BAB 1 - BAB 3 DHF Baru Presentasi
BAB 1 - BAB 3 DHF Baru Presentasi
Oleh
2
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
berada di daerah tropis dan sub tropis yaitu antara Indonesia sampai bagian
utara Australia (Kemenkes RI ,2016).
asupan oral tidak memenuhi kebutuhan pasien maka harus diberikan cairan
intra vena untuk mencegah dehidrasi. Pengobatan simptomatik berupa
pemberian antipiretik bila suhu di atas 38,5 C. Karena penderita DHF
biasanya mengalami mual, muntah dan nafsu makan menurun, maka
penderita dapat juga mengalami penurunan berat badan sehingga perlu
pemenuhan intake nutrisi yang adekuat (Soedarto, 2017).
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Dengue Haemorhagic Fever adalah penyakit yang menyerang anak
dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa
demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi.Dengue adalah suatu infeksi
Arbovirus (Artropod Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh gigitan
nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. Virus ini akan mengganggu
diatas permukaan air laut. Demam berdarah dengue tidak menular melalui
8
hidup dikawasan tropis dan berkembang biak pada sumber air yang
terbentuk terhadap serotipe yang lain sangat kurang, sehingga tidak dapat
terhadap inaktivitas oleh distiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu
700C. Keempat tipe tersebut telah ditemukan pula di Indonesia dengan tipe
air sehingga terjadi hipovolemi, selain itu juga terjadi kebocoran plasma
mengakibatkan hipovolemi, syok dan jika tak teratasi akan terjadi hipoksia
Saluran pencernaan Sistem kardiovaskuler Sistem neurologi Sistem muskuloskeletal Sistem pernafasan
MK :Intoleransi
aktivitas
11
MK :Resiko Perdarahan
MK: Hipertermi
Kebocoran plasma
(ke ekstravaskuler)
diukur.
2.4 Manifestasi Klinis
Menurut (Marni 2016) :
1. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua
bekas suntik.
- Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia <100.00/ul
d. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
13
- Peningkatan nilai hematokrit ≥20% dari nilai baku sesuai umur dan
jenis kelamin.
- Penurunan nilai hematokrit ≥20% setelah pemberian cairan yang
adekuat
e. Tanda kebocoran plasma seperti :
- Hipoproteinemia
- Asites
- Efusi pleura
Seluruh kriteria DBD diatas ditandai dengan tanda kegagalan sirkulasi yaitu:
konvaselen.
b. Hematokrit meningkat > 20 %, merupakan indikator akan timbulnya
g. Asidosis metabolic
h. Eritrosit dalam tinja hampir sering ditemukan
2. Urine
Kadar albumin urine positif (albuminuria) Sumsum tulang pada awal sakit
gangguan maturasi dan pada hari ke 10 sudah kembali normal untuk semua
system
3. Foto Thorax
Pada pemeriksaan foto torax dapat ditemukan efusi pleura. Umumnya
posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur disisi kanan) lebih baik dalam
sekaligus berbagai organ pada abdomen. Adanya acites dan cairan pleura
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanan DBD menurut (Utami, Susilaningrum dan Nursalam 2013).
a. Medis
a. Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien
dehidrasi dan haus. Pasien diberi banyak minum yaitu 1,5 – 2 liter dalam
15
dosis : anak umur < 12 bulan 50 mg IM, anak umur > 1tahun 75 mg.
Jika kejang lebih dari 15 menit belum berhenti luminal diberikan lagi
cenderung meningkat .
b. Pasien mengalami syok segera segera dipasang infus sebagai pengganti
RL, jika pemberian cairan tersebut tidak ada respon diberikan plasma
dengan renjatan berat pemberian infus harus diguyur. Apabila syok telah
teratasi, nadi sudah jelas teraba, amplitude nadi sudah cukup besar, maka
c. Cairan
1). Kristaloid
Laktat (D5/RL).
- Larutan Ringer Asetat (RA) atau Dextrose 5% dalam larutan Ringer
Asetat (D5/RA).
- Larutan Nacl 0,9% (Garal Faali + GF) atau Dextrose 5% dalam larutan
Faali (d5/GF).
