Anda di halaman 1dari 6

PENUNTUN BELAJAR PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN SYOK

Keterangan:

0 = Apabila ketrampilan tidak dilakukan


1 = Apabila ketrampilan dilakukan kurang sempurna
2 = Apabila ketrampilan dilakukan dengan baik dan benar
NO BUTIR YANG DINILAI NILAI

A SIKAP DAN PERILAKU 0 1 2

1 Menyambut klien dengan ramah, mengucapkan salam dan


memperkenalkan diri dan memastikan identitas pasien (nama
pasien, no.RM, tanggal lahir).

2 Menjelaskan keadaan pasien dilanjutkan dengan membaca do’a :

َ َ‫ َوأ َ ْنتَ تَـجْ َع ُل ْالـ َحزَ نَ ِإذَا ِشئْت‬،‫س ْه اًل‬


)‫س ْه اًل (رواه اِ ْبنُ ِحبَّان‬ َ ُ‫س ْه َل ِإ ََّل َما َج َع ْلتَه‬
َ ‫اَل َّل ُه َّم ََل‬
3 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada klien
dan menandatangani informed consent (bisa dilakukan oleh keluarga
pasien).

4 Komunikasi dan kontak mata dengan klien selama tindakan


(Selama tindakan bidan berkomunikasi dengan pasien untuk
memastikan keadaan ibu dan memberikan anestesi verbal/
komunikasi teraupetik)

5 Memperhatikan prinsip pencegahan infeksi (menggunakan APD


lengkap, melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan, melakukan dekontaminasi alat dan tempat)

6 Mengawali tindakan dengan lafal basmalah dan mengakhiri tindakan


dengan lafal hamdalah

Cacatan !
Karena keadaan ini emergency maka penjelasan prosedur dapat dilakukan sambil
pelaksanaan tindakan, sedangkan persetujuan tindakan dapat dilakukan segera

B CONTENT

7 MELAKUKAN PERSIAPAN OBAT DAN ALAT DAN


TEMPAT :
Persiapan ruangan (tenang, tersedia oksigen, suction, bed obstetri)

8 PERSIAPAN ALAT :
a. Set persalinan
b. Tranfusi set,cairan infus RL,Na CL 0,9%
c. Foley chateter
d. Set resusitasi ibu, janin, bayi(Gudel/mayo/spatel/ambubag
set intubasi)
e. Tensi meter
f. Termometer
g. Optalmus cope
h. Stetoscop
i. Dopler/stetoscop linek
j. Bateray
k. APD
l. Tempat dekontaminasi alat(Cairan clorin 0,5%)
m. Tempat sampah medis dan non medis
n. Jam atau penunjuk waktu
9 PERSIAPAN OBAT OBAT-OBAT EMERGENCY :
a. Adrenalin
b. Noradrenalin
c. Sulfas atroponropin
d. Dopamin
e. Aminophilin
f. Difenhidramine hcl
g. Deksametazon
h. Spuit sesuai kebutuhan
LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN

10 Memposisikan pasien dengan mengganjal bahu sehingga posisi


kepala extensi
11 Memeriksa dan membebaskan Jalan nafas dari sisa makanan/gigi
palsu.
12 - Pasang mayo/tong spatel
- Beri oksigen 4-6 liter per menit melalui masker atau kanula
nasal
 Bila pasien tidak sadar lakukan gerakan tripel (ektensi
kepala mendorong mandibula kedepan dan membuka mulut
 Bila pasien henti nafas (apnea) segara lakukan ventilasi 2
kali buatan, kalau memungkinkan dengan O2 murni (100
%)
 Setelah 2 kali ventilasi buatan awal, segera raba arteri
karotis atau arteri femoralis.
 Bila berdenyut tapi pasien masih henti nafas teruskan
ventilasi buatan 12 kali/menit sampai timbul ventilasi
spontan dan adekuat.
 Bila tidak teraba berarti terjadi henti jantung ( cardiac
arrest ) Injeksi Adrenalin 1 :1000, 0,2 - 0,5 cc SC/IM
segera lakukan kompresi jantung 30 kali dengan kecepatan
80-100 x/menit yang kemudian dilakukan ventilasi 2 kali
setiap 30 kompresi, dievaluasi setiap 1 menit , apakah
tindakan efektif

13 MEMPERSIAPKAN RUJUKAN KE RS

14 APABILA KEADAAN MEMBAIK MAKA DITERUSKAN


DENGAN TINDAKAN:

