Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HUBUNGAN PANCASILA

DENGAN ILMU KEBIDANAN

Dosen pengampu:

Ansori zulfikar SH.MH

Di susun oleh:
Ari ritasari

AKADEMI KEBIDANAN WIRABUANA METRO


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
dan hidayahnya. Tugas makalah yang berjudul “hubungan pancasila dengan ilmu kebidanan”
dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan kami dari penyusunan makalah ini selain menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen pengajar,juga untuk memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik,namun penulis pun
menyadari makalah ini memiliki banyak kekurangan.
Oleh karna itu, jika didapati adanya kesalahan baik dari segi penulisan, maupun dari isi maka
kami mohon maaf dan kritik.
saran dari dosen pengajar dan pembaca sangat diharapkan oleh saya untuk dapat
menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.

METRO, 9 Desember 2019


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................


A. Latar belakang........................................................................ 3
B. Rumusan masalah .................................................................. 3
C. Tujuan .................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................


A. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa...................... 6
B. Ketulusan dalam praktek kebidanan ................................. 6
C. Bentuk pengamalan dari sila pancasila dalam memberikan
pelayanan kepada pasien......................................................... 8
D. Pengalaman butir-butir pancasila dalam merawat pasien
dalam praktik kebidanan .......................................................... 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 13


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini telah banyak sekali terjadi perubahan - perubahan yang cukup pesat dan luas
di seluruh Dunia sebagai akibat adanya kemajuan daya nalar atau pikir manusia. Perubahan
Sosial dan Budaya akan menghasilkan perubahan tata nilai, tetapi karena tata nilai
baru belum melembaga sementara tata nilai lama mulai ditinggalkan, maka dapat
menimbulkan berbagai gejolak, ketidakpastian, rasa cemas dan kegelisahan.
Bangsa Indonesia harus makin memantapkan kesetiaannya kepada Pancasila, dengan
cara menghayati mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan Ekonomi, Sosial Budaya.
Kehidupan manusia tanpa mengenal Ketuhanan Yang Maha Esa pada sila yang pertama dapat
mengakibatkan mereka kehilangan nilai-nilai etik, moral dan spritual. Tanpa Kemanusiaan
yang adil dan beradab, kemajuan bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi justru
akan memerosokkan nilai-nilai kemanusiaan ke dalam tempat yang rendah.
Tanpa nilai Persatuan dan Kesatuan, bangsa indonesiaakan mengalami perpecahan
dari dalam, misalnya permusuhan antar suku bangsa, antar agama atau ras. Tanpa nilai - nilai
Kedaulatan rakyat, dapat disaksikan tumbuhnya kekuatan kekuatan pemerintahan yang
sewenang - wenang yang akhirnya terjadi pertentangan antara pemerintah dan rakyat. Tanpa
nilai - nilai Keadilan sosial, dapat disaksikan kesenjangan sosial dalam masyarakat,akan
terjadi kecemburuan sosial antara sikaya dan si miskin. Lebih lanjut hal ini
dapatmenimbulkan keresahan dan perpecahan yang selanjutnya dapat membahayakan
kelestarian hidup bangsa dan negara.
Oleh sebab itu, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila mutlak harus
dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Indonesia, agar kita dapat terhindar dari akibat -
akibat buruk yang dibawa oleh zaman tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang
muncul adalah “Bagaimana bentuk pengamalan dari sila-sila Pancasila dalam memberikan
pelayanan kebidanan kepada pasien (klien)?”
C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang Pancasila sebagai pandangan hidup dan
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

2. Tujuan Khusus
a. Agar dapat memahami nilai-nilai pancasila dalam pandangan hidup bangsa
Indonesia.
b. Mahasiswa mampu menerapkan nilai – nilai pancasila dalam kehidupan
sehari – hari dan dalam praktek kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Pancasila dalam
kehidupannya ini sering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar falsafah negara
(philosoficche Gronslag) dari negara, idiologi negara atau (Staatsidee).
Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk
mengatur pemerintahan negara atau dengan lain perkataan pencasila merupakan suatu dasar
untuk mengatur penyelenggaraan negara. Konsekuensinya seluruh pelaksana dan
penyelenggara negara segala peraturan terutama segala peraturan perundang-undangan
termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini, dijabarkan diderivasikan dari
nilai-nilai pancasila.
Maka pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila
merupakn sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur Negara
Republik Indonesia berserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah, serta
pemerintahan negara. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asa kerokhanian yang
meliputi suatu kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai,
norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai hukumdasar baik yang
tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau convensi. Dalam
kehidupannya sebagaidasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.
Secara umum dapat dirumuskan bahwa mengamalkan pancasila dalam
kehidupan shari-hari apabila kita mempunyai sikap mental, pola berfikir dan tingkah laku
(amal perbuatan) yang dijiwai sila-sila pancasila secara kebulatan, bersumber kepada
pembukaan dan batang tubuh UUD 1945, tidak bertentang dengan norma-norma agama,
norma kesusilaan, norma kesopanan, dan adat istiadat serta tidak bertentangan dengan norma
hokum yang berlaku.

