Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam sulfat adalah suatu bahan penting untuk berbagai proses produksi, antara lain
industri pupuk, bahan kimia maupun untuk analisa labotarorium. Asam sulfat
merupakan asam anorganik yang bisa diproduksi secara massal dan dalam kapasitas
besar. Pada umumnya setiap pabrik memiliki unit pabrik pengolahan asam sulfat agar
mengurangi biaya pembelian bahan baku.
B. Tujuan
 Mengetahui bahan baku, sumber asam sulfat
 Mengetahui jenis-jenis pengolahan asam sulfat
 Mengetahui cara pengolahan asam sulfat
C. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas ini adalah mempelajari sumber
bahan baku, jenis pengolahan dan cara pengolahan asam sulfat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di
bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat
merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur
dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida
adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan
minyak yang mengandung sulfur (belerang).
Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya besi
sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air asam
tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih sulfida,
yang akan menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun.
Reaksi hidrasi asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah
kepada asam sulfat pekat, ia mampu mendidih. Senantiasa tambah asam kepada air
dan bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini disebabkan perbedaan densitas
kedua cairan. Air kurang padu berbanding asam sulfat dan cenderung untuk terapung di
atas asam. Reaksi terhasil boleh dianggap sebagai membentuk ion hidronium, seperti:
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-.
Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan agen
pengeringan yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan
kering. Apabila gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, ia membentuk H2S2O7. Ini
dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum atau, jarang-jarang sekali, asam
Nordhausen.
Di atmosfer, zat ini termasuk salah satu bahan kimia yang menyebabkan hujan
asam. Memang tidak mudah membayangkan bahwa bahan kimia yang sangat aktif,
seperti asam sulfat, juga merupakan bahan kimia yang paling banyak dipakai dan
merupakan produk teknik yang amat penting. Zat ini digunakan sebagai bahan untuk
pembuatan garam – garam sulfat dan untuk sulfonasi, tetapi lebih sering dipakai
terutama karena merupakan asam anorganik yang agak kuat dan agak murah. Bahan
ini dipakai dalam berbagai industri, tetapi jarang muncul dalam produk akhir. Asam
sulfat dipakai dalam pembuatan pupuk, plat timah, pengolahan minyak, dan dalam
pewarna tekstil.
Adapun sifat –sifat kimia dan fisika dari asam sulfat sendiri adalah sebagai berikut :

 Sifat kimia :
Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA) dan air,
yang berperan sebagai basa, HA + H2O ↔ A- + H3O+
Tetapan asam adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi HA dengan air :
Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada jauh
di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai). Misalnya, nilai
Ka untuk asam klorida (HCl) adalah 107.
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan
A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada dalam larutan; asam
hanya terurai sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5.
Asam kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida, HF,
relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat ber-bilangan
oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO 3, H2SO4, dan
HClO4. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah.Larutan asam lemah dan
garam dari basa konjugatnya membentuk larutan penyangga.

 Sifat fisika :
Titik leleh (°C) : 10
Titik didih (°C) : 290
Tekanan uap (mmHg) : 1 (146 °C)
Berat jenis cairan : 1,84 (100 persen)
Berat jenis uap : 3,4 (udara = 1)

B. Sumber
Sumber dan bahan baku dari asam sulfat adalagh belerang. Belerang di alam
terdapat di kulit bumi meliputi kira-kira 0,1% dari massa kulit bumi. Belerang terdapat
dalam keadaan unsur bebas ataupun dalam senyawa sulfida. Belerang dalam
keaadaan unsur bebas terdapatdari dareah gunung berapi dan dalam tanah. Dalam
bentuk senyawa, belerang terdapat dalam garam sulfida seperti pirit, sengblende, atau
garam-garam sulfat seperti gips, barium sulfat maupun magnesium sulfat. Dalam
bentuk senyawa organik, belerang terdapat dalam minyak bumi, batu bara dan gas
alam, yaitu gas hidrogen sulfida.
Belerang diambil dari dekat gunung berapi dan sumber air panas dan juga bawah
tanah. Belerang juga terdapat dalam bijih, seperti galena (PbS), hidrogen sulfida dalam
gas alam dan minyak bumi dan sebagai belerang di laut.

Penambangan belerang
Belerang diambil dari bawah tanah dengan proses Frasch. Tiga pipa konsentris
yang dibor ke dalam deposit belerang. Air superpanas (180 ° C, di bawah tekanan)
dipompa ke bawah melalui pipa terluar, hal ini mencairkn belerang (titik leleh 1130C).
Udara bertekanan dipompa ke bawah melalui pipa di bagian dalam untuk mendorong
belerang cair dan uap pipa akan sampai ke permukaan melalui pipa bagian tengah.
Belerang juga diperoleh dari sulfida hidrogen dalam gas alam dan minyak
bumi. Pembakaran tidak sempurna dari H2S dalam tungku menghasilkan SO2 dan S.
3H2S (g) + O2 (g) 2H2S (g) + 3S (g) + SO2 (g)
Campuran ini didinginkan untuk menghasilkan belerang. Gas-gas kemudian dilewatkan
melalui katalis dan dipanaskan.
2H2S (g) + SO2 (g) 2H2O (g) + 3S (g)
Pendinginan mengembunkan belerang yang tersisa (titik didih 445 ° C).
belerang juga dihasilkan sebagai belerang dioksida ketika logam yang dilebur adalah
suatu bijih sulfida. Sebuah persamaan umum untuk reaksi ini, dengan menggunakan M
untuk menyatakan logam (seperti tembaga, seng atau besi), dapat ditulis sebagai:
MS + O 2 (g) M (s) + SO 2 (g)
M logam oksida logam sering membentuk MO.

C. Sejarah Perkembangan Industri Asam Sulfat


Asam sulfat dipercayai pertama kali ditemukan di Iran oleh Al-Razi pada abad ke-9.
Asal usul Pengenalan asam sulfat kurang jelas, tetapi zat ini sudah disebut – sebut
sejak abad kesepuluh. Pembuatannya melalui pembakaran belerang dengan saltpeter,
pertama kali dijelaskan oleh Valentinus pada abad kelima belas. Pada tahun 1746,
Roebuck dari Birmingham ( Inggris ) memperkenalkan proses kamar timbal. Proses
yang menarik ini, namun sekarang sudah kuno, diuraikan secara rinci di dalam edisi
ketiga buku ini dan dalam buku – buku lainnya.
Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Phillips, seorang
inggris, yang patennya mencakup aspek-aspek penting dari proses kontak yang
modern, yaitu dengan melewatkan campuran sulfur dioksida dan udara melalui katalis,
kemudian diikuti oleh absorpsi sulfur trioksida di dalam asam sulfat 98,5% - 99 %.

D. Manfaat atau Kegunaan Asam Sulfat


Pembuatan Pupuk , pada waktu superfosfat merupakan pupuk fosfat yang utama,
pabrik asam proses kamar dan pabrik superfosfat biasanya dibangun dan dioperasikan
pada lokasi yang sama. Biasanya kedua pabrik ini merupakan pabrik – pabrik kecil
yang dibangun didekat daerah pertanian .

Sekarang orang lebih banyak menggunakan pupuk dengan konsentrasi tinggi agar
biaya transportasi dan pemakaiannya menjadi lebih rendah. Pabrik tripel superfosfat
lebih padat modal dari pada pabrik superfosfat biasa. Pabri ini dibangun dalam skala
lebih besar, dan sebagaimana halnya dengan superfosfat terdahulu, dioperasikan pada
lokasi yang sama dengan pabrik kontak. Asam yang dihasilkan mempunyai konsentrasi
93,2 % H2SO4 dan dapat disimpan dengan aman didalam tangki baja. Asam ini
diencerkan dalam fasilitas produksi fosfat bilamana diperlukan.
Asam sulfat yang dibuat dalam pabrik asam kamar, tersedia dalam beberapa kualitas,
masing – masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu. Kualitas 53° sampai 56°Be’
digunakan untuk pembuatan superfosfat , asam ini dibuat dalam pabrik asam kamar
tanpa memerlukan operasi pemekatan yang mahal. Kualitas 60°Be’ dipakai dalam
pembuatan sulfat – sulfat ammonia, tembaga (batu biru , bluestone), alumuniaum
(alum), magnesium (garam Epsom), seng, besi (koperas), dan sebagainya serta asam
– asam organik, seperti asam sitrat, oksalat, asetat, tartrat.

