Anda di halaman 1dari 20

MODUL PERKULIAHAN

KOMUNIKASI &
ETIKA PROFESI
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

07
Ilmu Komputer Sistem Informasi W181700011 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom

Abstract Kompetensi
salah satu cara manusia mahasiswa memahami tahap-tahap
berhubungan yang melibatkan dalam analisa masalah pada sebuah
pengertian atau maksud, dengan sistem
syarat dan perlu setuju
TEKNIK PRESENTASI

Pengertian Presentasi

Presentasi adalah penyajian atau penyampaian karya tulis atau karya ilmiah seseorang di
depan forum undangan/peserta atau suatu kegiatan berbicara di depan
masyarakat/khalayak ramai (audiens), dalam rangka mengajukan suatu ide atau gagasan
untuk mendapatkan pemahaman atau kesepakatan bersama. Kehadiran peserta dalam
presentasi bermanfaat untuk membuat presentasi secara lebih aktif dan lansar, serta efisien
dalam jangka waktu yang ditentukan.
Orang yang menyampaikan presentasi disebut presentator atau presenter, sedangkan orang
yang menghadiri presentasi disebut audience. Agar presentasi itu dapat berjalan secara
selektif, ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan.
Hal yang dimaksudkan tersebut adalah sebagai berikut :
a. menarik minat dan perhatian peserta
b. mengarahkan perhatian peserta
c. mempertahankan minat dan perhatian peserta
d. menjaga kefokusan pada presentasi yang disajikan
e. menjaga etika atau kode etik presentasi

B. Tujuan Presentasi
Adapun tujuan dari presentasi adalah :
1. Menginformasi
Presentasi berisi informasi yang akan disampaikan kepada orang lain. Presentasi
semacam ini sebaiknya menyampaikan informasi secara detail dan jelas sehingga
pendengar dapat menerima informasi dengan baik dan tidak salah persepsi terhadap
informasi yang diberikan tersebut.
2. Meyakinkan
Presentasi berisi informasi, data, dan bukti-bukti yang disusun secara logis (masuk
akal) dan sistematis sehingga menyakinkan pendengar atas suatu topik tertentu.
Kontradiksi dan ketidakjelasan informasi dan penyusunan yang tidak logis dapat
mengurangi keyakinan orang atas presentasi yang sampaikan.
3. Membujuk
Presentasi secara logis dapat membuat pendengar mau untuk melakukan suatu aksi

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
atau tindakan. Presentasi dapat berisi bujukan (ajakan), atau rayuan yang disertai
dengan bukti-bukti sehingga pendengar merasa tidak ragu dan yakin untuk
melakukan suatu tindakan.
4. Menginspirasi
Presentasi bertujuan untuk membangkitkan inspirasi dan memberikan motivasi
kepada pendengar atau audiens.
5. Menghibur
Presentasi bertujuan untuk memberi kesenangan kepada orang atau pendengar
melalui informasi yang disampaikan dalam presentasi.

C. Teknik Presentasi
Slide presentasi juga berperan dalam penyampaian isi materi, selain dikemas dengan lebih
singkat dan menarik, slide dapat menjadi fasilitas untuk memaparkan hasil penelitian.
Kekoherensian (kepaduan/hubungan) slide akan mendukung kelancaraan presentasi dan
menarik perhatian audiens, karena jika tidak adanya dukungan dari audiens dapat
mengganggu kelancaran dalam presentasi. Misalnya audiens berbicara sendiri, gaduh,
jenuh, hingga tidur. Selain itu slide juga dipengaruhi oleh software yang digunakan.
Terdapat beberapa pilihan perangkat lunak (software) yang dapat digunakan dalam
presentasi yaitu: microssoft power point, open office impress, flash point, macromedia flash,
macromedia captivate.

Teknik presentasi dipengarihi :


a. Pembuatan slide presentasi
Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan saat pembuatan slide
presentasi, yaitu:
1. Pilih tema desain yang relevan
Sebuah slide yang baik akan mampu menjelaskan ide dan gagasan yang ingin
disampaikan oleh seorang presenter. Dengan demikian, audiens akan terbantu
ketika melihat slide yang ditampilkan dan presenter lebih mudah dalam menjelaskan
apa makna yang dikandung oleh slide tersebut. Tipe desain harus mengikuti prinsip
relevansi artinya memiliki kesesuaian dengan topik yang dibicarakan misalnya
presentasi ternak sapi dengan slide bergambar sapi.

