Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah

meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih

keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika

dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama

organ-organ vital seperti jantung dan ginjal (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar,(2013) angka kejadian hipertensi

di Indonesia juga cukup tinggi mencapai 25.8 % pada penduduk usia lebih dari 18

tahun. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencatat angka kejadian hipertensi

sebesar 26.2% pada tahun 2013.

Hipertensi dikelompokkan menjadi dua yaitu,hipertensi primer dan

hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya, dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik,

sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang merupakan akibat adanya

dari penyakit lain misalnya kelainan pembuluh ginjal dan gangguan kelenjar tiroid

(Adib, 2009)

Faktor yang mempertinggi hipertensi antara lain daya tahan tubuh

terhadap penyakit, umur, adat kebiasaan, pekerjaan, gaya hidup dan pola makan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya pengendalian hipertensi antara

lain dengan olah raga teratur, istirahat yang cukup, cara medis, cara tradisional,

cara mengatur pola makan, mengurangi konsumsi garam satu sendok teh perhari

(Muhammadun, 2010).

1
2

Hipertensi dapat dikontrol dengan mengontrol pola makan, tidak

mengkonsumsi garam secara berlebihan, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi

alkohol.Pola makan yang tidak terkontrol bisa menyebabkan penimbunan lemak

sehingga mempengaruhi peredaran darah.Garam bersifat menahan air sehingga

menaikan tekanan darah.Nikotin yang terkandung di dalam rokok dapat

meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah. Konsumsi alcohol

dapat mengakibatkan peningkatan sintesis katekholamin yang dalam jumlah besar

dapat memicu kenaikan tekanan darah (Setiawan, 2008).

Kondisi patologis hipertensi memerlukan penanganan atau terapi. Terapi

hipertensi dapat dikelompokkan dalam terapi nonfarmakologis dan terapi

farmakologis (Copstead & Banasik, 2005; Lewis, Heikemper & Dirksen, 2000).

Terapi nonfarmakologis merupakan terapi tanpa menggunakan agen obat dalam

proses terapinya, sedangkan terapi farmakologis menggunakan obat atau senyawa

yang dalam kerjanya dapat mempengaruhi tekanan darah pasien. Dalam algortme

penanganan hipertensi, terapi nonfarmakologis diantaranya modifikasi gaya hidup

termasuk pengelolaan stress dan kecemasan merupakan langkah awal yang harus

dilakukan (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simadibrata, et.al. 2006; Copstead &

Banasik, 2005; Lewis, Heitkemper & Dirksen, 2000).

Upaya pencegahan hipertensi melalui mengatur jenis makanan merupakan hal

yang utama, namun aktivitas fi sikpun berperan besar dalam mencegah hipertensi.

Sebuah studi metaanalisis telah menunjukkan bahwa aktivitas fi sik efektif dalam

menurunkan tekanan darah pada individu dengan berat badan normal dan
3

kelebihan berat badan dan pada mereka yang pre-hipertensi dan hipertensi

(Mengel & Schwiebert, 2000)

Terapi nonfarmakologis harus diberikan kepada semua pasien hipertensi

primer dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor risiko

serta penyakit penyerta lainnya. Ketidakpatuhan pasien terhadap modifikasi gaya

hidup yaitu konsumsi alcohol pengendalian berat badan, termasuk pengendalian

stress dan kecemasan merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertensi

resisten (sudoyo,setiyohadi,alwi,simadibrata, et.al 2006).

Dalam penelitian Risky tahun 2017 dengan judul “Faktor-Faktor Yang

Mendukung Pemilihan Puskesmas Baki Sukoharjo Sebagai Layanan Kesehatan

Bagi Penderita Hipertensi” tujuan dari penelitian untuk mengetahui hubungan

tingkat pendidikan, pengetahuan tentang Hipertensi, dan persepsi individu

terhadap layanan kesehatan dengan pemilihan layanan kesehatan di Puskesmas

Baki bagi penderita Hipertensi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik

dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Desember 2016-

Januari 2017 di Puskesmas Baki kota Sukoharjo. Sampel diambil dengan teknik

Accidental Sampling dengan jumlah sampel sebesar 100 orang. Variabel

independen yaitu pemilihan layanan kesehatan, variabel dependen adalah tingkat

pendidikan, pengetahuan tentang Hipertensi, dan persepsi individu terhadap

layanan kesehatan. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Data dianalisis dengan

uji Chi Square (α < 0,05). Pada Penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada

hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan layanan kesehatan

Puskesmas Baki bagi penderita Hipertensi (0,841). Ada hubungan antara

pengetahuan tentang Hipertensi dan persepsi individu terhadap layanan kesehatan


4

dengan pemilihan layanan kesehatan Puskesmas Baki bagi penderita Hipertensi

(0,001).

