Anda di halaman 1dari 7

CiE 6 (2) (2017)

Chemistry in Education
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING BERPENDEKATAN MULTIPLE


INTELLIGENCES TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

Andini Arum Sari1, Subiyanto Hadisaputro, Sri Nurhayati


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. (024)8508112 Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh model inkuiri
Diterima Juni 2017
terbimbing berpendekatan multiple intelligences terhadap hasil belajar siswa pada
Disetujui Juli 2017
materi asam basa di MAN 1 Kabupaten Magelang. Multiple intelligences yang
Dipublikasikan Oktober 2017
digunakan terfokus hanya pada kecerdasan logis-matematik dengan indikator
pencapaian analisis logis dan pemecahan masalah, dan kecerdasan naturalis
dengan indikator pencapaian investigasi langsung dan pola pikir terhadap alam.
Sampel diambil menggunakan teknik cluster random sampling, dengan desain
penelitian post­test only control design. Teknik pengambilan data yang digunakan
adalah metode tes, observasi, angket, dan dokumentasi. Data penelitian berupa
Keywords: hasil belajar ranah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan hasil multiple
hasil belajar intelligences siswa. Hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai post­test kelas kontrol
inkuiri terbimbing 43,07 sedangkan pada kelas eksperimen 60,63. Kedua kelas berdistribusi normal
multiple intelligences dan memiliki varians yang sama. Uji koefisien korelasi biserial sebesar 0,8215
dengan kategori terdapat hubungan yang sangat kuat, sedangkan uji koefisien
determinasi sebesar 67,4949%. Hasil belajar ranah keterampilan kelas eksperimen
memiliki lima aspek berkriteria tinggi, sedangkan kelas kontrol memiliki tiga
aspek berkriteria tinggi. Hasil belajar ranah sikap, kelas eksperimen memiliki
delapan aspek berkriteria tinggi, kelas kontrol memiliki enam aspek berkriteria
tinggi. Simpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran inkuiri terbimbing
berpendekatan multiple intelligences berpengaruh terhadap hasil belajar kimia
siswa.