2. Hindari sajian teks panjang


Pemakaian teks yang terlalu panjang dapat membuat slide tidak dapat terbaca oleh
audiens. Apabila belum jelas, audien dapat membaca print out karya ilmiah tersebut,

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
jika belum paham, audiens dapat bertanya pada sesi tanya jawab. Beberapa ahli
presentasi menyarankan maksimum lima baris teks dalam sebuah slide. Dengan
demikian jika harus menampilkan teks dalam bentuk daftar, pastikan tidak lebih
dari lima baris.
3. Alur yang teratur
Slide yang baik memiliki alur yang teratur, dari pendahuluan, penjelasan/isi, hingga
penutup. Slide yang isinya melompat-lompat dari satu topik ke topik yang lain tanpa
alur yang jelas akan menyulitkan audiens untuk memahaminya.
4. Berikan multimedia yang relevan

Untuk menambah daya tarik, slide dapat ditambahkan multimedia yang relevan,
seperti gambar, animasi, audio, video. Kesesuaian multimedia dengan topik
pembicaraan harus saling mendukung, bukan malah membingungkan audiens.
5. Satu slide, berisi satu pesan
Slide presentasi yang baik hanya terfokus pada satu pesan. Tiap slide sebaiknya
mewakili sebuah ide yang ingin dijelaskan. Jangan mencampur beberapa ide
berbeda ke dalam satu slide. Audiens akan bingung dan sulit mencernanya.
6. Perhatikan karakter huruf dan ukuran huruf
Karakter huruf dan ukuran huruf dalam slide harus proporsional dan sesuai dengan
ilustrasi, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

b. Penyampaian presentasi
Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan saat akan menyampaikan
presentasi, yaitu:
1. Persiapkan Diri
a. Sering latihan
Semakin banyak melakukan latihan, maka akan semakin mahir dalam presentasi.
Suatu kebolehan atau skill bisa didapatkan jika sering berlatih.
b. Penampilan
Menjaga penampilan pada saat presentasi juga sangat penting. Penampilan
seseorang dapat meningkatkan rasa percaya diri.
2. Persiapkan Materi dan Bahan
a. Tentukan point-point penting (bukan slide yang penuh tulisan)
b. Kuasai materi (menjabarkan secara lisan point tersebut)
c. Siapkan contoh pendukung
d. Susun materi dengan terstruktur

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
3. Cara Penyampaian
a. Santai, sopan, dan tidak terburu-buru
b. Intonasi dan bahasa tubuh
c. Interaksi
d. Bahasa yang mudah
e. Selipkan selingan atau humor

c. Struktur Presentasi
1. Pembuka
Pembuka sangat penting karena di sinilah kesempatan untuk menarik perhatian
audiens tentang apa yang akan disampaikan, membangun kredibilitas sebagai
presenter bahwa adalah orang tepat dan patut didengarkan, dan menyampaikan
garis-garis besar presentasi.
2. Isi
Isi dari presentasi yang sudah dipersiapkan akan memudahkan dalam menyusun
pembuka dan penutupnya. Dari topik yang ingin disampaikan cobalah untuk
menguraikannya dalam beberapa poin utama. Kemudian dari poin-poin itu
kembangkan lagi menjadi sub-poin. Jangan lupa untuk memperhitungkan lama atau
waktu yang ingin digunakan untuk presentasi, kira-kira berapa menit yang
dibutuhkan untuk menyampaikan satu poin utama.
3. Penutup
Untuk menimbulkan kesan yang menarik, maka penutup harus menimbulkan kesan
terakhir yang mendalam sehingga akan diingat oleh audiens.

D. Syarat-Syarat Presentasi
Adapun syarat-syarat presentasi sebagai berikut :
1. Menguasai materi dan bahasa dengan baik
2. Mempunyai keberanian
3. Memiliki ketenangan sikap
4. Sanggup menampilkan gagasan secara lancar dan teratur
5. Sanggup mengadakan reaksi yang cepat dan tepat terhadap situasi apapun yang
mungkin timbul saat presentasi
6. Memperlihatkan sikap yang tidak kaku atau canggung

E. Ciri-Ciri Presentasi yang Baik dan Benar


1. Penyampain dengan semangat dan siap mental
Kadar semangat harus disesuaikan, tidak terlalu monoton ataupun terlalu semangat,

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
karena mempengaruhi kesan terhadap audiens. Sikap mental juga harus di perkuat
agar tidak merusak konsentrasi.
2. Kejelasan berbicara di depan audiensAlat pembicara harus disesuaikan dengan
kondisi ruangan agar suara tidak terdengar samar-samar, tidak jelas atau terlalu
keras. Bantuan pengeras suara hendaknya di perhatikan terlebih dahulu sebelum
presentasi di mulai.
3. Disajikan secara sistematis
Kesistematisan penyajian mempengaruhi konsentrasi sehingga membuat dampak
pemahaman audiens.
4. Memberi argumen yang dapat diterima
Argumen hendaknya dapat diterima oleh audiens dan tidak bersifat ambigu.
Argumen biasanya disampaikan pada sesi tanya jawab.
5. Slide dapat terbaca dan menarik
Slide yang terbaca ataupun slide menarik harus berjalan secara relevan. Selain itu,
slide harus sesuai, bervariasi, ilustrasi tiap slide harus sesuai, profesional
penggunaan multimedia, pemilihan ukuran dan jenis huruf, pemunculan peta konsep,
penyesuaian komposisi warna.
6. Kontak mata dengan audiens
Agar penyampaian presentasi tidak berdampak buruk, maka kontak mata harus
disesuaikan dengan seluruh audiens.
7. Melakukan gerak berbicara
Gerakan pada saat penyampaian harus sesuai, presentasi yang terlalu kaku dan
juga terlalu hiperaktif akan mempengaruhi penampilan .
8. Penggunaan pakaian yang serasi
Saat akan melakukan presentasi menjaga tampilan kewibawaan harus diperhatikan
agar tidak mempengaruhi presentasi pembicara atau audiens.
9. Memiliki sesi tanya jawab
Sesi tanya jawab dapat menjadi kritik ataupun saran dari audiens serta menjadi
komunikasi aktif antara pembicara dengan audiens. Dengan itu presentasi akan
lebih hidup.
10. Disampaikan secara tepat waktu
Pembicara harus memperhatikan kondisi audiens. Jika presentasi terlalu singkat
biasanya menimbulkan kesan kurang baik, karena materi yang di presentasikan
mungkin belum di mengerti oleh para audiens. Sebaliknya, presentasi yang molor
malah membuat para audiens terganggu dan merasa bosan.

