Anda di halaman 1dari 5

Perancangan Simulator Akreditasi Nasional Sekolah Dasar

1. Pendahuluan 1) Badan Akreditasi Nasional


Sekolah/Madrasah (BAN-S/M);
2) Badan Akreditasi Propinsi
Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian
(asesmen) sekolah secara sistematis dan Sekolah/Madrasah (BAP-S/M);
komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan 3) Unit Pelaksana Akreditasi
evaluasi eksternal (visitasi) untuk menentukan Sekolah/Madrasah (UPA-S/M);
kelayakan dan kinerja sekolah [1]. Akreditasi sekolah 4) Asesor; dan
bertujuan untuk : (a) menentukan tingkat kelayakan 5) Sekolah/Madrasah.
suatu sekolah dalam menyelenggarakan layanan
pendidikan dan (b) memperoleh gambaran tentang Instrumen Evaluasi diri sekolah terdiri dari instrumen
kinerja sekolah. Hal ini sejalan dengan landasan yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
hukum dari akreditasi sekolah yakni Undang-undang (SNP), antara lain :
No.20 Tahun 2003 Pasal 60, Peraturan Pemerintah 1) Serangkaian pertanyaan terkait dengan SNP
No.19 Tahun 2005 Pasal 86 dan 87 dan Surat
sebagai dasar bagi sekolah dalam
Keputusan Mendiknas No. 87/U/2002 [2].
memperoleh informasi kinerjanya yang
Kebanyakan sekolah mengalami kesulitan dalam hal bersifat kualitatif;
mengisi lembar evaluasi diri yang menjadi lembar 2) Setiap standar bisa terdiri dari beberapa
penilaian untuk kegiatan akreditasi, mulai dari kurang aspek yang memberikan gambaran lebih
mengetahui dokumen apa saja yang harus dilengkapi menyeluruh;
sesuai dengan jawaban evaluasi diri yang dijawab 3) Setiap aspek dari standar terdiri dari 4
sampai dengan berapa perkiraan skor yang akan tingkat pencapaian : tingkat pencapaian 1
didapat. berarti kurang, 2 berarti sedang, 3 berarti
Berdasarkan permasalahan tersebut dibutuhkan baik, dan 4 berarti amat baik;
suatu “Simulator Penilaian Akreditasi Sekolah 4) Tiap tingkatan pencapaian mempunyai
Dasar” yang dapat membantu pihak instansi sekolah beberapa indikator;
dasar dalam mempersiapkan proses akreditasi 5) Pada bagian akhir dari aspek setiap standar,
dimulai dari penyiapan dokumen sampai proses terdapat halaman rekapitulasi untuk
penilaian. menuliskan hasil penilaian pencapaian yang
diperoleh. Halaman rekapitulasi ini terdiri
dari bukti fisik yang menguatkan pengakuan
2. Sekilas Tentang Akreditasi Sekolah Dasar
Akreditasi sekolah merupakan kegiatan penilaian atas tingkat pencapaian, deskripsi umum
yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau lembaga temuan yang diperoleh untuk menilai aspek
mandiri yang berwenang untuk menentukan tersebut, dan penentuan tingkat pencapaian
kelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada kinerja sekolah.
jalur pendidikan formal dan non-formal pada setiap 6) Sejumlah pertanyaan terkait dengan 8 SNP
jenjang dan jenis pendidikan, berdasarkan kriteria yang paling erat hubungannya dengan mutu
yang telah ditetapkan, sebagai bentuk akuntabilitas pembelajaran dan aspek-aspek yang perlu
publik yang dilakukan secara objektif, adil, transparan dikembangkan bagi keperluan penyusunan
dan komprehensif dengan menggunakan instrument rencana peningkatan sekolah.
dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional 7) Tingkat pencapaian pada setiap standar
Pendidikan [].
dalam instrument dapat digunakan sekolah
Pihak-pihak yang terlibat dalam akreditasi sekolah untuk menilai kinerjanya pada standar
antara lain meliputi: tertentu.

1
Perhitungan penerapan penilaian akreditasi ke dalam instrument terdapat dalam table 1.

Tabel 1 Bobot penilaian komponen akreditasi sekolah dasar.

No Komponen Bobot Komponen Skor Maks

1. Komponen standar isi 15 220

2. Komponen standar proses 15 128

3. Komponen standar kompetensi lulusan 13 216

4. Komponen standar PTK 15 224

5. Komponen standar Sarpras 11 308

6. Komponen standar pengelolaan 10 368

7. Komponen standar pembiayaan 10 312

8. Komponen standar penilaian 11 224

Seperti tertera pada tabel diatas bahwasanya kegiatan penilaian akreditasi sekolah dasar berpedoman pada delapan
(8) Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang mana setiap standar komponen mempunyai bobot komponen dan
jumlah skor maksimum. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung peringkat akreditasi adalah sebagai
berikut:

𝐽𝑆𝑃
NKA = 𝑋 𝐵𝐾
𝐽𝑆𝑀

𝑁𝐾𝐴
NKAR = 𝑥100
𝐵𝐾

𝑁𝐴 = 𝑆𝑢𝑚(𝑁𝐾𝐴1,8 )

Keterangan :

NKA = Nilai Komponen Akreditasi


JSP = Jumlah Skor Perolehan
JSM = Jumlah Skor Maksimum
BK = Bobot Komponen
NKAR = Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

2
NA = Nilai Akhir

Untuk mencapai kelulusan pada proses akreditasi maka sekolah tidak boleh memiliki lebih dari 3 buah nilai NKA skala
ratusan yang kurang dari 55,5 serta tidak boleh memiliki NKA skala ratusan kurang dari 39,5 dan NA tidak boleh
kurang dari 55,5.

