Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Asuhan Keperawatan
Ny. S usia 40 tahun, G3 P2002 Ab000 Usia Kehamilan 26-28 minggu,
Janin Tunggal Hidup dengan Preeklamsia Berat
Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Maternitas
Ruang 8 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Oleh:
Hamdy Abdillah
NIM. 135070201111031
B. Epidemiologi Preeklamsia
Telah dilaporkan bahwa insidensi preeklampsia terjadi sekitar 2-10% pada kehamilan
di dunia. Preeklampsia merupakan penyakit yang angka kejadiannya di setiap negara
berbeda-beda. World Health Organization memperkirakan angka kejadian preeklampsia
tujuh kali lebih tinggi di negara berkembang (2,8%) dibanding pada negara maju (0,4%)
(Osungbade, 2011). Prevalensi preeklampsia di Amerika meningkat dari 3,4% di tahun
1980 menjadi 3,8% di tahun 2010. Pada tahun 2014, preeklampsia terjadi sebanyak 28,7%
di India. Di Indonesia, data kejadian preeklampsia masih terbatas, terutama pada tingkat
nasional. Insidensi preeklamsia di Indonesia yaitu sekitar 3-10%
Riwayat Preeklampsia
Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibody penghambat (blocking
antibodies) belum sempurna sehingga meningkatkan resiko terjadinya Preeklampsia
Kegemukan
Kehamilan ganda, Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempunyai bayi
kembar atau lebih.
Riwayat penyakit tertentu. Penyakit tersebut meliputi hipertensu kronik, diabetes,
penyakit ginjal atau penyakit degenerate seperti reumatik arthritis atau lupus.
D. Etiologi Preeklamsia
Etiologi Preeklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori
yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh karena
itu disebut “penyakit teori”, namun belum ada yang memberikan jawaban yang
memuaskan. Teori sekarang yang dipakai sebagai penyebab Preeklampsia adalah “teori
iskemia plasenta”. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan
dengan penyakit ini.
1. Gejala Subjektif
Pada Preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia,
penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah karena
perdarahan subkapsuer spasme areriol. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada
Preeklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan timbul.
Tekanan darahpun akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah
meningkat.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi; peningkatan tekanan sistolik 30
mmHg dan diastolic 15 mmHg atau tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg.
Tekanan darah pada Preeklampsia berat meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan
disertai kerusakan beberapa organ. Selain itu kita juga akan menemukan takikarda,
takipnu, edema paru, perubahan kesadaran, hipertensi ensefalopati, hiperefleksia,
perdarahan otak.
F. Diagnosis Preeklamsia
G. Penatalaksanaan
F. Komplikasi
1. Solusio plasenta komlikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih
sering terjadi pada preeklamsia.
2. Hipofibrinogemia biasanya terjadi pada preeklamsia berat .oleh karena itu dianjurkan
untuk pemeriksaan kadar fibrinogen secara berkala.
3. Hemolisis Penderita dengan preeklamsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala
klinik hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Belum diketahui dengan pasti apakah ini
merupakan kerusakan sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati
yang sering ditemukan pada autopsy penderita eklamsia dapat menerangkan ikterus
tersebut.
4. Kelainan mata kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai
seminggu , dapat terjadi. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina. Hal ini
merupakan tanda-gawat akan terjadi apopleksia serebri.
5. Nekrosis hati Nekrosis periportal hati pada preeklamsia/ eklamsia merupakan akibat
vasospasme arteriole umum. Kelainan ini diduga khas untuk eklamsia ,tetapi ternyata
juga dapat ditemukan pada penyakit lain . Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui
dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.
6. Sindroma HELLP yaitu Haemolysis , Elevated Liver Enzymes dan Low Platelet
Merupakan fungsi hati ,gepatoseluler (peningkatan enzim hati, SGPT, SGOT), gejala
subyektif (cepat lelah ,mual,muntah,nyeri epigastrium), hemolisis akibat kerusakan
membrane eritrosit oleh radikal bebas asam lemak jenuh dan tak jernih.
Trombositopenia (< 150.000/cc)
7. (adhesi trombosit di dinding vaskuler) kerusakan tromboksan (Vasokontriktor
kuat),lisosom (manuaba ,2007).
8. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra- uterin. Ibu yang menderita
preeklamsia merupakan predisposisi terjadinya kelahiran premature
(Prawirohardjo,2005). Paritas pertama dan paritas lebih dari 5, serta riwayat kehamilan
dan persalinan dengan komplikasi obstetric, dapat memperbesar kematian perinatal
(Prawirohardjo,2005)
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, et all. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta, EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetric. Jakarta. EGC.