B. Ketulusan dalam Praktek Kebidanan


Bidan adalah profesi yang mulia dan tidak ringan namun dengan
profesionalisme,ketulusan dan pengabdian seorang bidan dapat mempermudah Bidan dalam
menjalankan tugas profesinya.profesi Bidan seharusnya mendapatkan penghargaan dan
perhatian untuk meningkatkan prospek kerja Bidan,dan stigma negative tentang Bidan
hendaknya dihapus,tidak adil bagi profesi dan pengabdian bidan selama ini jika kematian
dikaitkan dengan banyaknya Bidan.
Tingginya AKI dan AKB bukan sepenuhnya kesalahan Bidan,Bidan yang telah
menjalankan tugas sesuai standar profesi serta sesuai kewenanganya namun tetap teerjadi
kematian mungkin saja pengaruh komplikasi pada Bayi ataupun Ibu.Perlu dilakukan
penelitian lebih mendalam tentang penyebab utama kematian itu terjadi sehingga perlu
dilakukan program-program serta inovasi baru untuk menanggulangi AKI dan AKB agar
dicegah.
Tingginya angka kematian ini seharusnya menjadi pr bagi semua pihak bukan saja
Bidan tetapi nakes serta berbagai pihak. Langkah yang efektif yang dapat dilakukan bidan
untuk penurunan angka kematian diantaranyadeteksi dini kelainan ataupun masalah yang
dialami oleh ibu dan bayi melalui ANC, deteksi dini komplikasi kala 1,kala II,kala III serta
kala IV adalah manajemen yang efektif untuk mencegah serta antisipasi terjadinya
komplikasi yang berpotensi mengarah kepatologi hingga kematian Bidan masa depan yang
modern yang diharapkan dapat memberikan inovasi baru untuk menurunkan angka
kematian,karena seiring perkembangan zaman maka semakin berkembang dan kritisnya
pemikiran orang,dengan berkembangnya pikiran manusia ,diharapkan akan lahir Bidan-Bidan
yang cerdas serta inovativ dalam menangani masalah-masalah ibu dan anak.
Ketika Bidan menjadi sorotan public serta angka kematian Ibu dan Bayi yang
menunjukan angka yang sangat drastis mendorong saya untuk menjadi seorang Bidan masa
depan yang dapat menjadi ”kunci penurunan AKI dan AKB” di Indonesia yang mampu
bekerja secara professional serta dapat menurunkan angka kematian Ibu dan anak.Cita-cita
tertinggi saya adalah Indonesia yang sehat serta pada tahun 2014 AKI dan AKB di Idonesia
menurun menjai 0 per 100.000 kelahiran hidup.Saya tidak ingin terkenal namun saya ingin
berguna dan dapat menyelamatkan nyawa manusia.
Banyak hal yang ingin sala lakukan ketika nanti saya menjadi Bidan di Indonesia,saya
Ingin terjun langsung kemasyarakat,mengabdi kepada masyarakat terutama untuk mengatasi
masalah-masalah kesehatan Ibu dan anak,agar Indonesia dapat menjadi rangking terakhir
AKI dan AKB di Dunia dan menjadi peringkat pertama dalam kategori kesehtan Ibu dan
Anak dan Stigma negative Bidan dapat diubah menjadi ”Bidan Peri penyelamat nyawa
manusia”.
C. Bentuk Pengamalan dari Sila-Sila Pancasila dalam Memberikan Pelayanan Kebidanan
kepada Pasien (klien)

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilainya meliputi dan menjiwai keempat
sila lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara
yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk
Tuhan yang Maha Esa. Oleh kerena itu segala hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara moral negara, moral penyelenggara
negara, politik negara, pemerintah negara, hukum dan peraturan perundang-
undangan negara kebebasan hak dan asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa. Berikut bentuk pengamalan dari Nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa dalam Kebidanan :
a. Ikut mendoakan kesembuhan pasien meskipun berbeda keyakinan.
b. Ikut mendo’akan pasien dalam kelancaran persalinan, nifas, dan sebagainya.
c. Memberikan kesempatan kepada pasien (klien) untuk berdoa atau
sembahyang sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing sebelum
dan sesudah melakukan tindakan asuhan kebidanan.
d. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
masing-masing jika antara bidan maupun dokter berbeda keyakinan dengan
pasien.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung suatu makna bahwa
hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil.
Hakikat manusia harus adil dalam hubungan diri sendiri, adil terhadap manusia lain,
adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap lingkungannya serta adil
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Konsep beradab adalah menjunjung tinggi harkat
dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
hak-hak asasi manusia, menghargai atas kesamaan hak dan derajad tanpa
membedakan suku, ras, keturunan, status sosial maupun agama. Nilai-nilai tersebut
harus dijabarkan dalam segala aspek negara termasuk juga dalam berbagai
kebijakan negara sebagai realisasi pembangunan nasional. Berikut bentuk
pengamalan dari nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dalam Kebidanan :
a. Memberikan pelayanan dan yang adil tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit
dan sebagainya sesuai dengan penyakit yang diderita pasien (klien).
b. Dalam merawat pasien hendaknya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian
dengan tidak memperlakukan pasien dengan semena-mena.
c. Bidan merawat pasien dengan penuh perasaan cinta, serta sikap tenggang rasa.
d. Membela pasien (Patien Advocate) pada saat terjadi pelanggaran hak-hak
pasien, sehingga pasien merasa aman dan nyaman.
e. Bidan memberikan informasi dengan jujur dan memperlihatkan sikap empati
yaitu turut merasakan apa yang dialami oleh pasien
f. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasan positif dan negatif pasien
dengan memberikan waktu untuk mendengarkan semua keluhan dan perasaan
pasien.

3. Persatuan Indonesia
Nilai Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha
Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini terkandung nilai bahwa
nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme religius. Yaitu nasionalisme yang
bermoral Ketuhanan Yang Maha Esa, nasionalisme yang humanistik yang
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan. Berikut
adalah pengamalan dari nilai-nilai Persatuan Indonesia dalam Kebidanan :
a. Mengembangkan kerjasama sebagai tim dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan.
b. Mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien daripada kepentingan
pribadi.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan.
Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan didasari oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan mendasari serta
menjiwai sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Nilai yang terkandung didalamnya adalah bahwa hakikat negara adlah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Kemudian nilai tersebut dapat dikonkritisasi dalam kehidupan bersama yaitu
kehidupan kenegaraan baik menyangkut aspek moralitas kenegaraan, aspek politik,
maupun aspek hukum dan perundang-undangan. Berikut merupakan bentuk
pengamalan dari nilai-nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan :
a. Sebelum melakukan tindakan perawatan kepada pasien bidan hendaknya
mengutamakan musyawarah dengan pasien dan keluarga pasien dalam
mengambil keputusan.
b. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur serta dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia merupakan tujuan negara
sebagai tujuan dalam bersama. Maka nilai keadilan tersebut harus terwujud dalam
keidupan bersama (kehidupan sosial). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh
hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan
dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa
dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya. Nilai keadilan
merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan
untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh
warganya serta melindungi seluruh warganya dan seluruh wilayahnya mencerdaskan
seluruh warganya. Nilai- nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antar
negara sesama bangsa di dunia dan prisip ingin menciptakan ketertiban hidup
bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia. Berikut bentuk pengamalan
dari nilai-nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia :
a. Mengembangkan sikap adil dengan menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban terhadap semua pasien.
b. Perawatan pasien dilaksanakan dengan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong-royongan antara pasien, keluarga pasien, bidan, dokter serta tim
paramedis dan medis lainnya.
D. Pengamalan Butir-Butir Pancasila Dalam Merawat Pasien (Klien)
dalam Praktek Kebidanan

Menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa pelayanan


perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat/bidan dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan. Aspek-aspek tersebut
meliputi:

1. Aspek Penerimaan
Aspek ini meliputi sikap bidan yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum,
menyapa semua pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi
dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek
penerimaan bidan harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan yang
luas.

2. Aspek Perhatian
Aspek ini meliputi sikap bidan dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu
bersikap sadar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada
pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka
terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.

3. Aspek Komunikasi
Aspek ini meliputi sikap bidan yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik
dengan pasien dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara
pasien dengan bidan dan adanya hubungan baik dengan keluarga pasien.
4. Aspek Kerjasama
Aspek ini meliputi sikap bidan yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik
dengan pasien dan keluarga pasien.

5. Aspek tanggung jawab


Aspek ini meliputi sikap bidan yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan
waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga
merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia, maka manusia
Indonesia menjadikan pengamalan pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan
kermasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengamalannya harus dimuai
setiap warga negara Indonesia, setiap penyelengara negara yang secara meluas akan
berkembang menjadi pengamalan pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan baik dipusat maupun didaerah.

2. Dalam menjalankan profesi sebagai bidan, memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien
merupakan sebuah kewajiban. Bukan semata-mata hanya karena uang. Ketulusan melayani
tanpa membeda- bedakan satu sama lain merupakan salah satu implementasi dari sila yang
terkandung dalam pancasila.

B. Saran
1. Uraian diatas kiranya kita dapat menyadari bahwa pancasila merupakan pandangan hidup
negara kita Republik Indonesia, maka kita harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila
dari pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.

2. Dalam praktek kebidanan, diharapkan bidan lebih pengamalkan nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila untuk melakukan pelayanan kebidanan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Nopirin. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Jakarta: Pancoran
Tujuh.
Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta
Notonegoro. 1995. pancasila secara ilmiah populer. Jakarta: Bumi Aksara.
Jarmanto. 1982. Pancasila Suatu Tujuan Aspek Histotis dan Sosio- politis.Yogyakarta:
Liberty.
Salam, Burhanuddin. 1985. Filsafat Pancasilaisme. Bandung: Bina Aksara.
Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: paradigma

Anda mungkin juga menyukai