15 Pasang infus satu Jalur dengan cairan RL/NA CL 0,9%

16 Pasang dower catheter

17 Melakukan penilaian tanda-tanda dari shock


Inspeksi:
Konjungtiva ,telapak tangan dan ,sekitar mulut tampak pucat),dan
kulit teraba dingin dan berkeringat
Palpasi:
1. Nadi lemah dan cepat (110 kali menit atau lebih)
2. Tekanan darah yang rendah (sistolik kurang dari 90 mmHg)
3. Menghitung pernapasan (pernapasan cepat 30 kali per menit
atau lebih)
4. Menilai produksi urine yang keluar (kurang dari 30 ml per
jam)

18 Menilai KU pasien apakah (gelisah,bingung,hilang kesadaran)

19 Memastikan jalan nafas dalam posisi terbuka, untuk meminimalkan


risiko terjadinya aspirasi,

20 Memposisikan ibu dengan posisi bagian kaki yang kembali ke


jantung/meninggikan tempat tidur dibagian kaki

21 Menjaga tubuh ibu agar tetap hangat

22 Memantau tanda-tanda vital , nadi pernafasan setiap 15 menit

PENANGANAN KHUSUS

23 Memasang infus bila perlu dua jalur dengan menggunakan jarum no


16,dengan cairan garam fisiologis/ringer laktat dengan kecepatan:
a. kecepatan I liter dalam 15-20 menit
b. Selanjutnya diteruskan dengan pemberian cairan 2 liter pada
1 jam pertama,
c. Selanjutnya kecepatan 1 liter per 6- 8 jam
Catatan: untuk shock yang disebabkan karena
perdarahanmaka untuk menggantikan cairan 2- 3 kali lipat
jumlah cairan yang diperkirakan hilang

24 Mengambil darah untuk pemeriksaan golongan darah, HB, HT,


Trombosit, ureum, kreatin, pembekuan darah

25 Melakukan pemantauan tanda-tanda vital ,dan darah yang hilang


setiap 15 meni tsekali
Hati-hati akan terjadinya kelebihan cairan dalam tubuh yang
ditandai: nafas pendek, pipi bengkak,

26 Melakukan pemantauan cairan yang masuk dan jumlah urine yang


keluar

27 Memberikan oksigen dengan kecepatan 6-8 liter permenit (dengan


sungkup atau kanula hidung)

28 Menentukan penyebab syok setelah pasien stabil keadaannya

29 Melakukan pemberian oksitosin pada 1 menit ,diulang setelah 15


menit,dapat ditambah melalui drip, apabila masih terjadi perdarahan
ditambah dengan pemberian injeksi methergin atau mesoprostol
lewa trectum

30 Melakukan masase uterus

31 Melakukan KBI maupun KBE

PENILAIAN ULANG

32 Menilai ulang respon ibu terhadap pemberian cairan dalamwaktu 30


menit untuk menentukan apakah kondisinya membaik meliputi:

33 Melakukan pemantauan pemberian cairan dalam waktu 30 menit


setelah pemasangan:
a. Memantau pemberian cairan apabila KU pasien ada tanda-
tanda nafas pendek, pipi bengkak, merupakan tanda
kelebihan cairan
b. Apabial KU membaik ditandai dengan:
 Nadi 90x/menit
 Peningkatan tekanan darah ( sistolik 100 mmHg atau
lebih
 Perbaikan status mental ( berkurangnya kebingungan
dan kegelisahan
 Meningkatnya jumlah urine
c. Apabila kondisi ibu membaik maka pemberian tetesan
infuse menjadi 1 liter dalam 6 jam
d. Meneruskan penatalaksanaan penyebab dari syok
e. Jika kondisi ibu tidak membaik maka melakukan
penanganan selanjutnya dengan melakukan rujukan dengan

BAKSO KUDA:
B=Bidan, A=Alat, K=Kendaraan, S=Surat, O=Obat, K=Keluarga,
U=Uang, D=Doa

C TEKNIK

34 Melaksanakan tindakan secara urut dan sistematis

35 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu

36 Menjaga privasi klien

37 Melakukan pendokumentasian ( pengkajian, diagnosa, tindakan,


therapi, data perkembangan, rencana tindak lanjut asuhan )

NILAI KELULUSAN :

JUMLAH SKOR X 100

74

Nilai kelulusan :

Nilai ≥ 70 = Lulus
Nilai < 70 = Tidak Lulus
PENILAI

( )

Anda mungkin juga menyukai