.
2. Desain Input
Input mengawali dimulainya proses informasi. Input perlu
direncanakan untuk mengkonversikan data mentah ke dalam informasi
yang berguna (input – output). Beberapa kegiatan untuk mengubah data
input :
 Insert into, delete from, update the database
 Menggabungkan dengan data lain dari database untuk menghasilkan
output
 Masukkan dan proses langsung menjadi output tanpa
menggabungkan dengan data lain
 Inisialisasi aksi atau melaksanakan suatu tugas
 Mengadakan dialog dengan sistem.

Beberapa media dan metode untuk mendapatkan data dan input data :

 Paper form yang digabungkan dengan layar data-entry


 Electronic form
 Direct-entry devices
 Codes
 Menus
 Natural language

Merancang Paper Forms (Formulir) merupakan pembawa data fisik.


Kejadian berlangsung, transaksi terjadi dan aksi diambil. Aktivitas ini
mengenerate data yang dapat diambil dan dimasukkan ke dalam sistem
untuk diproses. Dapat dilakukan dengan keying atau scanning. Pada
beberapa perusahaan, form ini menjadi suatu bisnis, seperti asuransi,
saham, kredit, dll.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam merancang paper


form :

1. Memilih kertas :
 Lama formulir akan disimpan
 Penampilan dari form
 Banyak form dapat ditangani
 Bagaimana penanganannya (halus, kasar, dilipat2, dibawa2)
 Kemudahan untuk digunakan
 Tahan lamanya untuk pengisian yang lama
 Lingkungan (minyak, kotor, panas, dingin, dll)
 Metode untuk pengisian (tulis tangan, mesin)
 Keamanan terhadap pudarnya data
2. Ukuran kertas Usahakan ukuran kertas yang standar dan banyak
dijual. Jika tidak standar, diusahakan yang merupakan kelipatan
yang tidak membuang kertas, seperti ukuran kertas standar dibagi
2, 3, 4 dst.
3. Warna Penggunaan warna membantu mengidentifikasi dengan
cepat form yang dipergunakan. Warna2 yang baik adalah warna2
yang cerah.
4. Judul formulir Formulir harus diberi judul untuk menunjukkan
jenis dan kegunaannya. Dibuat sesingkat mungkin dan jelas. Nama
perusahaan juga perlu dicantumkan.
5. Nomor formulir Nomor digunakan untuk keunikan. Dapat
diletakkan di pojok kiri bawah atau di bawah kanan. Juga
digunakan untuk menunjukkan sumber dan jenisnya.
6. Nomor urut formulir Nomor urut masing2 biasanya dicantumkan
di pojok kanan atas. Perlu untuk pengendalian, pelacakan
pemeriksaan dan pengarsipan.
7. Nomor dan jumlah halaman Jika lebih dari sehalaman, nomor dan
jumlah halaman perlu agar jika ada yang hilang dapat diketahui.
8. Spasi Harus diperhatikan bila form akan diisi dengan data yang
dicetak dengan mesin.
9. Pembagian area Form harus dibentuk dengan pembagian area
sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pencarian data.
Meliputi area judul, halaman, kontrol, organisasi, obyek , tubuh,
berita, otorisasi, jumlah dan nomor.
10. Caption (pelabelan) Merupakan kata2 yang dicetak di formulir
untuk menunjukkan siapa yang harus mengisi data dan apa yang
harus diisikan. Macam2-nya : box caption, yes/no check off caption,
horizontal check off caption, checklist caption, blocked spaces
caption dan scannable form caption.
11. Instruksi dalam form Form yang baik adalah harus bersifat self-
instruction.
12. Jendela di amplop Jika form harus dikirimkan, dipergunakan
amplop yang berjendela supaya mengurangi penulisan nama dan
alamat yang dikirim pada amplop.
13. Jumlah tembusan Banyak tembusan atau rangkap dari form harus
dibuat seefisien dan seefektif mungkin, tidak boleh berlebihan dan
tidak boleh kurang. Jalur distribusinya tebagi sequential routing,
concurrent routing.
14. Electronic Forms Merupakan layar entri data yang dirancang untuk
digunakan tanpa adanya sumber dokumen resmi. Dirancang pada
sebuah digitizer atau layar VDT sistem CASE, menggunakan
beberapa komponen seperti pada formulir, yaitu :
 Pembagian area
 Instruksi
 Line, box dan caption
 Indikator field data
 Urutan guideline perancangan.
(Lihat fotokopi gambar 9.11 & 9.12. )
Smart Electronic form :
 guide users
 perform calculations
 check limits
 coordinate processing tasks
Perbandingan Biaya Formulir Kertas & Elektronik