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
F. Jenis Presentasi
1. Presentasi Dadakan (Impromptu)
Pembicaraan impromptu merupakan jenis presentasi yang dilakukan secara
mendadak tanpa persiapan apapun. Dalam hal ini pembicara ditunjuk langsung
untuk menyampaikan informasi kepada para pendengar, tanpa melakukan persiapan
segala sesuatunya, baik itu mengenai tema pembicaraan maupun alat bantu yang
digunakan, sehingga perasaan pembicara akan mengejutkan. Ada beberapa
kelebihan dan kelemahan apabila menggunakan jenis presentasi dadakan atau
impromptu.
a. Kelebihan :
1. Informasi yang disampaikan sesuai dengan perasaan pembicara yang
sesungguhnya.
2. Kata atau suara yang keluar merupakan hasil spontanitas.
3. Membuat pembicara terus berpikir selama menyampaikan informasi.

b. Kelemahan :
1. Informasi yang disampaikan tersendat-sendat, karena membutuhkan waktu untuk
berpikir dan mengolah kata.
2. Tidak berurutan/sistematis dalam penyampaiannya, karena secara mendadak
untuk menyampaikan informasi.
3. Terjadi demam panggung, karena belum ada persiapan apapun mengenai apa
yang harus disampaikan.
2. Presentasi Naskah (Manuscript)
Presentasi naskah merupakan jenis presentasi dimana dalam menyampaikan
informasinya, seorang pembicara melakukannya dengan membaca naskah.
a. Kelebihan :
1. Penyampaian dilakukan secara berurut/sistematis.
2. Kata yang keluar diungkapkan secara baik dan benar.
3. Tidak terjadi kesalahan dalam penyampaiannya.

b. Kelemahan :
1. Pendengar akan merasa bosan dalam mendengarkannya.
2. Bagi pendengar tidak termotivasi untuk mendengarkannya.
3. Tidak menarik dalam menyampaikan informasinya.
4. Terlalu sibuk akan membaca naskah sehingga tidak melakukan kontak mata
dengan pendengar seolah-olah acuh tak acuh terhadap pendengar.

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
3. Presentasi Hafalan (Memoriter)
Jenis presentasi yang dilakukan dengan cara menghapal dari teks yang telah
disediakan. Berbeda dengan jenis manuscript, memoriter tidak menggunakan
naskah dalam penyampaiannya, pembicara hanya melakukan persiapannya dengan
menghafal dari teks dimana isinya mengenai informasi yang akan disampaikan.
Kelebihan dan kelemahannya hampir sama dengan manuscript. Jenis ini sangat
buruk untuk dilakukan, karena apabila melupakan kata-kata dari naskah maka
presentasi yang dilakukan akan terjadi kegagalan.
4. Presentasi Ekstempore
Jenis presentasi ekstempore merupakan jenis presentasi yang paling baik untuk
dilakukan dibanding jenis lainnya. Pembicara mempersiapkan materi dengan garis
besarnya saja, kemudian pada saat presentasi akan dijabarkan secara mendetail.
a. Kelebihan :
1. Pembicara dapat menyampaikan informasi secara jelas, karena ada persiapan
sebelumnya.
2. Dapat menyampaikan secara sistematis/berurutan.
3. Kemungkinan besar pembicara dalam menyampaikannya menarik perhatian
pendengar, karena tidak berpedoman kepada naskah ataupun hafalan, tetapi tidak
melenceng dari garis besar materi.
4. Lebih leluasa dalam penyampaiannya.
5. Pembicara dapat melakukan kontak mata dengan pendengar, sehingga akan
terlihat apakah pesan yang disampaikan menarik atau tidak.

b. Kelemahan :
1. Perlu memiliki wawasan yang cukup mengenai tema yang akan dibicarakan.
2. Membutuhkan waktu yang lama.

Selain keempat jenis presentasi di atas. Adapula beberapa jenis-jenis presentasi sebagai
berikut :
a. Oral : Presentasi yang dilakukan dengan cara berbicara langsung kepada audience
b. Visual : Presentasi yang menggunakan tampilan, contoh Ms.Power Point
c. Teksual : Presentasi yang menggunakan teks atau selebaran.

5 CARA MEMBUKA PRESENTASI YANG BAIK DAN MENARIK

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
5 CARA MEMBUKA PRESENTASI YANG BAIK DAN MENARIK

1. Membuka Presentasi Dengan Menyampaikan Maksud dan Tujuan


Cara paling mudah dan dapat dierapkan untuk berbagai situasi adalah membuka presentasi
dengan menyampaikan maksud dan tujuan. Dengan cara ini, audiens akan mengerti apa
yang akan mereka dapatkan dari presentasi . juga bisa menetapkan harapan
(ekspektasi) audiens tentang berapa lama presentasi akan berlangsung dan apa saja
yang akan dibahas.
Misalkan ingin menawarkan jasa sebuah software sistem administrasi kepegawaian di
hadapan beberapa manajer yang menjadi calon pembeli produk , bisa membuka presentasi
dengan menyampaikan maksud dan tujuan seperti ini:
“Bapak dan Ibu yang saya hormati, selamat pagi. Saya sangat senang hari ini mendapatkan
kesempatan untuk hadir di hadapan Bapak/Ibu sekalian.

Dalam waktu tiga puluh menit ke depan, saya akan menjelaskan kepada Bapak dan Ibu
sebuah sistem administrasi kepegawaian yang akan membantu Bapak/Ibu mengelola data
karyawan secara cepat, mudah dan informatif.

Di akhir presentasi nanti, Bapak dan Ibu akan bisa memahami keunggulan dan manfaat
yang akan didapatkan dari sistem ini, serta apa yang membedakannya dengan produk
sejenis di pasaran. Dengan demikian, Bapak Ibu dapat memutuskan investasi terbaik bagi
perusahaan yang Bapak Ibu pimpin.”
Sampaikan apa yang akan di bahas, berapa lama waktu yang dibutuhkan, dan apa manfaat
yang bisa diambil audiens setelah presentasi selesai.

2. Membuka Presentasi Dengan Sebuah Pertanyaan


Apa yang akan dilakukan ketika seseorang mengajukan sebuah pertanyaan?
Secara otomatis akan berusaha menjawabnya. Demikian pula ketika mengajukan
pertanyaan ketika membuka sebuah presentasi. Audiens akan berusaha berpikir dan
mencari jawabannya meskipun mereka tidak menjawab langsung pertanyaan .
Menggunakan pertanyaan akan mengajak audiens fokus pada tema yang sedang dibahas
dan membuat mereka memusatkan perhatian untuk menemukan jawabannya.

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
Dapat menggunakan teknik ini untuk membuka presentasi. Seperti ini pembukaannya:

“Saya ingin mengajukan pertanyaan kepada …. . Berapa banyak buku yang telah
baca dalam setahun terakhir?”

3. Membuka Presentasi Dengan Cerita


Banyak presenter kelas dunia membuka presentasi dengan cerita atau kisah.
Mengapa cerita?

Cerita mudah diingat. Kita semua senang mendengarkan cerita. Masih ingat cerita masa
kecil yang dikisahkan oleh kakek, nenek, ayah atau ibu dulu? Saya yakin masih
mengingatnya sampai sekarang.
Membuka presentasi dengan sebuah cerita atau kisah akan mengajak audiens
membayangkan kisah tersebut. Secara mental mereka mulai terhubung dengan sebagai
presenter dan siap untuk mendengarkan presentasi dengan lengkap.

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
Misalkan ingin menyampaikan presentasi tentang bahaya menyetir sambil menggunakan hp

“Saya memiliki seorang tetangga yang sangat baik dan ramah. Dia disukai oleh semua
warga di kompleks kami. Dia juga dikenal sebagai orang yang suka membantu orang lain.
Tidak hanya itu, dia juga selalu taat pada aturan.

Suatu hari, tetangga saya ini terburu-buru berangkat ke kantor di pagi hari. Ada rapat
penting yang harus dia hadiri sementara dia terlambat bangun karena semalaman kurang
tidur mempersiapkan rapat penting tersebut. Di tengah-tengah ketergesaan tersebut,
tetangga yang baik ini menghidupkan mesin mobil sambil mengirim pesan SMS ke
atasannya bahwa dia mungkin datang sedikit terlambat.

Karena terburu-buru dan tidak konsentrasi, dia menginjak pedal gas tanpa menyadari
seorang anak kecil bersepeda tepat di depan mobilnya. Ketika dia menyadari hal tersebut,
semuanya sudah terlambat. Dia menabrak anak kecil tersebut. Nyawa sang anak tak
tertolong. Dan anak tersebut adalah anak kandungnya sendiri.

Betapa perih hati tetangga saya tersebut. Dia begitu menyesal karena kecerobohannya
telah membawa petaka buat buah hatinya sendiri.

Hari ini, saya ingin mengetuk hati semua bagaimana kita berkendara dengan baik dan
penuh konsentrasi agar tidak mengulang kejadian tragis yang dialami tetangga saya
tersebut.”
Sebuah cerita yang relevan mampu menggugah emosi audiens. Mengajak mereka
merenung dan menghayati cerita sebelum mendengarkan presentasi .