Abstract
This reserach aims to determine how much effect given of learning with guided inquiry of
multiple intelligences outcomes basic competency acid base product in MAN 1 Magelang
Regency. Multiple intelligences used focused only on logic­mathematic intelligences with
achievement indicators logic­analysis and problem solving, and naturalist intelligences with
achievement indicators hands­on investigation and natural patterns. Samples were taken
using cluster random sampling technique, the research design post­test only control design.
Data collection techniques used method tests, observations, questionnaires, and
documentation. The research data in the form of learning outcomes realm of knowledge,
skills, attitudes, and the result of the multiple intelligences of students. The results obtained
by the average valueof the post­test control class 43.07, while the experimental class 60.63.
Both classes are normally distributed and have the same variance. Biserial correlation
coefficient of 0.8215 with categories there is a very strong, while the coefficient
determination of 67.4949%. The result of experimental class skills learned realm has five
aspects categories high, while the control class has three aspects categories high. The resulst
of studying the realm of attitudes, the experimental class has eight high categories aspect,
the control class has six high categories aspect. Conclusions from this research is guided
inquiry learning of multiple intelligences affect the chemistry student learning outcomes.
© 2017 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi:
Email: andiniaas@gmail.com ISSN NO 2252-6609
Andini Arum Sari/Chemistry in Education 6 (2) (2017)
Pendahuluan terbimbing, siswa dibimbing untuk menemukan
Kecerdasan merupakan salah satu cara terbaik dalam pemecahan masalah.
karakteristik siswa, sangat perlu diperhatikan Pembelajaran inkuiri terbimbing berupaya
oleh guru saat melakukan proses pembelajaran. menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada
Kecerdasan memegang peranan penting dalam siswa sehingga siswa lebih banyak belajar
mencapai keberhasilan belajar siswa, tetapi hal senidiri dengan guru sebagai fasilitator dan
yang penting adalah bagaimana seorang guru siswa mengembangkan kreativitas dalam
mengetahui dan memanfaatkan multiple memecahkan masalah (Satyawati, 2011).
intelligences untuk pencapaian kompetensi siswa Model inkuiri terbimbing membantu siswa
dalam proses pembelajaran yang efektif. Kimia bukan hanya untuk mengerti materi
merupakan salah satu mata pelajaran yang pembelajaran, tetapi juga mampu menciptakan
sampai saat ini sulit untuk dipahami baik penemuan sehingga siswa tidak lagi berada
konsep, penerapan rumus, maupun penerapan pada lingkup pembelajaran telling doing tetapi
dalam kehidupan sehari - hari (Puri & Supardi, didorong hingga bisa doing science (Anam,
2010). Melihat kenyataan tersebut haruslah 2015).
pendidik juga mengembangkan kecerdasan siswa Rumusan masalah dalam penelitian ini
dalam hal menganalisis, melakukan penalaran (1) adakah pengaruh pembelajaran model
menggunakan logika dan pengaplikasian dalam pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan
kehidupan sehari-hari, sehingga perkembangan multiple intelligences terhadap hasil belajar siswa
