Anda di halaman 1dari 22

HIPERTENSI

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Didalam tubuh kita, darah ibarat angkutan umum yang kesana kemari lewat jaringan pembuluh darah.
Darah ini mengangkut zat makanan (nutrisi) dan oksigen untuk dikirim keseluruh bagian tubuh. Adapun
fungsi penggerak darah hingga dapat mengalir terus menerus adalah jantung.
Ketika jantung memompa darah, timbul tekanan aliran terhadap dinding pembuluh darah. Dalam
keadaan normal tekanan pada saat jantung berkontraksi( sistolik) berada dibawah 120 MmHg,
sedangkan ketika jantung bereaksi (diastolik) dibawah 20 MmHg. Namun, ada juga yang memberi ancer-
ancer, tekanan darah yang ideal itu (golb standar) 115/75 MmHg.
Orang dikatakan menderita penyakit darah tinggi kalo tekanan darahnya 140/90 MmHg atau lebih tinggi
yang diukur di kedua lengan penderita sebanyak tiga kali dalam jangka waktu beberapa minggu.satu dari
tiga orang yakit darah tinggi tidak menunjukakan tanda gejala apapun. Celakanya, bila hipertensi ini
tidak dikendalikan bisa merusak jantung dan pembulu darah sehingga megarah pada timbulnya
beberapa kondisi lain seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, atau gangguan pada mata.

B. Tujuan dan manfaat makalah

a. Tujuan

Sebelum mengetahui tujuan masalah ini,terlebih dulu mengetahui dari tujuan pembuatan makalah
adalah untuk mencari, menemukan menhimpun,mengembangkan,dan menguji kebenaran dari suatu
pengetahuan.Adapun yang menjadi tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian Hipertensi.
2. Mengetahui Jenis Obat Antihipertensi .
3. Mengetahui Pengobatan dan penanganan hipertensi.
4. Mengetahui komplikasi hipertensi
5. Mengetahui hipertensi pada kehamilan dan obat yang aman bagi ibu hamil.
b. Manfaat
Hasil pembuatan makalah ini tentu penulis berharap dapat berguna bagi penulis sendiri dan pihak-pihak
yang membaca agar dapat mengetahui obat-obat antihipertensi.

C. Rumusan masalah

Sebelum merumuskan tentang masalah yang dihadapi dalam penulisan makalah ini, terlebih
dahulu mengetahui pengertian dari masalah itu sendiri.masalah adalah merupakan suatu kejadian
dimana kejadian tersebut memerlukan pemecahan atau masalah adalah kejadian yang menimbulkan
pertanyaan kenapa dan bagaimana.
Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dalam penulisan makalah ini sesuai dengan latar belakang
diatas,maka yang menjadi masalah adalah :
1. Bagaimana pengertian Hipertensi.
2. Bagaimana Jenis Obat Antihipertensi .
3. Bagaimana Pengobatan dan penanganan hipertensi.
4. Bagaimanan komplikasi hipertensi
5. Bagaimanan hipertensi pada kehamilan dan obat yang aman bagi ibu hamil.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian hipertensi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan
darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yangmempunyai sekurang-kurangnya tiga
bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan
darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan
jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.Pada pemeriksaan
tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebihtinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi
( sistolik ), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik ). Tekanan darah
kurang dari 120/80mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya
terjadikenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

B. Klasifikasi Hipertensi

a. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa berdasarkan tingginya TD

(menurut The Joint National Committee on prevention,detection, evaluation and treatment of high
blood pressure (JNC) VII, 2003)

Kategori Tek Darah Sistolik Tek Darah Diastolik


Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi:
Tingkat 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Tingkat 2 > 160 mmHg > 100 mmHg

b. Klasifikasi Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi, diantaranya Hipertensi
Primary dan Hipertensi Secondary :

· Hipertensi Primary
Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak
dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan.Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan
mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena
penyakit tekanandarah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau kondisistressor
tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang
olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.

· Hipertensi Secondary
Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanandarah tinggi sebagai
akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya sepertigagal jantung, gagal ginjal, atau
kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibuhamil, tekanan darah secara umum meningkat
saat kehamilan berusia 20 minggu.Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau
gemuk (gendut).Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah
kesehatan(medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi.Kondisi Hipertensi pada ibu hamil bisa
sedang ataupun tergolang parah/berbahaya, Seorang ibu hamil dengan tekanan darahtinggi bisa
mengalami Preeclampsia dimasa kehamilannya itu. Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil
yang mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri
perut, muka yang membengkak,
kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka
disebut Eclamsia.

C. Anatomi dan fisiologi

a. Anatomi
1. Jantung
Berukuran sekitar satu kepal tangan dan terletak disalam dada, batas kanannya terdapat pada sternum
kanan dan apeksnya pada ruang interkostalis kelima kiri pada linia midclavikular.hubungan jantung
adalah:
Atas: pembuluh darah besar
Bawah: diafragma
Setiap sisi:paru-paru
Belakang: aorta desendens esophagus, columna vertebralis.
2. Arteri
Arteri adalah tabung yang dialiri darah pada jaringan dan organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam :lapisan
yang licin lapisan tengah jaringan elastin(untuk menghantarkan darah untuk organ) arteri yang lebih
kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
3. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh darah dengan otot polos yang relative tebal. Otot dinding arteriol dapat
berkontraksi.kontraksi menyebabkan kontriksi diameter pembuluh darah. Bila kontraksi bersifat
local,suplai darah pada jaringan / organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan
meningkat.
4. Pembuluh darah utama dan kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh darah berdinding tipis yang berjalan langsung dari arteriol
kevenul. Kapiler adalah pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh darah utama.
5. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga sampai empat kali lebih
besar daripada kapiler dan sebagian dilapisi system retikulo-endotolial. Pada tempat adanya sinusoid,
darah mengalami kontak langsung dengan sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jatringan.
6. Vena dan venul
Venul adalah bagian vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk oleh gabungan venul.
Vena memiliki tiga dinding yanh tidak berbatasan satu sama lain.(Gibson,john. Edisi 2 tahun 2002 , hal
110)

