Anda di halaman 1dari 21

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI

KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B DI TK KALING 01


KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)

Disusun Oleh :
NAMA
NIP.

UPT PUD NFI DAN SD KECAMATAN TASIKMADU


KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun,yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.Agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Perkembangan Motorik adalah perkembangan dari unsur
pengembangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik
berkembang dengan kematangan syarat dan otot.
Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan
halus.Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar
atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh
kematangan anak itu sendiri.Widodo (2008) perkembangan motorik adalah
gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi dengan otak
dalam melakukan sesuatu kegiatan.Motorik merupakan perkembangan
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan
saraf,otot,otak,dan spinal cord.Motorik halus adalah gerakan yang
menggunakan otot- otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.Misalnya, kemampuan
memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok,
menggunting, menulis dan sebagainya.Kedua kemampuan tersebut sangat
penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.Perkembangan motorik
sangat dipengaruhi oleh organ otak.Lewat bermain terjadi stimulasi
pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melompat, melempar, atau berlari.
Selain itu anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan
pikiranya.
Pendidikan di Taman kanak – kanak (TK) di laksanakan dengan prinsip
“Bermain sambil belajar, atau belajar seraya bermain”. Sesuai dengan
perkembangan, oleh sebab itu diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan
inovatif agar anak bisa merasa senang, tenang, aman dan nyaman selama
dalam proses belajar mengajar.
Dalam standar kompetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan
pendidikan DiTaman Kanak-Kanak adalah membantu mengembangkan
berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai –
nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian,
dan seni untuk memasuki pendidikan dasar.
Berdasarkan observasi di TK Kaling 01 Kecamatan Tasikmadu anak-
anak menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam
menganyam, yang ditandai dengan kurang trampilanya siswa dalam
pengembangan kreativitas menggunakan media kertas dalam pembelajaran.
Aktivitas anak dalam keterampilan menggerakan motorik halus dalam
perkembangan menganyam dari kreativitas anak masih belum trampil dengan
ketidakmaksimalan ini penyebabnya adalah pengelolaan kelas, yaitu
penggunaan metode dalam menumbuhkembangkan kreativitas anak dalam
meningkatkan ketrampilan motorik halusnya.Pendidikan di TK dalam
pelaksanaan pembelajaran guru harus mempunyai kemampuan menyesuaikan
metode sesuai dengan karakteristik tujuan anak yang diberi pembelajaran.
Untuk pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan
fisik/motoriknya maka guru-guru TK Kaling 01 Kecamatan Tasikmadu akan
membantu meningkatkan keterampilan fisik/motorik anak dalam hal
memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar dan halus anak,
meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan
koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat
sehingga dapatt menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan
terampil.
Sedangkan kompetensi dasar motorik anak TK yang diharapkan dapat
dikembangkan guru saat anak memasuki lembaga prasekolah/TK adalah anak
mampu; Melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka
kelenturan dan persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan, dan
melatih keberanian. Mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai
gagasan dan imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu
karya seni. Untuk mengembangkan kemampuan motorik anak TK, guru dapat
menggunakan berbagai metode pembelajaran.
Karakteristik mengembangkan kemampuan motorik anak di TK
Kaling 01 Kecamatan Tasikmadu, melatih gerakan – gerakan kasar dan halus,
meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan
koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat.
Lebih lanjut dalam menentukan metode untuk mengembangkan
keterampilan motorik anak, guru memperhatikan tempat kegiatan, apakah
didalam ataukah diluar kelas, keterampilan apa yang hendak dikembangkan
melalui berbagai kegaiatan, serta tema dan pola yang dipilih dalam kegiatan
pembelajaran.
Misalnya untuk pengembangan motorik halus anak yang bertujuan agar anak
dapat berlatih menggerakan pergelangan tangan dengan menggambar dan
mewarnai atau menggunting dan menempel maka guru dapat memilih
kegiatan yang dilakukan didalam kelas.
Namun, guru perlu menyediakan semua peralatan yang diperlukan
setiap anak, seperti kertas, gunting pensil warna atau buku – buku untuk pola
yang akan digunting anak, jumlah peralatan dan bahan diharapkan sesuai
dengan jumlah anak sehingga setiap anak dapat berlatih sendiri – sendiri.
Metode yang dipergunakan adalah metode kegaiatan yang dapat
memacu semua kegiatan motorik yang perlu dikembangkan anak seperti untuk
kegaitan motorik halus anak dapat diberikan aktivitas menggambar, melipat,
membentuk, meronce dan sebagainya.
Berikut ini di TK Kaling 01 Kecamatan Tasikmadu perencanaan
pengembangan motorik anak, dimana guru merencanakan bentuk evaluasi
untuk pengembangan motorik halus anak.
Tujuan kegiatan adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik
halus anak TK Kaling 01 Kecamatan Tasikmadu dengan menganyam. Dari
kegiatan ini anak berlatih menggerakkan pergelangan tangan saat memegang
kertas dan juga agar anak dapat menyalurkan perasaannya dan menciptakan
keindahan.
Topik yang dipilih adalah keterampilan mengayam. Kegiatan akan
dilaksanakan didalam kelas. Guru pun sudah merencanakan langkah kegiatan
apa saja yang akan dilakukannya bersama anak- anak di kelas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah di kemukakan diatas. Masalah
penelitian ini dapat dirumuskan “Bagaimana meningkatkan kemampuan
motorik halus anak melalui kegiatan menganyam di kelompok B di TK Kaling
01 Kecamatan Tasikmadu ?”