 Cost of running out


 Cost of forms obsolescence
 Cost of inefficient forms
 Cost of using the wrong form
 Cost of forms management and enforcement
 Cost caused by the speed limit of paper
 Cost associated with handling data twice
 Cost caused by data float.
( Lihat fotokopi gambar 9.13 & 9.14)

Direct-Entry Devices Sering disebut sebagai atomasi data sumber,


merupakan uatu cara menginput data yang tidak perlu keying atau diisikan melalui
formulir eletronik. Memungkinkan komputer memproses data dengan benar, tanpa
melalui kertas, jadi menambah efisiensi input dan mengurangi kemungkinan
kesalahan pada saat proses keying.

Beberapa peralatan tersebut :

 Magnetic Ink Character Recognition (MICR)


 Optical Character Recognition (OCR)
 Optical Mark Recognition (OMR)
 Digitizer
 Image scanner
 Point-of-sales (POS) devices
 Automatic Teller Machine (ATM)
 Mouse
 Voice recognition.

Document Image Processing (DIP) Merupakan teknologi yang digunakan


untuk memanage dokumen lebih efisien dan mencapai penggunaan minimal kertas.
Komponennya :
 Scanner
 Storage on optical media
 Server
 Output melalui VDT, printer atau fax.

DIP ini dapat untuk user tunggal maupun jaringan. Sistem DIP memungkinkan
dokumen dapat diakses oleh lebih dari satu orang. (Lihat fotokopi gambar 9.15. )

Codes (pengkodean) digunakan untuk mengklasifikasikan data,


memasukkan data ke komputer dan mengambil bermacam-macam informasi yang
berhubungan dengannya. Kode dapat terdiri dari kumpulan angka, huruf, karakter2
khusus, simbol (bar code), warna dan suara.

Beberapa guideline dalam membuat kode :

 Mudah diingat
 Unik
 Fleksibel
 Efisien
 Konsisten
 Sesuai standar
 Menghindari spasi
 Menghindari karakter yang mirip
 Panjang yang harus sama

Struktur/ tipe Kode Beberapa struktur kode adalah :

 Kode mnemonic Supaya mudah diingat. Dibuat dengan dasar singkatan


atau mengambil sebagian karakter dari item yang akan diwakili oleh kode
ini. Misal : P = pria; W = wanita.
 Kode urut Disebut juga kode seri, merupakan kode yang nilainya terurut.
Misal : 001 Kas 002 Piutang dagang 003 Persediaan produk selesai
Kebaikan : sederhana, mudah diterapkan, dapat pendek tapi unik, mudah
dicari bila kode diketahui, cocok untuk rekaman di file (no record relatif),
baik untuk pengendalian.

Kelemahan : penambahan hanya pada akhir urutan, tidak berdasar logika,


tidak fleksibel bila berubah.

 Kode blok Mengklasifikasikan item ke dalam kelompok blok tertentu yang


mencerminkan satu klasifikasi tertentu.
Misal :
Blok Kelompok Aktiva Lancar
1000-1999 Aktiva Lancar 1000 Kas
1000-2000 Aktiva Tetap 1100 Piutang Dagang
1200 Persediaan produk selesai

Kebaikan : mempunyai arti, mudah diperluas, dapat ditambah atau dibuang


sebagian, proses laporan keuangan dapat mudah.

Kelemahan : panjang kode tergantung jumlah bloknya, kurang mudah


diingat.

 Kode grup Merupakan kode yang berdasarkan field2 dan tiap field kode
mempunyai arti. Misal : ISBN, NPM.
Kebaikan : nilainya berarti, mudah diperluas, dapat ditambah atau dibuang
sebagian, menunjukkan jenjang data.
Kelemahan : dapat menjadi Panjang.
 Kode desimal Mengklasifikasikan kode atas dasar 10 unit angka (0 .. 9, 00 ..
99, dst).
Misal : 00 Aktiva Lancar
00100 Kas
00200 Piutang dagang
00300 Persediaan produk selesai.
Menus Menu banyak digunakan dalam dialog karena merupakan user
interface yang mudah dipahami dan mudah digunakan. Menu berisi dengan
beberapa alternatif atau option yang disajikan ke user. Pemilihan dengan cara
menekan tombol atau angka atau huruf.

