Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Harus kita ketahui terlebih dahulu apa itu managemen. Managemen berasal dari
kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan itu harus di lakukan melalui proses
dan di atur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi managemen itu. Jadi dapat kita
simpulan bahwasannya managemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan
tujuan yang di inginkan. Selanjutnya Bank syari’ah adalah lembaga bank yang
dikelola dengan dasar-dasar syari’ah.
Dengan kata lain, pengelolaan bank syari’ah harus didasarkan pada nilai, prinsip
dan konsep syari’ah. Begitu pun dengan Managemen yang ada di dalam Bank
Syari’ah, Managemen di dalam Bank berfungsi sebagai sarana pendorong tercapainya
tujuan dari Bank Syari’ah itu sendiri. Bukan hanya untuk pencapain ke untungan
semata melainkan untuk kemaslahatan umat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian manajemen dalam Islam?
2. Bagaimana Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah?
3. Apa tujuan manajemen bank syariah?
4. Bagaimana aspek dan sifat manusia sebagai dasar manajemen bank Syariah?
5. Bagaimana unsur dan Implikasinya didalam Bank Syariah?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian manajemen dalam Islam
2. Untuk mengetahui Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah
3. Untuk menjelaskan tujuan Bank Syariah
4. Untuk mengetahui aspek dan sifat manusia sebagai dasar manajemen bank
syariah
5. Untuk mengetahui implikasinya dalam bank syariah.

1
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

2.1. Pengertian Manajemen dalam Islam

Manajemen dalam bahasa arab disebut dengan idarah. Idarah (manajemen) itu
adalah suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan, pengerahan,
pengembangan personal, perencanaan, dan pengawasan terhadap pekerjaan –
pekerjaan yang berkenaan dengan unsur – unsur pokok dalam suatu proyek.
Tujuannya adalah agar hasil – hasil yang ditargetkan dapat tercapai dengan cara yang
efektif dan efisien. Secara istilah, sebagian pengamat mengartikan bahwa manajemen
sebagai alat untuk merealisasikan tujuan umum. Oleh karena itu mereka mengatakan
bahwa manajemen itu adalah suatu aktifitas khusus menyangkut kepemimpinan,
pengarahan, pengembangan, personal, perencanaan dan pengawasan terhadap
pekerja-pekerja yang berkenaan dengan unsur pokok dalam suatu proyek. Tujuannya
adalah agar hasil-hasil yang ditargetkan dapat dicapai dengan cara yang efektif dan
efisian.
Berangkat dari uraian di atas, secara implisit dapat diketahui, bahwa hakikat
manajemen yang terkandung dalam Al-Quran adalah merenungkan atau memandang
ke depan suatu urusan (persoalan), agar persoalan itu terpuji dan baik akibatnya.
Untuk menuju hakekat tersebut, diperlukan adanya pengaturan dengan cara yang
bijaksana.
Hakekat menejemen yang terkandung dalan Al-Quran ini, dengan demikian erat
kaitannya dengan pencapaian tujuan, pengambilan keputsan dan pelaksanaan
manajerial itu sendiri. Karena pada dasarnaya terbangunnya konsep manajemen
disandarkan pada ketiga dasar pemikiran tersebut (pencapaian tujuan, pengambilan
keputusan dan pelaksanaan manajemen).