Apabila peraturan diatas telah terpenuhi maka bisa dirumuskan nilai peringkat akreditasinya sebagai berikut :

1) Jika NA lebih dari atau sama dengan 85,5 maka peringkat akreditasinya adalah A;
2) Jika NA lebih dari atau sama dengan 70,5 maka peringkat akreditasinya adalah B;
3) Jika NA lebih dari atau sama dengan 55,5 maka peringkat akreditasinya adalah C; dan
4) Jika NA kurang dari 55,5 maka tidak lulus akreditasi.

Sebagai contoh jika sebuah sekolah melakukan simulasi penilaian akreditasi dan mendapatkan nilai masing-masing
komponen akreditasi sebagai berikut :

Tabel 2. Analisis kasus simulasi penilaian akreditasi.

No Skor
Standar Skor Perolehan
Maksimum

1 Standar Isi 126 220

2 Standar Proses 128 128

3 Standar Kompetensi Lulusan 216 216

4 Standar PTK 224 224

5 Standar Sarana dan Prasarana 308 308

6 Standar Pengelolaan 268 268

7 Standar Pembiayaan 312 312

8 Standar Penilaian 243 244

Berdasarkan data dalam tabel 2, dapat dihitung nilai komponen akreditasinya sebagai berikut

No Standar NKA NKA (Ratusan)

1 Standar Isi 8,59 57

2 Standar Proses 15 100

3 Standar Kompetensi Lulusan 13 100

4 Standar PTK 15 100

5 Standar Sarana dan Prasarana 11 100

6 Standar Pengelolaan 10 100

3
No Standar NKA NKA (Ratusan)

7 Standar Pembiayaan 10 100

8 Standar Penilaian 10,95 100

Sehingga diperoleh nilai akhir = jumlah dari semua NKA yaitu 83

Dengan demikian peringkat akreditasi yang diperoleh sekolah tersebut adalah “A” sesuai dengan rumus perhitungan
peringkat akreditasi.

3. Perancangan Simulator
Simulator Akreditasi Sekolah merupakan sistem yang mampu melakukan simulasi penilaian akreditasi yang mana
didalamnya terdapat proses penilaian Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang menjadi instrument penilaian pada proses
akreditasi sesungguhnya. Sistem akan menyimpan data sekolah dan melakukan perhitungan nilai akreditasi sehingga
menghasilkan keterangan peringkat akreditasi yang akan diperoleh oleh sekolah tersebut.

4. Kesimpulan

Pada makalah ini telah dijelaskan suatu format penyimpanan konten multimedia dari MPEG yakni MPEG-A
Musical Slide Show Application Format. Format penyimpanan ini memungkinkan penyimpanan secara terstruktur
konten MP3, citra JPEG, teks terwaktu 3GPP serta metadata untuk deskripsi konten dan untuk deskripsi perlindungan
dan pengelolaan konten dalam satu file. Format ini ditujukan untuk memudahkan interoperabilitas antar perangkat
yang digunakan untuk menyimpan dan menampilkan serta memainkan beragam jenis konten. MSS AF
memungkinkan ditampilkannya kumpulan citra JPEG dengan menggunakan animasi yang dideskripsikan oleh MPEG-
4 LASeR serta menampilkan teks 3GPP yang tersinkronisasi dengan pemutaran konten MP3. Selain itu, pemanfaatan
MPEG-21 untuk mengelola dan melakukan perlindungan pada konten memudahkan pembuatan, pengaturan,
pembagian, danpenggunaankonten multimedia.

Daftar Pustaka

[1] Information Technology – Multimedia application format (MPEG-A) – Part 4: Musical slide show application
format, ISO/IEC 23000-4:2009.
[2] K. Kim, F. Schreiner, dan K. Diepold, “MAF Overview,” ISO/IEC JTC1/SC29/WG 11, MPEG 2008/N10233, October
2008.

[3] Information Technology – Coding of audio-visual objects – Part 12: ISO base media file format, ISO/IEC 14496-
12:2005.

[4] 3rd Generation Partnership Project; Technical Specification Group Services and System Aspects; Transparent
end-to-end Packet switched Streaming Service (PSS); Timed text format (Release 7), 3GPP TS 26.245 v7.0.0, June
2006.

[5] Information technology – Multimedia content description interface – Part 5: Multimedia description schemes,
ISO/IEC 15938-5: 2003.

[6] Information technology – Multimedia content description interface – Part 3: Visual, ISO/IEC 15938-3:2001.

4
[7] Information technology – Multimedia framework (MPEG-21) – Part 2: Digital Item Declaration,ISO/IEC 21000-
2:2005

[8] Information technology – Multimedia framework (MPEG-21) – Part 4: Intellectual Property Management and
Protection Components, ISO/IEC 21000-4: 2006.

[9] Information technology – Multimedia framework (MPEG-21) – Part 5: Rights Expression Language, ISO/IEC
21000-5:2004.

[10] Information technology – Multimedia framework (MPEG-21) – Part 17: Fragment Identification of MPEG
Resources, ISO/IEC 21000-17:2006.

Anda mungkin juga menyukai