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan motorik halus anak
melalui kegiatan menganyam di TK Kaling 01 Kecamatan Tasikmadu

D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa
Siswa mendapat pengalamaan langsung untuk mengembangkan koordinasi
mata dan tangan serta mengembangkan kreativitas anak dalam kegiatan
menganyam yang menyenangkan.
b. Bagi Guru
Untuk menambah pengetahuan,keterampilan atau kegiatan guru dalam
menggunakan metode dan alat pembalajaran yang tepat.
c. Bagi sekolah
Memberikan masukan agar meningkatkan kualitas anak sehat rohani dan
jasmani.
BAB II
DASAR TEORI

A. Pembahasan tentang perkembangan Motorik Halus


1. Pengertian Perkembangan Motorik Halus
Menurut Moelichatoen (2004) motorik halus adalah “merupakan
kegiatan yang menggunakan otot – otot halus pada jari dan tangan.
Gerakan ini keterampilan bergerak”.
Sedangkan menurut Nursalam (2005) perkembangan motorik halus
adalah “kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerak
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil,
memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak
tenaga.”
2. Fungsi Perkembangan Motorik Halus
Menurut Mudjito (2007) mencatat beberapa alasan tentang fungsi
perkembangan motorik halus yaitu:
a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang.
b. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi
helpessness (tidak berdaya) pada bulan – bulan pertama kehidupannya.
c. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sekolah.
3. Perkembangan Motorik Halus Anak
Karakter perkembangan motorik halus menurut Mudjito (2007)
keterampilan motorik halus yang paling utama adalah:
a. Pada saat anak usia 3 tahun,kemampuan gerak halus anak blum
berbeda dari kemampuan gerak halus anak bayi.
b. Pada usia 4 tahun,koordinasi motorik halus anak secara substansial
sudah mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat,bahkan
cenderung sempurna.
c. Pada usia 5 tahun,koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi
tangan,lengan,dan tubuh bergerak d bawah koordinasi mata.
d. Pada akhir masa kanak-kanak usia 6 tahun ia belajar bagaimana
menggunakan jemari dan pergelangan tangannya untuk menggunakan
ujung pensil.
Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan
bagian-bagin tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,seperti
keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan
tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan
yang cermat. Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK,antara lain
adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu
sendiri, dan sebagainya.
Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh
keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Misalnya
dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakan seluruh atau
sebagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam mempelajari kemampuan
motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak
juga belajar menggerakan pergelangan tangan agar lentur dan anak belajar
berkreasi dan berimajinasi.
Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat
berkreasi, seperti menggunting kertas, menyatukan dua lembar
kertas,menganyam kertas,tapi tidak semua anak memiliki kematangan
untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama.Dalam melakukan
gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik
serta kematangan mental ( Sujiono, metode perkembangan fisik ).
4. Faktor – Faktor Motorik Anak
Faktor – faktor yang membantu meningkatkan motorik anak yang dapat
dilakukan oleh guru :
a. Menyediakan peralatan atau lingkungan yang memungkinkan anak
melatih keterampilan motoriknya.
b. Setiap anak memiliki jangka waktu sendiri dalam menguasai suatu
keterampilan.
c. Aktivitas fisik anak yang bervariasi, yaitu aktivitas fisik untuk bermain
dan bergembira sambil menggerakkan anggota tubuh.
d. Aktivitas fisik anak dapat mencapai kemampuan yang diharapkan
sesuai dengan perkembangannya.