peserta didik yang diwujudkan dalam hasil MAN 1 Kabupaten Magelang pada materi
belajar akan tercapai apabila dapat asam basa?; (2) berapa besar pengaruh
mengoptimalkan kecerdasan yang dimiliki pembelajaran model inkuiri terbimbing
melalui pengalaman belajar (Sariono, 2013). berpendekatan multiple intelligences terhadap
Observasi awal yang dilakukan di MAN hasil belajar siswa MAN 1 Kabupaten
1 Kabupaten Magelang menunjukan bahwa Magelang pada materi asam basa?. Penelitian
sekolah tersebut tergolong sekolah unggul. ini bertujuan untuk (1) Mengetahui ada
Sistem penerimaan siswa baru yang digunakan tidaknya pengaruh pembelajaran inkuiri
yaitu tidak ada tes formal untuk menyaring terbimbing berpendekatan multiple intelligences
siswa, sehingga sekolah fokus pada kualitas terhadap hasil belajar siswa MAN 1 Kabupaten
proses pembelajaran (The Best Process), bukan Magelang pada materi asam basa; (2)
pada kualitas input siswanya (The Best Input). Mengetahui berapa besar pengaruh
Sistem penerimaan siswa yang sudah pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan
berlangsung selama ini mengindikasikan bahwa multiple intelligences terhadap hasil belajar siswa
sekolah secara tidak langsung menggunakan MAN 1 Kabupaten Magelang pada materi
sistem penerimaan siswa dengan multiple asam basa.
intelligences, sedangkan kurikulum yang
Metode Penelitian
digunakan adalah kurikulum 2013 dengan
Penelitian dilaksanakan di MAN 1
penilaian autentik. Sekolah unggul merupakan
Kabupaten Magelang dengan materi asam
sekolah yang memanusiakan manusia,
basa, pada tanggal 25 Januari sampai 27
menghargai setiap potensi yang ada pada diri
Februari 2016. Subjek penelitian ini adalah
peserta didik dan mengaplikasikan multiple
siswa kelas XI MAN 1 Kabupaten Magelang
intelligences kedalam pembelajaran (Chatib,
pada tahun ajaran 2015/2016. Desain
2014).
penelitian yang digunakan adalah post­test only
Hasil belajar kimia siswa materi asam control design. Pengambilan sampel dilakukan
basa tahun ajaran 2013/2014 dan 2014/2015 menggunakan teknik cluster random sampling.
masih dibawah KKM (KKM ≥ 75), hal tersebut Model pengumpulan data dilakukan dengan
disebabkan pengalaman belajar yang diberikan model tes, observasi, angket, dan dokumentasi.
lebih ditekankan pada kegiatan ceramah dan
Variabel bebas pada penelitian ini yaitu
latihan soal, siswa cenderung kurang dalam hal
model pembelajaran, model pmbelajaran
hitungan dan sulitnya mengaitkan materi kimia
inkuiri terbimbing berpedekatan multiple
dalam kehidupan sehari-hari, serta belum
intelligences pada kelas eksperimen dan model
optimalnya praktikum di laboratorium. Upaya
ceramah, praktikum, dan latihan soal pada
untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
kelas kontrol. Variabel terikat dalam penelitian
dengan menggunakan model pembelajaran yang
ini adalah hasil belajar siswa sedangkan
mengaktifkan siswa salah satunya inkuiri
variabel kontrolnya adalah kurikulum, guru,
57
Andini Arum Sari/Chemistry in Education 6 (2) (2017)
materi dan jumlah jam pelajaran yang sama. diri, dan merespon stimulus secara tepat dan
Instrumen penelitian yang digunakan adalah benar (Kwartolo, 2012). Kedua pengertian
lembar penilaian pengetahuan, lembar penilaian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