2.2. Dasar-Dasar Manajemen Syariah

2
Dari hakikat manajemen yang terkandung dalan Al-Quran di atas, maka hal ini,
menderivasikan adanya prinsip-prinsip manajemen yang meliputi:
1. Keadilan
Meski benar bahwa keadilan dan ketidakadilan telah terlihat jelas semenjak
manusia eksis di muka bumi, manusia masih kabur dalam menggambarkan tapal
batasnya. Artinya keadilah tidak pernah dipahami secara lengkap. Keadilan
merupakan satu prinsip fundamental dalam idiologi Islam. Pengelolaan keadilan
seharusnya tidak sepotong-potong, tanpa mengacu pada status social, asset financial,
kelas dan keyakinan religius seseorang. Al-Quran memerintahkan pengenutnya untuk
mengembil keputusan dengan berpegang pada kesamaan derajat, keutuhan dan
keterbukaan. Maka, keadilan adalah ideal untuk diterapkan dalam hubungan dengan
sesama manusia.
Kata kunci yang digunakan Al-Quran yang dijadikan dalam menjalankan konsep
keadilan adalah 'adl dan qist. Adalah mengandung pengertian sawiyyat, dan juga
mengandung makna pemerataan dan kesamaan. Pemerataan dan kesamaan ini
berlawanan dengankata Zulm dan Jaur (kejahatan dan penindasan). Qist mengandung
makna distridusi, angsuran, jarak yang merata. Taqassata salah satu dari derivasinya
juga bermakna distribusi yang merata bagi masyarakat, dan qistas, kata turunan
lainnya, berarti keseimbangan berat. Sehingga kedua kata di dalam Al-quran yang
digunakan menyatakan keadilan yakni 'adl dan Qist mengandung makna distribusi
yang merata. Keadilan yang terkandung dalam Al-Quran, juga bermakna
menempatkan sesuatu pada propersinya.
2. Amanah dan Bertanggung Jawab
Dalam hal amanah dan pertanggung jawaban, Islam menggariskan dalam
firmannya, yang artinya:" Dan sesunggunhnya kamu akan ditanya tentang apa yang
kamu kerjakan".
Amanah yang menjadi bahasan dalam klausa ini merupakan berntuk masdar, secara
laksikal bermakna segala yang diperintahkan Allah SWT kepada hambanya.

3
Ibn Katsir mengemukakan bahwa ayat ini menyatakan sifat-sifat utusan Tuhan, yaitu:
menyampaikan seruhan Tuhan, memberi nasehat dan kepercayaan. Al_Marughi
mengklasifikasikan amanah terbagi atas:
a) Tanggung jawab manusia kepada sesamanya
b) Tanggung jawab manusia terhadap Tuhan
c) Tanggung jawab manusia terhadap dirinya sendiri.
Prinsip tersebut bermakna bahwa setiap bribadi yang mempunyai kedudukan
fungsional dalam interaksi antar manusia dituntut agar melaksanakan kewajibannya
dengan sebaik-baiknya apabila ada kelalaian terhadap kewajiban tersebut akan
mengakibatkan kerugian bagi dirinya sendiri. Persoalan lebih lanjut berkenaan
dengan kewajiban-kewajiban yang menjadi tanggung jawab dan sumber tanggung
jawab tersebut. Persoalan ini terkait dengan amanah yang telah dikemukakan
yaitu amanah dari Tuhan yang berupa kewajiban yang dibebankan oleh agama, dan
amanah dari sesama manusia, baik amanah yang berifat individual maupun
organisasional, amanah-amanah yang dibebankan tersebut, akan diminta pertanggung
jawabanuya.
3. Komunikatif
Sesungguhnnya dalam setiap gerak manusia tidak dapat menghindari untuk
berkomunakasi. Ketika pejabat mengatakan "No Comment" misalnya, sebelumnya ia
telah menyampaikan komentar. Dalam manajemen, komunikasi menjadi factor
penting dalam melakukan transformasi kebijakan atau keputusan dalam rangka
pelaksanaan manajerial itu sendiri menuju kehidupan yang diharapkan.
Uraian-uraian yang telah dijelaskan di atas, menunjukkan bahwa kodrat
manusia sebagai makhluk yang tergantung dan mahluk utama yang memiliki
kebebasan dalam menentukan jalan hidupnya serta eksistensinya sebagai hamba Allah