Metode pemilihan yang ada :

 Keying
 Pointing
 Touching
 Voice input. (Lihat fotokopi gambar 9.18.)

Beberapa teknik perancangan menu yang modern :

 Pull down menus


 Nested menus
 Shingled and tiled menus
 Icons menus
 Touch menus • Sound cues.

Natural Languages Bahasa natural memungkinkan sistem komputer


mengerti bahasa manusia. Komputer dapat menerima bahasa manusia melalui
suara atau keyboard dan melaksanakan tugasnya. Dengan cara ini, sistem harus
mengerti user tetapi user tidak perlu memahami sistem. Banyak aplikasi untuk
interface dengan database menggunakan quey atau bahasa perintah. Beberapa
DBMS telah membangun pengetahuan linguistik yang memungkinkan komputer
mengerti input user.

Contoh :

Query atau perintah Fungsi


“Display the accountants who work Soritng
within division C in alphabetic order”
“List analysts with salaries greater than Selection retrieval
$75,000”

3. Desain Proses
3 dimensi dari desain proses :
1. Dimensi waktu (Real-time dan Batch)
2. Dimensi platform teknologi ( Real time processing dan Batch processing)
3. Dimensi tool pemodelan (Spesifikasi proses,State Transition Diagram
(STD) dan Data Flow Diagram (DFD).

Dimensi Waktu Dimensi waktu merupakan suatu gabungan dari 2 proses,


real time dan batch.

- What Is Real Time Processing ?


Dalam proses yang real time, nilai dari pemrosesan adalah fungsi dari
output (hasil) proses dan waktu dimana output dikirimkan. Ada 2
macam proses real time : hard dan soft.
- Hard real time
aplikasi gagal total jika proses tidak sesuai dengan waktu yang
dijadualkan. Contoh : sistem kontrol pesawat udara.
- Soft real time : kinerja sistem ditambah jika batas waktu tidak sesuai,
tetapi kebutuhan kinerja dipenuhi kalau kondisi sesuai dengan distribusi
respon. Contoh : sistem pemesanan pesawat udara.
- Karakter kunci pada proses real-time :
 Berorientasi proses
 Online file availability
 Very short time intervals
 Constant updating
 Organization of records for rapid access.
- What Is Batch Processing ? Proses batch berdasarkan pada transformasi
input-output terurut. Tidak ada interaksi yang ongoing. Contoh : sistem
penggajian, seminggu sekali.

Penggunaan proses real-time ataupun batch tergantung dari desainer sistem


untuk mencapai tujuan. Jika user menginginkan suatu pengambilan keputusan,
EIS, user, database yang berisi informasi terkini, maka proses batch dianggap
tidak sesuai. Proses batch baik dilakukan untuk proses2 yang dilakukan secara
periodic

Merancang Proses Real-Time Dimodelkan 2 : statis (baik dengan DFD)


dan dinamis (baik dengan STD).

- DFD untuk Model Statis


DFD menggambarkan aliran data dari input eksternal melalui proses dan
data store melalui output eksternal. DFD menentukan hasil proses tanpa
menentukan kapan dan bagaimana prosesnya. STD menentukan kapannya.
(Lihat fotokopi gambar 10.5.)
- STD untuk Model Dinamis Komponen STD terdiri dari kotak persegi empat
untuk state suatu sistem dan arah panah untuk menghubungkan perubahan
state. Setiap perubahan state ada 1/ lebih kondisi (C), yaitu kejadian yang
menyebabkan perubahan state dan aksi (A). Aksi adalah respon, output atau
kegiatan yang terjadi pada perubahan state. (Lihat fotokopi gambar 10.6.)
- DFD menggambarkan what ATM itu. STD menggambarkan when terjadi.
Model spesifikasi proses menggambarkan proses dasar, yang menjadi dasar
dari suatu proses. Proses dasar merupakan definisi rinci dari how sesuatu
dapat diselesaikan sesuai permintaan.
Contoh pada ATM :
IF AMONT REQUESTED EXCEEDS CREDIT LIMIT
THEN
REJECT TRANSACTION
DISPLAY “REJECTED” ON ATM SCREEN
DO NOT INITIATE PROCESS TRANSACTION
ELSE

IF AMONT REQUESTED DOES NOT EXCEEDS CREDIT LIMIT

THEN

ACCEPT TRANSACTION

DISPLAY “ACCEPTED” ON ATM SCREEN

INITIATE PROCESS TRANSACTION

Diagram Aksi Proses Diagram ini untuk menunjukkan proses dasar dan
langkah yang rinci dalam proses untuk aplikasi khusus.