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
Coba pikirkan sebuah cerita yang relevan dengan presentasi . Tidak harus cerita yang
benar-benar terjadi. juga bisa menggunakan cerita rekaan sebagai ilustrasi. Selama
cerita tersebut disampaikan dengan penuh penghayatan, secara emosional audiens akan
ikut dalam cerita .
Memang butuh persiapan lebih dan keterampilan menyampaikan cerita dengan baik agar
pembukaan berkesan. Namun jika bisa melakukannya, tidak hanya
menggugah aspek logika audiens, melainkan pula aspek emosional mereka.
4. Membuka Presentasi Dengan Data atau Fakta
Jika presentasi memiliki data dan fakta yang menarik, bisa menggunakan
informasi tersebut untuk membuka presentasi. Data bisa mengajak orang untuk berpikir.
Tidak hanya itu, data dan fakta mampu menciptakan efek dramatis tanpa harus
didramatisir.
Misalkan menyampaikan sebuah presentasi bagaimana menciptakan lingkungan kerja
yang aman, maka bisa membuka presentasi menggunakan data sebagai berikut:

“Data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan, sampai tahun 2013 di
Indonesia tidak kurang dari 6 pekerja meninggal dunia setiap hari akibat kecelakaan kerja.

Kecelakaan kerja dapat terjadi akibat kondisi yang tidak aman dan perilaku yang tidak aman.
Data penelitian menunjukkan bahwa 85 persen kecelakaan terjadi karena perilaku yang
tidak aman.

Oleh karena itu, hari ini saya akan menjelaskan kepada bagaimana kita menciptakan
lingkungan kerja yang sehat dan aman. Dengan demikian, kita dapat mencegah kecelakaan-

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
kecelakaan kerja yang sering terjadi akibat perilaku tidak aman yang masih kita lakukan
tanpa kita sadari.”
Menggunakan data yang relevan akan membuat audiens tersentak. Apalagi jika data
tersebut belum pernah mereka dengar sebelumnya dan mengungkap fakta yang
dramatis.
5. Membuka Presentasi Dengan Kutipan atau Pernyataan
juga bisa membuka presentasi dengan mengutip perkataan tokoh terkenal.
Pembukaan seperti ini akan menarik jika kutipan yang dipilih relevan dengan topik
presentasi . Namun, jangan memaksakan menggunakan kutipan jika tidak relevan
dengan materi presentasi .
Dalam contoh berikut ini, akan menyampaikan sebuah presentasi tentang pentingnya
menciptakan budaya belajar dalam sebuah organisasi. Untuk membuka presentasi,
ingin mengutip sebuah perkataan dari Alvin Toffler. Maka bisa menyampaikan
pembukaan sebagai berikut :
“Alvin Toffler mengatakan, buta huruf di abad 21 bukanlah mereka yang tidak bisa membaca
atau menulis, melainkan mereka yang tidak belajar (learn) hal-hal baru yang penting untuk
dikuasai, membuang apa-apa yang sudah tidak relevan dengan perubahan
zaman (unlearn), dan belajar kembali hal-hal yang pernah dikuasai sebelumnya namun
sekarang telah berubah (relearn).

Apa yang disampaikan Alvin Toffler di atas sangat relevan dengan topik kita hari ini untuk
membangun budaya belajar dalam sebuah organisasi. Dengan demikian, kita akan mampu
menciptakan sebuah organisasi pembelajar di mana anggotanya secara aktif terus belajar
dan menyesuaikan diri dengan tantangan zaman.”
Selain mengutip perkataan tokoh lain, juga dapat menggunakan pernyataan pribadi
untuk membuka sebuah presentasi. Jika memiliki yang kuat terhadap suatu hal,
mengapa tidak menggunakannya untuk pembukaan?

PEMBUKAAN YANG KUAT, AUDIENS AKAN INGAT


Sekarang telah memahami betapa penting pembukaan yang baik dan menarik dalam
sebuah presentasi. Persiapkanlah pembukaan . Latih terus menerus sehingga
lancar menyampaikannya.
Dengan demikian, sejak menit pertama tampil, akan tampil memukau dan meyakinkan.
Audiens pun tertarik untuk mengikuti presentasi sampai selesai karena sejak awal
mereka sudah terpesona dengan pembukaan presentasi .
Buat yang ingin meningkatkan keterampilan membawakan presentasi secara memukau,
ikuti training presentasi terbaik yang telah diikuti ratusan profesional dari berbagai

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
perusahaan dan profesi yang kami selenggarakan secara reguler untuk publik. Jika
perusahaan membutuhkan training presentasi yang berkelas, kami juga siap
memberikan training presentasi in house buat perusahaan yang dirancang khusus
dengan kasus-kasus yang ada di perusahaan atau organisasi .