B. Menganyam.
1. Pengertian Menganyam.
Menganyam adalah suatu kegiatan keterampilan yang bertujuan
untuk menghasilkan aneka benda/barang pakai dan benda seni, yang
dilakukan dengan cara saling menyusupkan atau menumpang tindihkan
bagian – bagian pita anyaman secara bergantian. Menganyam adalah
kegiatan menjalinkan pita atau iratan yang disusun menurut arah dan
motip tertentu. Menganyam diartikan juga suatu teknik menjalinkan lungsi
dengan pakan. Lungsi adalah pita / iratan anyaman yang letaknya tagak
lurus terhadap si penganyam.Pakan adalah pita / iratan yang di susupkan
pada lungsi dan arahnya berlawanan / melintang terhadap lungsi.
Menurut arah sumbu dan jumlah pita/iratan yang disusupkan dapat
dibedakan: anyaman dua sumbu, anyaman tiga sumbu dan anyaman empat
sumbu. Anyaman dua sumbu atau anyaman silang memiliki ciri yaitu
menampilkan jalinan pita/iratan yang saling tegak lurus atau miring.
Misalnya anyaman silang tunggal/enam warek dan anyaman silang
ganda/enam kepang.
Anyaman tiga sumbu cirinya yaitu akan menghasilkan bentuk
anyaman jarang/renggang dengan ciri menampilkan pola segi enam
beraturan. Anyaman empat sumbu dibuat dengan menggunakan empat
sumbu yaitu ada yang tegak, mendatar dan ada yang miring sehingga akan
menampilkan ciri bentuk pola anyaman segi delapan beraturan.
Anyaman dua sumbu, anyaman tiga sumbu dan anyaman empat sumbu ini
selanjutnya dapat dikembangkan menjadi berbagai macam motip anyaman
kombinasi. Misalnya anyaman pita, anyaman dasar setali, anyaman model
udang, anyaman hias dan lainnya.
Adapun kerativitas menganyam di TK yang dimaksudkan adalah
keterampilan dalam melakukan aktivitas pratek membuat motif anyaman
dasar sederhana, anyaman kombinasi dengan menggunakan bahan kertas
berwarna, pita, janur, daun pisang dan lainnya. Dalam penerapannya
diperlihatkan bahan dan motif anyaman yang disesuaikan dengan kondisi
setempat dan tingkat kemampuan anak TK.
2. Bahan dan Alat untuk kerajinan menganyam.
a. Bahan Anyam.
Beberapa macam jenis bahan anyam yang dapat digunakan dalam
kegiatan praktek keterampilan di TK adalah :
1) Kertas.
Kertas yang digunakan untuk praktek menganyam di TK adalah
jenis kertas yang cukup tebal sehingga akan lebih mudah dalam
penggunaannya dan bisa menghasilkan bentuk anyaman yang baik.
Jenis kertas tersebut yaitu kertas gambar, kertas manila, kertas
buffalo, kertas asturo, kertas bewarna/hias, kertas kalender dan
lainnya.
2) Daun Pisang
Penggunaan daun pisang pada kegiatan praktek menganyam
digunakan untuk mencoba membuat motip/bentuk anyaman yang
bersifat sementara. Gunakan daun pisang yang sudah cukup tua
dan lembarannya cukup lebar. Dalam penggunaanya daun pisang
dirobek mengikuti serat daun dengan ukuran antara 1 cm – 2 cm,
kemudian dibentuk anyaman sesuai motip yang diinginkan. Selain
anak terampil menganyam kegiatan ini dapat mempraktekkan
karakter daun pada anak.
3) Daun Kelapa (Janur)
Penggunaan bahan daun kelapa (janur) pada kegiatan praktek
keterampilan di TK antara lain dapat dilakukan untuk melatih anak
membuat anyaman yang berbentuk anyaman pita, anyaman yang
berupa lembaran/motif anyaman tunggal, anyaman ganda, dan
lainnya.
4) Pita
Bahan yang digunakan untuk membuat anyaman yaitu pita kado
(pita sintesis) dan bukan pita kain. Lebar pita disesuaikan dengan
bentuk anyaman yang akan dibuat.
5) Plastik.
Plastik sebagai bahan anyaman telah dirancang sengaja untuk
bahan anyaman. Adapun besar kecilnya telah dirancang sesuai
dengan tujuannya. Plastik sebagai bahan kerajinan anyam banyak
dijumpai atau dijual di toko – ditoko alat tulis, bentuknya seperti
sedotan minuman dengan pewarnaan langsung, sehingga anda
tidak perlu mewarnai lagi.
6) Karet.
Demikian juga dengan karet sebagai bahan anyaman telah
dirancang sengaja sebagai bahan kerajinan anyam. Bahan ini dapat
dijumpaui di took alat tulis dengan bentuk lembaran – lembaran,
sehingga apabila akan dipakai harus dipotong – potong terlebih
dahulu menggunakan gunting atau cutter.
7) Bahan anyaman lainnya dapat disesuaikan dengan ketersediaan
dilingkungan sekitar dan tingkat kemudahan dalam penggunaanya.
Misalnya bahan alam seperti daun panda, enceng gondok, iratan
bamboo, pitrit (iratan rotan) dan sebagainya.
b. Alat
Peralatan menganyam yang digunakan yaitu :
1) Gunting digunakan untuk memotong lembaran kertas yang akan
digunakan untuk membuat bagian – bagian anyaman.
2) pisau cutter digunakan untuk memotong dan membelah bahan
anyaman bamboo dan rotan.
3) alat ukur yaitu penggaris yang digunakan untuk menentukan
ukuran panjang dan lebar sewaktu menyiapkan bagian – bagian
anyaman.
4) bahan pembantu yaitu lem kertas dan lainnya.
3. Manfaat Menganyam.
Menganyam banyak kegunaanya bagi anak TK,selain mempunyai unsur
pendidikan juga untuk mengembangkan koordinasi mata dan tangan,antara
lain:
a. Anak dapat mengenal kerajinan tradisional yang ditekuni oleh
masyarakat indonesia.
b. Guna untuk melatih motorik halus anak.
c. Melatih sikap emosi anak dengan baik.
d. Dapat terbina ekspresinya yang tumbuh dari pribadinya sendiri,bukan
karena pengaruh dari orang lain.
e. Dapat mengungkapkan perasaannya yang selama ini masih
mengendap.
f. Dapat membangkitkan minat anak.
g. Anak menjadi terampil dan kreatif.
h. Dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya.
i. Dapat bermanfaat bagi perkembangan anak.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas atau PTK Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui
menganyam di kelompok B Taman Kanak – kanak Kaling 01 Kecamatan
Tasikmadu.

B. Subjek Penelitian
Rencana penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelompok B di TK Kaling
01 Kecamatan Tasikmadu pada tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 21
siswa.

C. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelompok B Taman
Kanak – kanak Kaling 01 Kecamatan Tasikmadu waktu pelaksanaan semester
II tahun ajaran 2015/2016

D. Faktor Yang Diteliti.


Faktor yang diteliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang
diteliti adalah :
1. Anak didik, yaitu kreativitas dan partisipasi anak dalam proses
pembelajaran melalui metode kreativitas menganyam yang disesuaikan
pada tema saat pembelajaran tersebut.
2. Guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan keterampilan
menganyam pada anak dengan pembelajaran yang menyenangkan.

E. Rancangan dan Pelaksanaan Tindakan.


Rencana dan Pelaksanaan dalam penelitian Tindakan Kelas yang akan
dilaksanakan yaitu :
1. Persiapan Tindakan
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan merupakan sebuah
proses pembelajaran dalam meningkatkan partisipasi dan hasil belajar
anak melalui kegiatan kelompok dalam kegiatan metode keterampilan
menganyam.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan dua siklus, tiap – tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan partisipasi dan kompetensi
yang dicapai, berdasarkan perencanaan yang telah didesain sebelumnya.
Untuk mengetahui kompetensi dan hasil dari metode tersebut
dilakukan prosedur penilaian serta kemampuan anak dalam berkomunikasi
dengan guru selanjutnya didiskusikan dengan guru lain yang mengamati
terhadap kegiatan yang dilaksanakan untuk didiskusikan hasilnya dengan
tujuan sebagai perbaikkan. Sedangkan untuk mengetahui partisipasi anak
dalam KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar) dilakukan pengamatan
keterlibatan anak selama proses kegiatan berlangsung disekolah.
a. Perencanaan Tindakan.
Penelitian dilakukan di TK Kaling 01 yang berjumlah 21 anak. Tema
yang diambil dalam penerapan pembelajaran yaitu meningkatkan
perkembangan motorik halus anak melalui metode keterampilan
menganyam. Rencana tindakan tersebut meliputi hal – hal sebagai
berikut :
1) Pembuatan lembar instrument penelitian.
2) Membuat SKM (Satuan Kegiatan Mingguan) dan RKH (Rencana
Kegiatan Harian).
3) Mempersiapkan media pembelajaran.
4) Mempersiapkan materi pembelajaran untuk dibagikan kepada anak.
5) Membuat evaluasi setiap tahap hasil penelitian, agar dapat
mengetahui hasil dari penelitian tindakan kelas.
6) Mempersiapkan dan menentukan lokasi pembelajaran yang sesuai
tema pada hari itu.
b. Pelaksanaan Tindakan.
Pelaksanaan tindakan kelas dilakukan pada saat kegiatan
pembelajaran di TK Kaling 01 dengan melibatkan anak didik secara
langsung guna membahas pembelajaran yang sesuai dengan tema
tersebut agar anak aktif dalam kegiatan metode keterampilan
menganyam.
Dengan proses pembelajaran tidak hanya didalam ruangan
kelas atau lingkungan kelas, namun juga kegiatan diluar, yaitu seperti
orientasi yang dilaksanakan satu bulan sekali.
c. Pengamatan
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan kelas dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah
disiapkan.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa catatan yang
diperoleh dari pengamatan penelitian, sehingga dapat mengetahui
apakah metode keterampilan menganyam dapat membantu
mengembangkan motorik halus anak. Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat mengetahui titik kelemahan maupun kelebihan sehingga dapat
menentukan upaya perbaikan pada setiap siklus berikutnya. Proses ini
akan berlangsung dua siklus, sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.

2. Tahapan Siklus
Adapun tahapan siklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Siklus Satu
Tahapan Perencanaan pada siklus satu diawali dengan
melakukan langkah – langkah pembelajaran dengan membuat Rencana
Kegiatan Harian yang dipersiapkan sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung. Pada siklus satu dilaksanakan dua kali pertemuan dalam
satu minggu.
Tahapan Pelaksanaan dalam siklus satu dilaksanakan proses
belajar mengajar dengan kegiatan keterampilan menganyam. Guru
memberikan contoh kepada anak.
Tahapan observasi pada siklus satu dilaksanakan dengan
menggunakan lembar observasi.
Tahapan Refleksi pada siklus satu merupakan kegiatan untuk
mengemukakan apa yang sudah dilakukan. Kegiatan mengevaluasi,
analisis, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam
perencanaan siklus selanjutnya. Pada siklus satu anak masih belum
meyelesaikan tugas latihan yang dicontohkan guru.
b. Siklus Dua
Tahapan Perencanaan pada siklus dua diawali dengan
melakukan langkah – langkah pembelajaran dengan membuat Rencana
Kegiatan Harian yang dipersiapkan sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Pada siklus dua dilaksanakan tiga kali pertemuan dalam
Rencana Kegiatan Harian dan menyiapkan sarana pendukung.
Tahapan Pelaksanaan pada siklus dua dilaksanakan proses belajar
mengajar dengan aspek kegiatan menganyam. Guru menunjukkan
peragaan dan mencontohkan cara menganyam agar anak lebih
semangat mengikuti kegiatan keterampilan menganyam. Dalam
pelaksanaan peneliti dibantu satu orang guru dan satu orang kepala
sekolah.
Tahapan Observasi pada siklus dua dilaksanakan dengan
menggunakan lembar observasi, Tanya jawab kepada anak tentang
keterampilan menganyam.
Tahapan Refleksi pada siklus dua merupakan kegiatan
mengevaluasi, analisis, penjelasan, penyimpulan. Perhatian anak
tercurah pada pekerjaan keterampilan menganyam,anak dapat
mengikuti dan bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Siklus Tiga
Siklus III merupakan pendalaman materi yang telah diberikan
pada tindakan siklus I dan II. Dalam pelaksanaannya siklus III
Difokuskan pada aspek ekspresi anak pada kesesuaian kegiatan
menganyam. Tindakan siklus III merupakan hasil akhir dari proses
pembelajaran pada tindakan I dan II. Tindakan siklus I dilaksanakan
pada 2 kali pertemuan, tindakan siklus II dilaksanakan 5 kali putaran
dan tindakan siklus III dilaksanakan 2 kali pertemuan.
Untuk mengetahui behasil tidaknya dalam suatu proses belajar
mengajar dilakukan tes praktek. Tes praktek dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan anak dalam hal menguasai cara
menganyam.
Untuk melihat berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran
diadakan evaluasi akhir dan pencatatan selama proses kegiatan
berlangsung.
Suatu pembelajaran diadakan evaluasi akhir dan pencatatan
selama proses kegiatan berlangsung. Adapun Bagan Penelitian
Tindakan Kelas setiap siklus adalah sebagai berikut :

SIKLUS I

Refleksi

Perencanaan
Observasi Siklus 1 Tindakan

Pelaksanaan
Tindakan
SIKLUS II

Refleksi

Perencanaan
Observasi Siklus 1 Tindakan

Pelaksanaan
Tindakan

Gbr : Alur Penelitian Tindakan Kelas dengan tahap pelaksanaan dan


pengamatan bersama.

F. Instrumen Penelitian.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari hal - hal
sebagai berikut :
1. SKM (Satuan Kegiatan Mingguan) dan RKH (Rencana Kegiatan Harian)
Adalah perangkat pembelajaran sebagai pedoman guru dalam mengajar
yang memuat kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat peraga dan penilaian.
2. Lembar Observasi Anak.
Lembar observasi ini digunakan untuk memantau setiap perkembangan
motorik halus anak dalam menggunakan metode keterampilan
menganyam.
3. Lembar Observasi Guru.
Lembar observasi ini disusun untuk memantau perkembangan dari proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Penguasaan terhadap metode
keterampilan menganyam serta penguasaan guru dalam penerapan metode
tersebut.
4. Pedoman Evaluasi Guru.
Pedoman evaluasi guru disusun dan digunakan oleh guru untuk
mengevaluasi anak guna mengetahui hasil dari metode yang dilaksanakan
oleh guru, agar dapat mengetahui perkembangan motorik halus anak
selanjutnya.
5. Jurnal guru.
Jurnal guru digunakan untuk mengevaluasi metode keterampilan
menganyam yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran
berlangsung agar dapat diketahui hasil yang digunakan dikelas dalam
metode keterampilan tersebut.

G. Teknik Pengumpulan Data.


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dan diperoleh berupa :
1. Observasi yaitu pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data
tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau pembuktian
terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.
2. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara lisan kepada subyek yang diteliti.
3. Dokumentasi yaitu berupa dokumen-dokumen baik berupa dokumen
primer maupun skunder yang menunjang proses pembelajaran.

H. Teknik Analisis Data.


Teknik analisis data disusun berdasarkan buku penelitian tindakan
kelas yang disusun oleh Zainal Aqib 2009/115 yaitu data yang diperoleh
melalui observasi persiklus selama 2 kali pertemuan analisis dalam
menentukan kelebihan atau kelemahan tindakan. Melalui kegiatan refleksi,
setiap indikator dicermati sehingga diperoleh kesimpulan untuk program
perbaikan pada siklus berikutnya.
Data yang diperoleh melalui lembar kegiatan atau lembar evaluasi
yang merupakan hasil komunikasi guru dan anak setiap pertemuan
pembelajaran dalam setiap siklus lalu dipersentasikan berapa siswa yang dapat
aktif dan merespon dalam metode keterampilan menganyam sehingga
perkembangan motorik halus anak dapat tercapai selama kurang lebih 30
menit.
Data ini untuk mengetahui perkembangan anak secara umum.
Sebaliknya untuk mendapatkan data peningkatan kemampuan anak setiap
individu, penelitian membuat catatan khusus pencapaian anak setiap siklus,
hal ini sesuai dengan Satuan Kegiatan Mingguan (SKM) dan Rencana
Kegiatan Harian (RKH).
Adapun pelaksanaan pembelajaran dalam mengembangkan motorik
halus anak dengan metode keterampilan menganyam dilakukan berhasil jika
pembelajaran itu minimal mencapai 70% - 80% yang berarti (berkembang
sesuai harapan) dari sejumlah anak yang ada dikelas yang dirumuskan dalam
tiap keberhasilan pembelajaran dengan pedoman penilaian hasil kemampuan
anak dalam partisipan yang disampaikan oleh guru.
Jumlah Nilai Anak
Nilai Rata – rata = X 100%
Jumlah Anak
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran dengan
kegiatan menganyam dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus
anak di Kelompok B TK Kaling 01 Kecamatan Tasikmadu maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan pembelajaran melalui kegiatan menganyam dalam
kegiatan pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan motorik halus
anak di Kelompok B TK Kaling 01s Kecamatan Tasikmadu
2. Suasana kegiatan pembelajaran anak dari hasil observasi anak terlibat aktif
dan guru mampu menciptakan proses kegiatan pembelajaran yang efektif
dengan menggunakan media yang sesuai dengan tujuan kegiatan
pembelajaran.

B. Saran
Dari hasil pelaksanaan penelitian kegiatan pembelajaran melalui
permainan ular tangga ini terdapat beberapa saran yang dapat diajukan yakni :
1. Bagi anak TK agar memotivasi diri untuk berani melakukan dan mencoba
sendiri dirumah hal-hal yang dipelajarinya ditaman kanak-kanak. Hal ini
untuk lebih melatih kemampuan anak dalam berhitung.
2. Bagi guru TK disarankan hendaknya menciptakan sebuah bentuk tugas
yang menyenangkan bagi anak.
3. Bagi kepala sekolah TK disarankan agar dapat memperhatikan,
mendukung dan memberikan fasilitas untuk membantu upaya guru dalam
membantu perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA

Aswin Hadis, Fawzin (2003). Perkembangan Anak Dalam Prespektif Pendidikan


Anak Usia Dini. Buletin PADU Vol. 2 No. 01, April 2003, ISSN 1693-
1947.

Cut Kamaril. (2007). Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan,


Jakarta:Depdiknas.

Kurikulum TK dan RA (2004). Standar Kompetensi. Jakarta: Direktorat


Pendidikan TK dan SD,Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah, Dapertemen Pendidikan Nasional.

Moeslichatoen R. (1999). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:


Rineka Cipta.

Oho Garha. (1983). Seni Rupa, Media Pengajaran dengan Kreativitas,


Jakarta:Depdikbud.

Resjoyo. (1992). Pendidikan Seni Rupa, Jakarta:Erlangga.

Seri Ayah Bunda. (2001). Balita dan Masalah Perkembangannya, Jakarta: Gaya
Favorit Press.

Seri Ayah Bunda. (2002). Dari A sampai Z tentang Perkembangan Anak.


Jakarta:Gaya Favorit Press.

Sides Suelyarto (1984). Bambu Sinar Pengetahuan. Jakarta.

Sumanto (2006). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak. Jakarta.

Suwito (1994). Keterampilan Anyaman Rotan Kalimantan Timur.

Zainal Aqib (2009). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD,SLB,dan TK.CV
YRAMA WIDYA Bandung.

Anda mungkin juga menyukai