Proses Dasar/ Matriks Entitas Mendefinisikan efek dari proses dasar pada
tipe entitas. Proses ini tidak saja membantu perancangan proses, tetapi juga
membantu perancangan database. Contoh :

ENTIY
Proses dasar Customer Order order line Product Stock
Receive order U C C U
Check customer credit U R
Check stock of R = Read
U = Update
product only

Merancang Proses Batch

Lihat fotokopi gambar 10.9. DFD yang menggambarkan proses yang dilakukan
bank setiap bulannya. Model spesifikasi proses digunakan baik untuk real-time
maupun batch. Misalnya pada proses 1.3 Calculate Service Charge, membutuhkan
suatu persamaan :

TOTAL-SERVICE-CHARGES = STOP-PAYMENT-CHARGES +
INSUFFICIENT-FUNDS-CHARGES + CHECK-LIMIT-CHARGES
Membuat Spesifikasi Proses Menggunakan Persamaan (Equation)

Persamaan memegang peranan penting dalam membangun spesifikasi proses untuk


banyak aplikasi user.

Macamnya :

 Persamaan transaksi
FOR EACH ITEM IN SALES-ORDER :
COMPUTE ITEM-COST = ITEM-QUANTITY * ITEM-UNITPRICE
ADD ITEM-COST TO ORDER-SUBTOTAL
 Persamaan akuntasi dasar
 debt ratio = total-liabilities income = sales - expenses
total assets
 Persamaan cost-volume-profit
I = (SP – VC)X – FC,
Income = (selling price – variable cost)number of units sold – fixed cost
Ada 3 cara untuk menaikkan pendapatan :
§ menaikkan harga penjualan per unit
§ menurunkan biaya variabel per unit
§ menaikkan volume penjualan.
 Persamaan anggaran dan evaluasi kinerja
bugdet variance = budgeted amount – actual amount
 Persamaan EOQ (economic order quantity)
O = √2QP
C
O = order size per unit; Q = annual quantity used in units; P = cost of placing
one order,
C = annual cost of carrying one unit in stock.
 Persamaan statistika (straight-line dan expected-value)
Lebih ke model aritmetika.
Y = a = bX
Nilai yang diharapkan merupakan jumlah dari probabilitas setiap kejadian
4. Desain Database
Desain database merupakan proses dari menentukan isi dan mengatur kebutuhan
data untuk mendukung perancangan sistem yang bervariasi. Ada 3 model
database yang terkenal :
 Model hirarki
 Model jaringan
 Model relasional.
Model hirarki dan jaringan (DBMS) baik untuk menyimpan data tetapi
fasilitas untuk melakukan pemanggilan kembali sangat jelek. RDBMS yang
bersifat relasional menawarkan perbaikan untuk itu. Struktur Skema dari
RDBMS (lihat fotokopi gambar 11.2).
What Is A Relational Database ? Model relasional berdasarkan pada teori
himpunan pada matematika. Tabel disebut sebagai relasi. Properti tabel :
 Kolom yang disebut atribut (PK & FK)
 Domain (kelompok dimana nilai atribut harus dipilih)
 Relasi (keterhubungan) : 1:1; 1:M; M:N
 Manipulasi data (select, project, join tables; insert, delete dan update data).
SQL merupakan bahasa database standard untuk query, manipulasi dan
update RDBMS. Perintah dalam SQL :
CREATE , INSERT , UPDATE , DELETE
SELECT (attribute 1, attribute 2 , … , attribute n)
FROM (relation 1, relation 2, …, relation n)
WHERE (predicate)

Contoh tabel RBMS

CUSTOMER
Customer number Name City
PK
ITEM
Customer number Name City Price
PK

INVOICE INVOICE
Invoice Customer Invoice Invoice Customer Quantity
number number date number number
PK FK PK/FK FK/PK

