Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa perkembangan teknologi dan informasi saat ini memungkinkan semua
kalangan bisa mengakses media sosial, mulai dari kalangan masyarakat kelas sosial atas hingga
masyarakat kelas bawah, termasuk kalangan pelajar. Para pelajar yang sudah diberi gadget oleh
orang tuanya, terkadang tidak diberi pengarahan atau batasan-batasan dalam menggunakan
gadget, batasan-batasan yang diberikan misalnya hanya boleh main gadget disaat weekend saja.
Disaat weekend libur kerja, orang tua bisa memantau si anak saat menggunakan gadget, saat itu
juga orang tua bisa memberi pengerahan tentang penggunaan gadget dengan baik.
Sosial media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan
secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan
waktu. Sosial media meghapus batasan-batasan manusia untuk bersosialisasi, batasan ruang
maupun waktu, dengan media sosial ini manusia dimungkinkan untuk berkomunikasi satu sama
lain dimanapun mereka berada dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan
tidak peduli siang atau pun malam.
Sosial media memiliki dampak besar pada kehidupan kita saat ini. Seseorang yang
asalnya “kecil” bisa seketika menjadi besar dengan Media sosial, begitupun sebaliknya orang
“besar” dalam sedetik bisa menjadi “kecil” dengan Media sosial. Apabila kita dapat
memanfaatkan media sosial, banyak sekali manfaat yang kita dapat, sebagai media pemasaran,
dagang, mencari koneksi, memperluas pertemanan, dll. Tapi apabila kita yang dimanfaatkan
oleh Media sosial baik secara langsung ataupun tidak langsung, tidak sedikit pula kerugian yang
akan di dapat seperti kecanduan, sulit bergaul di dunia nyata, autis, dll.
Orang yang pintar dapat memanfaatkan media sosial ini untuk mempermudah hidupnya,
memudahkan dia belajar, mencari kerja, mengirim tugas, mencari informasi, berbelanja, dll.
Media sosial menambahkan kamus baru dalam pembendaharaan kita yakni selain mengenal
dunia nyata kita juga sekarang mengenal “dunia maya”. Dunia bebas tanpa batasan yang berisi
orang-orang dari dunia nyata. Setiap orang bisa jadi apapun dan siapapun di dunia maya.
Seseorang bisa menjadi sangat berbeda kehidupannya antara didunia nyata dengan dunia maya,
hal ini terlihat terutama dalam jejaring sosial.
Media sosisal mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpatisipasi dengan memberi
feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat
dan tak terbatas. Bagi masyarakat khususnya kalangan remaja, media social sudah menjadi
candu yang membuat penggunanya tiada hari tanpa membuka media social. Kalangan remaja
yang mempunyai media social biasanya memposting tentang pribadinya, curhatannya, serta
foto-foto bersama teman.
Dalam media social siapapun dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan
pendapatnya tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya media social
sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan. Padahal dalam
perkembangannya di sekolah, remaja berusaha mencari identitasnya dengan bergaul dengan
teman sebayanya.
Namun saat ini seringkali remaja beranggapan bahwa semakin aktif dirinya di media
social maka mereka akan semakin dianggap keren dan gaul. Sedangkan remaja yang tidak
mempunyai media social biasanya dianggap kuno atau ketinggalan jaman dan kurang bergaul.
Masa remaja menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi status anak. Hal tersebut sesuai dengan teori
perkembagan remaja yang mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa perkembangan
dalam segala hal. Sehingga menjadi labil atau mudah dipengaruhi merupakan suatu ciri-ciri dari
remaja tersebut.
Kaum remaja saat ini sangat ketergantungan terhadap media social. Mereka begitu
identic dengan smartphone yang hamper 24 jam berada di tangan dan sangat sibuk di dunia
online yang seakan tidak pernah berhenti. A[alagi kini untuk mengakses facebook atau twiter,
bisa dilakukan dimana saja dan kapanpun dengan menggunakan smartphone.
Secara garis besar medial social bisa dikatakan sebagai media online, dimana para
penggunanya (user) dapat berbagi, berpartisipasi, dan menciptakan aku berupa blog, forum, dan
jejaring social menggunakan aplikasi berbasis internet yang didukung oleh teknologi informasi
untuk menciptakan ruang dunia virtual.
Kalangan remaja menjadi heperaktif di media social ini juga sering memposting
kegiatan sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba
mengikuti perkembangan jaman, sehingga mereka dianggap lebih popular di lingkunnya.
Namun apa yang mereka posting di media social tidak selalu menggambarkan keadaan social
life mereka yang sebenarnya
Ketika para remaja tersebut memposting sisi hidupnya yang penuh kesenangan, tidak
jarang kenyataan dalam hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai actor yang kreatif
mempu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksin dunia maya. Para
Remaja seharusnya bisa memahami media sosial yang digunakan dengan lebih bermanfaat.
Disamping itu remaja juga harus bisa berupaya secara mandiri dengan menggunakan
pemahaman yang ada untuk memahami media sosial yang digunakan atau
mendiskusikan dengan guru, orangtua, kawan atau orang yang lebih mengetahui dari
mereka.
Namun sering kali media sosial memberikan dampak yang berbahaya pada remaja yang
tanpa sengaja mendapatkan informasi dari website ketika melakukan surfing atau mendapatkan
kiriman email berisi konten pornografi, juga ketika melakukan chatting (diskusi) di jejaring
sosial tanpa disengaja mendapatkan kiriman link (jaringan) konten porno. Mudah dan murahnya
mendapatkan layanan internet serta kurangnya pengawasan dalam mengakses internet,
membuat sebagian orang termasuk remaja menggunakan layanan internet untuk mengakses
materi pornografi. Materi porno berupa cerita, gambar, video dan chatting.
Hal-hal yang berbau sensual sangat mudah didapatkan di internet. Semua orang bisa
mengkonsumsi dan mengakses pornografi di media internet, termasuk remaja. Diketahui bahwa
remaja merupakan fase dimana kematangan organ seksualnya sudah mulai bekerja
mengakibatkan nafsu seksualnya sudah tumbuh, sehingga remaja cenderung berminat
membicarakan, mempelajari atau mengamati segala hal yang berbau seksual. Hal itu dapat
mengacu pada terjadinya perubahan perilaku remaja.
Diketahui bahwa Media social atau dalam hal ini internet memberikan dampak yang
besar terhadap perubahan perilaku dan persepsi penggunaanya. Saya beranggapan bahwa salah
satu faktor terbesar remaja melakukan perilaku seksual adalah melihat konten porno di internet
terutama video. Mengapa demikian, karena dengan melihat hal-hal yang berbau seksual akan
berpengaruh secara kognitif serta dapat merefleksikan aktivitas tersebut dalam bentuk imajinasi
dan tindakan. Hal tersebut dianggap menyenangkan dan menghibur sehingga cenderung
melakukan aktivitas tersebut secara menetap. Fakta yang lainnya bahwa remaja dapat dengan
leluasa mengakses konten porno di internet dimana saja baik dirumah di lingkungan sekolah,
warnet, warung kopi dan lain sebagainya. Untuk mengatasi permasalah tersebut maka layanan
informasi harus dilaksanakan. Alasannya karena pada layanan informasi guru dan siswa
berperan aktif dalam membangun dinamika kelompok guna menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapi siswa peserta layanan informasi. Dalam perspektif konseling, sebagai salah
satu layanan kemanusiaan, teman sebaya dapay dimanfaatkan sebagai salah satu teknik layanan
informasi.
Berdasarkan pada uraian pendahuluan diatas, maka penelitian yang berjudul
“PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENYIMPANGAN PERILAKU
SISWA YANG DISEBABKAN MEDIA SOSIA” penting untuk dilaksanakan.

B. Identifikasi Malasalah
Identifikasi masalah adalah masalah-masalah yang mungkin muncul dan dapat diangkat
sebagai masalah peneliti. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapun masalah yang
dapat di identifikasi adalah sebagai berikut:
1. Membagi waktu diantara belajar dan menggunakan media social
2. Bagaimana gambaran penyimpangan perilaku yang disebabkan media social
3. Apa ada pengaruh frekuensi menonton pornografi terhadap perilaku menimpang
(seksual) remaja
4. Cara menggunakan media social dengan baik dan bijak
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi diatas, perlu kiranya dilakukan pembatasan masalah dalam
penelitian ini agar masalh yang diteliti lebih jelas dan terarah. Masalah penelitian ini dibatasi
pada Pengaru Layanan informasi Terhadap Penyimpangan Perilaku Siswa Yang disebabkan
Media Sosial.
D. Rumusan Masalah
Perumusalah masalah merupakan hal yang pokok dalam suatu penelitian. Dalam
perumusan masalah penulisan membuat rumusan masalah spesifikasi terhadap hakikat
masalah dalam penelitian ini, penulis uraikan dalam pertanyaan berikut:
“Bagaimana Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Penyimpangan Perilaku siswa Yang
disebabkan Media Sosila?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh Layanan Informasi
Terhadap Penyimpangan Perilaku Siswa Yang Disebabkan Media social”.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi pihak guru dan konselor sekolah
Hasil penilitian ini diharapakan dapat memberi masukan kepada pihak guru dan konselor
sekolah mengenai program layanan informasi, penyimpangan perilaku siswa sehingga
diharapkan dapat bermanfaat dalam pembinaan siswa terutama siswa yang sudah
menyimpang perilakunya yang disebabkan media social yang diperkirakan dapat
mengganggu prestasi belajarnya.
2. Bagi para siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada siswa khususnya siswa
yang sudah menyimpang perilakunya mengenai pengaruh pelaksanaan layanan informasi,
sehingga diharapkan dapat digunakan membantu siswa menggunakan media social
dengan bijak.
3. Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan atau evaluasi bagi kepala sekolah guna meningkatkan mutu dan
kualitas pendidikan di sekolah.
4. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat mengembangkan penalaran, membentuk pola
pikir dinamis, sekaligus mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang di
pelajari.

Anda mungkin juga menyukai