b. Fisiologi
Jantung memiliki fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung oksigen dalam system arteri, yang
dibawa kesel dan seluruh tubuh untuk memngumpulkan darah deoksigenasi(darah yang kadar
oksigennya kurang)dari system vena yang dikirim kedalam paru-paru untuk reoksigenasi.(black,1997)
D. Patofisiologi hipertensi
Mekanisme yang mengkontrol kontruksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak saraf simpatis yang berlanjut
kebawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis keganglia simpatis ditoraks dan
abdomen.rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam benmtuk implus yang bergerak kebawah
melalui saraf simpatis keganglia simpatis.pada titiook ini neuron preganglion,melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut otot pasca ganglion kepembuluh darah,dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap vasokonstruktor. Individu dengan
hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin. Meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
itu bisa terjadi.
Pada saat bersaman dimana saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang
emosi.kelewnjar adrenal juga terangsang juga mengakibatkan tambah aktifitas vaso kontriksi.medula
adrenal juga mengekresikan epinefrin yang menyebabkan vaso kontriksi. Semua faktor tersebut
cenderung mencetus keadaan hipertensi.

E. Pengaturan Tekanan Darah


Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi
melalui beberapa cara:Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya.
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap
denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebab-kan
naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arteriosklerosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika
arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di
dalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal
ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air
dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika: Aktivitas memompa jantung berkurangArteri mengalami pelebaranBanyak cairan
keluar dari sirkulasiMaka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

F. Perubahan fungsi ginjal


Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; Karena itu berbagai penyakit
dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan
menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan
mengembalikan tekanan darah ke normal.
Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume
darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah
dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensin, yang
selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.

G. Gejala hipertensi
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan
kelelahan; yang bisasaja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan
darahyang normal.Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
Ø sakit kepala
Ø kelelahan
Ø mual
Ø muntah
Ø sesak napas
Ø gelisah
Ø pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi
pembengkakan otak.Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif , yangmemerlukan penanganan segera
(Anonim, 2009)

H. Penyebab Hipertensi
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon,
termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat
meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok jugamerupakan salah satu faktor penyebab terjadinya
peningkatan tekanan darah tinggidikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang
mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah
tinggi(Wikipedia, 2010).

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:


Ø Penyakit Ginjal
· Tumor-tumor ginjal
· Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
· Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
· Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
Ø Kelainan Hormonal
· Hiperaldosteronisme
· Feokromositoma (tumor medulla adrenal)
· Hipertiroidisme
Ø Obat-obatan
· Pil KB
· Kortikosteroid
· Simpatomimetik amin (efedrin, fenilpropanolamin, fenilerin, amfetamin)
· Siklosporin
· Eritropoietin
· Kokain
· Penyalahgunaan alkohol
Ø Penyebab Lainnya
· Kelainan neurologik (mis: tumor otak)
· Preeklampsia pada kehamilan

I. Komplikasi Hipertensi Dan Faktor Risiko Kardiovaskular


Hipertensi lama dan atau berat dapat menimbulkan komplikasi berupa kerusakan organ pada:
Ø Jantung (hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung)
Ø Otak (stroke)
Ø Ginjal (penyakit ginjal kronik, gagal ginjal)
Ø mata (retinopati hipertensif berupa bercak-bercak perdarahan pada retina dan edema papil nervus
optikus)
Ø pembuluh darah perifer (penyakit jantung koroner)

Untuk mencegah komplikasi kardiovaskuler perlu dilakukan Pengendalian berbagai faktor risiko pada
Hipertensi.
Faktor Risiko yang dapat dimodifikasi ialah:
Ø Tekanan darah
Ø Kelainan metabolik (DM, lipid darah, asam urat dan obesitas)
Ø Merokok
Ø Alkohol
Ø Inaktivitas
Faktor Risiko yang tidak dapat dimodifikasi ialah:
Ø Usia
Ø Jenis kelamin
Ø Faktor genetic

J. Hipertensi Gestasional (Hipertensi pada kehamilan)


Sering disebut sebagai hipertensi transient. Hipertensi pada kehamilan merupakan salah satu
penyebab kematian ibu dan janin. Pada ibu hamil, hipertensi yang sudah ada sebelumnya mungkin tidak
dapat terdeteksi pada pertengahan awal kehamilan karena tekanan darah biasanya menurun. Hipertensi
dengan tekanan darah >140/90 mmHg sebelum hamil atau sebelum usia kehamilan 20 minggu termasuk
dalam kualifikasi hipertensi kronis.
Berbeda dengan hipertensi esensial yang kronis, hipertensi akibat kehamilan akan sembuh sendiri
setelah waktu enam minggu postpartum. Hipertensi dapat terjadi sekunder akibat keadaan lain yang
tidak berhubungan dengan kehamilan misalnya penyakit renal.

Ø Tekanan darah pada kehamilan


Normalnya tekanan darah sistolik dan diastolik akan turun sebanyak 10-15 mmHg selama pertengahan
masa kehamilan. Keadaan ini akan berbalik yang menyebabkan tekanan darah mencapai puncaknya 3-4
hari postpartum.Pada kehamilan, TD diastolik normalnya harus dibawah:

75 mmHg dalam trimester kedua


85 mmHg dalam trimester ketiga
Kehamilan membuat sirkulasi serebral ibu menjadi rentan terhadap setiap episode hipertensi,
sementara pada saat yang bersamaan, sirkulasi uterus dan plasenta tidak mampu melakukan
autoregulasi untuk megimbangi keadaan hipotensi dan penurunan tekanan perfusi yang menyertainya.

K. Resiko ibu hamil dengan hipertensi


Hipertensi yang terjadi saat hamil dalam bahasa medis dikenal dengan preeclampsia. Kondisi ini
bisa memicu beberapa resiko yang berbahaya bagi sang ibu, maupun juga bayi dalam kandungan.
Berikut adalah beberapa risiko kesehatan yang bisa terjadi jika hamil dengan kondisi hipertensi :

1. Ibu mengalami kebutaan


Ini terjadi karena tingginya tekanan darah yang terjadi dipembuluh darah mata dan retina. Kebutaan
terjadi jika pembuluh darah mata pecah. Namun jika kondisinya ringan, semisal terjadi pembengkakan di
otak dan mengenai saraf mata, maka kebutaan yang terjadi hanya sementara.

