Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KESUGIHAN I
Jalan Serayu Raya No.16 Telp. ( 0282 ) 695136
E-Mail : puskesmas_kesugihan1@yahoo.com
KESUGIHAN
Kode Pos 53274

KERANGKA ACUAN
PENDAMPINGAN PMBA (PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK)
DAN GIZI SEIMBANG
DI WILAYAH UPT PUSKESMAS KESUGIHAN I

I. Pendahuluan
Kesehatan merupakan kunci utama pembangunan sebuah bangsa
sehingga sebuah negara akan melakukan berbagai upaya untuk membangun
kesehatan warganya. Gizi merupakan salah satu faktor penting yang
berkontribusi dalam pembangunan kesehatan. Peningkatan gizi perseorangan
dan masyarakat akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga
tercapai peningkatan kesejahteraan. Sasaran utama pembangunan di bidang
gizi ini adalah anak-anak, sebab menurut WHO populasi ini berisiko besar
menderita penyakit yang terkait dengan kekurangan gizi (malnutrisi). 1
Di Indonesia telah dilakukan upaya pembangunan di bidang gizi melalui
upaya Pembinaan Gizi Masyarakat yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, di
mana sasaran pembinaan gizi yang telah ditetapkan adalah menurunnya
prevalensi gizi kurang menjadi 15% pada tahun 2014. 2 Hasil yang telah
dicapai seperti yang tercatat dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010
adalah prevalensi nasional untuk gizi buruk dan kurang sebesar 17,9%. 3 Bila
dibandingkan dengan target pencapaian program perbaikan gizi pada RPJM
tahun 2014 sebesar 20% dan target MDGS untuk Indonesia sebesar 18,5%,
maka secara nasional target tersebut sudah terlampaui. Namun data
prevalensi balita menurut status gizi yang didasarkan pada indikator BB/TB
menunjukkan secara nasional prevalensi kurus pada balita adalah 13,3%. 3
Besarnya masalah kurus pada balita telah dianggap sebagai masalah
kesehatan masyarakat bila prevalensi kurus > 5% dan sudah dianggap serius
bila prevalensi kurus antara 10,1% - 15,0%.4 Ini berarti masalah kurus di
Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Di
Kabupaten Cilacap tahun 2016 prevalensi gizi buruk di Kab.Cilacap sebesar
(76 kasus) dengan jumlah D/S 82,88 %, menurun dibanding tahun 2014
sebesar (116 kasus) dengan jumlah D/S 81,14 %.Sedangkan Jumlah kasus
Gizi Buruk di UPT Puskesmas Kesugihan I Tahun 2016 sebesar ( 9 kasus)
dengan D/S 88,71%. Dan The World Bank pada tahun 2006 menyebutkan
bahwa permasalahan gizi di Indonesia meliputi kurang energi protein (kurus
dan pendek), kurang vitamin A, anemia gizi besi, kurang yodium, dan gizi lebih
(overweight).5 Oleh karena itu jelas bahwa masalah gizi masih belum teratasi
dengan baik secara nasional maupun di wilayah Kabupaten Cilacap
Berdasarkan data yang telah dijabarkan, dapat dikatakan bila hal ini
terus dibiarkan maka akan terjadi peningkatan angka kematian bayi dan balita
sehingga menurunkan tingkat kesejahteraan bangsa Indonesia. Karena itulah
upaya perbaikan gizi menjadi salah satu strategi penting dengan tujuan
sebagaimana disebutkan di dalam UU No. 36 tahun 2009, yaitu
meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat melalui perbaikan pola
konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses dan
mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan
teknologi. Upaya perbaikan gizi ini dilaksanakan secara bertahap dan
berkesinambungan sesuai dengan pentahapan dan prioritas pembangunan
nasional dengan sasaran jangka panjang yang ingin dicapai adalah bahwa
masalah gizi tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat serta
terwujudnya kesejahteraan bangsa.

II. Latar Belakang


Puskesmas Kesugihan I terletak di Desa Kesugihan Kidul, Kecamatan
Kesugihan Kabupaten Cilacap. Luas wilayah Puskesmas Kesugihan I sebesar
4950 Ha yang terdiri dari 9 Desa dengan letak geografis sebagian terdiri dari
dataran tinggi. Jumlah bayi dan balita di wilayah Puskesmas Kesugihan I
tahun 2017 sebanyak 4179 orang. Dari jumlah bayi dan balita yang ada
terdapat 7 bayi /balita dengan status gizi buruk bb/tb dan 126 bayi/balita
dengan status gizi kurus bb/tb. Hal ini disebabkan karena masih ada bayi yang
tidak disusui secara eksklusif dan pemberian MP ASI yang tidak sesuai umur
bayi/ balita.
III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Terbinanya keluarga dan masyarakat wilayah kerja Puskesmas dalam
mendukung upaya perbaikan gizi dan meningkatkan jangkauan serta mutu
pelayanan gizi secara efektif dan efisien.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga, dan
seluruh anggotanya untuk mewujudkan perilaku yang baik dan benar
sesuai dengan gizi seimbang terutama melalui peran ibu dalam
keluarganya.
2. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas serta
melibatkan partisipasi keluarga terhadap pencegahan dan
penanggulangan masalah gizi untuk mencapai gizi yang baik dengan
menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih.
3. Meningkatkan pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan dan
melestarikan kebiasaan menyusui bayi hingga 24 bulan serta perbaikan
kebiasaan pemberian makanan pendamping ASI sesuai umur
bayi/balita.
4. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan bermutu untuk
memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga.
5. Menurunnya angka kasus stunting, BGM, gizi kurang maupun gizi
buruk.
IV. Tata Nilai
Tata Nilai dalam pelaksanaan kegiatan adalah SATU

S : Solid
Yaitu selalu kompak, saling mendukung dan saling menghargai
Dalam melaksanakan identifikasi kebutuhan dan harapan
masyarakat/sasaran program
A : Aman
Yaitu memberikan fasilitas yang aman dalam melaksanakan
identifikasi kebutuhan dan harapan/sasaran program
T : Tanggap
Yaitu cepat dan tanggap dalam melaksanakan identifikasi
kebutuhan dan harapan/sasaran program
U : Unggul dalam pelayanan
Yaitu unggul dalam kualitas dan terdepan dalam melaksanakan
identifikasi kebutuhan dan harapan/sasaran program
V. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
1. Mempersiapkan data balita usia 6 – 23 bulan
2. Koordinasi dengan kader, BDD
3. Melaksanakan pendampingan PMBA dan gizi seimbang melalui
kunjungan rumah / kegiatan posyandu
4. Penyuluhan
5. Pencatatan dan pelaporan

VI. Cara Melaksanakan Kegiatan Pendampingan PMBA dan Gizi Seimbang:


1. Data balita usia 6 -23 bulan diambil dari hasil penimbangan di posyandu/ hasil
penimbangan serentak
2. Petugas ( Gizi dan BDD ) mempersiapkan prasarana ( leaflet, buku pedoman
gizi seimbang, buku KIA )
3. Petugas melakukan pendampingan dengan kunjungan rumah / pada kegiatan
posyandu
4. Petugas mengucapkan salam dan menjelaskan maksud dan tujuan
5. Petugas menggali / wawancara tentang kondisi balita ( kehamilan, persalinan,
IMD, ASI Eksklusif, MP- ASI, pemberian ASI sampai usia 2 th dan PHBS )
6. Petugas memberikan penyuluhan
7. Petugas melakukan Analisa
8. Petugas melakukan Intervensi sesuai permasalahan dan menyepakati untuk
kunjungan berikutnya
9. Petugas melakukan evaluasi, pencatatan dan pelaporan

VII. Sasaran
Sasaran kegiatan :
1. Bayi dan balita usia 6-23 bulan di 9 desa sejumlah 1232 orang

VIII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemantauan gizi bayi √ √
dan balita beresiko gizi

IX. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan


Evaluasi dilakukan pada akhir bulan kegiatan
X. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
Kegiatan Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan meliputi :
1. Pencatatan
hasil pelaksanaan kegiatan dicatat dalam notulen kegiatan
2. Pelaporan
pelaksanaan kegiatan dilaporkan ke kepala puskesmas
3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat miniloka karya lintas program dan miniloka
karya lintas sektor meliputi
a. Kendala, permasalahan, kesulitan yang ditemui pada saat pada saat
kegiatan dengan melibatkan pihak terkait
b. Penyusunan RTL

Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Kesugihan I

H. EDY NUGROHO BASUKI, SKM


NIP. 19681003 199203 1 005

Anda mungkin juga menyukai