SWT dan Kholifah yang membawa misi kemakmur bumi dan Amar ma'ruf nahi
munar, erat kaitannya dengan pencapaian hakekat manajemen yang terkandung dalam
Al-Quran yakni memandang atau merenungkan suatu usaha (persoalan) agar
persoalan terebut terpuji dan baik akibatnya.
4
Prinsip Menajemen Syariah
Perubahan manusia menurut pendekatan syariah dapat berbentuk perbuatan
ibadah dan dapat berbentuk perbuatan muamalah. Suatu perbuatan ibadah pada
asalnya tidak boleh dilakukan kecuali ada dalil atau ketentuan yang terdapat dalam
Al-Quran dan Al-hadits, yang menyatakan bahwa perbuatan itu boleh dilakukan.
Sedang dalam muamalah pada asalnya perbuatan itu boleh dilakukan kecuali ada
ketentuan dalam Al-Quran dan Al-Haits yang melarangnya.
Perbuatan ibadah adalah yang dinyataan oleh Al-Quran dan Al-hadits tentang
cara-cara beribadah sepertri sholat, puasa ibadah, haji, dan lain-lain. Baik tata
caranya, waktunya, dan tempatnya dengan tegas dan jelas telah ditetapkan dalam Al-
Quran dan Al-Hadits. Tidak boleh ditambah, dikurangi atau diubah.
Sedang perbuatan muamalah adalah semua perbuatan yang bersifat duniawi
yang asanya adalah mubah, yaitu boleh dan dapat dilakukan dengan bebas, sepanjang
tidak ada larangan dalam Al-Quran dan Al-hadits, dan tidak bertentangan dengan
aturan-aturan akhlak.
Menurut kaidah Usul Fiqh, suatu perbuatan yang mubah bisa menjadi perbuatan
yang wajib jika tanpa perbuatan itu perbuatan wajib menjadi terlarang. Dengan kata
lain, jika suatu perbuatan itu wajib menjai tidak sempurna tanpa adanya perbuatan
lain, maka perbuatan itu menjadi wajib.
Islam mewajibkan para penguasa dan para pengusaha untuk berbuat jujur, adil
dan amanah demi terciptanya kebahagiaan manusia dan kehidupan yang baik yang
sangat menekankan aspek persaudaraan, keadilan sosioekonomi, dan pemenuhan
kebutuhan spiritual umet manusia. Umat manusia yang memiliki kedudukan yang
sama disisi Allah SWT sebagai Kholifah dan sekaligus sebagai hamba-Nya tidak akan
merasakan kebahagian dan ketenangan batin kecuali jika kebutuhan-kebutuhan
material dan spiritual telah terpenuhi. Tujuan utama syariah adalah memelihara
kesejahteraan manusia yang mencakup perlindungan keimanan, kehidupan, akal,
keturun dan harta benda mereka. Apa saja yang menjamin terlindungnya lima perkara
itu adalah maslahat bagi manusia dan dikehendaki.
5
Beberapa prinsip atau kaisdah dan teknik manajemen yang ada relevansinya
dengan Al-Quran atau Al-Hadits antara lain sebagai berikut:
a. Prinsip Amal Ma'rif Nahi Munkar
Setiap muslim harus melakukan pekerjaan yang ma'ruf yaitu perbuatan yang baik dan
terpuji. Sedangkan perbuatan munkar (keji) harus dijauhi bahkan harus diberantas.
b. Kewajiban Menegakkan Kebenaran
Ajaran Islam adalah metode Ilahi untuk menegakkan kebenaran dan menghabus
kebatilan, dan untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera
serta diridloi Tuhan. Manajemen sebagai suatu metode pengelolaan yang baik dan
benar. Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan dan menegakkan kebenaran.
c. Kewajiban Menegakkan Keadilah
Hukum syariat mewajiban kita untuk adil, kapan dan dimanapun, baik diwaktu
senang atau diwaktu susah.
d. Kewajiban Menyampaikan Amanah
Seorang manajer perusahaan adalah pemegang amanah dari pemegang sahamnya.
Yang wajib mengelola perusahaan dengan baik. Sehingga menguntungan pemegang
saham dan memuaskan konsumennya. Dengan demikian jelaslah bahwa hak dan
kewajiban seseorang dalam manajemen secara jelal diatur dalam hukum syariah.