2. Plasenta kurang mendapat pasokan darah


Akibatnya pertumbuhan bayi tidak maksimal dan berat badan bayi rendah karena pasokan oksigen dan
nutrisi kurang.

3. Resiko terkena penyakit kardiovaskular


Walau setelah melahirkan tekanan darah penderita preeklampsia akan normal kembali, namun dimasa
depan si ibu memungkinkan akan menderita penyakit kardiovaskular.

4. Plasenta lepas sebelum waktunya


Resiko terjadinya lepas plasenta dari dinding rahim sangat berbahaya. Pasokan nutrisi dan oksigen bayi
otomatis terhenti, dan ibu hamil akan mengalami pendarahan berat.

5. Bayi premature
Karena banyaknya resiko kesehatan yang terjadi pada kehamilan dengan preeklampsia, maka sering
terjadi kehamilan dipercepat dengan induksi dan bayi lahir premature.

L. Pengobatan Hipertensi
Terdapat hubungan yang nyata antara Tekanan Darah dengan kejadian kardiovaskular. Untuk
individu berusia diatas 40 th, tiap peningkatan TD sebesar 20/10 mmHg meningkatkan risiko kejadian
kardiovaskular dua kali lipat.
Strategi Pengobatan:

1. Terapi tanpa obat (Non-farmakoterapi)


Semua pasien, sebaiknya dipertimbangkan untuk terapi tanpa obat dengan merubah gaya hidup,
yaitu:
Ø Mengurangi stress
Ø Perubahan pola makan dengan mengurangi asupan daging merah dan lemak jenuh serta menambah
lebih banyak serat dan buah-buahan serta sayuran segar.
Ø Mengurangi asupan garam
Ø Berolah raga secara teratur.
Ø Mengendalikan bobot badan,
Ø Mengurangi minum alkohol dan tidak merokok.

Kandungan garam (Sodium/Natrium)


Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi
asin-asinan garam, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini :
1. Jangan meletakkan garam diatas meja makan.
2. Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan.
3. Batasi konsumsi daging dan keju.
4. Hindari cemilan yang asin-asin.
5. Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium.

Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi,sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan berbagai tingkat
diet garam rendah.
Diet garam rendah I(200-400 Mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema,asites atau hipertensi berat.pada pengolahan
makanannya tidak timbahkan garam dapur. Dihindari bahan makan yang tinggi kadar natriumnya.

Diet garam rendah II( 600-800 mg Na)


Diet ini diberikan pada pasien dengan edema,asites, dan hipertensi tidak terlalu berat.pemberian
makanan sehari sama dengan diet garam rendah I.pada pengolahan makanannya boleh menggunakan ½
sendok garam dapur(2g).dihindari bahan makan tinggi kadar natrium.

Diet garam rendah III(100-1200 mg Na)


Diet ini diberikan pada pasien dengan edema dan hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari sama
dengan diet garam rendah I.pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sendok garam dapur
(4 g).

Mengatur menu makan sangat penting bagi penderita hipertensi.makanan yang harus dihindari atau
dibatasi adalah:
1. Makanan yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi:otak,paru,minyak kelapa,gajih.
2. Makanan yang diolah menggunakan garam
3. natrium:biscuit,crakers,keripik,dan makanan kering yang asin.
4. Makanan dan minuman dalam kaleng:sarden,sosis,kornet, sayur serta buah dalam kaleng.
5. Makanan yang diawetkan:dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan asin telur asin.
6. Sumber protein hewani yang tinggi koles terol:mentega,margarin, keju, mayonnaise.
7. Alcohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian dan tyape.

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memberikan rasa tawar dengan
pemberian gula merah/putih, bawang merah/putih, jahe kencur dan bumbu lain yang tidak asin.
Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori, kalsium dan natrium yang dihubungkan, dengan
rendahnya kejadian hipertensi karena kehamilan. Namun pada ibu hamil yang hipertensi apalagi yang
disertai dengan bengkak dan protein urin selain dengan obat-obatan dianjurkan untuk mengurangi
konsumsi garam dapur serta meningkatkan makanan sumber Mg(sayur dan buah-buahan).

·Kandungan Potasium/Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanandarah, Potasium
umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dansayuran. Buah dan sayuran yang
mengandung potasium dan baik untuk dikonsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka,
alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang
dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sangat dikenal efektif dalam
membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).

2. Terapi dengan obat (farmakoterapi)

1. Diuretik
2. Penghambat Adrenergik
- Bloker β -adrenoseptor
- Bloker α-adrenoseptor
- Agonis α 2 sentral
- Penghambat saraf adrenergic
3. Vasodilator
4. Penghambat Angiotensin- Converting Enzyme (ACE-Inhibitor) dan Antagonis Reseptor Angiotensin
II
5. Antagonis Kalsium

1. Diuretik
Diuretik tiazid merupakan terapi dasar antihipertensi pada sebagian besar penelitian. Pada
penelitian-penelitian tersebut, termasuk Antihypertensive And Lipid Lowering Treatment To Prevent
Heart Attack Trial, diuretik lebih baik dalam mencegah komplikasi kardiovaskular akibat penyakit
hipertensi. Diuretik menambah keampuhan obat-obat hipertensi, berguna untuk mengontrol tekanan
darah dan lebih terjangkau dari pada obat-obat antihipertensi lain. Diuretik seharusnya dipakai sebagai
pengobatan awal terapi hipertensi untuk semua pasien, baik secara sendiri maupun kombinasi dengan 1
dari golongan obat antihipertensi lain (ACE inhibitor, ARBs, β-Blocker, CCB), karena memberikan
manfaat pada beberapa penelitian. Namun jika obat ini tidak ditoleransi secara baik atau merupakan
kontraindikasi, sedangkan obat dari golongan lain tidak, maka pemberian obat dari golongan lain
tersebut harus dilakukan (Curb JD et al 1999).
Selain itu, tiazid berguna untuk memperlambat demineralisasi pada osteoporosis.Diuretik tiazid harus
diperhatikan pada pasien yang mempunyai riwayat gout atau hiponatremia signifikan. ACE inhibitor dan
ARBs tidak diberikan pada wanita yang diduga hamil dan merupakan kontraindikasi bagi wanita yang
hamil; ACE inhibitor tidak diberikan pada individu yang mempunyai riwayat angioedema. Antagonis
aldosteron dan kalium sparing diuretik dapat menyebabkan hiperkalemia dan biasanya dihindari pada
pasien dengan kadar kalium lebih dari 5.0 mEq/L (Dahlof B et al 2001).