Dalam penelitian Rina,dkk (2016) dalam judul “Pengalaman Pasien

Hipertensi Primer Suku Minang Yang Menjalani Perawatan Di Rumah”

didapatkan hasil tentang pengalaman pasien hipertensi primer suku Minang yang

menjalani perawatan di rumah. Penelitian ini mengungkapkan enam tema yaitu;

(1) Pengetahuan dan pemahaman tentang hipertensi, (2) Kebiasaan yang dijalani,

rutinitas sehari-hari dalam pengendalian tekanan darah di rumah, (3) Perasaan dan

keyakinan terhadap kesehatan, (4) Hambatan dalam pengendalian tekanan darah

di rumah, (5) Dukungan eksternal dalam pengendalian tekanan darah di rumah

dan (6) Kepercayaan terhadap penggunaan terapi alternatif (alami).

Penelitian Shima, Farizah dan Majid (2014) dengan judul “A Qualitative

Study On Hypertensive Care Behavior In Primary Health Care Settings In

Malaysia” menjelaskan permasalahan yang sering muncul pada pasien hipertensi

primer yang menjalani perawatan di rumah yaitu, sebagian besar pasien tidak

mengambil obat antihipertensi, tidak mengubah aktivitas fisik dan tidak mematuhi

diet setelah didiagnosis hipertensi disebabkan perawat hanya melakukan

komunikasi saat memulai rekomendasi pengobatan dengan pasien dan kurang

memberikan penyuluhan serta pemantauan tindak lanjut di rumah, alasan lain

pasien karena cemas pada efek samping obat antihipertensi dan pasien kurang

mendapatkan dukungan sosialdari lingkungan sekitarnya.

Hanna dan Murtini menjelaskan dalam penetian “Relaksasi Untuk

Mengurangi Stress Pada Penderita Hipertens Esensial”. bahwa terapi relaksasi

dapat menurunkan stres pada penderita hipertesi esensial.


5

Study pendahuluan dilakukan di RT 02/ RW 22 Senopande Kediri.

Penelitian tentang pengalaman penderita hipertensi dilakukan pada 2 orang

partisipan Ny.T (62 tahun) dan Ny.D (64 tahun). Dari hasil wawancara didapatkan

hasil wawancara pada 2 partisipan adalah sebagai berikut :

1. Pada partisipan pertama aktif memanfaatkan sarana kesehatan dengan

kotrol kesehatan setiap minggu di puskesmas. Sedangkan pada

partisipan kedua mengikuti posyandu lansia setiap satu bulan sekali.


2. Kedua partisipan dalam pola makan sudah melakukan diit rendah

garam dan mengurangi lemak. Partisipan Ny. T dan Ny.D setiap

minggu mengikuti senam lansia. Ny. D juga melakukan olahraga jalan

pagi.
3. Upaya kedua partisipan dalam pengobatan hipertensi adalah meminum

obat amplodipin 1x1 pada pagi hari, ketika hipertensi kambuh


4. Upaya kedua partisipan dalam mengelola stress adalah dengan cara

menonton tv

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis ingin melakukan suatu

penelitian yang berjudul “pengalaman penderita hipertensi dalam melakukan

perawatan di rumah”.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitin ini merumuskan masalah penelitian “Bagaimana pengalaman lansia

hipertensi dalam melakukan perawatan di rumah”?

1.3 Tujuan Penelian


1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Pengalaman Penderita Hipertensi

dalam Melakukan Perawatan Di Rumah”.


1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi dan menganalisis pengalaman penderita memanfaatkan

sarana kesehatan dalam mengendalikan hipertensi


6

2. Mengidentifikasi pola makan dan olahraga pasien hipertensi dalam

mengendalikan hipertensi
3. Mengidentifikasi upaya penderita hipertensi dalam pengobatan hipertensi
4. Mengidentifikasi upaya penderita hipertensi dalam pengelolaan stress
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Ilmu Keperawatan

Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan tambahan literatur dan referensi

tambahan dalam bidang keperawatan khususnya tentang pengalaman penderita

hipertensi dalam melakukan perawatan di rumah


1.4.3 Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitan ini dapat dijadikan sebagai bahan refensi bagi peneliti yang

ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama.

Anda mungkin juga menyukai