Anda di halaman 1dari 5

Nama : ASRI AZIZ

Kelas : BK1D
NIM : C1986201020
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Anggia Suci Pratiwi,M.Pd

PENTINGNYA KUALITAS PRIBADI


Judul KONSELOR DALAM KONSELING UNTUK
MEMBANGUN HUBUNGAN ANTAR
KONSELOR DAN KONSELI

Jurnal Bimbingan dan Konseling

Volume dan Halaman Vol. 1, Hal 10-13

Tahun 2016

Penulis Amallia Putri

Review Asri Aziz

Tanggal 05 Desember 2019

Tujuan artikel jurnal Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia mereview


jurnal tentang PENTINGNYA KUALITAS
PRIBADI KONSELOR DALAM KONSELING
UNTUK MEMBANGUN HUBUNGAN ANTAR
KONSELOR DAN KONSELI yang diampu oleh
Anggia Suci Pratiwi, M.Pd.
Inti dari jurnal  Bahwasannya sebagai seorang konselor
harus memiliki kualitas pribadi yang tinggi
yaitu, mempunyai pemahaman tentang diri
sendiri, intelektual, emosional, sosial dan
moral yang harus dimiliki seorang konselor
 Keadaan psikologis konselor yang baik,
konselor yang memiliki kesehatan
psikologis yang baik memiliki karakteristik,
mencapai kepuasan akan kebutuhannya
 Dapat di percaya, konselor dituntut untuk
konsisten dalam ucapan dan perbuatan
 Kejujuran, konselor bersifat terbuka, otentik
dan penuh keikhlasan

Konselor merupakan pengampu pelayanan ahli


Kesimpulan dan saran bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling
sebagai sebuah profesi digambarkan dengan
tampilnya konselor yang dapat memberikan
ketenteraman, kenyamanan dan harapan baru bagi
klien. Untuk menjadi seorang konselor yang
professional haruslah menampilkan sikap hangat,
empati, jujur, mengahargai, dan yang paling penting
dapat dipercaya. Aktivitas bimbingan dan konseling
pada dasarnya merupakan interaksi timbal balik
yang di dalamnya terjadi hubungan saling
mempengaruhi antara konselor sebagai pihak yang
membantu dan klien sebagai pihak yang dibantu.
Konselor di harapkan memiliki pribadi yang dapat
mencerminkan perilakunya dalam mewujudkan
kemampuan dalam hubungan membantu konseli
tetapi juga mampu menyadari dunia lingkungannya,
mau menyadari masalah sosial politiknya, dan dapat
berdaya cipta secara luas dan tidak terbatas dalam
pandangan profesionalnya. Maka dari itu
dibutuhkan pemahaman luas tentang
pengembangan pribadi konselor yang terintegrasi
demi terwujudnya lulusan guru pembimbing atau
konselor yang professional dibidangnya.

Proses konseling yang merupakan sentral layanan


konseling dilakukan sesuai dengan kaidah profesi
dan kode etik yang di tetapkan. Konselor harus
memiliki kualitas pribadi yang memadai untuk
menunjukan profrsionalisme perilaku dan
aktivitasnya. Konselor yang memiliki pribadi yang
mantap akan sangat menyadari profesinya,yang
harus ditunjang dengan kompetensi-kompetensi
pribadi,akademik,sosial dan professional.
Pentingnya kualitas hubungan konselor dengan
klien ditunjukan melalui kemampuan konselor
dalam kongruensi, empati, perhatian secara positif
tanpa syarat, dan mampu respect kepada klien.
Kepribadian merupakan titik tumpu dari duajenis
yaitu kemampuan pengetahuan dan keterampilan,
namun demikian kedua aspek ini memiliki
keterkaitan bersifat reciprocal atau dengan kata
lainharus ada saling mempengaruhi.
Kepribadian tidak terbentuk semata-mata karena
pengalaman tetapi merupakan suatau integritas dari
kemauan dan kemampuan dirinya untuk dapat
bersikap dan bertindak sebagai konselor
professional. Karena kepribadian konselor ini
dirasakan sangat penting adanya dalam konseling
yang dilakukan oleh konselor dan konseli, maka
disarankan agar konselor terus mengasah
kemampuan diri untuk menyadari bahwa dirinya
merupakan seorang helper , dengan menyadari
fungsi diri maka konselor akan dapat memahami
keadaan konseli dengan lebih baik sehingga
terbentulah kepribadian yang mantap.
Serta calon konselor diharapkan meningkatkan
kualitas diri melalui jalur formal untuk mencapai
standar kompetensi tertentu. Jalur formal menjadi
salah satu media bagi calon konselor untuk
mengembangkan kemampuan keterampilan dan
pengetahuan tentang teori,konsep dan kerangka
seorang konselor.
Nama : Kinkin Anisa
Kelas : BK1A
NIM : C1986201053
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Anggia Suci Pratiwi,M.Pd

Judul Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Layanan bimbingan Kelompok


Dengan Tehnik Self Regulated Learning.
Jurnal Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
Volume dan Volume 3 Nomor 1 Halaman 1-5
halaman
Tahun 2018
Penulis Hijrah Eko Putro, Sugiyadi
Tanggal 5 desember 2019
Tujuan artikel Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
jurnal
Inti dari jurnal  Menerangkan tentang metode “self regulated learning “ yang
pada proses belajar yang harus dimiliki oleh seorang siswa.
 Para pendiidik sangat menyadari pentingnya motivasi dalam
dirinya akan mencapai prestasi yang baik.
 Tehnik ‘self regulation’ juga dapat dilakukan dengan cara
mempertahankan motivasi untuk menyelesaikan tugas belajar.
 Layanan bmbingan kelompok merupakan suatu cara
memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa memalalui
kegiatan kelompok.
 Layanan bimbingan kelompok merupakan solusi untuk
memotivasi siswa supaya siswa dapat mengembangkan motivasi
belajar yang ada di sekolah.
 Berdasarkan data primer pendhuluan diperoleh melalui realita
yang ada pada siswa kelas VII MTs Al-Iman magelang oleh
guru bimbingan dan konseing. Sebagian banyak siswa yang
mempunyai motivasi belajar pada katagori sangat rendah,
rendah, dan sedang.
 Penelitian ini ditrangkai dengan penyelesaian 4 tahapan antara
lain (1) tahap pembentukan, (2) tahap peralihan, (3) tahap
kegiatan ,(4) tahap pengakhiran.
Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen, denagn rancangan
pretest-posttest. para siswa diukur karakteristik motivasi belajar dengan
menggunakan skala motivasi belajar.
Hasil Penelitian  Kegiatan bimbingan kelompok Teknik self regulated learning
dilaksanakan selama 8 kali pertemuan di ruang pertemuan.
 Selama proses kegiatan bimbingan kelompok pada setiap
pertemuan dilakukan evaluasi.
 Pelaksanaan bimbingan kelompok dilaksanakan secara
berkesinambungan dengan topik bahasan mengenai motivasi
belajar.
 Untuk melihat pengaruh atau dampak pemberian treatment
berupa layanan bimbingan kelompok dapat dilihat melalui grafik
perbedaan evaluasi awal.
 Hasil uji efektivitas dari penelitian ini adalah : motivasi belajar
siswa sebelum diberikan bimbingan kelompok Teknik self
regulated learning adalah 8 siswa terdiri dari 1 siswa dengan
katagori tinggi, 1 siswa dengan katagori sedang, 4 siswa dengan
katagori rendah, dan 2 siswa dengan katagori sangan rendah,
motivasi belajar siswa setelah diberikan bimbingan kelompok
Teknik self regulated learning adalah 8 siswa terdiri dari 3 siswa
dengan katagori tinggi, 5 siswa dengan katagori sedang.

Kesimpulan Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk layanan


yang penting di selenggarakan oleh sekolah. Kegiatan belajar yang
dilaksanakan di sekolah, tentu tidak bisa lepas dari adanya kegiatan
belajar mengajar dan juga factor-faktor yang dapat mempengaruhinya
terhadap proses belajar mengajar antara lain anak didik, pendidik,
pembimbing, kurikulum, metodw juga saran adan prasarana. Dalam
penelitian ini penulis mengangkat metode yang digunakan adalah “ seld
regulated learning” untuk meningkatkan peningkatan motivasi belajar
siswa jelas VII ternyata terbukti dengan adanya perubahan atau
peningkatan skor siswa setelah dilaksanakan treatment atau perlakuan
bimbingan kelompok.
Layanan bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa pada semua indicator yang meliputi. Monitoring, planning
dan evaluation. Simpulan ini di dasarkan pada perbedaan skor evaluasi
awal.

Anda mungkin juga menyukai