sikap, lembar penilaian keterampilan, lembar inkuiri terbimbing berpedendekatan MI
penilaian multiple intelligences dan angket merupakan suatu model pembelajaran yang
tanggapan siswa. melibatkan keaktifan siswa untuk melakukan
Teknik analisis data yang digunakan penyelidikan, melalui penyelidikan siswa dapat
yaitu analisis data awal dan akhir. Analisis data melibatkan kecerdasan yang dimiliki sehingga
awal meliputi : (1) uji normalitas populasi, (2) uji apa yang diperoleh siswa lebih tersimpan lama
homogenitas populasi. Analisis data akhir dalam memori karena siswa menemukan dan
meliputi : (1) uji normalitas post­test, (2) uji memahami konsep berdasarkan pengalaman
kesamaan dua varians, (3) uji t, (4) koefisien belajar berupa penyelidikan. Pembelajaran yang
korelasi biserial, (5) koefisien determinasi, (6) dialami siswa memberikan perubahan baik
analisis deskriptif untuk lembar observasi ranah perubahan pengetahuan, tingkah laku, dan
keterampilan dan ranah sikap (7) analisis sikap (Suhendri, 2011). Perubahan tersebut
deskriptif angket respon siswa, (8) analisis diwujudkan dalam hasil belajar. Hasil belajar
deskriptif lembar skala psikologi multiple meliputi hasil penilaian selama proses
intelligences siswa meliputi : (1) uji konversi skor, pembelajaran berupa hasil belajar ranah sikap
(2) uji normalitas, (3) uji korelasi product moment dan hasil belajar ranah keterampilan dan hasil
karl pearson. penilaian setelah siswa melalui proses
pembelajaran berupa hasil belajar ranah
Hasil dan Pembahasan pengetahuan.
Hasil penelitian meliputi data hasil
Hasil belajar ranah sikap diperoleh
belajar, data multiple intelligences, dan angket
dengan penilaian menggunakan lembar
tanggapan siswa terhadap pembelajaran inkuiri
observasi terdiri atas sepuluh aspek yang
terbimbing berpendekatan multiple intelligences
dianalisis secara deskriptif. Rerata skor hasil
pada materi asam basa dan titrasi asam basa.
belajar ranah sikap tiap aspek disajikan pada
Pembelajaran inkuiri terbimbing Tabel 1.
merupakan pembelajaran yang melibatkan
Tabel 1, menunjukan bahwa terdapat
keaktifan siswa untuk melakukan penyelidikan
perbedaan yang mencolok yaitu pada aspek
dan menggunakan berbagai informasi untuk
pertama dan aspek kedua, kelas eksperimen
meningkatkan pemahaman siswa tentang materi
memiliki hasil yang lebih tinggi dari kelas
pembelajaran (Khuhlthau, et al., 2006: 4).
kontrol. Hal ini disebabkan kelas eksperimen
Pembelajaran yang mengaktifkan siswa harus
dibiasakan untuk melakukan diskusi yang
disertai suatu pendekatan salah satunya
dilanjutkan tanyajawab dan presentasi sehingga
pendekatan MI yang diharapkan mampu
melatih siswa untuk berargumen menerapkan
mengasah kecerdasan yang dimiliki siswa.
pengalaman praktis dan teoritis dari
Pendekatan MI merupakan suatu gagasan
pengetahuan yang dimiliki. Perbedaan yang
bahwa kecerdasan tidak hanya terpaku pada
mencolok juga terlihat pada aspek gotong
kemampuan akademik, namun juga mencakup
royong, hal tersebut karena diskusi kelompok
sejumlah kemampuan seseorang baik fisik
yang dilakukan kelas eksperimen membiasakan
maupun psikis yang bekerja secara simultan
siswa untuk bersama-sama memecahkan
untuk memecahkan masalah, menyesuaikan