2). Koloid
- a). Dextran 40
- b). Plasma
2. Keperawatan
16
a) Derajat I
Pasien istirahat, observasi tanda-tanda vital setiap 3 jam, periksa Ht, Hb
dan trombosit tiap 4 jam sekali. Berikan minum 1,5 – 2 liter dalam 24 jam
tetesan infus tetap tidak lancar maka jika 2 tempat akan membantu
makanan cair.
17
BAB III
I. Biodata
A. IdentitasKlien
1. Nama : An M
2. Tempattgllahir/usia : 9 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SD Kelas 3
6. Alamat : Magetan
7. Tglmasuk : 25 November 2019/ Jam 19.00 WIB
8. Tglpengkajian : 26 November 2019 / Jam 11.00 WIB
9. Diagnosamedik : DHF
B. Identitas Orangtua
Ayah
18
1. Nama : Tn. K
2. Usia : 45 tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan :Karyawan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Magetan
Ibu
1. Nama : Ny. S
2. Usia : 40 tahun
3. Pendidikan : SMK
4. Pekerjaan : IRT
5. Agama : Islam
6. Alamat : Magetan
V. Riwayat nutrisi
A. Pemberian ASI
Pertama kali disusui dengan ASI sejak lahir hingga usia 2 tahun
B. MP ASI
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Cara pemberian
0- 6 bulan ASI Disusui
6-8 bulan ASI Disusui
8-10 bulan ASI dan nasi sayur ikan Di olah menjadi bubur dan
disuap
10-12 bulan ASI dan nasi sayur ikan Di olah menjadi bubur dan
disuap
12 bulan ASI dan nasi sayur ikan Di olah menjadi bubur dan
disuap
Total skore 14
Kesimpulan : total skor 14 (resiko jatuh tinggi)
IX. RiwayatPsikososial
Anak tinggal bersama : Orang Tua di rumah
Rumah ada tangga: Tidak
Hubungan antar anggota keluarga : Baik
Dalam anggota keluarga hubungannya baik dengan anggota keluarga lain
Pengasuh anak: Tidak
X. ReaksiHospitalisasi
Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawatinap
Ibu membawa anaknya ke RS karena :
Karena panas tak kunjung turun dan sudah di rawat inap di Puskesmas
selama 2 hari tetapi tidak kunjung turun juga panasnya.
Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Iya
Perasaan orang tua saat ini : cemas dan kuatir
Orang tua selalu berkunjung ke RS : Ya, setiap hari
Yang akan tinggal dengan anak : Orang Tua
Ibu belum mengerti dan memahami penyakit yang dialami anaknya
Reaksi hospitalisasi anak : anak saat di rawat inap merasa tidak nyaman
karena lingkungan baru.
XI. Aktivitassehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Seleramakan Mau makan banyak Sedikit
2. Jenismakanan Nasi + lauk Nasi + lauk
3. Jumlah 3x sehari 3x sehari tetapi porsi
makan menurun
4. Frekwesni Cukup Cukup
5. Diet Tidak Ada Diendat makanan TKTP
B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
23
C. Eliminasi(BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Tempat WC WC
pembuangan
2. Frekuensi(waktu) 2x sehari 1x perhari
3. Konsistensi Lunak Lembek
4. Kesulitan Tidak Ada Tidak Ada
5. Obatpencahar Tidak Tidak
D. Istirahattidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur
- Siang 1-2 jam 1-2 jam
- Malam ± 9 jam ± 8 jam
2. Pola tidur Cukup Cukup
3. Kebiasaan sebelum Cuci tangan sikat gigi Tidak ada
tidur
E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program olahraga Saat di sekolah olahraga
2. Jenis danfrekuensi 1x1 minggu Tidak Ada
3. Kondisi setelah Berkeringat dan segar
olahraga
24
F. PersonalHygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
- Cara Mandi sendiri Dimandikan
- Frekuensi 2x sehari 2x sehari
- Alatmandi Sabun, shampoo Sabun, shampoo
2. Cucirambut
- Frekuensi Sering Sering
- Cara Menggunakan shampoo Menggunakan shampoo
3. Guntingkuku
- Frekuensi Saat panjang Saat panjang
- Cara Dengan gunting kuku Dengan gunting kuku
4. Gosokgigi
- Frekuensi Saat mandi Saat mandi
- Cara Dengan sikat gigi dan Dengan sikat gigi dan
pasta gigi pasta gigi
G. Aktifitas/MobilitasFisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatansehari-hari Sekolah, bermain, les Tidak ada
2. Pengaturan jadwal harian Jam 7.00 sekolah, jam Tidak Ada
14.00 bermain, jam 15.00
3. Penggunaan alat Bantu les Tidak Ada
aktifitas
4. Kesulitan pergerakan Tidak Ada Ada
tubuh
25
Tidak Ada
H. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Perasaan saat Senang
sekolah
2. Waktuluang Bermain
3. Perasaan setelah Senang Tidak Ada
rekreasi
4. Waktu senggang Jalan-jalan, dan menonton
klg tv
5. Kegiatan harilibur Bermain dan jalan-jalan
bersama orang tua
XII. PemeriksaanFisik
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : Composmetis, GCS 4-5-6
a. Tanda – tanda vital:
a. Tekanandarah : - mmHg
b. Denyut nadi : 102 x /menit
c. Suhu : 37,5oC
d. Pernapasan : 24 x/ menit
1. Sistem pernapasan:
Keluhan : tidak ada
a. Hidung dan Sinus
Inspeksi
Posisi hidung : simetris
Bentuk hidung : simetris, normal
Keadaanseptum : ada septum, normal
26
2. Sistemcardiovaskuler
a. Jantung
Palpasi
Ictuscordis : teraba di ICS IV dan V
midklavikula sinistra
Perkusi : Redup
Pembesaran jantung : Tidak ada
Auskultasi : BJ I dab BJ II tunggal
3. Sistem pencernaan
Keluhan : tidak ada.
a. Mulut
Inspeksi
Gigi
Keadaan gigi : bersih
27
Inspeksi
a. Keadaan rambut &Hygienekepala : Bersih
b. Warna rambut : Hitam
c. Penyebaran : Rata
d. Mudah Rontok : Tidak
e. Kebersihan Rambut : Bersih
f. Benjolan : Tidak ada
Palpasi
g. Nyeri tekan : Tidak ada
h. Tekstur Rambut : Halus
Muka
a. Simetris / tidak : Simetris
b. Bentuk wajah : Bulat
c. Gerakan abnormal : Tidak
d. Ekspresi wajah : Biasa
Palpasi
a. Nyeri tekan/tidak : Tidak ada
b. CRT : < 2 detik
Ekstremitas atas
Keluhan : tidak ada
Motorik
a. Pergerakan kanan/kiri : Normal, sesuai perintah
b. Pergerakanabnormal : Tidak ada
c. Kekuatan otot kanan/ kiri : 5/5
d. Koordinasigerak : seimbang
Refleks
e. Biceps kanan/kiri : koordinasi otot normal
f. Triceps kanan/ kiri : Koordinasi oto normal
Sensori
g. Nyeri : Ada
h. Rangsang suhu : Ada
i. Rasa raba : positif
Ekstremitas bawah
Motorik
j. Gaya berjalan : Normal
Kekuatan kanan/kiri : Normal kanan/kiri
Refleks
k. kanan/ kiri : Normal kanan/kiri
l. kanan/ kiri : Normal kanan/kiri
Babinsky kanan/kiri : positif
7. Sistem indokrin
Inspeksi
a. Leher
Kelenjar thyroid : Tidak ada pembesaran
Kaku kuduk /tidak : Tidak
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
9. SistemIntegumen Inspeksi
a. Kulit :
Warna : sawo matang
Temperature : panas
Kelembaban : lembab
Ruam : pada ekstremitas bawah
Tekstur : lembab
Kuku
Warna : putih
permukaan kuku :putih
mudah patah : tidak
kebersihan : sedikit kotor
XIII. Pemeriksaan Penunjang tanggal 26- 11 - 2019
ANALISA DATA
Resiko Perdarahan
D.0012
Ns. Diagnosis
(2) Kategori : Fisiologis
Subkategori : Sirkulasi
Beresiko mengalami kehilangan darah baik internal
Definisi (terjadi di dalam tubuh) maupun eksternal (terjadi
hingga keluar tubuh)
1. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan
Faktor Resiko perdarahan
1. Trombositopenia
Kondisi Klinis
Terkait
DS : DO :
ANALISA DATA
Nama Pasien : An. M
No. RM :-
Tanggal : 26 November 2019
1. Perdarahan
Kondisi Klinis
Terkait
DS : DO :
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu (Dhanang, 2018)
2. Kolaborasi pemberian antipiretik (Hapsari, 2016)
3. Kolaborasi pemberian transfuse darah ,jika perlu
INTERVENSI SIKI SLKI
(2)
INDIKATOR OUTCOME
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu (Dhanang, 2018)
2. Kolaborasi penmberian antipiretik (Hapsari, 2016)
3. Kolaborasi pemberian transfuse darah ,jika perlu
IMPLEMENTASI / TINDAKAN
KEPERAWATAN
Evaluasi / respon
Diagnosa Tgl/ Implementasi
No Klien Paraf
Keperawatan
Jam
1 Resiko Syok 26-11-
2019
R/ mencegah terjadinya
10. Berkolaborasi syok
08.30 pemberian injeksi
antipiretik
R/ kebutuhan cairan
11. Menganjurkan pasien terpenuhi
08.45 perbanyak asupan
cairan per oral
untuk pasien
R/ kebutuhan cairan
12. Berkolaborasi pasien terpenuhi untuk
09.00 pemberian cairan mencegah terjadinya
dan elektrolit syok
intravena, jika
perlu
R/ keluarga px
09.02 13. Menganjurkan kooperatif
mengkonsumsi jus
jambu merah dan
jus kurma
28-11-
2019 R/ kebutuhan cairan
14. Menganjurkan pasien terpenuhi
14.30 perbanyak asupan
cairan per oral
untuk pasien
R/ mencegah terjadinya
15. Berkolaborasi syok dan memenuhi HB
15.00 pemberian
transfuse darah
,jika perlu
R/ keluarga px
15.05 16. Menganjurkan kooperatif
mengkonsumsi jus
jambu merah dan
9
jus kurma
2 Resiko 26-11-
Perdarahan 2019
27-11-
2019
1. Menganjurkan
08.00 meningkatkan R/ cairan terpenuhi
asupan cairan
10
untuk menghindari
konstipasi
2. Menganjurkan
08.10 meningkatkan R/ asupan makan
asupan makanan terpenuhi
3. Kolaborasi
08..15 pemberian cairan R/ mencegah terjadinya
dan elektrolit perdarahan
intravena, jika
perlu
4. Kolaborasi
08.30 pemberian R/ memenuhi HB dan
transfuse darah mencegah terjadinya
,jika perlu perdarahan
2. Menganjurkan
15.15 meningkatkan R/ asupan cairan
asupan cairan terpenuhi
3. Menganjurkan
15.30 meningkatkan R/asupan makanan
asupan makanan terpenuhi
EVALUASI KEPERAWATAN
PEMBAHASAN
Pemberian asupan nutrisi dan cairan yang adekuat akan mencegah terjadinya
kebocoaran plasma darah dan syok hipovolemik, dalam penelitian yang di lakukan
dhanang pada tahun 2018 jika dukungan keluarga dan perawat dalam pemberian
asupan nutrisi dan cairan yang cukup dapat membantu pembentukan kadar
hemoglobin, trombosit sehingga dapat menjaga sel agar tidak mudah nekrosis.
suhu tubuh secara farmakologi, karna kerja dari obat antipiretik menyebabkan
menginduksi suhu tubuh. Tubuh kemudian akan bekerja untuk menurunkan suhu
tubuh dan hasilnya adalah pengurangan demam, dalam penelitian sabrina pada
15
tahun 2016 pengunaan obat antipiretik pada demam yang terjadi pada kasus dhf
Pemberian jus kurma pada pasien DHF dapat meningkatkan produksi trombosit
protein dan serat tinggi. Kandungannya tersebut membuatnya amat baik untuk
kandungan zat berguna bagi tubuh yang amat tinggi dimana setiap buahnya
terkandung zat–zat bermanfaat seperti gula, selulosa, protein, vitamin A, Bl, B2,
DAFTAR PUSTAKA
16
Medika.
Erlangga.
dactylifera). Healty .
Desember 2019