Tugas Dari S0friy
Tugas Dari S0friy
11
2.3.5 Diameter Kaki (df)
Yaitu lingkaran batas bawah dari roda gigi.
df = m (Z – 2,5)
2.3.6 Tinggi Gigi (H)
Yaitu tinggi puncak + tinggi gigi roda gigi.
H = 2 . m + Ck
2.3.7 Jarak Sumbu Poros (a)
Jarak antara diameter bagi (𝑑𝑜1 ) penggeak dengan diameter jarak bagi
yangdigunakan (𝑑𝑜2 ).
(𝑑𝑜1 + 𝑑𝑜2 )
a= .................................................................................(5)
2
2.3.8 Lebar Roda Gigi (b)
Dengan mengacu pada tabel 22/17 buku gustav Neiman dapat
direncanakan :
𝑏
𝑚𝑛 = 25 maka b = 𝑚𝑛 . 25 ................................................................(6)
2.4 Tinjauan Keamanan dan Kekuatan Roda Gigi
2.4.1 Penemuan Sudut Roda Gigi
Direncanakan sudut tekanan gigi 𝛼 ° = 20° dan sudut kemiringan gigi
𝛽° = 30° dimaksudkan agar gaya-gaya merata disepanjang
Permukaan gigi.
2.4.2 Faktor Kesalahan Gigi
Harga f diambil harga terbesar dari 𝑓𝑐 , 𝑓𝑟 , 𝑓𝑟𝑤
1. 𝑓𝑐 = 𝑔𝑐 (3 + 0,3 + 0,2√𝑑𝑜
2. 𝑓𝑟 = 𝑔𝑟 √𝑏
3. 𝑓𝑟𝑤 = 0,75 𝑓𝑟 + 𝑔𝑘 . 𝜇 . 𝑐𝑠 .........................................................(7)
Dimana :
𝑔𝑐 = dari tabel 22/17
12
𝑔𝑟 = dari tabel 22/17
𝑐𝑠 = faktor beban lanjut (untuk motor listrik, 𝑐𝑠 = 1)
𝑔𝑘 = dari tabel 22/17
𝑏 = lebar gigi
𝜇 = gaya singgung gigi (𝜇 = 𝐵 . 𝑑𝑏)...............................................(8)
2.4.3 Perhitungan Kontak Rasio Gigi (𝜀, , 𝜀𝑠𝑝 , 𝜀𝑛 , 𝜀𝑤 )
1. Harga 𝜀
𝜀1 + 𝜀2
𝜀= ..................................................................(9)
𝑚 . 𝜋 .cos 𝛼
𝜀1 𝑑𝑎𝑛 𝜀2 dicari pada gambar 22/17 buku Neiman dengan cara
- Mencari rumus :
ℎ𝑘
100 𝑑𝑏 = 𝑛
- Kita tarik garis vertikal dari sudut kotak 𝛼 ke arah garis
harga tadi.
- Dari garis harga kita tarik garis horizontal ke kiri dan akan
Kita temui harga “x”.
- Denari harga tersebut 𝜀1 𝑑𝑎𝑛 𝜀2 dicari dengan
menggunakan
𝑣
𝑚𝑛+
4
𝑡𝜀𝑤 = 1 + (𝜀𝑛 − 1 𝑓 ) ≤ 2....................................(13)
𝑚𝑛+
6
13
𝑣 𝑑𝑦𝑛
𝐶𝐷 = 1+ ...................................................(16)
𝑣 . 𝑐𝑠 (𝜀𝑠𝑝+1)
Dari gambar 22/17 halaman 131 buku G. Niemann harga kecepatan
keliling (U) di tarik gaya vertikal kearh garis harga U. 𝐶𝑠 + 0,26 𝑓,
dari garis ini kita tarik garis horizontal ke kiri akan ketemu harga U
dengan :
Dimana :
𝜎𝐷 = teganggan kaki gigi ( tabel 22/25) buku G.Niemann hal 135
Dari bahan yang digunakan dapat dicari 𝜆𝐷 - nya
Qw = faktor tegangan
qw = qk . 𝑞𝜀 ............................................................................(18)
Dari garis Zn ditarik garis vertikal ketemu harga “X” kemudian di
tarik garis horizontal kekiri maka ketemu harga 𝑞𝑘
1,4
. 𝑞𝜀 = ................................................................(19)
𝜀𝑛 +0,4
(13)Ibid,hal 134
(14)Ibid,hal 88
(15)Ibid,hal 88
(16)Ibid,hal 131
(17)Ibid,hal 98
14
2.7 Keamanan dari Cacat Kerusakan Gigi ( Sg)
𝐾𝐷 𝑖
Sg = . ...................................................................................(20)
𝐵𝑊 . 𝑌𝑊 𝑖+1
Dimana :
i = rasio perputaran
𝐾𝐷 = 𝐾𝑜 → tabel 22/25
𝐵𝑤 = intensitas beban efektif
𝑦𝛽
𝑦𝑤 − 1 = 𝑦𝑐 . ............................................................(21)
𝑦𝜀
𝑦𝑤 − 2 = 𝑦𝑐 . 𝑦𝛽
*) 𝑦𝑐 dari tabel 22/23
*) 𝑦𝛽 dicari dari tabel 22/24
2𝜋(1− 𝜀1 −𝑛)
*) 𝑦𝑐 =𝑍1 . ..............................................................................(22)
𝑛 . 𝑡𝑔𝛼 .𝑏 . 𝑛
Jika 𝑆𝐺 ≤ 1 roda gigi akan rusak pada peristiwa penting atau cacat lubang
pada permukaan kontak gigi.
2.8 Umur Gigi (𝑳𝑯 )
2.8.1 Tekanan permukaan
kO = yG . yH .yS .yv . ko..................................................................(23)
Harga yG, yH, yS, yv, ko terdapat pada tabel 22/26 buku G.Neimann
hal 136.
0,6
Untuk YV = 0,7 + 8 .................................................................(24)
1+( )2
𝑉
15
2.8.2 Perhitungan Umur Gigi (LH)
167 . 103 . 𝐾𝐷
LH = . (𝑆𝐺 ).................................................................(25)
𝑁
LH = .....Jam
2.9 Keamanan Terhadap Goresan / Seoring (Sf)
𝑘𝑡𝑒𝑠𝑡 . 𝑐𝑜𝑠𝛽 𝑖
SF = . .................................................................................(26)
𝐵𝑊 . 𝑌𝐶 . 𝑌𝐹 𝑖𝐻
Dimana :
𝑦𝛾 = faktor tekanan gores (G.Neimann hal 137 )
12,7 𝑖+1 𝐶𝑚𝑎𝑥 4
*) yF = [ 𝑑𝑏 . ] [1 + ( ) ]√𝑚𝑛 .................................................................(27)
𝑖 10
16
2.10.1 Dasar Perencanaan Poros
1. Momen Puntir (Mp)
𝑁
Mp = 716 𝑛 ...............................................................................(29)
Dimana :
Mp = momen puntir
N = daya
n = putaran
2. Momen Teruk (Mb)
a). Gaya Tumpu Vertikal (Bv)
𝑓1 . 𝑣 . 𝑎+ 𝑓1 . 𝑣 . 𝐶
Bv = ....................................................(30)
1
b). Gaya Tumpu Horisontal (𝐵𝐻 )
𝐹1 . 𝐻 . 𝑎 + 𝐹1 . 𝐻 . 𝐶
𝐵𝐻 = ..............................................(31)
1
c). Gaya Tumpu Resultan (𝐵𝑟𝑒𝑠 )
𝐵𝑟𝑒𝑠 = √𝑀𝑏2 + 𝐵𝐻2 ..........................................................(32)
Momen tekuk resultan maksimum (Mb2)
Mb2 = Brest . b ...................................................................(33)
3 . Momen Penyeimbang (MV)
Karena poros ini menerima beban dan beban tekuk maka perlu di
Seimbangkan dengan perhitaungan penyeimbang (MV)
𝑑
MV = √𝑀𝑏2 ( 2 𝑀12 ) .............................................................(34)
(29)Ibid, hal 88
(30) G.Neimann , 1992, hal 325
(31)Ibid, hal 325
(32)Ibid, hal 235
(33)Ibid, hal 235
(34)Ibid, hal 235
17
4. Diameter poros
Dalam perhitungan diameter poros, kekuatan taraik bahan(𝜏𝑏)
dan momen penyeimbang (MV) sangat dipengaruhi sehingga
d dapat di cari dengan rumus :
3 𝑀𝑣
d = 2,17 √ ...................................................................(35)
𝜏𝑏
Pd = fc x P (kw)
2.11 Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian mesin seperti roda gigi, sporket, pulley, kopling, dan lain-lain.
Fungsi serupa dengan pasak dilakukan pula oleh spilter gerigi yang meneyer-
upai gerigi luar pada poros dan gigi dalam degna jumlah gigi yang sama pada
18
naf yang saling terkait satu dengan yang lain. Gigi pada splinter adalah
besar-besar, sedangkan pada gerigi adalah kecil-kecil dengan jarak bagi yang
kecil pula.
2.11.1 Macam-macam pasak
1. Pasak tembereng
Pasak tembereng adalah memiringkan sendiri dan menghasilkan
pasak yang paling mudah dan sedikit pengerjan akhir, khususnya
digunakan pada mesin perkakas dan serta pada kendaraan serta
pada momen putar yang tidak terlalu besar.
2. Pasak rata
Perlemahan poros tidak sebesar perlemahan alur. Momen yang
dapat ditransmisikan agar besar dari lubang.
3. Pasak alur
Pasak yang terpasang di bedakan dengan yang bergerak. Kalau
yang dikehendaki bisa dilepaskan, dilengkapi juga dengan kepala.
Momen putar yang di transmisikan lebih besar dari pada pasak rata.
4 .Pasak singgung
Merupakan satu-satunya sambungan pasak, pada naf dan arah poros
yaang juga ditengangkan pada arah keliling sehingga juga
mentransmisikan momen puntir tersentak-sentak kedua arah
putaran dalam pasangan.
2.11.2 Panjang pasak
𝑛
Untuk naf st, tekanan sambungan p ≤ 90 𝑚𝑚2 dan L/d = 1,1 – 1,4 .
Jikad diketahui maka panjang pasak :
L = d . (1,1 – 1,4 ) ........................................................................(36)
2.11.3 Tekanan Permukaan yang diujikan (P)
Tekanan permukaan yang diijinkan untuk bahan naf st, p ≤90 𝑛/𝑚𝑚2
19
2 . 𝑀𝑝
P= .................................................................................(37)
𝑑(ℎ−𝑡)𝐿
Rumus tersebut didapat dari :
2 . 𝑚𝑡
Fu = = 𝑝 (ℎ − 𝑡)𝐿 . 𝑡 ............................................(38)
𝑑
2.12 Bantalan
Bantalan adalah elem mesin menumpu poros beban, sehingga putaran dan
Gerakan bolak-balik dapat bergerak secara halus, aman, dan panjang umur.
Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen lain
Bekerja dengan baik .jika bantalan tidak bekerja dengan baik ,prestasi akan
Menurun atau tidak bekerja dengan semestinya.
2.12.1 Klasifikasi Bantalan
1. Menurut gerak bantalan terhaap poros
a. Bantalan luncur
Bantalan ini terjadi gesekan luncur antara bantalan dengan poros.
b. Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berporos dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti
bola (peluru), rol, atau jarum, danrol bulat.
2. Menurut Arah Beban Terhadap Poros
a. Bantalan aksi
Bantalan ini dapat menumpu yang arahnya sejajar dengan sumbu
poros.
b. Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu pada bantalan ini adalah tegak lurus
terhadap sumbu poros.
c. Bantalan aksial – radial
Bantalan ni dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan
tegak lurus terhadap sumbu poros.
20
2.12.2 Perencanaan Bantalan
a. Pemilihan jenis sesuai dengan poros.
b. Pembebanan pada bantalan(P).
P = 𝑥 . 𝐹1 + 𝑌 . 𝐹𝑎 ..........................................................(39)
Dimana :
X = faktor koreksi beban radial.
𝐹𝑟 = gaya yang diterima dengan diameter poros.
Y = faktor beban koreksi beban aksial.
Fa = gaya yang diterima bantalan aksial.
*) Gaya dan faktor diatas dicari pada tabel 14/6 buku
Gustav Neimann 1992 halaman 264.
c. Umur bantalan (Lh)
Umur nominal L = [c/p]³ juta putaran ......................................(40)
Diubah keadaan jam, maka dapat :
106 𝜄
𝐿ℎ = (didalam jam )..............................................(41)
60 . 𝑛
21