Gol Tiazid: Hidroklorotiazid (HCT), Indapamid,


Diuretik kuat: Furosemid,torasemid, bumetamid, asam etakrinat
Diuretik Hemat Kalium: Amilorid, triamteren dan spironolakton

Mekanisme: Bekerja meningkatkan eksresi natrium, air dan klorida sehingga


menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi
penurunan curah jantung dan tekanan darah.Selain mekanisme tsb,
beberapa diuretik juga: Menurunkan resistensi perifer sehingga
menambah efek hipotensinya. Efek ini diduga akibat penurunan natrium di
ruang interstisial dan di dalam sel otot polos pembuluh darah yg
selanjutnya menghambat influks kalsium.

Penggunaan: Diuretik Tiazid merupakan obat utama dalam terapi hipertensi. Paling
efektif dalam menurunkan risiko kardiovaskular.
Diuretik dianjurkan untuk kasus hipertensi ringan dan sedang.Sebagai monoterapeutika pada penderita
hipertensi usia tua.

Efek samping:Tiazid dalam dosis tinggi dapat menyebabkan:


Ø hipokalemia
Ø hiponatremia dan hipomagnesemia serta hiperkalsemia.
Ø Dapat menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan mencetuskan serangan gout akut.
Ø Dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida.
Ø Pada penderita DM, dapat menyebabkan hiperglikemia krn mengurangi sekresi insulin.
Ø Pada pasien pria, gangguan fungsi seksual.
Interaksi:
Ø Mempermudah terjadinya aritmia oleh Digitalis.
Ø Pemberian kortikosteroid, agonis β-2 dan amfoterisin β memperkuat efek hipokalemia diuretik.
Ø Penggunaan bersamaan dengan kuinidin dapat menyebabkan aritmia ventrikel polimorfik.
Ø Meningkatkan risiko toksisitas litium.
Ø AINS mengurangi efek antihipertensi diuretik.

Dosis:
Ø Hidroklorotiazid (HCT) 1 x 12,5-25 mg sehari
Ø Furosemid: 2-3 x 20 – 80 mg sehari
Ø Spironolakton : 1 x 25 -100 mg sehari

3. Penghambat Adrenergik
Yang digunakan sebagai Antihipertensi adalah:
 Bloker β-adrenoseptor
(Atenolol, Metoprolol,Labetalol, karvedilol,propanolol)
 Bloker α-adrenoseptor
(Prazosin, Terazosin, Bunazosin,Doksazosin)
Adrenolitik Sentral (Metildopa,Klonidin,Guanfasin,Guanabenz,Moksinidin, Rilmedin)
Penghambat Saraf Adrenergik (Reserpin, Guanetidin, Guanadrel)

β-blocker berguna pada penatalaksanaan takiaritmia arteri/fibrilasi, migraine, tirotoksikosis


(jangka pendek), tremor esensial, atau hipertensi perioperatif. β-blocker biasanya dihindari pada pasien
yang memiliki riwayat asma, penyakit saluran pernafasan reaktif atau blok jantung derajat dua atau tiga
(Curb JD et al 1999).
β-blocker mengantagonis katekolamin pada reseptor β1 dan β2 yang dapat mengakibatkan
penurunan curah jantung hingga timbul kemungkinan bradikardi sekaligus menurunkan tahanan
vascular perifer sehingga bermanfaat untuk terapi antihipertensi dan infark miokard akut. Obat-obat
golongan β-blocker juga menghasilkan suatu penurunan tekanan darah yang cukup tanpa timbul
hipotensi postural yang nyata.
Efek samping penggunaan beta blocker adalah terjadi manifestasi kegugupan, takikardi,
peningkatan intensitas angina, atau peningkatan tekanan darah sehingga penghentian penggunaan beta
blocker sebaiknya dilakukan secara bertahap. β-blocker juga meningkatkan trigliserida plasma dan
menurunkan HDL sehingga dapat menimbulkan aterogenesis.

Bloker β –adrenoseptor
(Atenolol, Metoprolol,Labetalol, karvedilol,propanolol)
Mekanisme:
1. penurunan frekuensi denyut jantung.
2. Memperkecil pembebasan renin dalam ginjal dengan akibat menurunkan produksi angiotensin II.
3. Blokade reseptor β prasinaptik dan dg demikian terjadi pengurangan nor adrenalin.
4. Bekerja sentral mengurangi impuls simpatikus.
Penggunaan:
Digunakan sebagai obat tahap pertama pada hipertensi ringan
sampai sedang terutama pada pasien dengan penyakit
jantung koroner. Gol ini lebih efektif pada pasien usia muda dan

kurang efektif pada pasien usia lanjut.