Tabel 1 Rerata Skor Tiap Aspek Hasil Belajar Ranah Sikap Siswa

58
Andini Arum Sari/Chemistry in Education 6 (2) (2017)
masalah dan menemukan konsep sehingga sikap Tabel 2 menunjukan bahwa kelas kontrol lebih
gotong royong berkembang lebih baik dalam diri tinggi dibanding kelas eksperimen. Hal tersebut
siswa. disebabkan kelas eksperimen lebih sering
Perbedaan nilai juga terdapat pada aspek terlambat masuk laboratorium dan kelas
rasa ingin tahu, hal tersebut disebabkan kelas eksperimen belum terbiasa dengan lembar kerja
eksperimen lebih aktif bertanya yang belum siswa, sehingga waktu yang dibutuhkan kelas
diketahi dan dipahami, siswa berupaya mencari eksperimen kurang bisa efektif.
sumber belajar, dan lebih memperhatikan Perbedaan nilai yang sangat mencolok
penjelasan guru secara sungguh-sungguh. Kelas pada aspek melakukan dan mengamati
kontrol meskipun juga aktif bertanya, tetapi percobaan. Hal tersebut karena keingintahuan
belum secara mandiri untuk mencari sumber siswa terhadap hasil praktikum untuk
belajar dan belum sungguh-sungguh membuktikan prediksi siswa diawal
mendengarkan penjelasan guru karena terdapat pembelajaran. Proses pembelajaran
rasa mengantuk dan jenuh pembelajaran secara menggunakan inkuiri terbimbing bukan
ceramah. ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai
Tabel 1 juga menunjukan bahwa kelas materi pembelajaran, akan tetapi sejauh mana
eksperimen memiliki delapan aspek dengan beraktivitas dan berproses dalam menemukan
kategori tinggi sedangkan kelas kontrol memiliki sesuatu (Anam, 2015: 21). Tabel 2 juga
enam aspek dengan kriteria tinggi. Dengan menunjukan bahwa kelas eksperimen memiliki
demikian, pembelajaran inkuiri terbimbing lima aspek dengan kategori tinggi sedangkan
berpendekatan multiple intelligences berpengaruh kelas kontrol memiliki tiga aspek dengan
terhadap hasil belajar ranah sikap. Safitri (2013) kriteria tinggi. Dengan demikian, pembelajaran
menyatakan bahwa pembelajaran dengan inkuiri terbimbing berpendekatan multiple
pendekatan multiple intelligences memberikan intelligences berpengaruh terhadap hasil belajar
suasana menyenangkan sehingga ketika siswa ranah keterampilan. Inkuiri terbimbing
menerima materi, keaktifan siswa meningkat. mengarahkan siswa untuk memecahkan
masalah dan dalam mengkonstruksikan konsep
Hasil belajar ranah keterampilan dinilai
siswa menggunakan penalaran dan berpikir
saat siswa mengikuti proses pembelajaran diukur
logis (Satyawati, 2011).
menggunakan lembar observasi yang terdiri atas
delapan aspek dan dianalisis secara deskriptif. Data hasil penelitian selanjutnya adalah
pada ranah pengetahuan. Hasil yang diperoleh
Penilaian hasil belajar ranah
dari analisis ranah pengetahuan ini adalah post­
keterampilan diperoleh melalui metode observasi
test.
pada saat siswa melaksanakan praktikum. Tabel
2 menunjukan bahwa kesamaan nilai ranah Hasil analisis data didapatkan bahwa
keterampilan antara kelas eksperimen dan kelas data berdistribusi normal, kedua kelas memiliki
kontrol terjadi pada aspek persiapan alat dan varians yang sama, dan rata-rata hasil belajar
bahan. Hal tersebut disebabkan aspek tersebut kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas
tidak dapat digunakan sebagai acuan kontrol. Hasil ini dibuktikan dengan lebih
pengukuran, karena alat dan bahan dipersiapkan besarnya nilai thitung 5,7519 dari ttabel 1,6654.
oleh laboran dan peneliti demi kelancaran Hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar
kegiatan praktikum dan keamanan bersama. 0,8215 dan pengaruh pembelajaran inkuiri
Aspek kesadaran dan aspek kedispilinan pada terbimbing berpendekatan multiple intelligences

