Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Desember 2007,22 - 27
Abstract
Kata kunci : Masukan panas, sambungan las ERW, Pipa baja API 5L - gr.B
22 ISSN 1410-3680
Pengaruh Masukan Panas Sambungan Las ERW Terhadap Kekerasan Material Pipa Baja API 5L - GR.B (Koos Sardjono
KP)
menjadi satu perlu bebas dari gas yang a) Besarnya arus listrik yang dipergunakan
terserap atau oksida-oksida. Bila dua untuk pengelasan.
permukaan yang rata dan bersih ditekan, b) Besarnya tahanan arus listrik yang
beberapa kristal akan tertekan dan digunakan dalam pengelasan.
bersinggungan. Bila tekanan diperbesar, c) Waktu yang digunakan dalam siklus
daerah singgung ini bertambah luas, lapisan pengelasan.
oksida yang rapuh, pecah logam mengalami Sehingga besarnya masukan energi
deformasi plastik. Batas antara dua panas yang dihasilkan dapat dihitung dengan
permukaan kristal dapat menjadi satu dan rumus:
terjadilah sambungan, proses ini disebut Q =
11. I 2 . R . t ( Joule / m )
pengelasan dingin.Sampai saat ini telah Dengan :
berhasil dikembangkan kurang lebih empat 11 =
Efisiensi pengelasan ( 0,7 )
puluh jenis proses pengelasan yang berbeda, I = Arus listrik (A)
tetapi secara umum dapat dikelompokkan R = Tahanan listrik (Ohm)
menjadi: t = Waktu siklus pengelasan ( sekon )
1) Proses pengelasan busur listrik (Arc
Welding Proses). Untuk mendapatkan hasil yang baik
2) Proses pengelasan gas (Gas Welding ketiga variable diatas, perlu diperhatikan dan
Proses). ditentukan dengan cermat. Dan ketiga
3) Proses pengelasan tahanan listrik (Electric besaran sangat tergantung pada tebal
ResisitanceWelding). bahan, diameter elektroda dan tekanan yang
digunakan.
Las Resistansi Listrik (Electric Resistance Proses Pengelasan Resistansi Listrik
Welding) meliputi:
1) Las Titik ( Spot Welding)
Dalam bab ini hanya dibahas mengenai Las titik merupakan cara las resistansi
las resistansi listrik karena pengelasan yang listrik dimana dua atau lebih lembaran
digunakan untuk pembuatan pipa pada BPI logam dijepit diantara elektroda dan
menggunakan Electric Resistance Welding log am. Kemudian siklus las mulai pada
(ERW). Proses pengelasan las resistansi saat elektroda bersinggungan dengan
listrik yaitu dengan menggunakan arus yang logam dibawah pengaruh tekanan
cukup besar dialirkan melalui logam sebelum arus dialirkan, waktu yang
sehingga menimbulkan panas pada singkat disebut waktu tekan, kemudian
sambungan, dan dibawah pengaruh tekanan dialirkan arus bertegangan rendah
dan pengaturan hambatan listrik sehingga diantara elektroda, logam yang saling
terbentuklah sambungan las. Transformator bersinggungan menjadi panas dan suhu
yang terdapat dalam mesin las merubah naik sampai mencapai suhu pengelasan.
tegangan arus bolak - balik dari 110 - 220 V Segera setelah suhu pengelasan dicapai
menjadi 4 - 12 V dan arusnya menjadi cukup tekanan antara elektroda memaksa
besar sehingga menghasilkan panas yang logam menjadi satu dan terbentuklah
diperlukan. Bila arus mengalir dalam logam, sambungan las.
panas timbul didaerah ujung elektrode
dengan tahanan listrik yang terbesar, yaitu
pada batas permukaan kedua logam atau Lengan yang
lembaran dan terjadilah sambungan las. dapal bergerak
Besar arus yang diperlukan didaerah
sambungan bekisar antara 50-60 MVNm2
-....
dengan tenggang waktu sekitar 12 m/men it, Sarnbunqan ke
tekanan yang diperlukan berkisar antara 30 - jaring<ln listrik
50 MPa.
Las resistansi listrik ini pada dasarnya
merupakan proses penyambungan lembaran
tipis. Pada proses ini sambungan mengalami Gambar 1.
tekanan selama proses pemanasan yang Distribusi Suhu Pada Las Titik
diatur dengan cermat dan prosesnya sendiri
berlangsung secara cepat. Hampir semua 2) Pengelasan Kampuh(Seam Welding)
logam dapat dilas dengan las resistansi Las kampuh adalah proses las yang
listrik, meskipun ada beberapa logam seperti menghasilkan sambungan las yang
timah putih, seng dan timbel agak sulit dilas. kontinyu pada dua lembaran logam.
Pad a pengelasan resistansi listrik ada tiga Sambungan terjadi oleh panas yang di
faktor yang perlu diperhatikan : timbulkan tahanan. Arus mengalir melalui
ISSN 1410-3680 23
------ - -
lembaran logam yang ditekan antara dua ditemukan. Pad a saat tersebut, tekanan
buah elektroda bulat. Metode ini rol menekan tepi panas dan menset tepi-
merupakan pengelasan titik yang tepi tersebut sehingga menghasilkan
kontinyu. Pengelasan kampuh daerah pengelasan. Logam panas yang
berkecepatan tinggi digunakan arus terdiri dari impurities dari permukaan
bertindak sebagai in terup tor. lembaran ditekan keluar dari sambungan
Panas yang dihasilkan pada permukaan dan terbentuklah sambungan las yang
kontak elektroda adalah minimal karena kontinyu.
disini digunakan elektroda paduan
tembaga dan panas berdesipasi dengan
cepat karena elektroda dan daerah las
dialiri air. Jumlah panas yang terjadi
pada permukaan batas karena tahanan
kontak dapat ditingkatkan dengan
menurunkan tekanan elektroda variable
lain, yang berpengaruh adalah waktu
pengelasan. Bila kecepatan pengelasan
bertambah maka panas yang dihasilkan
akan berkurang.
Las kampuh digunakan dalam
pembuatan wadah logam, knalpot Gambar 3.
kendaraan dan spatbor, lemari es dan Pengelasan Resistansi Tumpul Secara
tangki bahan bakar. Keuntungan metode Kontinyu Pada Tabung
pengelasan ini adalah disain yang rapi,
penghematan bahan, sambungan yang 4) Uji Kekerasan Vickers (Vickers Hardness
rapat, sambungan yang rapat dan biaya Test)
yang murah. Pada uji kekerasan Vickers
menggunakan penumbuk piramida intan
Las ksmpub tumpanq yang dasarnya berbentuk bujur sangkar.
Besar sudut antara permukaan
~ i:~S'
sebagian besar nilai perbandingan yang
diinginkan antara diameter lekukan dan
diameter bola penumbuk pada uji
kekerasan Brinell. Karena penumbukan
piramid, maka pengujian ini sering
Gambar 2. dinamakan uji kekerasan piramida intan.
Las kampuh tumpang Angka kekerasan piramid intan (DPH),
atau angka kekerasan Vickers (VHV),
3) Pengelasan Kampuh Kontinyu didefinisikan sebagai beban dibagi luas
(Continuous Seam Welding) permukaan lekukan. Pada prakteknya,
Proses inilah yang dipakai pada luas ini dihitung dari pengukuran
pembuatan pipa baja pada BPI mikroskopik panjang diagonal jejak. DPH
Proses ini biasanya digunakan pada dapat ditentukan dengan persamaan :
produk yang panjang dan sejenis. Cara -'.
kerjanya yaitu lembaran logam ditekuk DPH = 2P sin (8/2) = 1.854 P
dengan tekanan yang telah ditentukan
sehingga membentuk sudut 4° - 7°. L2
puncak bentuk V yang terbuka
meninggalkan kontak, sesuai arah Dengan:
gerakan. Aliran frekwensi tinggi P = Beban yang diterapkan ( kgf)
menyusuri daerah yang terlokalisasi L = Panjang diagonal rata - 2 ( mm2 )
pada sisi V satu dan lalu balik lagi pada 8 = Sudut antara permukaan intan yang
0
sisi yang lainnya yang menyebabkan berlawanan ( 136 ).
efek kulit dan "proximiki". Tahanan logam Beban yang biasa digunakan pada
terhadap aliran arus memanasi daerah pengujian Vickers antara 1 hingga 120
tepi saja tidak sampai melebur kedalam. kg, tergantung pada kekerasan logam
Kecepatan pengelasan dan tingkat power yang akan diuji. Hal - hal yang
disesuaikan sehingga dua tepi yang dilas menghalangi keuntungan pemakaian
selalu pada temperatur welding ketika metode Vickers adalah, uji kekerasan
24 ISSN 1410-3680
Pengaruh
KP) Masukan Panas Sambungan Las ERW Terhadap Kekerasan Material Pipa Baja API 5L - GR . B (K oos S ar d'jono
Tabel1.
Hasil Uji Kekerasan API 5L - gr. B
ISSN 1410-3680 25
M.P.I. Vol.1 NO.3. Desember 2007,22 - 27
Dari data - data yang diperoleh dari uji sehingga baik Base Material (BM), Heat
kekerasan Vickers pad a API SL - gr. B Affected Zone (HAZ) dan Weld Metal (WM)
menunjukkan bahwa nilai kekerasan rata-rata masuk kedalam standar American
di BM (16S HV) , HAZ (170 HV) dan di WM Petroleum Institute (API) yang mempunyai
(166,7 HV). Hal ini menunjukkan bahwa nilai nilai kekerasan minimal 141,7 HV.
kekerasan masing - masing cukup tinggi
Tabel2.
Hasil Rata - Rata Uji Kekerasan API SL - gr. B
A+B+C
1 164.3 162.3 172.9 168.9 172.1 171.2 166.0
3
2 idem 163.1 164.1 176.2 169.4 169.S 16S.0 16S.7
3 idem 168.2 161.9 164.0 161.9 16S.4 161.9 169.3
Total Rata2 16S.2 162.7 171.0 166.7 169 166.0 167
170
z
«
Cl) 165
~
w
::.:: 160
w
::.::
155
Gambar 7.
Grafik Kekerasan vs Weld Metal
Gambar S. API SL - gr.B
Grafik Kekerasan VS Base Metal
API SL - gr. B Dari data - data parameter proses
pengelasan diperoleh informasi sebagai
berikut:
Tabel3.
180
Data-Data Parameter Pengelasan
z 175,
«
I -~.
'"~w 170
Kuat Arus Voltage
Kecepatan
'<: 165 Benda uji Las
w
'<: (Ampere) (Volt)
160 I APAPI
(m/menit)
155 200 336 0,2
1 2 3 Rata2 SL - gr. B
IOHAZIII .HAZV I
Sehingga masukan panas dihitung dengan
Gambar6. panjang setiap pipa 6 m, adalah sebagai
Grafik Kekerasan vs HAZ API SL - gr.B berikut :
Q =
T). I 2 . R . t ( Joule 1 m )
=
0,7 . ( 200 )2 . 336/200. 6/0,2
= 84.670 Joule 1 mm
26 ISSN 1410-3680
Pengaruh Masukan Panas Sambungan Las ERW Terhadap Kekerasan Material Pipa Baja API 5L - GR.B (Koos Sardjono
KP)
• Masukan panas yang terjadi pada proses 1. Amsted, B.H., Ostwald, P.F., Begman,
pengelasan dengan metode ERW M.L., Djaprie, S., Teknologi Mekanik,
terhadap material pipa baja API 5L - gr. Edisi Ketujuh, Versi SI, Jakarta :
B adalah sebesar 84.670 Joule I mm. Erlangga, Januari 1995
• Pengujian kekerasan metode Vickers 2. Wiryosumarto, H., Okumura,T.,
terhadap sampel material pipa baja Teknologi Pengelasan Logam, Jakarta
spesifikasi API 5L - gr.B, setelah Paramita, Cetakan Kedelapan , 2000,
mengalami pengelasan ERW tidak 3. Dieter, G., Djaprie, S., Metalurgi
berpengaruh terhadap masukan panas Mekanik, Edisi Ketiga, Erlangga 1997
diatas, karena nilai kekerasan di Base
Metal 165 HV, di Heat Affected Zone 170
HV dan di Weld Metal 166,7 HV masih RIWAYAT PENULlS
diatas nilai ambang batas minimal
standarAPI5L-gr.B (141,7 HV). Koos Sardjono Koentadi P., lahir di
Semarang pada tanggal 8 Mei 1949. Lulus
Sarjana Teknik Mesin Institut Teknologi
UCAPAN TERIMA KASIH
Sepuluh Nopember Surabaya ( ITS ) 1978.
Mulai bekerja di Direktorat Pengembangan
Penulis mengucapkan terima-kasih kepada Teknologi BPPT pada tahun 1978, 1980
sdr. Rusli Munandar ST. yang telah mengikuti training bidang pengujian material
melakukan pendalaman materi ini sebagai di DFVLR-Koeln Jerman, 1986 mengikuti
bahan skripsinya, dan atas perkenaannya training bidang teknologi pengelasan di DVS
dipresentasikan pada pertemuan ilmiah ., Duisburg Jerman, 1992 mengikuti training
standardisasi BSN di Jakarta November bidang kelelahan pada suhu tinggi di MHI -
2007. Nagasaki Jepang. Lulus Pasca Sarjana
bidang Materials Science 1991. Sejak 1984
bekerja sebagai peneliti Bidang Pengujian
Material UPT - LUKlBPPT.
ISSN 1410-3680 27