Efek samping:

ü Menyebabkan bradikardia,
ü gagal jantung.
ü Bronkospasme pada pasien dg riwayat asma bronkial atau penyakit paru.
ü Efek sentral: depresi,mimpi buruk, halusinasi.
ü Gangguan fungsi seksual
Dosis:
- Atenolol : 1 x 25-100 mg sehari
- Bisoprolol: 1 x 2,5 -10 mg sehari
- Propanolol: 2-3 x 40-160 mg sehari

 Bloker α-adrenoseptor (Prazosin,Terazosin, Bunazosin,Doksazosin)


Mekanisme:
ü Hambatan reseptor α1 menyebabkan vasodilastasi di arteriol dan venula sehingga menurunkan
resistensi perifer.
ü Venodilatasi menyebabkan aliran balik vena berkurang dan selanjutnya menurunkan curah jantung
Penggunaan: Sangat baik untuk pasien hipertensi dengan dislipidemia dan /atau
Diabetes Mellitus (Krn efek positifnya terhadap lipid darah (menurunkan
LDL dan trigliserida dan meningkatkan HDL)

Efek samping:
 Hipotensi
 Sakit kepala
 Palpitasi
 Hidung tersumbat
 Mual dll

Dosis:
Prazosin: 1-2 x 0,5-4 mg sehari
Terazosin: 1 x 1-4 mg sehari
Bunazosin: 3 x 1,5-3 mg sehari
Doksazosin: 1 x 1-4 mg sehari
 Agonis α 2 sentral
(Metildopa,klonidin, guanfasin, guanabenz, moksinidin, rilmedin)
Metildopa
Mekanisme:
Efek antihipertensinya diduga lebih disebabkan karena stimulasi
reseptor α-2 di sentral sehingga mengurangi sinyal simpatis ke perifer.
Metildopa menurunkan resistensi vaskular tanpa banyak mempengaruhi
frekuensi dan curah jantung.
Pnggunaaen:
Obat ini efektif bila dikombinasikan dengan diuretik..Merupakan pilihan
utama untuk pengobatan hipertensi pada kehamilan karena terbukti aman
untuk janin.
Efek samping:
 Sedasi
 Hipotensi postural
 Pusing
 Mulut kering
 Sakit kepala
 Depresi
 Gangguan tidur
 Impotensi
 Kecemasan
 Penglihatan kabur

Interaksi:
- Pemberian metildopa bersama preparat besi dapat mengurangi absorpsi metildopa sampai 70%,
sekaligus mengurangi eliminasi dan menyebabkan akumulasi metabolit sulfat.
- Efek hipotensif metildopa ditingkastkan oleh diuretik dan dikursngi oleh antidepresan trisiklik dan
amin simpatomimetik.

Dosis:
 Dosis efektif minimal : 2 x 125 mg per harI.
 Dosis maksimal : 3 g perhari
 Untuk hipertensi pasca bedah:infus intermiten 250- 1000 mg tiap 6 jam.

· Penghambat saraf adrenergik


(Reserpin, Guanetidin, guanadrel)
Mekanisme:
Pemberian reserpin mengakibatkan penurunan curah jantung dan
resistensi perifer. Frekuensi denyut jantung dan sekresi renin berkurang.
Penggunaan:
Pemakaian reserpin dibatasi oleh sering timbulnya efek samping sentral,
namun dalam dosis rendah dan dalam kombinasi dengan diuretic
merupakan obat yang efektif dengan efek samping yang relatif jarang.

Efek samping:
 Mimpi buruk
 depresi mental
 bradikardi
 hipotensi ortostatik
 Kongesti nasal
 Hiperasiditas lambung
 Muntah
 Diare ( pada pemberian Guanetidin)
 penurunan libido, impotensi dan gangguan ejakulasi

Dosis:
 Reserpin,: 1 x 0,25 mh sehari
 Guanetidin: 1 x 10-50 mg sehari
3. Vasodilator(Hidralazin, minoksidil dan diazoksid)
Vasodilator yang bekerja langsung adalah obat yang bekerja dengan merelaksasi otot otot polos
dari pembuluh darah, terutama arteri, sehingga menyebabkan vasodilatasi.
Dengan terjadinya vasodilatasi tekanan darah akan turun dan natrium serta air tertahan, sehingga
terjadi edema perifer. Diuretik dapat diberikan bersama-sama dengan vasodilator yang bekerja langsung
untuk mengurangi edema. Refleks takikardia disebabkan oleh vasodilatasi dan menurunnya tekanan
darah.
Penghambat beta seringkali diberikan bersama-sama dengan vasodilator arteriola untuk menurunkan
denyut jantung;

 Hidralazin

Mekanisme kerja: Terutama dengan bekerja pada arteri kecil dan arteriol, tahanan
perifer akan berkurang sehingga tekanan darah turun.

Penggunaan:Senyawa ini dapat dikombinasi dengan antihipertensi lain.


Dosis tunggal yang biasanya 25 mg dapat diturunkan menjadi 10 mg.

Efek samping:
 Peningkatan frekuensi jantung
 Sakit kepala
 Pusing
 Rasa lemah
 Mual
 Gangguan saluran cerna dan diare
 Udem lokalisasi
 Reaksi alergi
 Pada penggunaan dosis tinggi dalam jangka panjang: reumatoid artritis

Obat ini di Kontraindikasikan pada hipertensi dengan PJK dan


tidak dianjurkan pada pasien usia diatas 40 thn.

Dosis:
 Oral: 25-100 mg dua kali sehari. Dosis maksimal 200 mg/hari
 IM atau IV : 20-40 mg

 Minoksidil

Mekanisme: Kerja penurun tekanan darah lebih kuat dan lebih lama daripada
dihidralazin dan hidralazin.
Penggunaan: Karena ES nya maka obat ini hanya digunakan pada pasien hipertensi
yang tak dapat diobati dengan antihipertensi lain. Efektif untuk hipertensi
akselerasi atau maligna dan pada pasien dg penyakit ginjal karena obat ini meningkatkan aliran darah
ginjal. Harus diberikan bersama diuretika dan penghambat adrenergik untuk mencegah retensi cairan
dan mengontrol refleks simpatis.
Efek samping:
 Retensi cairan dan garam
 Efek samping kardiovaskular karena refleks simpatis dan hipertrikosis
 Gangguan toleransi glukosa dg tendensi hiperglikemia: sakit kepala, mual, erupsi obat, rasa lelah
dan nyeri tekan di dada.

Dosis: Dimulai dengan 1,25 mg, 1 atau 2 kali sehari dan dapat ditingkatkan sampai 40
mg/hari
 Diazoksid
Mekanisme kerja, farmakodinamik dan ES mirip dg minoksidil
Penggunaan: Hanya diberikan secara intravena untuk mengatasi hipertensi
darurat, hipertensi maligna, hipertensi ensefalopati, hipertensi
berat pada glomerulonefritis akut dan kronik dan pada preeklampsia.
Efek samping:
 Retensi cairan
 Hiperglikemia (terjadi pada kira-kira 50% pasien)
 Relaksasi uterus
Kontraindikasi:Tidak boleh diberikan pada pasien PJK karena dapat
mencetuskan iskemia miokard dan serebral.Juga tidak boleh untuk pasien Edema paru.
Dosis:
Bolus IV: 50-100 mg dengan interval 5-10 menit.
Infus IV : 15-30 mg/menit.

 Natrium Nitroprusid
Mekanisme: Merupakan senyawa kompleks anorganik yang dapat menyebabkan
dilatasi arteriol prakapiler dan venula pascakapiler. Obat ini menurunkaN
kerja jantung sehingga berefek baik pada gagal jantung.
Penggunaan: merupakan obat yang kerjanya paling cepat dan efektif untuk mengatasi
hipertensi darurat, apapun penyebabnya. Merupakan pilihan utama untuK kebanyakan krisis hipertensi
yang memerlukan terapi parenteral.
Efek samping:
 Hipotensi
 Efek toksik pada dosis tinggi
 Asidosis
 Hipertensi rebound jika infus nitroprusid dihentikan secara mendadak.
Dosis:
Dosis pemberian:0,5-10 ug/kg/menit
Dosis rata-rata: 3 ug/kg/menit

4. Penghambat Angiotensin- Converting Enzyme (ACE-Inhibitor) dan Antagonis Reseptor


Angiotensin II

 Kaptopril dan Enalapril

Mekanisme: Kerjanya terutrama dengan menghambat enzim pengkonversi


angiotensin, yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Dg
demikian, angiotensin II, salah satu senyawa yang menaikkan tekanan darah dengan hebat, akan ditekan
pembentukannya sehingga tahanan perifer akan turun.
Penggunaan: Efektif untuk hipertensi ringan, sedang,maupun berat. ACE inhibitor
terpilih untuk hipertensi dengan gagal jantung kongestif. Juga sangat berefek positif terhadap lipid darah
dan mengurangi resistensi insulin sehingga baik untuk hipertensi pada diabetes, dislipidemia dan
obesitas.
Efek samping:
 Hipotensi
 Batuk kering
 Hiperkalemia
 Rash
 Edema angioneurotik
 Gagal ginjal akut
 Proteinuria
 Efek teratogenik, terutama terjadi pada pemberian selama trimester 2 dan 3 kehamilan. Dapat
menimbulkan gagal ginjal fetus atau kematian fetus.
Dosis:
 Kaptopril 2-3 x 25-100 mg sehari
 Penghambat Reseptor angiotensin II (ARB)

 Losartan

Mekanisme: Pemberian obat ini akan menghambat semua efek Angiotensin II seperti :
Vasokontriksi,sekresi aldosteron, Rangsangan saraf simpatis, stimulasi jantung, efek renal.
Penggunaan: Sangat efektif pada pasien hipertensi dengan kadar renin yang tinggi
seperti hipertensi renovaskular dan hipertensi genetik.
Efek samping:
 Hipotensi
 Hiperkalsemia
 Fetotoksik
Kontraindikasi:
 Kontra indikasi pada kehamilan kehamilan trimester 2 dan 3, harus dihentikan bila pemakainya
ternyata Hamil.
 Wanita menyusui
 Stenosis arteri renalis.
Dosis: Losartan : 1-2 X 25-100 MG perhari

5. Antagonis Kalsium (Nipedipin, verapamil, Diltiazem)


Mekanisme: Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos
pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena
kurang dipengaruhi.
Penggunaan: Antagonis kalsium telah menjadi salah satu golongan AH tahap pertama.
Terbukti efektif pada hipertensi dg kadar renin yang rendah seperti pada
usia lajut. Tidak dianjurkan untuk hipertensi dengan Penyakit Jantung Koroner.
Efek samping:
- Hipotensi
- Iskemia miokard atau serebral
- Sakit kepala
- Muka merah
- Edema perifer
- Bradiaritmia
- Konstipasi dan retensi urin
Dosis: Nipedipin: 1 x 30-60 mg per hari
Amlodipin: 1 x 2,5-20 mg per hari

.Macam-macam Obat Antihipertensi Oral dan Cara Pemberiannya, (JNC, 1997)


Obat-Obat Antihipertensi Oral
Golongan Obat Dosis Lazim Frekuensi per hari
Diuretik Tiazid Klorotiazide 125-500 1
Klortalidon 12.5-25 1
Hidroklorotiazide 12.5-50 1
Politiazide 2-4 1
Indapamide 12.5-2.5 1
Metolazone 0.5-1 1
Loop diuretic Bumetanide 0.5-2 2
Furosemide 20-80 2
Torsemide 0.5-10 1
Kalium sparing diuretic Amiloride 5-10 1-2
Triamterene 50-100 1-2
Aldosterone-receptor Eplerenon 50-100 1-2
blocker Spironolactone 25-50 1-2
β-Blocker Atenolol 25-100 1
Betaxolol 5-20 1
Bisoprolol 2.5-10 1
Metoprolol 50-100 1-2
Nadolol 40-120 1
Propanolol 40-160 2
Timolol 20-40 2
β-Blocker dengan Acebutolol 200-800 2
aktivitas simpato- Penbutolol 10-40 1
mimetik intrinsik Pindolol 10-40 2
Kombinasi α dan β Carvedilol 12.5-50 2
blocker Labetalol 200-800 2
ACE inhibitor Benazepril 10-40 1-2
Captopril 25-100 2
Enalapril 2.5-40 1-2
Fosinopril 10-40 1
Lisinopril 10-40 1
Antagonis Angiotensin Losartan 25-100 1-2
II Candesartan 8-32 1
Eprosartan 400-800 1-2
Irbesartan 150-300 1
Olmesartan 20-40 1
Calcium channel Diltiazem extended 180-420 1
blocker α non release
dihidropiridin Verapamil immediate 80-320 2
release
Verapamil long acting 120-360 1-2
Calcium channel Amlodipine 2.5-10 1
blocker α Felodipine 2.5-20 1
dihidropiridin Isradipine 2.5-10 2
Nicardipine sustained 60-120 2
release
Nifedipine long-acting 30-60 1
α1 Blocker Doxazosin 1-16 1
Prazosin 2-20 2-3
Terazosin 1-20 1-2
α2 agonis sentral dan Clonidine 0.1-0.8 2
obat lain yang bekerja Metildopa 250-1000 1
sentral Reserpin 0.05-0.25 1
Guanfacine 0.5-2 1
Vasodilator langsung Hidralazine 25-100 2
Minoxidil 2.5-80 1-2

M. Berbagai macam obat Anti hipertensi digunakan pada kehamilan


Obat anti hipertensi yang aman bagi ibu hamil meliputi:
- Metildopa
- Antagonis kalsium (nipedipin)
- Hidralazin
- Labetolol
· α-Metildopa :
Metildopa merupakan obat pilihan utama untuk hipertensi kronik parah pada kehamilan (tekanan
diastolik lebih dari 110 mmHg) yang dapat menstabilkan aliran darah utero plasenta dan hemodinamik
janin. Obat ini termasuk golongan α-agonis sentral yang mempunyai mekanisme kerja dengan
menstimulasi reseptor α-adrenergik di otak. Stimulasi ini akan mengurangi aliran simpatik dari pusat
vasomotor di otak. Pengurangan aktivitas simpatik dengan perubahan parasimpatik akan menurunkan
denyut jantung, cardiac output, resistensi perifer, aktivitas renin plasma, dan refleks baroreseptor.
Metildopa aman bagi ibu dan anak, dimana telah digunakan dalam jangka waktu yang lama dan belum
ada laporan efek samping pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
· Labetalol
Labetalol merupakan antihipertensi non kardioselektif yang memiliki kerja penghambat beta lebih
dominan dibandingkan antagonis alfa. Melalui penggunaan labetalol, tekanan darah dapat diturunkan
dengan pengurangan tahanan sistemik vaskular tanpa perubahan curah jantung maupun frekuensi
jantung yang nyata sehingga hipotensi yang terjadi kurang disertai efek takikardia. Selain itu, labetalol
juga dapat melakukan blokade terhadap efek takikardia neonates yang disebabkan oleh terapi β-bloker
pada ibu . Sehingga labetalol dapat dikatakan sebagai obat alternative yang lebih aman dan efektif
diberikan pada kehamilan.
N. Obat yang Aman dan Bahaya untuk Kehamilan
keamanan obat bagi ibu hamil tersusun dalam 5 kategori (kategori A, B, C, D dan X)
Obat Kategori A:
golongan obat yang pada studi (terkontrol) pada kehamilan tidak menunjukkan resiko bagi janin pada
trimester 1 dan trimester berikutnya. Obat dalam kategori ini amat kecil kemungkinannya bagi
keselamatan janin.
Obat Kategori B:
adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak
menunjukkan resiko bagi janin. Belum ada studi terkontrol pada wanita hamil yang menunjukkan
adanya efek samping, kecuali adanya penurunan fertilitas pada kehamilan trimester pertama,
sedangkan pada trimester berikutnya tidak didapatkan bukti adanya resiko.
Obat Kategori C:
adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan menunjukkan
adanya efek samping bagi janin. Sedangkan pada wanita hamil belum ada study terkontrol. Obat
golongan ini hanya dapat dipergunakan jika manfaatnya lebih besar ketimbang resiko yang mungkin
terjadi pada janin.
Obat Kategoti D:
adalah golongan obat yang menunjukkan adanya resiko bagi janin. Pada keadaan khusus obat ini
digunakan jika manfaatnya kemungkinan lebih besar dibanding resikonya. Penggunaan obat golongan ini
terutama untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa atau jika tidak ada obat lain yang lebih aman.
Obat Kategori X:
adalah golongan obat yang pada studi terhadap binatang percobaan maupun pada manusia
menunjukkan bukti adanya resiko bagi janin. Obat golongan ini tidak boleh dipergunakan (kontra
indikasi) untuk wanita hamil, atau kemungkinan dalam keadaan hamil.

CONTOH OBAT KATEGORI A


· Nama generik:
~ Ascorbic acid (vitamin C) *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
~ Doxylamine, Ergocalciferol *masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA*,
~ Folic acid *masuk kategori C jika dosisnya melebihi 0,8 mg per hari*,
~ Hydroxocobalamine *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
~ Liothyronine, Nystatin vaginal sup *masuk kategori C jika digunakan per oral dan topikal*,
~ Pantothenic acid *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
~ Potassium chloride, Potassium citrate, Potassium gluconate, Pyridoxine (vitamin B6), Riboflavin
*masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
~ Thiamine (vitamin B1) *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*,
~ Thyroglobulin, Thyroid hormones, Vitamin D *masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RDA*,
~ Vitamin E *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*.

CONTOH OBAT KATEGORI B


· Nama generik:
~ Acetylcysteine, Acyclovir, Amiloride *masuk kategori D jika digunakan untuk hipertensi yang
diinduksi oleh kehamilan*
~ Ammonium chloride, Ammonium lactate *topical*,
~ Amoxicillin, Amphotericin B, Ampicillin, Atazanavir, Azatadine, Azelaic acid, Benzylpenicillin,
Bisacodyl, Budesonide *inhalasi, nasal*,
~ Buspiron, Caffeine, Carbenicillin, Camitine, Cefaclor, Cefadroxil, Cefalexin, Cefalotin, Cefamandole,
Cefapirin, Cefatrizine, Cefazolin, Cefdinir, Cefditoren, Cefepime, Cefixime, Cefmetazole, Cefonicid,
Cefoperazone, Ceforanide, Cefotaxime, Cefotetan disodium, Cefoxitin, Cefpodoxime, Cefprozil,
Cefradine, Ceftazidime, Ceftibuten, Ceftizoxime, Ceftriaxone, Cefuroxime, Cetirizine, Chlorhexidine
*mulut dan tenggorokan*,
~ Chlorpenamine, Chlortalidone *masuk kategori D jika digunakan untuk hipertensi yang diinduksi
oleh kehamilan*,
~ Ciclacillin, Ciclipirox, Cimetidine, Clemastine, Clindamycin, Clotrimazole, Cloxacillin, Clozapine,
Colestyramine, dan masih banyak lagi.