10 TIPS PRESENTASI YANG BAIK DAN EFEKTIF


Untuk memaparkan dan menjelaskan sebuah konsep kepada hadirin diperlukan presentasi.
Presentasi biasanya ditampilkan dalam bentuk Microsoft Power Point. Seorang pembicara
dengan Presentasi yang baik memang bukan hanya sekedar kemampuan pembicara untuk
menguasai materi yang akan disampaikannya, beberapa faktor teknis juga turut
mempengaruhi kualitas penampilan saat presentasi. Berikut ini adalah beberapa faktor yang
mempengaruhi sebuah presentasi :
1. Kecakapan menguasai audience
Tak cukup hanya dengan kemampuan berbicara dan gaya bahasa tubuh yang menarik
untuk menguasai audience, namun juga perlu dilakukan upaya pengontrolan apakah
audience masih bersama kita atau sudah larut dengan urusan masing-masing. Banyak hal
menarik yang dapat dilakukan untuk menguasai audience, diantaranya adalah melakukan
simulasi, memberikan pertanyaan atau diskusi, memberika tayangan video dan sebagainya.
Hal yang menarik sangat dibutuhkan agar audience tidak merasa bosan saat melihat kita
presentasi.

2. Jangan berbicara pada slide


Banyak pembicara yang lebih melihat pada slide yang isinya sudah mereka ketahui daripada
melihat audience. Sebaiknya pembicara lebih fokuskan mata dan perhatiannya kepada
audience, perbanyak kontak mata akan membuat presentasi menjadi lebih menarik.

3. Kemampuan berbicara dan bahasa tubuh


Beberapa pembicara memberikan kunci dan beberapa trik menyajikan presentasi melalui
skill berbicara yang memikat dan sakian bahasa tubuh yang menarik perhatian audience.
Cara berbicara merupakan hal utama yang menjadi sorotan audience saat pembicara
sedang melakukan presentasi dan juga gaya bahasa tubuh yang menyesuaikan dengan
bahasa lisan. Sebagai contoh adalah Mario Teguh dimana beliau memiliki gaya khas yang
cukup memikat perhatian audience. Oleh karena itu, pembicara harus memiliki karakter khas
dalam bahasa lisan dan bahasa tubuh.

4. Tunjukkan antusiasme
Agar pendengar tidak tmengantuk sepanjang sesi presentasi, pembicara harus

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
14 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
menunjukkan semangat selama menyampaikan materi presentasi yang disampaikan.
Seperti Steve Jobs sering menggunakan kata amazing, cool, dan extraordinary ketika
memperkenalkan berbagai fitur yang dimiliki perangkat lannya saat itu.

5. Jelaskan poin-poin penting yang ingin disampaikan


Sebelum memulai presentasi, baiknya menjelaskan kepada audience ada berapa poin
penting yang ingin disampaikan dalam presentasinya. Memberikan panduan yang jelas di
awal presentasi dan mengikuti alur sesuai garis besar yang kita sampaikan, membantu
pendengar lebih mudah menyimak materi yang disampaikan.

6. Buat angka menjadi berarti


Jika punya data berupa angka yang dapat menunjang presentasi, manfaatkanlah sampai
optimal. Memberikan data melalui angka, terutama apabila angka yang disampaikan cukup
signifikan, biasanya akan menarik perhatian pendengar dan penasaran untuk terus
menyimak.

7. Latihan atau simulasi


Agar materi yang disampaikan dapat dipresentasikan dengan lancar, tentunya latihan
sangat diperlukan. Sebagai contoh kesuksesan presentasi yang dilakukan Steve Jobs
kabarnya lahir dari belasan jam yang ia relakan untuk melatih terus menerus penyampaian
presentasinya. Jangan lupakan juga detail penting, seperti slide yang menarik atau tulisan
yang jelas terbaca sebagai bagian dari persiapan.

8. Kuasai materi
Menguasai materi artinya pembicara dapat memilih materi yang harus ditekankan dan
materi yang dapat dihilangkan agar membuat presentasi menjadi lebih efektif. Penguasaan
materi ini membuat pembicara akan menjadi lebih nyaman pada saat presentasi dan
membuat presentasi berjalan dengan baik.

9. Jiwai materi yang akan dibawakan


Membawakan presentasi tidaklah sama seperti membacakan puisi, pembicara tidak perlu
menghafal materi yang akan dibawakan, setiap presentasi membutuhkan 2 hal, yakni harus
hidup dan memiliki energi. Hal ini akan diperoleh jika pembicara menjiwai materi yang
bawakan.

10. Background yang sederhana


Background yang digunakan pada setiap slide harus diperhatikan. Jangan sampai ada

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
15 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
kalimat yang tidak bisa terbaca dengan jelas karena penggunaan banckground yang terlalu
kontras.