E. PEMBUATAN ASAM SULFAT


1. Macam – macam proses pembuatan Asam Sulfat
Pada waktu masalahnya hanya membuat H2SO4 pada konsentrasi sedang dari
SO2 yang dibangkitkan melalui pembakaran pirit dan pada waktu energi masih murah,
pabrik H2SO4 relatif sederhana. Tetapi setelah harga energi meningkat tinggi sekali,
energi yang banyak yang dihasilkan dari oksidasi belerang dan sulfur dioksida menjadi
suatu komoditi yang amat berharga. Pabrik – pabrik melakukan berbagai modifikasi
besar agar dapat memanfaatkan energi ini untuk membangkitkan uap bertekanan tinggi
guna pembangkitan tenaga listrik . Dengan demikian, energi dapat dipulihkan sebanyak
– banyaknya, sedang energi yang digunakan dalam proses dibuat seminimum mungkin.
Gabungan antara pabrik kimia dan system pembangkitan listrik (atau uap) disebut
Kogenerasi. Oleh karena itu, pabrik asam sulfat modern merupakan suatu system
pembangkit tenaga listrik. Fungsi kedua ini tentu saja membuat system operasi pabrik
tersebut menjadi lebih rumit, tetapi biaya produksi asam sulfat menjadi lebih murah atau
rendah. Pabrik – pabrik juga dibuat jauh lebih besar agar dapat memanfaatkan ekonomi
skala besar.

Pembuatan dengan proses kamar timbal


Pada proses ini campuran gas SO2 dan udara dialirkan kr dalam bilik yang dilapisi
timbel (Pb) dengan menggunakan katalis NO dan NO2. Pada campuran gas-gas ini
dialirkan uap air, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

2SO2(g) + O2(g) + NO(g) + NO2(g) + H2O 2HNOSO4(aq) (asam nitrosil)

2HNOSO4(aq) + H2O 2H2SO4(aq) + NO(g) + NO2(g)

Pembuatan asam sulfat dengan proses kamar timbel adalah cara yang pertama
dilakukan. Dari proses itu, asam sulfat yang dihasilkan hanya mencapai kadar 80%
berat, sedangkan saat ini penggunaaan asam sulfat dalam industri adalah dengan
kadar yang sangat tinggi yaitu 98% berat. Oleh karena itu, untuk mendapatkan asam
sulfat dengan kadar 98% tidak dimungkinkan dengan cara proses kamar timbel, tetapi
diperoleh dengan proses kontak
Pembuatan Dengan Proses Kontak
Sampai tahun 1900, belum ada pabrik dengan proses kontak yang dibangun di
Amerika Serikat, walaupun proses ini sudah sangat berperan di Eropa, di mana
terdapat kebutuhan terhadap oleum dan asam konsentrasi tinggi untuk digunakan pada
sulfonasi, terutama pada industri zat warna . Dalam periode 1900 sampai 1925, banyak
pabrik asam kontak yang dibangun dengan menggunakan platina sebagai katalis .
pada tahun 1930 , proses kontak ini telah dapat bersaing dengan proses kamar pada
segala konsentrasi asam yang di hasilkan. Sejak pertengahan tahun 1920-an ,
kebanyakan fasilitas yang baru di bangun dengan menggunakan proses kontak dengan
katalis vanadium.
Proses kontak kemudian mengalami modifikasi secara berangsur – angsur dan
menggunakan absorpsi ganda ( juga disebut katalis ganda ) , sehingga hasilnya lebih
tinggi dan emisi SO2 yang belum terkonversi dari cerobong asap berkurang . Baru –
baru ini , peraturan pemerintah Amerika Serikat telah menentukan batas emisi
SO2 maksimum yang diperbolehkan dari pabrik asam dan mengharuskan semua pabrik
menggunakan proses absorbsi ganda , atau kalau tidak dilengkapi dengan system
pembasuhan gas cerobong , sehingga tingkat emisinya setingkat dengan hasil cara
pertama.
Kalor pembakaran belerang dimanfaatkan di dalam ketel uap kalor limbah atau ketel
uap dan ekonomiser guna membangkitkan uap yang dipakai untuk melebur belerang
serta untuk keperluan tenaga disekitar pabrik . Uap merupakan salah satu hasil pabrik
itu. Pabrik – pabrik yang modern membangkitkan uap pada tekanan 6 MPa , lebih tinggi
dari tekanan 2 MPa yang diperoleh beberapa tahun yang lalu.
Reaksi SO2 menjadi SO3 adalah suatu reaksi eksotermik yang dapat balik . Tetapan
keseimbangan 19 untuk reaksi ini dihitung dari tekanan bagian sesuai dengan hokum
aksi massa dan dapat dinyatakan sebagai :

Nilai Kp telah ditentukan dari percobaan dan nilai ini atas dasar P dalam atmosfer.