CONTOH OBAT KATEGORI C


· Nama generik:
~ Acetazolamide, Acetylcholine chloride, Adenosine, Albendazole, Albumin,
Alclometasone, Allopurinol, Aluminium hydrochloride, Aminophylline, Amitriptyline, Amlodipine,
Antazoline, Astemizole, Atropin, Bacitracin, Beclometasone, Belladonna, Benzatropine mesilate,
Benzocaine, Buclizine, Butoconazole, Calcitonin, Calcium acetate, Calcium ascorbate, Calcium carbonate,
Calcium chloride, Calcium citrate, Calcium folinate, Calcium glucoheptonade, Calcium gluconate, Calcium
lactate, Calcium phosphate, Calcium polystyrene sulfonate, Capreomycin, Captopril, Carbachol,
Carbidopa, Carbinoxamine, Chloral hydrate, Chloramphenicol, Chloroquine, Chlorothiazide,
Chlorpromazine, Choline theophyllinate, Cidofovir, Cilastatin, Cinnarizine, Cyprofloxacin, Cisapride,
Clarithromycin, Clinidium bromide, Clonidine, Co-trimoxazole, Codeine, Cyanocobalamin, Deserpidine,
Desonide, Desoximetasone, Dexamethasone, Dextromethorphan, Digitoxin, Digoxin, Diltiazem,
Dopamine, Ephedrine, Epinephrine, Fluconazole, Fluocinolone, Fosinopril, Furosemide, Gemfibrozil,
Gentamicin, Glibenclamide, Glimepiride, Glipizide, Griseofulvin, Hydralazine, Hydrocortisone, Hyoscine,
Hyoscyamine, Isoniazid, Isoprenaline, Isosorbid dinitrate, Ketoconazole, Ketotifen fumarate, Magaldrate,
Mefenamic acid, Methyl prednisolone, dan masih banyak lagi.

CONTOH OBAT KATEGORI D


· Nama generik:
~ Amikacin, Amobarbital, Atenolol, Carbamazepine, Carbimazole, Chlordizepoxide, Cilazapril,
Clonazepam, Diazepam, Doxycycline, Imipramine, Kanamycin, Lorazepam, Lynestrenol, Meprobamate,
Methimazole, Minocycline, Oxazepam, Oxytetracycline, Tamoxifen, Tetracycline, Uracil, Voriconazole
dan masih banyak lagi.
CONTOH OBAT KATEGORI X
· Nama generik:
~ Acitretin, Alprotadil *parenteral*, Atorvastatin, Bicalutamide, Bosentan, Cerivastatin disodium,
Cetrorelix, Chenodeoxycholic acid, Chlorotrianisene, Chorionic gonadotrophin, Clomifen, Coumarin,
Danazol, Desogestrel, Dienestrol, Diethylstilbestrol, Dihydro ergotamin, Dutasteride, Ergometrin,
Ergotamin, Estazolam, Etradiol, Estramustine, Estriol succinate, Estrone, Estropipate, Ethinyl estradiol,
Etretinate, Finasteride, Fluorescein *parenteral*, Flurouracil, Fluoxymesterone, Flurazepam, Fluvastatin,
Floritropin, Ganirelix, Gestodene, Goserelin, Human menopausal gonadotrophin, Iodinated glycerol,
Isotretinoin, Leflunomide, Leuprorelin, Levonorgestrel, Lovastatin, Medrogestrone,
Medroxyprogesterone, Menotrophin, Mestranol, Methotrexate, Methyl testosterone, Mifeprestone,
Miglustat, Misoprostol, Nafarelin, nandrolone, Nicotine *po*, Norethisterone, Noretynodrel, Norgestrel,
Oxandrolone,Oxymetholone, Oxytocin, Pravastatin, Quinine, Raloxifene, Ribavirin, Rosuvastatin,
Simvastatin, Stanozolol, Tazarotene, Temazepam, tetosterone, Thalidomide, Triazolam, Triproretin,
Urofolitropin, Warfarin.
O. Pencegahan Hipertensi
· Pencegahan Primer :
Æ Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari
Æ Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi
berat badan. Berdasarkan penelitian oleh Clinical and Public Health Advisory from the National High
Blood Pressure Education Program Amerika Serikat bahwa penurunan berat badan sebesar 4,4 kg dapat
menurunkan tekanan darah sampai dengan 7.0 mmHg dan aerobik selama 30 menit setiap hari bisa
menurunkan tekanan darah sampai 4.05 mmHg.
Æ Kurangi konsumsi alcohol
Æ Konsumsi Minyak ikan. Telah diketahui bahwa peningkatan konsumsi minyak ikan yang mengandung
Asam Lemak (omega-3) dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan terutama bagi mereka yang
menderita diabetes.
Æ Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga cukup
membantu.

· Pencegahan Skunder
Æ .Pola makanam yamg sehat
Æ .Mengurangi garam dan natrium di diet anda
Æ .Fisik Aktif
Æ Mengurangi Akohol Intake
Æ BerhentiMerokok

· Pencegahan Tersier
Æ Pengontrolan darah secara rutin
Æ Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orang dikatakan menderita penyakit darah tinggi kalo tekanan darahnya 140/90 MmHg atau lebih tinggi
yang diukur di kedua lengan penderita sebanyak tiga kali dalam jangka waktu beberapa minggu.
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan :
- Terapi tanpa obat( non- farmakoterapi):dengan diet garam dan mengatur menu makanan.
- Terapi dengan obat(farmakoterapi):
1. Diuretik
2. Penghambat Adrenergik
- Bloker β -adrenoseptor
- Bloker α-adrenoseptor
- Agonis α 2 sentral
- Penghambat saraf adrenergic
3. Vasodilator
4. Penghambat Angiotensin- Converting Enzyme (ACE-Inhibitor) dan Antagonis Reseptor Angiotensin
II
5. Antagonis Kalsium

Anda mungkin juga menyukai