Membuat Penutupan Presentasi Yang Berkesan Bahkan Setelah Audiens Pulang

Tinggalkan Kesan Yang Mendalam Dengan Penutupan Yang Berkesan


Apa yang biasanya lebih mudah di ingat oleh audiens? tentu saja bagian terakhir presentasi
, apa yang membuat audiens membeli produk ? tentu saja bagian terakhir presentasi
. Jadi tinggalkan kesan yang mendalam dengan penutupan yang berkesan.
Dengan penutupan yang berkesan mampu mengambil hati bahkan mengatur emosi
audiens dan ingat banyak orang seringkali mengambil keputusan kerena emosi termasuk
keputusan membeli sebuah produk.
Saya jadi ingat ketika kemarin nonton film Avengers: Age of Ultron, sempat emosi dan
dalam hati ngomong “haduh kok sad ending sih” karena saya kira Iron Man dan Thor mati
saat meledakan kota, tapi emosi saya kembali senang karena teryata mereka masih hidup.
Hal ini juga berlaku didalam presentasi, begitu kuatnya efek sebuah penutupan sehingga
dapat mempengaruhi audiens. Banyak orang melewatkan bagian penting ini, mereka hanya
mempersiapkan pembukaan yang powerful tapi lupa membuat penutupan presentasi yang
berkesan. Sekarang saatnya memperbaiki hal ini.

Setidaknya ada 3 manfaat ketika melakukan penutupan presentasi


1. Meninggalkan kesan mendalam pada audiens
saya sadar bahwa tujuan kita presentasi salah satunya adalah memberikan
perubahan yang lebih baik bagi audiens, dengan penutupan yang berkesan maka
mereka akan ingat betul apa yang kita presentasikan sehingga diharapkan mampu
memberi perubahan
2. Tercapainya goal presentasi
saya yakin kita selalu punya goal dari setiap presentasi. Mungkin goal adalah
penjualan produk, edukasi pasar atau sekedar menyampaikan ilmu. Dengan
penutupan yang tepat maka goal akan tercapai dan tercapainya goal adalah
salah satu indicator dari keberhasilah sebuah presentasi
3. Tingkat efektifitas presentasi
Di dalam penutupan presentasi kita juga bisa melihat apakah materi yang
disampaikan dapat diterima dengan baik atau sebaliknya audiens tidak faham
tentang apa yang kita sampaikan. Detailnya bisa kita lihat di bagian review / golden
point yang setelah ini akan saya bahas.

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
16 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
Lalu bagaimana cara melakukan penutupan presentasi?
inilah 3 langkah yang saya sering praktikkan untuk melakukan penutupan presentasi. Bisa
jadi untuk beberapa kondisi caranya juga akan berbeda karena saya hanya mengajarkan
apa yang sudah saya praktikan dan terbukti efektif.
1. Review / Golden point
2. Concluding Grabber
3. Call to action
1. Review / Golden point
Review berarti meringkas materi yang telah dobawakan, ambil point-pointnya lalu
sampaikan kembali kepada audiens sehingga mereka akan ingat apa saya yang telah
dipelajari hari ini.
Tapi saya sudah jarang menggunakan review, saya lebih sering golden point, yang saya
maksud golden point adalah saya meminta audiens untuk mencatat minimal 3 hal yang
mereka dapatkan dari presentasi, setiap orang bisa jadi mendapatkan hal yang berbeda.
Jika sudah saya meminta beberapa orang untuk sharing tentang golden point yang mereka
dapatkan.
Ada dua alasan kenapa saya lebih menyukai golden point, yang pertama kita tes dan ukur
seberapa jauh audiens mampu menangkap presentasi karena apa yang meraka catat
benar-benar dari diri mereka sendiri bukan hasil review.
Alasan kedua karena apa yang dicatat sendiri oleh audiens akan jauh lebih membekas dari
pada review yang kita sampaikan karena golden point itu benar-benar keluar dari dalam diri
audiens.
Tapi saya juga pernah mengkombinasikan keduanya ini saya lakukan karena waktunya
masih memungkinkan, saya minta mereka menuliskan golden point setelah itu saya review
materi yang telah saya presentasikan.
Saya berikan contoh menggunakan golden point:
Bapak itu sekarang silahkan siapkan kertas kosong, jika sudah tuliskan minimal 3 hal
yang menurut itu hal penting yang dapatkan dari presentasi saya, beda orang tentu
beda hasilnya. Tidak usah takut salah dan tidak perlu nyontek teman sebelahnya ya. Saya
beri waktu selama 3 menit dan bisa dimulai dari sekarang.
3 menit kemudian. . .
Oke, sekarang siapa yang mau sharing (minta audiens untuk sharing, bisa 2 atau 3 tiga
orang)
2. Concluding Grabber
Concluding grabber adalah kalimat penutupan presentasi yang sampaikan kepada
audiens, dari Public Speaking Academy® saya belajar ada 6 cara untuk membuat

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
17 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
penutupan presentasi yang powerful, bisa dengan story, quote, pantun, lagu, ajakan dan
kutipan.
Yang terpenting ketika membuat concluding grabber adalah pastikan ada hubunganya
dengan materi presentasi yang sampaikan jadi bukan asal membuat story, quote atau
yang lainya tapa hubunganya.
- Quote
Jika menggunakan quote akan lebih baik jika jelaskan dulu quote siapa yang
gunakan, karena belum tentu semua orang menggenalnya selain itu juga untuk memberikan
efek trust terhadap quote yang digunakan.
Itu tadi contoh kalimat penutupan presentasi dengan quote, bunyinya seperti ini:
Winston Churcill seorang tokoh politik dan pengarang dari Inggris yang paling dikenal
sebagai Perdana Menteri Britania Raya sewaktu Perang Dunia Kedua, pernah berkata:
Apa yang tahu tidaklah penting tetapi apa yang lakukan dengan apa yang tahu
itu jauh lebih penting.
- Story
Berikut ini contoh kalimat penutup presentasi menggunakan story, sengaja saya pilihkan
yang isisnya general sehingga bisa gunakan untuk presentasi :
Bapak ibu di sebuah desa terpencil hiduplah seorang anak laki-laki, anak ini sangatlah jail
dan suka mengerjain orang bahkan semua warga desa pernah dikerjainnya. Sampai
akhirnya anak ini binggung karena tidak tahu lagi harus mengerjain siapa.
Suatu hari anak ini mendengar ada seorang kakek yang sangat bijaksana hidup di atas bukit
di dekat desa maka bergegaslah anak tersebut untuk menemui sang kakek dengan tujuan
untuk mengerjain kakek tersebut.
Setibanya disana sang anak tersebut memanggil sang kakek.
Sang Anak: Kakek, kakek, keluarlah..
Sang Kakek: ada apa anakku?
Sang Anak: kek, ku dengar dari warna desa engkau ini sangatlah bijaksana, aku sekarang
sedang membawa seekor burung yang kupegang dibalik punggungku. Coba tebak burung
ini masih hidup atau sudah mati?.
Sang Kakek: anakku, akupun telah banyak mendengar tentang dirimu, aku tau engkau
adalah anak yang sangat jail dan suka mengerjain orang-orang di kampung sana. Jika aku
menjawab burungnya mati maka engkau akan merenggangkan tanganmu dan melepaskan
burung tersebut sebagai t burung tersebut masih hidup tapi jika akau bilang burung itu
hidup maka engkau akan menggenggam burung itu sekuat-kuatnya sampai tidak bisa
bernafas dan mati. Jadi apapun jawabanku semua hasilnya ada ditanganmu.
Mendengar cerita tadi sang anak pun hanya bisa terdiam tanpa mampu membalas.

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
18 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
Bapak ibu cerita hanyalah sebuah cerita jika kita tidak pernah mengambil arti dari cerita
tersebut, hari ini telah belajar banyak dari A sampai Z, tapi apakah itu berguna?
Sekarang keputusan ada ditangan , kalau ingin sukses maka harus praktik tapi
jika hanya ingin sekedar tahu maka lupakan semua yang telah saya sampaikan atau
biarkan apa yang telah pelajari hari ini dengan begitu saja.
3. Call to Action
Call to action merupakan hal penting yang tidak boleh lewatkan, call to action akan
sangat tergantung dari tujuan presentasi yang sampaikan.
Jika presentasi jenis penjualan maka call to actionnya bertujuan untuk closing produk,
misalnya:
 Untuk yang tertarik bisa ikut saya kebelakang, bisa cash bisa gunakan kartu
kredit
 Jika kurang jelas dengan produk yang saya jelaskan, Info lengkap silahkan lihat
di www.pakarpresentasi.com, ada diskon 15% jika membeli secara online.
 Saya berikan gratis pemakaian selama 3 bulan jika merasa tidak puas silahkan
kembalikan produk kami dan tidak perlu bayar yang tertarik silahkan daftar disini.
Jika presentasi jenis edukasi bisa gunakan call to action seperti berikut:
 Silahkan pratikan apa yang sudah saya sampaikan, sebagai tes silahkan kerjakan
hal berikut ini
 Setelah ini bentuk kelompok dan diskusikan bab 6, minggu depan kita bahas
bersama
 Praktikan apa yang sudah pelajari hari ini, bagi yang sudah praktik silahkan
kirim ke email saya progresnya
Jika presentasi untuk internal perusahaan/untuk karyawan call to action bisa seperti
berikut:
 Seperti yang saya ajarkan tadi setelah ini membuat laporan dan serahkan
kepada saya minimal hari senin
 Silahkan buat target dan laporkan progresnya setiap hari
 Berdasarkan apa yang saya sampaikan tadi mulai sekarang setiap karyawan wajib

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
19 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

 Effendi, Onong Uhyana, 2009, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remaja
Rosdakarya, Bandung
 Komala, Lukiati, 2009, Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses & Konteks, Dian Rakyat
 UU Informasi dan Transaksi Elektronik tahun 2008
 Undang-Undang No.19 Tahun 2016 tentang Perubahan UU ITE
 Sarah Spiekerman, 2016, Ethical IT Innovation: A Value-Based System Design
Approach, CRC Presss, New York
 Roger LeRoy Miller, Frank B.Cross, 2010, The Legal Environment Today: Business in
Its Ethical, Regulatory, E-Commerce and Global Setting, 6th edition, South-Western
Cengage Learning, USA
 Tandy Gold, 2012, Ethics in IT Outsourcing, CRC Press, New York
 Daryl Koehn, L san etika profesi, Pustaka filsafat, 2000
 Charles fleddermann , Etika enjiniring, Prentice hall, 2004

2018 Komunikasi & Etika Profesi dari Modul ke-7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
20 Ismail Heri Wijaya, S.Kom, M.Kom http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai