Anda di halaman 1dari 6

J.Tek.Ling EdisiKhusus Hal. 17 - 22 Jakarta, Juli..

2006 ISSN 1441 – 318X

PERUBAHAN TIPE BATA TAHAN API PADA KILN SEMEN


UNTUK MENAMBAH EFISIENSI PRODUKSI
Wiharja
Pusat Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstract

Cement is produced in kiln reactor which has been installed with


refractory, in order to protect the kiln shell of high temperature during the
process, of chemicals and mechanical abrasion. Fire bricks are the most
material for refractory, hence it is necessary to carefully select and
properly installed. In this way it will contribute to save heat. Various types
of fire bricks will have its characteristic to deal with. Appropriate
placement of fire brick is aimed at avoiding unfastened and increasing its
life time. Referring to the observations in one of cement factory, it showed
us that kiln shut down occurred for 3-4 times in a year due to refractory
problem. This shut down will reduce energy efficiency, rising operational
cost as of starting up kiln using IDO, loosing production time including
additional hours for maintenance staff to fix it.

Key words: Kiln, refractory, fire brick, cleaner production, cement

1. PENDAHULUAN processes, products, and services to


increase overall efficiency, and reduce
1.1. Latar Belakang
risks to humans and the environment.
Dalam era globalisasi, isu-isu
Cleaner Production can be applied to the
lingkungan telah ditempatkan sebagai isu
processes used in any industry, to
utama dalam perdagangan antarnegara.
products themselves and to various
Ketatnya aturan-aturan lingkungan,
services provided in society”, atau
seperti ecolabeling, ISO dan sebagainya,
produksi bersih adalah penerapan secara
mengajak dunia usaha untuk merubah
terus menerus suatu strategi pencegahan
cara pandang terhadap lingkungan dari
lingkungan yang terpadu untuk proses,
strategi reaktif atau pengolahan limbah
produk dan layanan untuk meningkatkan
menjadi strategi proaktif atau cleaner
efisiensi keseluruhan dan mengurangi
production. Disamping itu, dengan
risiko terhadap manusia dan lingkungan.
semakin ketatnya persaingan ekonomi
global mengharuskan dunia usaha Dari difinisi di atas, maka prinsip
melakukan kreasi untuk meningkatkan produksi bersih dapat diterapkan pada
efisiensi produksinya. setiap proses industri, produk dan
berbagai layanan yang disediakan di
United Nations Environment
masyarakat. Oleh karena itu dalam
Programme (UNEP)(1) mendefinisikan
pelaksanaannya, teknologi memegang
Cleaner Production sebagai the
peran yang sangat besar terhadap
continuous application of an integrated
implementasi produksi bersih. Teknologi-
preventive environmental strategy to

Perubahan Tipe Bata.......... J. Tek. Ling. PTL- BPPT. Edisi Khusus: 17-22 17
teknologi yang diperlukan dalam
implementasi produksi bersih tersebut Panas Panas
KILN Produk
antara lain : Masuk
- teknologi penggantian bahan baku,
- teknologi pengendalian proses,
- teknologi perubahan teknologi,
- teknologi modifikasi produk,

bahan bakar
Kadar air dalam

lain
Kehilangan
Radiasi
Konveksi -
buang
Gas
- teknologi pemanfaatan produk
samping,
- teknologi modifikasi peralatan.

Industri semen merupakan salah


satu industri yang banyak memperoleh Gambar 1. Sketsa Distribusi Panas Pada
sorotan terhadap permasalahan Reaktor Kiln
lingkungan yang ditimbulkan pada saat
proses produksinya. Industri ini dalam Untuk mendukung fungsi tersebut,
proses produksinya melalui 3 (tiga) bahan refraktori harus memenuhi
tahapan dasar yaitu pyro-processing, persyaratan umum, sebagai berikut :
persiapan bahan baku dan penghalusan
- tahan terhadap suhu tinggi,
produk klinker. Sedangkan hasil produksi - tahan terhadap perubahan suhu yang
semen yang paling umum dipasaran
mendadak,
adalah Semen Portland yang merupakan - tahan terhadap lelehan terak logam,
campuran empat komponen bahan kimia gas panas, dll.,
utama yaitu kapur (batu kapur), silika - tahan terhadap beban pada kondisi
(pasir), alumina (tanah liat) dan besi perbaikan,
oksida (biji besi), serta penambahan - tahan terhadap beban dan gaya abrasi
sedikit gipsum pada saat penghalusan - menghemat panas,
untuk memperlambat pengerasan.
- memiliki koefisien ekspansi panas
Langkah yang paling rumit dalam yang rendah,
memproduksi Semen Portland adalah - tidak boleh mencemari bahan yang
proses pembakaran, yang meliputi bersinggungan.
konversi kimia bahan-bahan baku secara
Dalam table 1. disajikan beberapa
fisik untuk menjadi klinker. Proses ini
contoh tipe refraktori yang biasa
terjadi pada reaktor kiln (rotary kiln) dipergunakan di pabrik semen.
melalui pengendalian pembakaran primer
bahan bakar fosil padat (batubara), cair Tabel 1. Tipe Refraktori di Pabrik Semen
(solar), atau bahan bakar alternatif. NO TIPE
Batubara merupakan bahan bakar yang
1 Fire brick, SPINEL, ANKRAL ZE
paling umum dipergunakan karena
2 Fire brick, BASIC, PERILEX 80
pertimbangan biaya. Distribusi panas
3 Fire brick, HI-ALUMINA, KRONEX 70
yang terjadi di dalam proses ini dapat 4 Fire brick, SPINEL, ALMAG 85
digambarkan pada gambar 1. 5 Fire brick, BASIC ANKRAL S6
Reaktor kiln, dilapisi batu tahan api 6 Fire Brick, MAXIAL 310-422
atau yang disebut dengan refraktori. 7 Fire Brick, RESISTAL 50Z
Fungsi refraktori adalah untuk melindungi 8 Fire Brick, SPINEL, MSN 80
dinding kiln dari panas yang tinggi, bahan 9 Castable, GUN CAST 1300
kimia dan abrasi mekanik. Refraktori juga 10 Castable, GUN SIC 40
11 Castable, HI CAST–EXTRA HI- CAST
berfungsi sebagai isolasi kiln untuk
12 Castable, KERGUN, C- 28
mencegah kehilangan panas. 13 Castable, MONROX SIC60
14 Castable PHLOX 1560 SR

18 Wiharja, 2006
1.2. Tinjauan Pustaka a. Zona preheating dengan spesifikasi:
- rendah alumina (<35% Al2O3)
Pemilihan refraktori (bata tahan
- lightweight firebricks – untuk
api) yang tepat akan berdampak pada
isolasi panas yang baik.
penghematan panas. Sebagai isolator
panas, ketebalan refraktori dapat b. Zona kalsinasi dengan spesifikasi:
berakibat tidak efisiennya penggunaan - fireclay bricks mengandung 30 to
panas pada reaktor kiln. Dua variable 45% Al2O3 dipergunakan pada
yang mempengaruhi perpindahan panas kondisi normal suhu operasi
panas yaitu tebal isolasi dan luas maksimum 1200oC
permukaan. Jika tebal isolasi ditambah - acid fireclay / light weight bricks
dan luas permukaan lebih besar berarti dipergunakan untuk proses yang
panas yang hilang secara konveksi juga mengandung banyak alkali, bata
semakin besar, tetapi bila tebal isolasi tahan api ini mengandung30%
lebih besar dari (k/hc) tahanan konduksi
c. Zona transisi dipergunakan refraktori
yang lebih dominan. (2)
yang tahan terhadap perubahan suhu
Penempatan refraktori di dalam dan porositas rendah sehingga tahan
reaktor kiln tergantung dari panas terhadap infiltrasi garam. Pada zona
maupun proses yang terjadi dalam ini biasanya dipergunakan bata
pembentukan klinker. Penempatan ini dengan kandungan alumina tinggi (50
menjadi penting karena proses dalam to 60%)
reaktor kiln berlangsung secara kontinyu
d. Zona sintering dipergunakan
serta berlangsung pada suhu yang tinggi
refraktori dengan spesifikasi:
sehingga diharapkan refraktori yang
- tahan terhadap bahan kimia
digunakan tidak mudah lepas ataupun
- mengandung magnesia-spinel
cepat aus. Gambar 2. menjukkan sketsa
atau dolomite
penetapan lokasi dari tipe refraktori
sesuai dengan kondisi proses di dalam e. Zona pendinginan dipergunakan
reaktor kiln. refraktori yang kandungan alumina
lebih tinggi, bisa mencapai 80%
Atas dasar hal tersebut, maka
spesifikas i penempatan lapisan dan jenis
refraktori masing-masing proses adalah :

High Alumina
Magnesia-spinel

Fireclay
Magnesia-spinel Special Light Weight Brick
High Alumina

Gambar 2. Penempatan Jenis Refraktori Sesuai Dengan Daerah Reaksi

Perubahan Tipe Bata.......... J. Tek. Ling. PTL- BPPT. Edisi Khusus: 17-22 19
1.3. Tujuan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan penelitian ini adalah Sebagai bahan awal kajian, pada


menerapkan produksi bersih di pabrik table 2 berikut disajikan data penggantian
semen untuk meningkatkan efisiensi (patching) refraktori yang telah
energi serta efisiensi biaya produksinya. dilaksanakan pabrik dari tahun 2000
sampai dengan 2003.
2. METODOLOGI
Tabel 2. Penggantian Refraktori
2.1. Tempat dan Waktu Penelitian WAKTU METER YANG DIGANTI
(bln/thn) Dari Ke Total
Penelitian dilakukan di salah satu 3/2000 1 54 53
pabrik semen di Indonesia pada tahun 6/2000 1 4 3
2004. 7/2000 34 35 1
8/2000 1 10 9
2.2. Sampling dan Analisa Sampel 12/2000 1 68 67
3/2001 3 4 1
Dalam penelitian ini dilaksanakan 6/2001 1 7 6
penerapan produksi bersih dengan 10/2001 68 70 2
mengacu pada metoda “Energy 1 44 43
Efficiency Guide for Industry in Asia” 11/2001
66 83 17
dengan tahap pelaksanaan sebagai 2/2002 5 6 1
berikut (3, 4) :
4/2002 26 31 5
a. Perencanaan dan Organisasi. 11/2002 1 44 43
Dibentuk Tim pelaksanaan produksi 53 67 14
bersih yang terdiri dari fasilitator luar 2/2003 1 3 2
termasuk penulis serta melibatkan 3/2003 1 2 1
beberapa staf pabrik. Anggota tim 3/2003 12 22 10
dilibatkan sejak awal sampai akhir 4/2003 1 3 2
tahapan metodologi untuk 6/2003 28 31 3
memperlancar pekerjaan. 7/2003 31 42 11
b. Kajian awal. Pengamatan awal Dari table tersebut tampak bahwa
dilakukan pada perusahaan/pabrik penggunaan refraktori yang tidak sesuai
dengan melakukan walkthrough area jenis dan kualitasnya menyebabkan
fokus. frekuensi penggantian (patching)
c. Analisis kelayakan. Kajian dilakukan refraktori sangat sering dilakukan (3
terhadap aspek teknis, lingkungan, sampai 4 kali setahun), pada
serta ekonomi. bagian/lokasi lining yang berbeda-beda.
Hal ini berakibat terhadap pemborosan
d. Implementasi dan monitoring. Opsi waktu maupun bahan. Pemborosan ini
yang layak secara teknis, lingkungan tentu dapat dicegah apabila frekuensi
dan ekonomi di implementasi oleh pergantian reflaktori dapat dikurangi.
perusahaan, kemudian dilaksanakan
monitoring secara berkala dan Disamping itu, kerusakan pelapisan
hasilnya dibandingkan dengan refraktori yang menyebabkan seringnya
kondisi awal sebelum pelaksanaan dilakukan penggantian refraktori, secara
implementasi opsi. langsung dapat menyebabkan:
1. Pengurangan efisiensi panas karena
kerusakan lapisan dan menyebabkan
kehilangan energi.

20 Wiharja, 2006
2. Setiap kali perbaikan / penggantian Magnesia-Spinell. Zona transisi pada
lapisan kiln harus shut down dan umumnya ditunjukkan dengan beban
heating up reaktor kiln yang panas lebih tinggi dari pada zona
memerlukan minyak diesel industri/ sintering, sehingga penggunaan
Industrial Diesel Oil (IDO) kurang refraktori jenis Magnesia-Krom tidak
lebih 63.457,5 liter. direkomendasikan untuk digunakan,
disamping adanya dampak
3. Banyak IDO digunakan selama start
lingkungan kurang baik akibat
up kembali reaktor kiln.
kandungan krom pada jenis ini.
4. Hilangnya waktu produksi sehingga
e. Refraktori yang digunakan pada zona
menurunkan produksi klinker.
refraktori sintering harus tahan
5. Banyaknya jam kerja staf terhadap bahan kimia. Untuk zona
pemeliharaan yang diperlukan untuk ini, jenis refraktori Magnesia-spinel
memperbaiki / mengganti lapisan dan refraktori Dolomit sangat cocok
untuk dipilih. Magnesia-spinel, dipilih
Selanjutnya, berdasarkan data dan terutama untuk meningkatkan adesi
pengamatan dilapangan dapat
pelapisan, sedangkan dolomit
diidentifikasi bahwa penyebab utama mempunyai sifat terbatas pada zona
kerusakan/pergantian refraktori adalah:
dengan formasi pelapisan
- Mutu refraktori yang rendah permanent.
- Instalasi refraktori yang kuang baik
Atas dasar pengamatan ini, maka untuk
mengurangi kerugian akibat seringnya
shut down, direkomendasikan beberapa
hal, antar lain :
a. Perlunya dilakukan penggantian
material refraktori dengan kualitas
yang lebih baik.
b. Refraktori yang biasa digunakan
perusahaan jenis magnesium-krom
disarankan untuk diganti dengan
refraktori jenis magnesium-spinel.
Penggantian ini selain lebih tahan
terhadap suhu juga tinggi juga Gambar 3. Pemasangan Refraktori
dipandang lebih ramah lingkungan
karena tidak menggandung krom. Implementasi dari opsi yang ini
c. Peningkatan kualitas pemasangan dilakukan pada awal tahun 2004.
refraktori. Perlu dilakukan Monitoring hasil pelaksanaan opsi
peningkatan kualitas staf pabrik sampai dengan pertengahan tahun 2005
dalam hal kemampuan menggunakan tidak ditemukan kiln stop yang
prosedur baru pelapisan refraktori di diakibatkan oleh permasalahan refraktori.
dalam kiln agar diperoleh kualitas Perhitungan keuntungan akibat dari
pemasangan yang baik sehingga pelaksanaan opsi ini adalah
tidak mudah rontok. Untuk itu perlu meningkatnya produksi klinker, dengan
adanya pelatihan oleh tenaga ahli perhitungan apabila kapasitas = 7.922
instalasi pelapisan refraktori. ton klinker/hari, dan setiap tahun terjadi 4
kali shut down untuk perbaikan
d. Pergantian refraktori pada zona diperlukan waktu 4 hari, maka
transisi refraktori dengan peningkatan produksi klinker adalah
menggunakan refraktori jenis

Perubahan Tipe Bata.......... J. Tek. Ling. PTL- BPPT. Edisi Khusus: 17-22 21
= 4 kali/tahun x 4 hari x 7.922 ton/hari penghentian produksi pada reaktor
= 126.752 ton per tahun. kiln akibat permasalahan refraktori
dapat dicegah.
Selain itu dengan berkurangnya
shut down maka tidak diperlukan biaya 4. Dari sisi keuntungan, perbaikan ini
pembelian IDO untuk keperluan start up. menghasilkan peningkatan produksi
Data dari perusahaan menunjukkan sebesar 126.752 ton/tahun, dan
konsumsi rata-rata IDO untuk penghematan IDO sebesar 253.830
memanaskan reaktor kiln adalah liter/tahun
63.457,5 liter/tahun. Jika terjadi 4 kali
shut down yang disebabkan oleh
4.2. Saran
kerusakan refraktori, maka penghematan
IDO adalah
Pelaksanaan produksi bersih
= 4 x 63.457,5 liter/tahun dapat dilaksanakan dengan hal-hal yang
= 253.830 liter/tahun mudah misalnya dengan melakukan
pemilihan refraktori yang baik serta
=253,83 kiloliter/tahun mendidik karyawan khus usnya bagian
maintenance untuk lebih piawai dalam
4. KESIMPULAN DAN SARAN pemasangan bata tahan api.

4.1. Kesimpulan DAFTAR PUTAKA


Dari hasil pengamatan, dapat
1. _______, United Nation Environment
diambil beberapa kesimpulan :
Programme (UNEP), website
1. Penyebab utama dari kerusakan http://www.uneptie.org/
reaktor kiln adalah mutu refraktori 2. Agra S.W. ,1988, Perpindahan Panas,
(bata tahan api) yang rendah dan Fakultas Teknik UGM
cara instalasi yang tidak baik. 3. _______, Energy Efficiency Guide for
Industry in Asia, United Nation
2. Akibat penggantian refraktori yang
Environment Programme (UNEP),
terlalu sering maka proses produksi
www.energy efficiencyasia.org
mengalami penghentian sehingga
4. _______, 2004, Pedoman efisiensi
terjadi pemborosan.
energi untuk industri di Asia,
3. Dengan melaksanakan opsi Greenhouse gas Emission Reduction
pengantian refraktori dengan kualitas for Industri in Asia and the Pacific,
yang bagus serta menggunakan cara United Nation Environment
yang tepat dalam pemasangan maka Programme (UNEP)

22 Wiharja, 2006

Anda mungkin juga menyukai