2) Intensitas cahaya
Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek
cahaya terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai
tenaga pengendali utama dari ekosistem. Intensitas cahaya ini sangat
bervariasi baik dalam ruang/ spasial maupun dalam waktu/temporal.
Intensitas cahaya terbesar terjadi di daerah tropika, terutama
daerah kering (zona arid), sedikit cahaya yang direfleksikan oleh awan.
Di daerah garis lintang rendah, cahaya matahari menembus atmosfer
dan membentuk sudut yang besar dengan permukaan bumi. Sehingga
lapisan atmosfer yang tembus berada dalam ketebalan minimum.
Intensitas cahaya menurun secara cepat dengan naiknya garis
lintang. Pada garis lintang yang tinggi matahari berada pada sudut yang
rendah terhadap permukaan bumi dan permukaan atmosfer, dengan
demikian sinar menembus lapisan atmosfer yang terpanjang ini akan
mengakibatkan lebih banyak cahaya yang direfleksikan dan
dihamburkan oleh lapisan awan dan pencemar di atmosfer.
Kepentingan Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya dalam suatu ekosistem adalah bervariasi. Kanopi suatu
vegetasi akan menahan dann mengabsorpsi sejumlah cahaya sehingga
ini akan menentukan jumlah cahaya yang mampu menembus dan
merupakan sejumlah energi yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan
dasar. Intensitas cahaya yang berlebihan dapat berperan sebagai faktor
pembatas. Cahaya yang kuat sekali dapat merusak enzim akibat foto-
oksidasi, ini menganggu metabolisme organisme terutama kemampuan
di dalam mensisntesis protein.
Titik Kompensasi
Dengan tujuan untuk menghasilkan produktivitas bersih, tumbuhan
harus menerima sejumlah cahaya yang cukup untuk membentuk
karbohidrat yang memadai dalam mengimbangi kehilangan sejumlah
karbohidrat akibat respirasi. Apabila semua faktor- faktor lainnya
mempengaruhi laju fotosintesisdan respirasi diasumsikan konstan,
keseimbangan antara kedua proses tadi akan tercapai pada sejumlah
intensitas cahaya tertentu. Harga intensitas cahaya dengan laju
fotosintesis (pembentukan karbohidrat), dapat mengimbangi kehilangan
karbohidrat akibat respirasi dikenal sebagai titik kompensasi. Harga titik
kompensasi ini akan berlainan untuk setiap jenis tumbuhan.
Heliofita dan Siofita
Tumbuhan yang teradaptasi untuk hidup pada tempat –tempat dengan
intensitas cahaya yang tinggi disebut tumbuhan heliofita. Sebaliknya
tumbuhan yang hidup baik dalam situasi jumlah cahaya yang rendah,
dengan titik kompensasi yang rendah pula disebut tumbuhan yang
senang teduh (siofita), metabolisme dan respirasinya lambat. Salah satu
yang membedakan tumbuhan heliofita dengan siofita adalah tumbuhan
heliofita memiliki kemampuan tinggi dalam membentuk klorofil.
Cahaya Optimal bagi Tumbuhan
Kebutuhan minimum cahaya untuk proses pertumbuhan terpenuhi bila
cahaya melebihi titik kompensasinya.
Adaptasi Tumbuhan terhadap Cahaya Kuat
Beberapa tumbuhan mempunyai karakteristika yang dianggap sebagai
adaptasinya dalam mereduksi kerusakan akibat cahaya yang terlalu kuat
atau supraoptimal. Dedaunan yang mendapat cahaya dengan intensitas
yang tinggi, kloroplasnya berbentuk cakram, posisinya sedemikian rupa
sehingga cahaya yang diterima hanya oleh dinding vertikalnya.
Antosianin berperan sebagai pemantul cahaya sehingga menghambat
atau mengurangi penembusan cahaya ke jaringan yang lebih dalam.
3) Lama Penyinaran
Lama penyinaran relative antara siang dan malam dalam 24 jam
akan mempengaruhi fisiologis dari tumbuhan. Fotoperiodisme adalah
respon dari suatu organisme terhadap lamanya penyinaran sinar
matahari. Contoh dari fotoperiodisme adalah perbungaan, jatuhnya
daun, dan dormansi. Di daerah sepanjang khatulistiwa lamanya siang
hari ataufotoperiodisme akan konstan sepanjang tahun, sekitar 12 jam.
Di daerah temperata/ bermusim panjang hari lebih dari 12 jam pada
musim panas, tetapi akan kurang dari 12 jam pada musim dingin.
3. Tanah
pH, komposisi mineral, dan struktur fisik bebatuan dan tanah membatasi
distribusi tumbuhan. Tekstur atau susunan partikel tanah, air tanah,
temperature tanah, dan unsur hara yang terkandung di dalam tanah juga
berpengaruh terhadap perbedaan vegetasi yang tumbuh diatasnya. Jenis tanah
dapat mempengaruhi kesuburan tanah dalam sebuah ekosistem dan
menyebabkan perbedaan jumlah maupun jenis vegetasi yang tumbuh
diatasnya. Faktor iklim dan tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
reproduksi vegetasi dalam kawasan hutan.
Tanah merupakan salah satu faktor penting dalam proses budidaya
tanaman. Tanah memiliki peran penting untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanah berperan sebagai tempat tumbuh tegak
tanaman, tempat persediaan air, udara, dan unsur hara, serta tempat hidupnya
organisme yang mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
Kedua adalah aliran masa dimana hara yang terlarut terbawa bersama
aliran air menuju akar tanaman. Proses ini dipengaruhi oleh transpirasi,
evaporasi, dan perkolasi. Pengaruh kerapatan akar terhadap pasokan hara oleh
aliran masa ini lebih ringan dibanding terhadap intersepsi akar dan difusi.
Ketiga adalah proses difusi dimana ion hara bergerak dari wilayah
yang memiliki kadar hara tinggi ke wilayah yang lebih rendah kadar haranya.
Lebih tepatnya, kadar hara di permukaan akan lebih rendah dibanding kadar
hara larutan tanah di sekitar daerah perakaran. Mekanisme ini sangat penting
bagi hara yang berinteraksi kuat dengan tanah, terutama untuk memasok hara P
dan K, juga hara mikro Fe dan Zn.
4. Topografi
Topografi berupa kawasan landai, berbukit dengan kemiringan yang
bervariasi(45-90o). Pertumbuhan organisme di dalam hutan dari mikro
organisme sampai ketingkat pohon sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungannya diantaranya dipengaruhi oleh factor iklim mikro dan perbedaan
topografi. Selain itu ketinggian tempat atau topografi juga mempengaruhi
perubahan suhu udara. Semakin tinggi suatu tempat semakin rendah suhu
udaranya atau udaranya semakin dingin. Dan semakin rendah daerahnya
semakin tinggi suhu udaranya atau udaranya semakin panas. Oleh karena itu
ketinggian atau topografi suatu tempat berpengaruh terhadap suatu wilayah.
Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman. Ketika kita membicarakan ketinggian tempat, maka di dalamnya
termasuk suhu udara, sinar matahari, kelembaban udara dan angin. Unsur-
unsur ini sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman. Yang
dimaksud dengan ketinggian tempat adalah ketinggian dari permukaan air laut
(elevasi). Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin
tinggi suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu udaranya atau
udaranya semakin dingin. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah daerahnya
semakin tinggi suhu udaranya atau udaranya semakin panas. Oleh karena itu
ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu suatu wilayah.
Perbedaan regional dalam topografi, geografi dan cuaca
menyebabkan terjadinya perbedaan dalam tanaman, pola tanam dan metode
bercocok tanam. Pola tanam dari beberapa tanaman yang ditanam terus
menerus serta keadaan iklim yang cocok akan meningkatkan pertumbuhan
tanaman. Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan
intensitas sinar yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat,
semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari
semakin berkurang. Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya akan digunakan
untuk menggolongkan tanaman apa yang sesuai untuk dataran tinggi atau
dataran rendah. Ketinggian tempat dari permukaan laut juga sangat
menentukan pembungaan tanaman. Tanaman berbuahan yang ditanam di
dataran rendah berbunga lebih awal dibandingkan dengan yang ditanam pada
dataran tinggi.
5. Atmosfer
Sinar matahari yang mencapai atmosfer sebagian akan direfleksikan
dan diabsorbsi oleh atmosfer itu sendiri, oleh awan dan partikel padat yang
ada diatmosfer, di vegetasi serta permukaan bumi. Dari atmosfer diperoleh
O2 dan CO2 yang dibutuhkan untuk proses fotosintetis dan kelembaban yang
dibutuhkan oleh tumbuhan.
SUMBER
Fajri, Muhammad, Ngatiman. 2017. Studi Iklim Mikro dan Topografi Pada
Habitat Pharasorea malaanonan meer.