Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian

a. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arterial yang langsung terus-menerus

(Brashers, Valentina, 2008).

Imu pengobatan mendefinisikan hipertensi sebagai suatu peningkatan kronis (yaitu


meningkat secara berlahan-lahan, bersifat menetap) dalam tekanan darah arteri sistolik yang
bisa disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi tidak peduli apa penyebabnya, mengikuti suau
pola yang khas. (Wolff.2006 : h 62)

Hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140


mmHg atau tekanan diastoliknya sedikitnya 90 mmHg. Istilah tradisional tentang hipertensi
“ringan” dan “sedang” gagal menjelaskan pengaruh utama tekanan darah tinggi pada
penyakit kardiovaskular. (Anderson : 2006. h 582)

Darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang
berada pada tingkatan diatas normal. Konsekwensi dan keadaan ini adalah timbulnya
penyakit yang menggangu tubuh penderita. Dalam penyakit hipertensi merupakan masalah
kesehatan dan memerlukan penanggulangan dengan baik. (Sudjaswandi : 2002. h 17).

Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik >140 mmHg dan/
tekanan diastoliknya >90 mmHg yang berlangsung secara terus-menerus.

b. Klasifikasi hipertensi

menurut JNC VII

ialah:

1)Normal: sistole <120 mmHg dan diastole <80 mmHg.

2) Prehipertensi: sistole 120-139 mmHg dan diastole 80-89 mmHg.

3)Hipertensi tahap 1: sistole140-159 mmHg dan diastole 90-99 mmHg.

4) Hipertensi tahap 2: sistole >160 mmHg dan diastole >100 mmHg.(Turner,Rick, 2010).
Etiologi

Resiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor resiko yang dapat
dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi (Fauci et al.,2008). Faktor-faktor yang tidak
dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan
faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas, dan nutrisi (Yogiantoro,2006).

1. Faktor genetik

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai
risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium
intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu dengan orang tua
dengan hipertensi menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga
dengan riwayat hipertensi.

2. Umur

Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi berbagai
faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur
45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat
kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan
menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar
yang berkurang pada penambahan umur (Dreisbach, 2010; Kuswardhani, 2006)

3. Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari
penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.

4. Etnis

Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit putih. Pada
orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap
vasopresin lebih besar. Ini disebabkan sekresi rennin yang ditekan oleh ginjal, ketika
mendeteksi kelebihan ekskresi natrium. dalam sirkulasi (Dreisbach, 2010).

5. Obesitas
Menurut Hall (1994) perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubungan antara kelebihan
berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia,
aktivasi saraf simpatis dan sistem renin-angiotensin, dan perubahan fisik pada ginjal.
Peningkatan konsumsi energi juga meningkatkan insulin plasma, dimana natriuretik potensial
menyebabkan terjadinya reabsorpsi natrium dan peningkatan tekanan darah secara terus
menerus (Cortas, 2008).

6. Stres

Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan
menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress ini dapat berhubungan dengan pekerjaan,
kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal (Kulkarni et al,1998)

7. Nutrisi

Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola
konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang
direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram
garam) perhari (Shapo et al, 2003)

Gejala Hipertensi Adalah :

Biasanya orang yang menderita hipertensi akan mengalami sakit kepala, pusing yang
sering dirasakan akibat tekanan darahnya naik melebihi batas normal.

Wajah akan menjadi kemerahan.

Pada sebagian orang akan mengalami detak jantung yang berdebar-debar.

Orang yang mengalami darah tinggi akan mengalami gejala hipertensi seperti pandangan
mata menjadi kabur atau menjadi tidak jelas.

Sering buang air kecil dan sulit berkonsentrasi.

Sering mudah kelelahan saat melakukan berbagai aktivitas.

Sering terjadi pendarah dihidung atau mimisan.


Gejala hipertensi yang parah bisa menyebabkan seseorang mengalami vertigo.

Orang yang mempunyai darah tinggi biasanya akan sensitif dan mudah marah terhadap
hal-hal yang tidak dia sukai.

Berikut ini ada beberapa ciri-ciri dari hipertensi, diantarnya adalah :

1. Adanya resistensi insulin

Resistensi insulin adalah salah satu ciri dari tekanan darah tinggi. Pada sebuah studi di tahun
2004 yang dilakukan oleh Muhammad F. Saad dari sebuah terbitan dalam Jurnal Hipertensi,
resistensi insulin atau tingkat insulin yang tidak normal terjadi peningkatan di dalam darah
yang kemudian dikaitkan oleh hipertensi, yang sebenarnya resistensi insulin ini terjadi pada
penyakit diabetes.

Para ahli mencatat bahwa resistensi insulin atau insulinemia ini memiliki kaitan yang erat
dengan ciri-ciri tekanan darah tinggi atau darah ada mereka yang memiliki penyakit diabetes
mellitus tipe 2. Hal ini dilatar bekalangi oleh glukosa yang diubah dan mengalami
peningkatan pada plasma insulin yang menghasilkan efek negatif pada dinding pembuluh
darah.

2. Pembesaran ventrikel kiri

Ventrikel kiri yakni ruang jantung yang bertanggung jawab untuk memompa darah ke
jaringan tubuh yang membesar merupakan ciri-ciri darah tinggi (hipertensi). Tekanan darah
yang meningkat memaksa kerja jantung lebih keras dan cepat dari biasanya untuk memompa
darah keseluruh tubuh. Selain itu terjadi dorongan darah melalui pembuluh darah yang
menyempit atau terjadi hambatan yang signifikan yang menyebabkan ventrikel kiri jantung
untuk memperbesar atau kaku, kondisi ini disebut hipertrofi ventrikel kiri. Jika ciri ciri darah
tinggi berupa hipertrofi ventrikel kiri terjadi, maka membatasi kemampuan ventrikel
memompa darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, gagal jantung dan kematian
jantung mendadak.

3. Penurunan fungsi arteri

Terjadinya penurunan fungsi arteri atau perubahan dalam struktur pembuluh darah
merupakan ciri-ciri darah tinggi. Hal inilah yang membuat tekanan darah tinggi ini sulit
terdeteksi. Untuk mengetahui tekanan darah tinggi dibutuhkan pemeriksaan oleh tenaga
medis. Ciri-ciri tekanan darah tinggi yang sulit terdeteksi ini disebut dengan arteriosklerosis.

Patofisiologi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin


I oleh angiotensin converting enzyme (ACE). ACE memegang peranan penting dalam
mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.
Selanjutnya oleh hormone rennin yang diproduksi di ginjal akan diubah menjadi angiotensin I.
Oleh ACE yang terdapat di paru-paru akan diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II
inilah yang memegang peranan penting dalam menaikkan tekanan darah. melalui dua aksi
utama (Fauci & Longo, 2008).

Diagnosa

Diagnosa dari penyakit hipertensi ini biasanya disebabkan karena berdasarkan data-data
anamnesis atau berupa riwayat keluarga, faktor resiko dan juga gejala klinis yang dialami
oleh penderita, pemeriksaan jasmani, dan terutama pemeriksaan tekanan darah, dan juga
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang seperti foto dada dan rekam jantung.
Gejala penyakit hipertensi darah tinggi untuk menguatkan diagnosis hipertensi salah satunya
adalah adanya riwayat penyakit hipertensi pada kedua orang tua, karena hal ini bisa
memperbesar dugaan kearah hipertensi primer. Usia penderita juga menjadi salah satu
penyebab dari masalah penyakit hipertensi.

Daftar pustaka

Tisna, Gede Doddy. “PREVALENSI HIPERTENSI BERDASARKAN INDEKS MASSA


TUBUH PADA DOSEN UMUR 40-59 TAHUN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS
PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA”. [online]. Tersedia: journal.ppsunj.org. [5
Juni 2015].
Setyarini, Elizabeth Ari dkk. “HUBUNGAN GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI
DENGAN RESIKO TERJADINYA STROKE DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS
BANDUNG”. [online]. Tersedia:
http://ejournal.kopertis4.or.id/file/Hubungan%20Gaya%20Hidup.pdf. [5 Juni 2015].

http://gejalahipertensi.com/. [5 Juni 2015].

Uliyah, Musrifatul dan A.Azis Alimul Hidayat. 2006. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai