Anda di halaman 1dari 14

TUGAS EKONOMI

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN


BANK

OLEH :

NAMA : NI PUTU MIRNA SARI


NO : 22
KELAS : X MIPA 3

SMAN 1 ABIANSEMAL
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK

LEMBAGA KEUANGAN

Lembaga Keuangan merupakan lembaga yang menyediakan jasa yang


berhubungan dengan keuangan untuk masyarakat luas. Fungsi dari lembaga
keuangan ini sendiri memang untuk menyediakan jasa atau sebagai perantara
antara pemilik modal dengan pasar uang yang mana mereka memiliki tanggung
jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada perusahaan yang
membutuhkan dana tersebut untuk keperluannya.

 BANK
A. Pengertian Bank

Kata bank berasal dari bahasa Italia, banca yang berarti meja.
Meja dalam pertama kalinya dalam sejarah bank digunakan sebagai tempat
menukar uang.
Menurut Prof. G. M. Verryn Stuart dalam bukunya yang
berjudul Bank Politics, mendefinisikan bahwa bank adalah suatu badan
usaha yang bertujuan untuk memberi kredit, baik dengan uang sendiri
maupun uang yang dipinjam dari orang lain, dan mengedarkan alat
penukar berupa uang kertas serta uang giral.

Menurut UU Nomor 7 Tahun 1992 dan UU Nomor 10 Tahun


1998 tentang Perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.

B. Fungsi Bank

Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang N0. 7 Tahun 1992 dan


Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, “Fungsi utama
perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat”.

1. Penghimpun Dana dari Masyarakat


Bank berfungsi penghimpun dana dari masyarakat karena bank
dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat yang aman untuk
menyimpan dana. Masyarakat yang memiliki kelebihan dan
menggunakan instrumen perbankan untuk menyimpan dananya
tersebut dalam Bank disebut simpanan. Masalah keamanan uang
nasabah di bank merupakan faktor penting dan hal yang paling sensitif
dalam dunia perbankan. Selain itu, tujuan lainnya sebagai tempat
untuk inviestasi sehingga masyarakat menerima keuntungan atas
simpanannya.

2. Penyalur Dana ke Masyarakat


Menyalur dana merupakan kegiatan bank yang terpenting.
Sebagian besar penyaluran merupakan dana kepada masyarakat terdiri
dalam bentuk kredit untuk bank konvensional dan dalam bentuk
pembiayaan untuk bank syariah. Dengan penyaluran dana, bank akan
memperoleh pendapatan, baik dalam bentuk bunga untuk bank
konvensional maupun dalam bentuk bagi hasil atau lainnya untuk
Bank Syariah.

C. Produk Bank
1. Simpanan
Simpanan adalah dana lebih yang disimpan masyarakat di Bank. Ada
beberapa jenis simpanan yaitu :
a. Simpanan Giro (Demand Deposit),
Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau
bilyet giro.
b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit),
Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan
tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan,
kuitansi atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
c. Simpanan Deposito (Time Deposit)
Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka
waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannya pun dilakukan sesuai
jangka waktu tersebut. Dalam praktiknya jenis deposito terdiri
dari deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposit on call.

2. Kredit
Kredit adalah pemberian pemakaian suatu uang atau barang
kepada orang lain dalam jangka waktu tertentu dengan jaminan atau
tanpa jaminan, dengan pemberian bunga atau tanpa bunga.

D. Jasa Bank
Usaha pokok perbankan adalah memberi kredit kepada
masyarakat dengan uangnya sendiri atau dana yang telah dihimpunan dari
masyarakat. Selain itu, bank juga menjual atau melakukan kegiatan yang
dapat menghasilkan dana. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Jual Beli Valuta Asing

Bank dapat melakukan transaksi jual beli mata uang asing


seperti Dolar Amerika, Yen dan Euro. Bank akan memperoleh
keuntungan berupa selisih antara harga jual dengan harga beli.

2. Jasa penyimpanan

Bank juga menyediakan jasa penyimpanan barang dan surat


berharga milik nasabah yang disimpan dalam safety box.

3. Pengiriman/ Transfer Uang


Transfer uang dapat dilakukan untuk rekening pada bak yang
sama antarrekening di bank yang berbeda. Dengan itu, bisa
menghemat waktu, biaya dan meningkatkan keamanan pengiriman
uang. Bank mendapatkan balas jasa berupa biaya pengiriman.
4. Pemberian Jaminan
Bank dapat memberi jaminan pada nasabah/perusahaan yang
membutuhkan.
5. Kartu Kredit
Prinsip kartu kedit adalah pembayaran transaksi di kemudian
hari, dan biasanya dengan pengenaan sejumlah uang (bunga) untuk
pemanfaatan jasa ini.
6. Inkaso
Bank melakukan penagihan hutang piutang (inkaso) untuk
nasabahnya.
7. ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
Dengan menggunakan ATM, nasabah dapat menarik uang tunai
setiap saat. Selain itu, dapat juga untuk pembayaran rekening listrik,
pulsa hp, tagihan telepon, dll.
8. Kartu Debit
Beberapa bank menawarkan jasa kartu debit. Dengan ini, kita
dapat berbelanja tanpa uang tunai. Kartu debit akan langsung mendebit
rekening kita di bank yang bersangkutan.

E. Jenis Bank

Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari beberapa


segi, yaitu segi fungsi, kepemilikan, status, dan cara menentukan harga.

a. Dilihat dari Segi Fungsi


Menurut UU Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, jenis
bank menurut fungsinya adalah sebagai berikut.
o Bank Umum
Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia
No. 9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum,
artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank
umum sering disebut bank komersial (commercial bank).

o Bank Perkreditan Rakyat


Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip
Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Artinya, kegiatan BPR jauh lebih sempit
jika dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum. Kegiatan yang
dilakukan oleh BPR hanya dalam bentuk deposito berjangka,
tabungan, atau bentuk lainnya dan memberikan pinjaman kepada
masyarakat.
Dalam UU Perbankan No 10 Th 1998 Pasal 13, BPR
dilarang menerima simpanan berupa giro, ikut serta dalam lalu
lintas pembayaran, melakukan valuta asing, penyertaan modal,
asuransi, dan usaha lain diluar wewenangnya.

b. Dilihat dari Segi Kepemilikan


Jenis bank berdasarkan kepemilikannya dapat dibedakan sebagai
berikut.
1. Bank Milik Pemerintah
Bank milik pemerintah merupakan bank yang akte
pendiriannya maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga keuntungannya dimiliki oleh pemerintah
pula. Contoh bank milik pemerintah adalah Bank Mandiri, Bank
Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank
Tabungan Negara (BTN).
Contoh bank milik pemerintah daerah antara lain Bank
DKI, Bank Jabar, Bank Jateng, Bank Jatim, Bank DIY, Bank Riau,
Bank Sulawesi Selatan, dan Bank Nusa Tenggara Barat.
2. Bank Milik Swasta Nasional
Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh
atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional,
sehingga keuntungannya menjadi milik swasta pula.
Contoh bank milik swasta nasional antara lain Bank Central
Asia, Bank Lippo, Bank Mega, Bank Danamon, Bank Bumi Putra,
Bank Internasional Indonesia, Bank Niaga, dan Bank Universal.
3. Bank Milik Koperasi
Bank milik koperasi merupakan bank yang kepemilikan
saham-sahamnya oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
Contoh bank milik koperasi adalah Bank Umum Koperasi
Indonesia (Bukopin).
4. Bank Milik Asing
Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di
luar negeri, atau seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak asing (luar
negeri). Contoh bank milik asing antara lain ABN AMRO Bank,
American Express Bank, Bank of America, Bank of Tokyo,
Bangkok Bank, City Bank, Hongkong Bank, dan Deutsche Bank.
5. Bank Milik Campuran
Bank milik campuran merupakan bank yang sahamnya
dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional dan secara
mayoritas sahamnya dipegang oleh warga Negara Indonesia.
Contoh bank campuran adalah Bank Finconesia, Bank Merincorp,
Bank PDFCI, Bank Sakura Swadarma, Ing Bank, Inter Pacifik
Bank, dan Mitsubishi Buana Bank.

c. Dilihat dari Segi Status


Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut.
 Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan
transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang
asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso
ke luar negeri, travellers cheque, dan pembayaran L/C. Persyaratan
untuk menjadi bank devisa ditentukan oleh Bank Indonesia.
 Bank Non-devisa
Bank nondevisa merupakan bank yang belum mempunyai
izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga
tidak dapat melaksanakan transaksi yang berhubungan dengan luar
negeri.

d. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga


Berdasarkan cara menentukan harga, bank dibedakan dalam 2 jenis.
a. Bank Konvesional
Bank Konvensional adalah Bank yang menjalankan
kegiatan usahanya secara konvensional dan berdasarkan jenisnya
terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan
Rakyat. (UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Bab 1
Pasal 1)
 Bank Umum Konvensional adalah Bank Konvensional yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
 Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank Konvensional yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.

b. Bank Syariah

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan


usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri
atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
(UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Bab 1 Pasal 1).

F. Prinsip bank
1. Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional (Barat)
Hampir semua bank yang ada di Indonesia berdasarkan prinsip
kerja konvensional. Bank konvensional mendapatkan keuntungan
dengan cara menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk simpanan
seperti giro, tabungan maupun deposito. Harga untuk pinjaman
(kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga. Sedangkan
penetapan keuntungan untuk jasa bank lainnya ditetapkan biaya dalam
nominal atau persentase tertentu.

2. Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah (Islam)


Perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank syariah
terletak pada landasan falsafah yang dianut. Bank syariah tidak
melaksanakan sistem bunga, sedangkan bank konvensional dengan
sistem bunga. Bagi bank syariah penentuan harga atau pencarian
keuntungan didasarkan pada prinsip bagi hasil.
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank
yang berdasarkan prinsip syahriah adalah sebagai berikut :
o Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
o Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
o Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
o Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
o Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain.
Contoh Bank Syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Mandiri.

 LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK


Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah badan usaha yang bergerak
di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung, menghimpun
dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Lembaga keuangan bukan bank,
tidak diijinkan untuk menghimpun dana dalam bentuk tabungan.

Ada beberapa lembaga keuangan bukan bank, diantaranya :

A. Pegadaian
Perusahaan pegadaian ini meminjamkan dana kepada
masyarakat namun harus dengan jaminan tertentu. Pegadaian ini juga
dapat berupa pegadaian konvensional dan pegadaian syariah.

B. Sewa Guna Usaha (Leasing)


Leasing adalah setiap kegiatan pembayaran perusahaan dalam
bentuk penyediaan barang – barang modal untuk digunakan oleh suatu
perusahaan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala.
Ciri yang penting dari leasing adalah bahwa pengunaan
peralatan terpisah dari kepemilikannya.

C. Koperasi Simpan Pinjam


Koperasi ini memberikan dana pinjaman juga melayani
penyimpanan dana dari masyarakat.

D. Perusahaan Asuransi
Perusahaan Asuransi yaitu perusahaan yang memberikan jasa
dalam hal pertanggungan. Asuransi adalah suatu perjanjian antara
tertanggung dan penanggung untuk merundingkan ganti rugi yang
diderita tertanggung yang akan digantikan oleh penanggung (perusahaan
asuransi) setelah tertanggung menyepakati pembayaran sejumlah uang
yang disebut premi.

E. Anjak Piutang
Anjak Piutang merupakan alternatif pembiayaan jangka
pendek/modal kerja atau sebagai alternatif pengelolaan administrasi
tagihan / penjualan secara lebih efektif bagi Penjual Piutang (client).

F. Modal Ventural
Modal ventura adalah suatu investasi dalam bentuk pembiayaan
berupa penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai
pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. Pada
umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan modal secara
tunai yang ditukar dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan
usaha.

G. Dana Pensiun
Dana pensiun merupakan lembaga keuangan yang mengelola
danmenjalankan program manfaat pensiun. Dana pensiun diperoleh
melalui pemotongan gaji pegawai setiap bulan selama seseorang masih
aktif bekerja. Uang yang terkumpul tersebut dibayarkan kembali pada
pegawai yang bersangkutan pada saat ia telah pensiun.

 BANK SETRAL
Bank sentral dapat didefinisikan sebagai sebuh badan keuangan, yang
pada umumnya dimiliki peerintah, yang bertuga untuk mengatur kestabilan
badan-badan keuangan, serta menjamin agar kegiatan badan-badan keuangan
tersebut dpat menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil.
Bank setral di indonesia adalah bank indonesia (BI). Bank indonesia
adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah/ pihak lain, kecuali
untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang – undang.

A. Fungsi Bank Sentral


1. Menetapkan Kestabilan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang ditetapkan dan
dilaksankan oleh Bank Indonesia untuk mencapai serta memelihara
kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain mealui pengadilan
jumlah uang beredar dan suku bunga.
2. Mengatur Dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
Untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
Bank Indonesia adalah satu-satunya lembaga yang berwenang untuk
mengelurkan, mengedarkan, mencabut, menarik, dan memusnahkan
uang rupiah dari peredaran. Adapun fungsinya :
 menciptakan uang kartal
 menyelenggarakan kliring antar bank umum.

 ORIENTASI JASA KEUANGAN

Orientasi Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk


berdasarkan uu nomor 23 tahun 2011 yang independen dan bebas dari campur
tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, serta penyidikan terhadap keseluruhan kegiatan di
sektor jasa keuangan.

OJK berkedudukan di ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Orientasi jasa berfungsi sebagai : menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan.

A. Tugas OJK

Orientasi jasa bertugas sebagai berikut :

 Mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan.


 Mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal
 Mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan di sektor
peransuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa
keuangan lainnya.
B. Wewenang OJK

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:

1. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;

2. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan

3. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga


Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor


Perbankan OJK mempunyai wewenang:

1. Pengaturan Dan Pengawasan Mengenai Kelembagaan Bank yang


meliputi:

 Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran


dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya
manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin
usaha bank; dan

 Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana,


produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa;

2. Pengaturan Dan Pengawasan Mengenai Kesehatan Bank yang


meliputi:

 Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan


modal minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman
terhadap simpanan, dan pencadangan bank;

 Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;

 Sistem informasi debitur;

 Pengujian kredit (credit testing); dan

 Standar akuntansi bank;


3. Pengaturan Dan Pengawasan Mengenai Aspek Kehati-Hatian Bank,
yang meliputi:

 Manajemen risiko;

 Tata kelola bank;

 Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan

 Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; dan

4. Pemeriksaan Bank. Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK


mempunyai wewenang:

 Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;

 Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

 Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;

 Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;

 Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;

 Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis


terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;

 Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola


statuter pada Lembaga Jasa Keuangan;

 Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,


memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan

 Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.

Anda mungkin juga menyukai