2.3. Tujuan Manajemen Bank Syariah


Semua organisasi, baik yang berbentuk badan usaha swasta, badan yang
bersifat publik ataupun lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan tentu mempunyai
suatu tujuan sendiri-sendiri yang merupakan cerminan motivasi dari pendiriannya.
Manajemen di dalam suat badan usaha, baik industri, niaga dan jasa, tidak terkecuali
jasa perbankkan, didorong oleh motif mendapatkan keuntungan (profit). Untuk
mendapatkan keuntungan yang besar, manajemen harus diselenggarakan dengan
efisien. Perbedaannya hanyalah pada falsafah hidup yang dianut oleh masing-masing
pendiri atau manajer badan usaha tersebut.

6
Adapun tujuan dari manajemen dana bank syariah adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh profit yang optimal,
2. Menyediakan akhir cair dan kas yang memadai,
3. Sebagai penyimpan cadangan
4. Mengelola kegitan-kegiatan lembaga ekonomi dengan kebijakan yang pantas
bagi seseorang yang bertindak sebagai pemelihara dana-dana orang lain, dan
5. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan.
Dari tujuan-tujuan diatas bila diamati akan terdapat kontradiksi antara tujuan
yang satu dengan yang lainya. Misalnya disatu sisi bertujuan untuk memperoleh laba
yang sebesar-besarnya. Tentunya ini dapat direalisasi dengan memberikan
pembiayaan yang sebesar-besarnya, namun disisi lain kita juga harus menyediakan
dana kas untuk memenuhi kewajiban-kewajiban segera dibayar yang harus didukung
oleh tersedianya dana yang memadai.
Bank syariah dirancang untuk melakukan fungsi pelanggan sebagai lembaga
keuangan bagi para nasabah dan masyarakat. Untuk itu bank syariah harus mengelola
dana yang dapat digolongakn sebagai berikut:
1. Kekayaan bank syariah dalam bentuk:
 Kekayaan yang menghasilkan (aktiva produkif) yaitu pembiayaan
untuk debitur serta penempatan dana di bank atau investasi lain yang
menghasilkan pendapatan.
 Kekayaan yang tidak menghasilkan yaitu kas dan investasi (harta
tetap).

2. Modal bank syariah berasal dari:


 Modal sendiri yaitu simpanan pendiri (modal), cadangan dan hibah,
infaq atau shodakoh.
 Simpanan atau hutang dari pihak lain
3. Pendapatan usaha keuangan bank syariah berupa bagi hasil atau mark up dari
pembiayaan yang diberikan dan biaya administrasi serta jasa tabungan bank
syariah
4. Biaya yang harus dipikul oleh bank syariah, yaitu: biaya operasi, biaya gaji
manajemen, kantor dan bagi hasil simpanan nasabah penabung.
Untuk mengatasi hal tersebut pihak bank syariah dapat melakukan kegiatan
manajemen sebagai berikut:

7
 Rencana keuangan (budgeting)
 Batasan dan pengukuran atas:
Struktur modal,
Pemeliharaan liquiditas,
Pengawasan efisiensi,
Rentabilitas, dan
Aktifa produktif (pembiayaan).
2.4. Aspek dan Sifat Manusia sebagai dasar Manajemen Bank Syariah

Manajemen yang kita kenal sekarang ini adalah manajemen Barat yang
individualistis dan kapitalistis. Di dalam masyarakat yang individualistis, kepentingan
bersama dapat ditangguhkan demi kepentingan diri sendiri. Hal ini disebabkan karena
mereka telah meninggalkan nilai-nilai religius yang berdasarkan hubungan tanggung
jawab antara manusia dengan Tuhannya, baik mengenai suruhan yang ma’ruf dan
pencegahan yang munkar.

1. Kebutuhan fitrah manusia sebagai dasar manajemen


Secara singkat dapat dikatakan bahwa manusia yang terdiri dari keseluruhan
sifat-sifat tersebut (fisik, biologis, intelektual, spiritual dan sosiologis) memiliki
kebutuhan masing-masing yang dipadukan bersama-sama.
Keseimbangan pemenuhan kebutuhan masing-masing unsur tersebut akan
sangat bergantung kepada lemah-kuatnya dorongan nafsu dan kualitas pengendalian
yang diperani oleh akal dan hati. Akal dan hati yang berkualitas pasti akan membatasi
konsumsinya sebatas kebutuhan fitrahnya. Konsumsi yang melebihi kebutuhan fitrah
adalah kebutuhan nafsu belaka, yang justru akan merusak dirinya.
2. Tujuan hidup manusia sebagai tujuan manajemen
Bagi setiap muslim, keridlaan Allah adalah segala sumber dari kebahagiaan, di
dunia dan di akhirat. Pemenuhan kebutuhan hidupnya di dunia sebatas keperluan
untuk mengabdikan dirinya kepada Allah. Oleh karenanya setiap usaha yang

8
dilakukan dalam kehidupan dunia ini haruslah senantiasa disesuaikan dengan hukum
dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh syariah Allah SWT.
Pemanfaatan segala sumber daya di dalamnya harus dilakukan dengan daya
cipta yang tinggi dan dengan memperhatikan prinsip keseimbangan. Manusia harus
menyadari segala tindakan yang dapat menimbulkan kerusakan di bumi, terutama
dalam kegiatan ekonomi yang menyangkut proses pembagian kekayaan dan
pemerataannya di antara masyarakat.
Beberapa faktor strategis harus dipertimbangkan dalam menentukan penilaian
dasar dan tujuan manajemen yaitu:
1. Hak Asasi Manusia
2. Hak dan kewajiban bekerja
3. Akhlaqul karimah
2.5. Unsur Manajemen Dan Implikasi Pada Bank Syariah
a. Perencanaan
1. Forecasting
Adalah suatu peramalan usaha yang sistematis, yang paling mungkin
memperoleh sesuatu dimana yang akan datang, dengan dasar penaksiran dan
menggunakan perhitungan yang rasional atas fakta yang ada. Fungsi perkiraan
adalah untuk memberi informasi sebagai dasar pertimbangan dalam
pengembilan keputusan.
2. Objektive
Adalah nilai yang akan dicapai atau diinginkan oleh seseorang atau badan
unsaha. Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan jelas, realistis dan dapat
diketahui oleh semua orang yang terlibat dalam organisasi, agar merek dapat
berpartisipasi dengan penuh kesadaran.
3. Policies
Policies dapat berarti rencana kegiatan (plan of action) atau bisa juga
diartikan suatu pedoman pokok yang diadakan oleh suatu badan usaha untuk

9
menentukan kegiatan yang berulang-ulang. Suatu Policies dapat dikenal
dengan dua macam sifat, pertama merupakan prinsip-prinsip kedua
sebagai aturan untuk kegiatan-kegiatan.
4. Programees
Adalah sederetan kegiatan yang digambarkan untuk melaksanakan policies.
Program ini merupakan rencana kegiatan yang dinamis yang biasanya
dilaksanakan secara berhadapan, atau terikat dengan ruang atau waktu.
5. Schedules
Adalah bagaimana program yang harus diselesaikan menurut urutan-urutan
waktu tertentu. Dalam keadaan terpaksa schedulesdapat berubah, tetapi
program dan tujuan tidak berubah.
6. Procedures
Adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan sesuatu
kegiatan atau pekerjaan. perbedaannya dengan program adalah program
menyatakan apa yang harus dikerjakan, sedangkan prosedur berbicara tentang
bagaimana melaksanakannya.
7. Budget
Adalah suatu taksiran atau perkiraan biaya yang harus dikeluarkan dan
pendapatan yang diharapkan diperoleh dimasa yang akan datang. Dengan
demikian, buger dinyatakan dalam waktu, uang, material dan unit-unit yang
melaksanakan pekerjaan guna memperoleh hasil yang diharapkan.
b. Pengorganisasian
Allah menciptakan manusia dalam satu komunitas, satu sama lainnya saling
berhubungan dan berinteraksi. kesemuanya ditugasi atau diamanahi sebagai kholifah
dimuka bumi. dalam menjalankan fungsi kekholifahannya diharapkan dapat
menciptakan kemakmuran.
c. Pelaksanaan

10
Struktur organisasi bank melibatkan berbagai tingkat wewenang dan tanggung
jawab. Bank harus mempunyai pengurus dan manajemen. Bank juga membentuk
beberapa komite yang terdiri dari para anggota direksi dan para personil yang terkait
dalam tingkat manajemen.
d. Pengawasan
Kelancaran operasi bank adalah kepentingan utama bagi manajemen puncak.
Melalui pengawasan para manajer dapat memastikan tercapai atau tidaknya harapan
mereka. Pengawasan juga dapat membantu mereka mengambil keputusan yang lebih
baik.

11
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa tujuan dari managemen
bank syari’ah adalah :
1. Memperoleh profit yang optimal,
2. Menyediakan akhir cair dan kas yang memadai,
3. Sebagai penyimpan cadangan,
4. Mengelola kegitan-kegiatan lembaga ekonomi dengan kebijakan yang pantas
bagi seseorang yang bertindak sebagai pemelihara dana-dana orang lain, dan
5. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan.
Sedangkan Aspek dan Sifat Manusia Sebagai Dasar Manajemen Bank
Syari’ah seharusnya adalah Kebutuhan fitrah manusia sebagai dasar managemen
yaitu Manusia sebagai makhluk moral spiritual, yang membedakan antara kebaikan
dan kejahatan, memiliki dorongan bawaan untuk mencapai realitas di luar pengertian
akal. Fungsi dari moral spiritual ini diperankan oleh hati. hati berfungsi memberikan
pertimbangan kepada nafsu, apakah jenis kebutuhan yang diinginkannya itu halal atau
haram, bermanfaat ataukah membahayakan dirinya, jumlah kebutuhan yang
diinginkannya itu wajar ataukah berlebihan,dan cara mendapatkannya itu layak
ataukah tidak untuk diperturutkan dan dilaksanakan. Yang terakhir adalah mengenai
unsur manajemen bank syari’ah yaitu :
1. Perencanaan
2. Forecasting
3. Objective
4. Policies

12

Anda mungkin juga menyukai