Tabel 2. Rerata Nilai Tiap Aspek Ranah Keterampilan

59
Andini Arum Sari/Chemistry in Education 6 (2) (2017)

Tabel 3. Hasil Post-Test Hasil Belajar Ranah Pengetahuan

terhadap hasil belajar ranah pengetahuan siswa secara langsung dari guru kepada siswa. Proses
sebesar 67,4948%. Tabel 3. menunjukan bahwa pembelajaran berlangsung melalui siswa
rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih menerima materi berupa hafalan dan
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, hal pemahaman yang diperoleh berdasarkan apa
tersebut karena siswa memperoleh kesempatan yang dijelaskan dan disampaiakan guru serta
untuk membangun sendiri pengetahuanya praktikum yang dilakukan siswa hanya
sehingga mereka memperoleh pemahaman yang bertujuan untuk membuktikan teori.
lebih mendalam, sehingga pembelajaran lebih Pembelajaran ceramah lambat laun
bermakna (Sanjaya, 2011: 208). Pembelajaran menimbulkan kebosanan dan kejenuhan,
yang melibatkan siswa secara aktif baik fisik sehingga siswa terkadang lebih memilih
maupun otak dapat membantu mengembangkan berbicara sendiri dengan temanya, mengantuk,
kecerdasan logis-matematik siswa sehingga dan tidak memperhatikan pelajaran. Alternatif
dapat memperbaiki hasil belajar (Supardi, 2014) yang digunakan untuk mengurangi kejenuhan
Kelas eksperimen yang diterapkan model dan kebiasaan yaitu kegiatan diskusi, siswa
pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan lebih antusias dan aktif berdiskusi. Hal tersebut
multiple intelligences, proses penemuan konsepnya seusuai dengan pernyataan Hackathorn, et al.,
melalui penyelidikan masalah yang terdapat (2011) bahwa pembelajaran ceramah
pada lembar kerja siswa dan guru sebagai memberikan sedikit kesempatan untuk siswa
fasilitator. Penyelidikan dilakukan siswa melalui saling berikteraksi dan mengharapkan siswa
percobaan untuk menemukan konsep dari hasil telah menguasai materi saat nantinya ujian
percobaan. Siswa bukan hanya belajar Berdasarkan uraian singkat diatas dapat
menemukan konsep dari suatu perhitungan asam disimpulkan bahwa penerapan model
basa melainkan juga belajar tentang kemampuan pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan
analisis logis dan pemecahan masalah. multiple intelligences memberikan pengaruh
Pemecahan masalah melalui praktikum dengan positif terhadap hasil belajar ranah
langkah inkuri, menghendaki seseorang mampu pengetahuan, sesuai dengan penelitian Safitri
memperlihatkan intelektualnya melalui (2013) yang menyatakan mengajar dengan
pengamatan dan penalaran sehingga mengerti pembelajaran multiple intelligences melalui model
apa yang dipelajari (Wardani, et al., 2013). pembelajaran langsung memberikan hasil
Pembelajaran kelas eksperimen juga belajar kimia pada kelas eksperimen lebih baik
dilakukan diluar ruang kelas (outdoor class), dari pada kelas kontrol.
siswa belajar terhadap kemampuan naturalis Hasil analisis yang diperoleh dari
yang telah dimiliki. Pembelajaran di alam juga angket respon siswa terhadap pembelajaran
dimanfaatkan untuk melakukan percobaan inkuiri terbimbing berpendekatan multiple
sederhana secara langsung, bahan yang intelligences memperlihatkan tanggapan siswa
digunakan diperoleh dari alam yaitu air sungai setuju. Siswa merasa tertarik dan memperoleh
berbeda lokasi, namun pada saat penelitian manfaat dalam mengikuti pembelajaran di
percobaan sederhana tidak dapat dilakukan kelas. Siswa merasa senang dengan
dikarena cuaca yang tidak mendukung, sehingga pembelajaran tersebut sehingga siswa mudah
pembelajaran di alam tidak sepenuhnya menguasai materi kimia. Siswa menikmati
berlangsung selama dua jam pelajaran. Selama dalam mengikuti pembelajaran praktikum yang
pembelajaran di kelas eksperimen pembelajaran diawali sebuah permasalahan, karena
berpusat pada siswa, memberikan kesempatan dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran.
kepada siswa agar dapat melibatkan seluruh Uji untuk mengetahui kecerdasan
kemampuan untuk menemukan konsep dominan yang dimiliki tiap siswa, hanya
berdasarkan pengalaman sehingga pemahaman dilakukan dikelas eksperimen menggunakan
yang diperoleh tersimpan lebih lama. lembar psikologi multiple intelligences. Multiple
Kelas kontrol penemuan konsepnya intelligences yang dinilai meliputi: (1)
melalui ceramah diskusi yaitu konsep diberikan kecerdasan linguistik, (2) kecerdasan logis-

60
Andini Arum Sari/Chemistry in Education 6 (2) (2017)

Tabel 4. Hasil Uji Multiple Intelligences Tiap Siswa Kelas Eksperimen

Matematis, (3) kecerdasan visual, (4) kecerdasan belajar ranah pengetahuan dengan hasil belajar
interpersonal, (5) kecerdasan musikal, (6) ranah pengetahuan dengan kecerdasan visual
kecerdasan naturalis, (7) kecerdasan kinestetik, sebesar 0,248. Kecerdasan visual merupakan
(8) kecerdasan intrapersonal. Lembar skala kemampuan untuk melihat, memodifikasi, dan
psikologi multiple intelligences sebelum digunakan merancang objek yang dilihat tak nyata. Siswa
dilakukan uji validitas dan realbilitas dari 64 melalui lembar kerja siswa memperoleh
item diperoleh 40 item yang valid. kesempatan untuk merancang dan membuat
Hasil analisis hubungan hasil belajar diagram kerja percobaan, sehingga kecerdasan
ranah pengetahuan dengan multiple intelligences visual juga berperan dalam pembelajaran dan
menggunakan uji konversi skor diperoleh hasil meberikan hubungan positif anatar kecerdasan
untuk tiap aspek mempunyai rata-rata nilai visual dengan hasil belajar. Hubungan positif
sebesar 50. Hasil uji normalitas menunjukan dengan tingkat hubungan sangat rendah
bahwa semua data yang diujikan berdistribusi terdapat pada hubungan hasil belajar dengan
normal. Hal tersebut dikarenakan Asymp.Sig kecerdasan interpersonal sebesar 0,057 dan
yang dihasilkan secara keseluruhan ≥ 0,05, maka hubungan hasil belajar dengan kecerdasan
data berdistribusi normal sehingga memenuhi intrapersonal 0,033. Hal tersebut sesuai dengan
syarat dalam menentukan uji statistika hasil penelitian Wardani, et al., (2013) bahwa
parametrik. Uji statistika parametrik pada saat siswa memecahkan masalah mulai
menggunakan uji korelasi product moment karl dari perencanaan eksperimen, percobaan,
pearson. hingga penulisan laporan, siswa dilatih secara
teratur untuk membahas, belajar menerima
Hasil uji korelasi product moment karl
masukan teman, dan belajar berkontribusi
pearson menunjukan bahwa terdapat hubungan
dalam suatu tim, sehingga kecerdasan inter-
antara hasil belajar ranah pengetahuan dengan
intrapersonal mempunyai hubungan yang
kecerdasan logis-matematik sebesar 0,399,
positif dengan hasil belajar.
merupakan hubungan positif dengan tingkat
hubungan rendah. Artinya, semakin tinggi Uji hubungan antar hasil belajar kimia
kemampuan logis-matematis yang dimiliki siswa dengan kecedasan lingustik sebesar -0.093,
maka akan berpengaruh pada semakin menunjukan terdapatnya hubungan negatif
meningkatnya hasil belajar siswa. Hal tersebut dengan tingkat hubungan sangat rendah. Hal
sesuai dengan pernyataan (Vural, 2004) dalam yang sama juga terdapat pada hubungan hasil
Yalmanci dan Candidate (2013) bahwa siswa belajar dengan kecerdasan musikal sebesar
yang memiliki kecerdasan matematis-logis -0.046, dan hubungan hasil belajar dengan
memiliki kemampuan untuk membuat kinestetik sebesar -0.08. Hubungan antara hasil
perhitungan matematis dan memcahkan belajar dengan kecerdasan naturalis sebesar
permasalahan secara logis. Samsudin (2015) -0.159, menunjukan terdapatnya hubungan
bahwa siswa menggunakan kecerdasan logis- negatif dengan tingkat hubungan rendah.
matematis untuk memecahkan masalah melalui Hubungan yang negatif dan sangat rendah,
percobaan, menganalisis, dan disebabkan salah satunya karena kondisi subjek
menginterpretasikan data percobaan, sehingga saat menjawab skala psikologi multiple
terdapat hubungan positif antara kecerdasan intelligences dalam keadaan tergesa-gesa, tidak
logis-matemtais dengan hasil belajar ranah berminat, dan merasa terpaksa sehingga hasil
pengetahuan. yang diperoleh kurang memuaskan (Azwar,
2012:13). Hasil analisis hubungan dalam
Hubungan positif dengan tingkat
penelitia ini sejalan dengan hasil penelitian
hubungan rendah juga terdapat pada hasil
61
Andini Arum Sari/Chemistry in Education 6 (2) (2017)
Samsudin (2015) bahwa terdapat hubungan 11(2), pp. 40-54.
antara kecerdasan logis-matematik, kecerdasan Puri, I. R. & Supardi, K. I., 2010. Pengaruh
kinestetik, kecerdasan visual, dan kecerdasan Penggunaan Artikel Kimia Dari Internet
naturalis dengan pengajaran sains. Pada Model Pembelajaran Creative
Problem Solving Terhadap Hasil Belajar
Berdasarkan penelitian yang telah Kimia Siswa SMA. Jurnal Inovasi
dilakukan, penerapan model pembelajaran Pendidikan Kimia, 4(1), pp. 574-581.
inkuiri terbimbing berpendekatan multiple Safitri, Bancong, H. & Husain, H., 2013.
intelligences mempunyai beberapa kelebihan Pengaruh Pembelajaran Multiple
yaitu: (1) memberikan kesempatan kepada siswa Intelligences Melalui Model Pembelajaran
untuk merancang percobaan, mengumpulkan Langsung Terhadap Sikap dan Hasil
Belajar kimia Peserta Didik di SMA
data, dan menganalisis data sampai mengambil Negeri 1 Tellu Limpoe. Jurnal Pendidikan
kesimpulan. Hal ini memberikan kesempatan IPA Indonesia, 2(2), pp. 156-160.
kepada siswa untuk saling bertukar informasi Sanjaya, W., 2011. Strategi Pembelajaran
sehingga menambah pengetahuan tentang materi Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
tersebut dan mengembangkan kemampuan Jakarta: Kencana.
berpikir ilmiah. (2) pembelajaran ini dapat Samsudin, M. A., Haniza, H., Talib, C. A. &
membantu peserta didik merasa lebih percaya Mhd Ibrahim, H. M., 2015. The
diri dan tidak merasa tersisihkan oleh teman- Relationship Between Multiple
Intelligences With Preferred Science
temannya yang dianggap cerdas di kelas, Teaching and Science Process Skills.
sehingga siswa termotivasi untuk belajar, lebih Journal of Education and Learning, 9(1), pp.
aktif, dan mampu menerima dan mengolah 53-59.
informasi yang dimiliki. Sariono, 2013. Kurikulum 2013: Kurikulum
Generasi Emas. E­Jurnal Dinas Pendidikan
SIMPULAN Kota Surabaya, Volume III, pp. 1-9.
Berdasarkan hasil analisis dan Satyawati, N. N. S. B., 2011. Pengaruh Model
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Penemuan Terbimbing
pembelajaran inkuiri terbimbing berpendekatan Berbasis LKS Terhadap Hasil Belajar
multiple intelligences berpengaruh terhadap hasil Matematika Siswa Ditinjau Dari
belajar ranah pengetahuan siswa sebesar Kecerdasan Logid Matematis Pada Siswa
Kelas X SMA N 1 Bangli. Jurnal Penelitian
67,4948%. Berpengaruh terhadap hasil belajar Pascasarjana UNDIKSHA, 2(2), pp.1-17.
ranah sikap siswa, dibuktikan kelas eksperimen Suhendri, H., 2011. Pengaruh Kecerdasan
memiliki delapan aspek yang berkriteria tinggi, Matematis-Logic dan Kemandirian
sedangkan kelas kontrol memiliki enam aspek Belajar Terhadap Hasil Belajar
berkriteria tinggi. Berpengaruh terhadap Matematika. Jurnal Formatif, I(1), pp. 29-
terhadap hasil belajar ranah keterampilan siswa, 39.
dibuktikan kelas eksperimen memiliki lima aspek Supardi, 2014. Peran Kedisiplinan Belajar dan
yang berkriteria tinggi, sedangkan kelas kontrol Kecerdasan Matematis Logis Dalam
Pembelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah
memiliki tiga aspek berkriteria tinggi. Pendidikan MIPA, 4(2), pp.80-88.
DAFTAR PUSTAKA Wardani, S., Permanasari, A., Kadarohman, A.
Anam, K., 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri & Buchari., 2013. Kecerdasan Logical
Metode dan Aplikasi. 1st ed. Yogyakarta: Mathematics Berbasis Aktivitas Inkuiri
Pustaka Pelajar. Laboratorium. Jurnal Inovasi Pendidikan
Azwar, S., 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Kimia, 7(2), pp. 1129-1138.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wardani, S., Kadarohman, A., Buchari., &
Chatib, M., 2014. Sekolahnya Manusia. XIX ed. Permanasari, A. 2013. Java Culture
Bandung: Kaifa. Internalization in Elektrometri Learning
Based Inquiry Laboratory Activities to
Kuhlthau, C. C., Maniotes, L. K. & Caspari, A. Increase Inter-Intrapersonal Intelligence.
K., 2006. Guided Inquiry Learning in The 21st International Journal of Science and Research
Century. 2nd ed. United States od America: (IJSR), 2(5), pp. 417-421.
Acid-Free Paper.
Yalmanci, S.G and Candidate A. I. C. G. 2013.
Kwartolo, J., 2012. Multiple intelligences dan The Effects of Multiple Intelligences
Implementasinya dalam Taksonomi Theory Based Teaching on
Bloom. Jurnal Pendidikan Penabur, Students’Achievment and Retention of
XVIII(11), pp. 66 - 67. Knowledge (Example Of The Enzymes
Hackathorn, J. et al., 2011. Learning by Doing: Subject). International Journal on New
An Empirical Study of Active Teaching Trends in Education and Their Implications.
Technique. The Journal of Effective Teaching, Vol. 4, no. 3, hlm. 1309-6249.

62

Anda mungkin juga menyukai