· Proses – proses pembuatan Asam Sulfat dilakukan dengan cara :


a. Pembakaran
b. Oksidasi
c. Menaikan Tekanan
d. Absorber
e. Penguapan

2. Bahan Baku
Katalis
Fungsi katalis dalam setiap reaksi katalitik adalah meningkatkan laju reaksi. Katalis
konversi sulfur dioksida ini biasanya terdiri dari tanah diatomea , yang disusupi dengan
lebih dari 7 % V2O5 katalis komersial mengandung garam kalium ( sulfat , pirosulfat dan
sebagainya ) disamping V2O5. Pada suhu operasi pewaris aktif ialah garam lebur yang
terdapat pori – pori pelet silika.
Belerang
Belerang merupakan salah satu bahan dasar yang paling penting dalam industri
pengolahan kimia . Bahan ini terdapat di alam dalam wujud bebas dan dalam keadaan
senyawa pada bijih – bijih seperti pirit ( FeS2 ) , Sfalerit ( ZnS ) dan Kalkopirit ( CuFeS2 )
. Bahan ini juga terdapat di dalam minyak dan gas bumi ( sebagai H 2S ).
Penggunaannya yang terbesar adalah dalam pembuatan asam sulfat.

3. Komposisi , sifat fisika dan kimia bahan baku


Asam sulfat terdiri dari sulfur atau belerang dan beberapa gabungan dari unsur –
unsur lainnya. Sekeping sulfur melebur menjadi cairan merah darah. Apabila terbakar,
ia mengeluarkan nyala berwarna biru.Pada suhu bilik, sulfur adalah satu bubuk
lembut berwarna kuning terang. Walaupun sulfur adalah terkenal dengan baunya yang
tidak menyenangkan - kerap disamakan dengan telur-telur busuk - bau tersebut adalah
sebenarnya ciri bagi hidrogen sulfida (H2S); sulfur dalam keadaan unsur adalah tidak
berbau. Ia terbakar dengan nyalaan biru dan mengeluarkan sulfur dioksida, yang
dikenali kerana bau peliknya yang menyesakkan. Sulfur adalah tak larut dalam air
tetapi larut dalam karbon disulfida dan pada kadar kelarutan yang kurang sedikit dalam
pelarut organik lain seperti benzena. Keadaan pengoksidaan sulfur yang biasa
termasuk −2, +2, +4 dan +6. Sulfur membentuk sebatian stabil bersama semua unsur
kecuali gas nadir.
Sulfur dalam keadaan pepejal biasanya wujud sebagai siklik berbentuk mahkota
yang terdiri daripada molekul-molekul S8. Sulfur mempunyai banyak alotrop selain S8.
Dengan membuang satu atom daripada mahkota akan menghasilkan S 7, yang yang
berperanan dalam warna kuning sulfur yang unik. Terdapat banyak lagi bentuk cincin
lain yang disediakan, termasuk S12 dan S18. Secara bandingannya,
jirannya oksigen yang lebih ringan hanya wujud dalam dua keadaan yang mempunyai
kepentingan kimia: O2 dan O3. Selenium, analog sulfur yang lebih berat boleh
membentuk cincin tetapi lebih sering dijumpai sebagai satu rangkaian polimer.
Kristalografi sulfur adalah kompleks. Bergantung kepada keadaan-keadaan yang
tertentu, alotrop sulfur membentuk beberapa struktur hablur berbeza, antara yang
paling terkenal adalah rombus dan monoklinik S8.
Suatu sifat unik ialah kelikatan sulfur yang lebur, iaitu berbeza dengan kebanyakan
cecair lain, ia meningkat dengan suhu oleh keranapembentukan rangkaian-
rangkaian polimer. Bagaimanapun, setelah menjangkau suhu yang tertentu, kelikatan
mula menurun kerana terdapatnya tenaga yang mencukupi untuk memecahkan
rantaian-rantaian.Sulfur amorfus atau "plastik" boleh dihasilkan melalui pendinginan
segera sulfur yang lebur. Kajian-kajian kristalografi sinar-x menunjukkan bahawa bentuk
amorfus mungkin mempunyai satu struktur berlingkar dengan lapan atom setiap
pusingan. Bentuk ini adalah metastabil pada suhu bilik dan ia akan beransur-ansur
kembali semula kepada bentuk hablur. Proses ini berlaku dalam tempo antara
beberapa jam hingga beberapa hari.
F. DESKRIPSI PROSES PEMBUATAN ASAM SULFAT

Pembakaran
Bahan baku biasanya adalah belerang dan berbagai bijih sulfid. Oleh karena
belerang cair biasanya lebih murni dan biaya transpornya lebih murah , belerang
biasanya didatangkan dan disimpan dalam keadaan cair . zat cair itu dipompakan
dalam tangki penimbunan malalui pipa – pipa berpemanas dan disemprotkan ke dalam
tanur dengan menggunakan pembakar yang hampir serupa dengan yang biasanya
dipakai untuk menyuling minyak bakar.

Pengolahan Gas Bakar


Gas sulfur dioksida hasil pembakaran mungkin mengandung karbon dioksida,
nitrogen dan berbagai ketakmurnian seperti klor , arsen , fluor , sedikit debu. Arsen dan
fluor hanya ada apabila bahan yang dibakar bukan belerang unsur. Guna mencegah
terjadinya korosi oleh gas dari pembakaran , biasanya udara untuk pembakaran
belerang dan oksidasi SO2 itu dikeringkan dulu sampai kandungan airnya kurang 3
mg/m3
.
Penukaran Kalor dan Pendingin
Sebelum gas itu ditumpahkan kedalam konventer tahap pertama , biasanya
suhunya diatur agar mencapai suhu minimum yang diperlukan supaya katalis dapat
meningkatkan kecepatan reaksi dengan cepat , biasanya pada suhu 425°C sampai
440°C. Gas itu harus didinginkan lagi diantara tahap – tahap katalis agar menghasilkan
konversi yang tinggi.

Konventer
Konversi Kimia sulfur dioksida menjadi sulfur trioksida dirancang untuk
menghasilkan konversi maksimum dengan memperhatikan bahwa :
Keseimbangannya merupakan fungsi kebalikan suhu dan fungsi langsung rasio oksigen
terhadap sulfur dioksida.
Laju reaksi merupakan fungsi langsung suhu
Komposisi gas dan banyaknya katalis mempengaruhi laju konversi dan kinetika reaksi
Penyingkiran sulfur trioksida yang terbentuk sehingga lebih banyak sulfur dioksida
dapat dikonversi

Absorber Sulfur Trioksida


Sudah sejak lama diketahui bahwa asam sulfat dengan konsentrasi 98,5 persen –
99 persen merupakan bahan yang paling efisien untuk digunakan sebagai penyerap
sulfur trioksida, mungkin karena asam dengan konsentrasi tersebut mempunyai
tekanan uap yang jauh lebih rendah dari kosentrasi – konsentrasi lainnya. Asam
dengan konsentrasi tersebut digunakan pada absorber – antara dan absorber – akhir.
Untuk menyerap SO3 secara hampir sempurna, sebelum gas yang telah terkonversi
sebagian itu masuk kembali ke dalam konvertor dan gas limbah dibuang ke udara.
Dalam hal ini, air tidak dapat digunakan karena kontak langsung antara sulfur trioksida
dan air akan menghasilkan kabut asam yang hampir tidak mungkin diabsorbsi. Oleh
karena asam penyerap itu terus menjadi lebih pekat, maka harus disediakan fasilitas
untuk menyerap bagian asam yang keluar dari absorber yang akan diresirkulasikan.
Asam resirkulasi ini diencerkan dengan menambahkan asam sulfat encer atau air
dalam jumlah yang diperlukan, sehingga mendinginkan asam penyerap, dan kelebihan
asam yang ada dikeluarkan dari system untuk kemudian dijual.

Blower
Blower digunakan untuk menghembuskan udara atau gas yang mengandung
belerang melalui peralatan pengolahan. Blower ini ditempatkan di dalam aliran
sehingga dapat menangani udara atau gas yang mengandung sulfur dioksida.

Pompa Asam
Pompa biasanya dibenamkan di dalam tangki pompa yang terbuat dari baja berlapis
bata yang terdapat di dalam daerah proses. Pompa ini dapat digerakkan dengan motor
listrik atau turbin uap.

Pompa Belerang
Digunakan untuk memompakan belerang dari sumur penimbunan ke dalam
atomizer dan pembakar belerang. Pompa ini mempunyai pipa – pipa penyaluran luar
bermantel uap, sehingga belerang tidak menjadi dingin dan membeku, karena titik lebur
belerang adalah 115 C.

Pendingin Asam
Asam yang disirkyulasikan pada menara absorbsi harus didinginkan untuk
mengeluarkan kalor absorbsi dan kalor sensible gas masuk. Asam yang disirkulasikan
pada menara pengering harus pula didinginkan untuk mengeluarkan kalor pengenceran
dan kalor kondensasi kelembapan yang terdapat di dalam gas atau udara masuk.

Pemurnian Gas
Pabrik yang harus menangani gas sulfur dioksida yang tidak murni, misalnya gas
yang keluar dari pabrik peleburan, pemanggangan bijih besi dan proses – proses lain,
biasanya mempunyai ketel kalor limbah. Presipitator elektrostatik untuk pengumpulan
debu, menara pembasuh dan pencuci, dan akhirnya presipitator elektrostatik untuk
pemisahan kabut asam seerta sisa debu dan uap. Sesudah itu, gas siap untuk masuk
ke dalam menara pengering.

Bahan Konstruksi
Dalam system pemurnian gas, baja digunakan untuk menangani gas sulfur dioksida
yang mempunyai suhu di atas titik embun asam. Untuk suhu di bawah titik embun dan
untuk zat cair, digunakan timbale, baja berlapis timbale, dengan lapisan bata atau tidak,
baja paduan dan bahan plastic untuk kondisi operasi tertentu. Pendinginan asam lemah
dalam system pemurnian gas tidak boleh dibuat dari besi cor atau baja karena bahan ini
akan terkorosi dengan cepat.

Pemulihan Asam Sulfat Bekas Pakai


Sebagian besar asam sulfat yang dipakai dipulihkan untuk didaur ulangkan, asam
bekas pakai biasanya disebut dengan asam limbah. Tetapi istilah ini salah kaprah.
Kebanyakan pemakai tidak mengkonsumsi asam itu, tetapi mengencerkan atau
mengkontaminasinya. Sebagian asam ini dapat dipulihkan dan digunakan kembali
dengan biaya lebih murah dari asam perawan. Sebagian asam ini terpaksa dipulihkan
karena ketentuan lingkungan atau untuk menghidari pengeluaran biaya untuk
netralisasi.

Pencemaran Oleh Belerang


Masalah pengurangan pencemaran oleh belerang dan senyawanya sudah banyak
diteliti dengan harapan bahwa pada suatu waktu nanti semua belerang itu dapat
dipulihkan dan digunakan kembali. Desulfurisasi bahan bakar biasanya menghasilkan
belerang dalam bentuk dalam hydrogen sulfide. Sulfur dioksida dari peleburan non
loganm non fero atau pembakaran bahan bakar paling ekonomis bila dipulihkan
sebagai asam sulfat dan kadang – kadang juga sebagai sulfur dioksida cair, belerang,
atau garam – garam sulfat. Asam sulfat sudah lama dibuat dari gas berkadar tinggi dari
pabrik peleburan mempunyai penyaluran ke pasaran.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari hasil makalah yang kami buat dapat kami simpulkan bahwa dalam materi mata
kuliah Proses Industri Kimia yaitu Industri Asam Sulfat, sangatlah penting untuk
mengetahui asal-usul asam sulfat itu sendiri. Hal ini bisa membantu untuk mahasiswa
dalam penerapan proses industri kimia yang nantinya akan di perlukan dalam proses
pembuatan asam sulfat itu sendiri.
DAFTAR PUSAKA

"http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sulfat"
Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia (jilid 1) Edisi Kelima. Jakarta :
Erlangga
R.A. DAY, JR.& A. L. UNDERWOOD. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif (Edisi
Keenam). Jakarta : Erlangga
Fessenden, Ralp J. Joan S. Fessenden. 1999. Kimia Oraganik edisi ketiga.
Erlangga : Jakarta.
www.wikipedia.com
www.google.com
www.patentstorm.us
www. Wikipedia.com
www. KompasCyberMedia.com

Read more: http://reidzkoplak.blogspot.com/2012/05/makalah-industri-asam-


sulfat.html#ixzz5ksphMCR0

Anda mungkin juga menyukai