Merancang Database Relasional

 Memodelkan entitas ke tabel


Pemodelan ini didapatkan dari ERD-nya. Entitas menggunakan kata benda,
relasi menggunakan kata kerja, atribut menggunakan kata sifat, kata benda dan
frase preposisi. Entitas yang ada dari ERD dibuat ke dalam tabel.
 Membuat Primary Key
Kunci primer harus unik dan selalu ada. Lihat pada contoh tabel2 di atas.
 Model relasi antara tabel
Jika semua entitas sudah didefinisikan dalam tabel, perlu dibuat relasi kombinasi
antara tabel.
Contoh : Customers (kata benda) submit (kata kerja) purchase orders (kata
benda).
2 Pertanyaan yang muncul jika ingin menentukan tipe relasi (1:1, 1:M, M:N) :
1. Dapatkah entitas tabel A dihubungkan lebih dari satu entitas di tabel B
2. Dapatkah entitas tabel B dihubungkan ke lebih dari satu entitas di tabel A
Jika jawaban kedua pertanyaan TIDAK, maka relasinya 1:1
Jika jawaban kedua pertanyaan YA, maka relasinya M:N
Jika salah satu jawaban berbeda, maka relasinya 1:M.
 Model atribut tabel Atribut dipakai sebagai properti dari tabel.
 Normalisasi model database
 Menyiapkan kamus data Kamus data merupakan pusat data. Kamus data
merupakan sebuah otomatisasi dari pendefinisian tabel, atribut, dan relasi dari
RDBMS.
5. Desain Kontrol
Tujuan : menunjukkan bagaimana merancang dan memelihara kontrol sistem
yang akan melindungi sistem informasi dari ancaman. Beberapa ancaman
terhadap sistem informasi :
 Kesalahan manusia
 Kerusakan dan kecurangan software (destructive & fraudulent)
 Penyadapan dan penangkapan output dari orang lain
 Kegagalan platform teknologi
 Akses dari yang tidak berhak.
Kontrol yang efektif dari ancaman2 tsb. dikategorikan 3 :
1) Preventive
2) Detective
3) Corrective
Kontrol Integritas Data (input) dalam Sistem Ada 2 cara menginput data :
Source document-based Direct-entry (formulir eletronik, touch menus, voice &
scanning).
Kontrol identifikasi input Kontrol dilakukan dengan membuat identifikasi
(validasi) tabel dan membandingkan setiap transaksi dengan entri otentik dalam
tabel identifikasi.
6. Desain Jaringan
Langkah dalam Perancangan Jaringan
1. Bagi/ kelompokkan perusahaan, misal : gudang, kantor, lantai pabrik.
2. Buat model LAN
3. Evaluasi LAN untuk menentukan apakah sesuai untuk setiap bagiannya
4. Hubungkan bagian2 tsb. dengan jaringan, misal dengan brige, gateway.
Elemen2 Jaringan Sekali perancangan disetujui, langkah selanjutnya adalah
menginstalasi jaringan backbone. Elemen jaringan, HW dan SW dihubungkan
melalui backbone untuk membentuk platform teknologi yang terdiri dari
jaringan terintegrasi dan arsitektur komputer.
F. Konsep Analisis dan Design Berbasis Objek
Pendekatan berorientasi objek merupakan paradigma pemrograman yang
berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma
ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan dengan
logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan,
memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya. Seiring dengan
trend sebuah metodologi dibangun untuk membantu programmer dalam
mengunakan bahasa pemrograman berorientasi obyek. Metodologi ini
dikenal dengan object-oriented analysis and design(OOAD).
Metode OOAD melakukan pendekatan terhadap masalah dari perspektif
obyek, tidak pada perspektif fungsional seperti pada pemrograman
tersrtuktur. Akhir-akhir ini penggunakan OOAD meningkat dibandingkan
dengan pengunaan metode pengembangan software dengan metode
tradisional. Sebagai metode baru dan sophisticated bahasa pemrograman
berorientasi obyek diciptakan, hal tersebut untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan akan pendekatan berorientasi obyek pada aplikasi bisnis.
Pendekatan perancangan sistem berorientasi objek adalah suatu teknik
pendekatan baru dalam melihat permasalahan dan sistem (system perangkat
lunak, sistem informasi, atau system lainnya). Pendekatan ini memandang
sistem yang akan dikembangkan sebagai suatu kumpulan objek-objek
dunia nyata.
1. Karakteristik atau Sifat Pendekatan Objek
a. Abstraksi, yaitu prinsip untuk merepresentasikan dunia nyata
yang kompleks menjadi satu bentuk model yang sederhana
dengan mengabaikan aspek-aspek lain yang tidak sesuai dengan
permasalahan.
b. Enkapsulasi, yaitu pembungkusan atribut data dan layanan
(operasi-operasi) yang dipunyai objek.
c. Pewarisan (Inheritance), yaitu mekanisme yang memungkinkan
satu objek mewarisi sebagian atau seluruh definisi dan objek lain
sebagai bagian dan dirinya.
d. Reusability, yaitu pemanfaatan kembali objek yang sudah
didefinisikan untuk suatu permasalahan pada permasalahan
lainnya yang melibatkan objek tersebut.

2. Kelebihan Pendekatan Berorientasi Objek


a. Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah
digunakan dalam pembangunan system
b. Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level
organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode
program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD
(Sommerville, 2000).
c. Tidak adapemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga
meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal
hingga akhir pembangunan sistem.
d. Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan
implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang
dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
e. Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat dimapping
dengan baik seperti kondisi padadunia nyata danketerkaitan
dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami
desain(Sommerville, 2000)
f. Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang
tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk
mengurangi resikopada pembangunan sistem yang kompleks
(Booch, 2007).
g. Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan
kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses
desain, pemrograman dan reduksi harga.
h. OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan
memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko
pelaksanaan proyek.
i. Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk
memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-
bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat
dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan
pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera
masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat
fleksibel dan mudah dalam memelihara.

3. Kekurangan Pendekatan Berorientasi Objek


a. Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan
SSAD.
b. Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada
SSAD.
c. Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek
yang dibutuhkan sistem.
d. Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk
melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara
metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.
e. OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong
baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan metode
terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh
waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena
mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama
(Hantos, 2005).
f. Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD
menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu
keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD.
Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse,
akan sangat sulit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar
(Hantos, 2005).

4. Tools Pendekatan Berorientasi Objek


a. Rational Unified Process (RUP) (Rational Software –IBM 2003)
b. Fusion (Coleman 1994)
c. STS development Method 3 (ADM3) (Firesmith 1993)
d. Berard’sobject-oriented design (Berard 1991)
e. Booch’sobject-oriented design (Booch 1983, 1991)
f. Coad and Yourdon’sobject –oriented analysis (Coad &
Yourdon 1989)
g. Coad and Yourdon’sobject-oriented analysis (OOA) (Coad &
Yourdon 1991)
h. Jacobson’sObjectory (Jacobson & Linstrom 1992)
i. Rumbaugh’s object modelling technique (OMT) (Rumbaugh
et al. 1991)
j. Object-oriented system analysis (OOA) (Shlaer & Mellor 1988)
Hasil Kutipan
A. Ziya Aktas. (1987). Structured Analysis & Design of Information Systems. NJ:
Prentice Hall.
Anonim. (t.thn.). Diambil kembali dari openstorage.gunadarma.ac.id
Burch, J. (t.thn.). System Analysis, Design, and Implementation. 1992: Boyd &
Fraser Publishing Company.
D. Suryadi H.S, & Bunawan. (1996). Pengantar Perancangan Sistem Informasi.
Gunadarma.
I.T. Hawryszkiewycz. (1991). Introduction Systems Analysis and Design, Second
Edition. Prentice Hall.
Jogianto. (1990). Analisis dan Disain Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI
OFFSET.
John G, B., Felix R. Strater, Jr, & Gary Grudnistski. (1979). Information Systems :
Theory and Practice, Second Edition. John Wiley & Sons.
Page-Jones, M. (1988). The Practical Guide to Structured Systems Design, Second
Edition, Yourdon Press. Prentice Hall.
Raymond McLeod, & Jr. (1979). Management Information System : A Study of
Computer-Based Information Systems, Sixth Edition. Prenctice Hall.
Senn, & James, A. (1989). Analysis and Design of Information Systems. McGraw-
Hill Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai