1
Perhitungan penerapan penilaian akreditasi ke dalam instrument terdapat dalam table 1.
Seperti tertera pada tabel diatas bahwasanya kegiatan penilaian akreditasi sekolah dasar berpedoman pada delapan
(8) Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang mana setiap standar komponen mempunyai bobot komponen dan
jumlah skor maksimum. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung peringkat akreditasi adalah sebagai
berikut:
𝐽𝑆𝑃
NKA = 𝑋 𝐵𝐾
𝐽𝑆𝑀
𝑁𝐾𝐴
NKAR = 𝑥100
𝐵𝐾
𝑁𝐴 = 𝑆𝑢𝑚(𝑁𝐾𝐴1,8 )
Keterangan :
2
NA = Nilai Akhir
Untuk mencapai kelulusan pada proses akreditasi maka sekolah tidak boleh memiliki lebih dari 3 buah nilai NKA skala
ratusan yang kurang dari 55,5 serta tidak boleh memiliki NKA skala ratusan kurang dari 39,5 dan NA tidak boleh
kurang dari 55,5.
Apabila peraturan diatas telah terpenuhi maka bisa dirumuskan nilai peringkat akreditasinya sebagai berikut :
1) Jika NA lebih dari atau sama dengan 85,5 maka peringkat akreditasinya adalah A;
2) Jika NA lebih dari atau sama dengan 70,5 maka peringkat akreditasinya adalah B;
3) Jika NA lebih dari atau sama dengan 55,5 maka peringkat akreditasinya adalah C; dan
4) Jika NA kurang dari 55,5 maka tidak lulus akreditasi.
Sebagai contoh jika sebuah sekolah melakukan simulasi penilaian akreditasi dan mendapatkan nilai masing-masing
komponen akreditasi sebagai berikut :
No Skor
Standar Skor Perolehan
Maksimum
Berdasarkan data dalam tabel 2, dapat dihitung nilai komponen akreditasinya sebagai berikut
3
No Standar NKA NKA (Ratusan)
Dengan demikian peringkat akreditasi yang diperoleh sekolah tersebut adalah “A” sesuai dengan rumus perhitungan
peringkat akreditasi.
3. Perancangan Simulator
Simulator Akreditasi Sekolah merupakan sistem yang mampu melakukan simulasi penilaian akreditasi yang mana
didalamnya terdapat proses penilaian Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang menjadi instrument penilaian pada proses
akreditasi sesungguhnya. Sistem akan menyimpan data sekolah dan melakukan perhitungan nilai akreditasi sehingga
menghasilkan keterangan peringkat akreditasi yang akan diperoleh oleh sekolah tersebut.
4. Kesimpulan
Pada makalah ini telah dijelaskan suatu format penyimpanan konten multimedia dari MPEG yakni MPEG-A
Musical Slide Show Application Format. Format penyimpanan ini memungkinkan penyimpanan secara terstruktur
konten MP3, citra JPEG, teks terwaktu 3GPP serta metadata untuk deskripsi konten dan untuk deskripsi perlindungan
dan pengelolaan konten dalam satu file. Format ini ditujukan untuk memudahkan interoperabilitas antar perangkat
yang digunakan untuk menyimpan dan menampilkan serta memainkan beragam jenis konten. MSS AF
memungkinkan ditampilkannya kumpulan citra JPEG dengan menggunakan animasi yang dideskripsikan oleh MPEG-
4 LASeR serta menampilkan teks 3GPP yang tersinkronisasi dengan pemutaran konten MP3. Selain itu, pemanfaatan
MPEG-21 untuk mengelola dan melakukan perlindungan pada konten memudahkan pembuatan, pengaturan,
pembagian, danpenggunaankonten multimedia.
Daftar Pustaka
[1] Information Technology – Multimedia application format (MPEG-A) – Part 4: Musical slide show application
format, ISO/IEC 23000-4:2009.
[2] K. Kim, F. Schreiner, dan K. Diepold, “MAF Overview,” ISO/IEC JTC1/SC29/WG 11, MPEG 2008/N10233, October
2008.
[3] Information Technology – Coding of audio-visual objects – Part 12: ISO base media file format, ISO/IEC 14496-
12:2005.
[4] 3rd Generation Partnership Project; Technical Specification Group Services and System Aspects; Transparent
end-to-end Packet switched Streaming Service (PSS); Timed text format (Release 7), 3GPP TS 26.245 v7.0.0, June
2006.
[5] Information technology – Multimedia content description interface – Part 5: Multimedia description schemes,
ISO/IEC 15938-5: 2003.
[6] Information technology – Multimedia content description interface – Part 3: Visual, ISO/IEC 15938-3:2001.
4
[7] Information technology – Multimedia framework (MPEG-21) – Part 2: Digital Item Declaration,ISO/IEC 21000-
2:2005
[8] Information technology – Multimedia framework (MPEG-21) – Part 4: Intellectual Property Management and
Protection Components, ISO/IEC 21000-4: 2006.
[9] Information technology – Multimedia framework (MPEG-21) – Part 5: Rights Expression Language, ISO/IEC
21000-5:2004.
[10] Information technology – Multimedia framework (MPEG-21) – Part 17: Fragment Identification of MPEG
Resources, ISO/IEC 21000-17:2006.