PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam sulfat adalah suatu bahan penting untuk berbagai proses produksi, antara lain
industri pupuk, bahan kimia maupun untuk analisa labotarorium. Asam sulfat
merupakan asam anorganik yang bisa diproduksi secara massal dan dalam kapasitas
besar. Pada umumnya setiap pabrik memiliki unit pabrik pengolahan asam sulfat agar
mengurangi biaya pembelian bahan baku.
B. Tujuan
Mengetahui bahan baku, sumber asam sulfat
Mengetahui jenis-jenis pengolahan asam sulfat
Mengetahui cara pengolahan asam sulfat
C. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas ini adalah mempelajari sumber
bahan baku, jenis pengolahan dan cara pengolahan asam sulfat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di
bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat
merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur
dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida
adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan
minyak yang mengandung sulfur (belerang).
Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya besi
sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air asam
tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih sulfida,
yang akan menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun.
Reaksi hidrasi asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah
kepada asam sulfat pekat, ia mampu mendidih. Senantiasa tambah asam kepada air
dan bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini disebabkan perbedaan densitas
kedua cairan. Air kurang padu berbanding asam sulfat dan cenderung untuk terapung di
atas asam. Reaksi terhasil boleh dianggap sebagai membentuk ion hidronium, seperti:
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-.
Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan agen
pengeringan yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan
kering. Apabila gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, ia membentuk H2S2O7. Ini
dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum atau, jarang-jarang sekali, asam
Nordhausen.
Di atmosfer, zat ini termasuk salah satu bahan kimia yang menyebabkan hujan
asam. Memang tidak mudah membayangkan bahwa bahan kimia yang sangat aktif,
seperti asam sulfat, juga merupakan bahan kimia yang paling banyak dipakai dan
merupakan produk teknik yang amat penting. Zat ini digunakan sebagai bahan untuk
pembuatan garam – garam sulfat dan untuk sulfonasi, tetapi lebih sering dipakai
terutama karena merupakan asam anorganik yang agak kuat dan agak murah. Bahan
ini dipakai dalam berbagai industri, tetapi jarang muncul dalam produk akhir. Asam
sulfat dipakai dalam pembuatan pupuk, plat timah, pengolahan minyak, dan dalam
pewarna tekstil.
Adapun sifat –sifat kimia dan fisika dari asam sulfat sendiri adalah sebagai berikut :
Sifat kimia :
Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA) dan air,
yang berperan sebagai basa, HA + H2O ↔ A- + H3O+
Tetapan asam adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi HA dengan air :
Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada jauh
di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai). Misalnya, nilai
Ka untuk asam klorida (HCl) adalah 107.
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan
A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada dalam larutan; asam
hanya terurai sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5.
Asam kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida, HF,
relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat ber-bilangan
oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO 3, H2SO4, dan
HClO4. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah.Larutan asam lemah dan
garam dari basa konjugatnya membentuk larutan penyangga.
Sifat fisika :
Titik leleh (°C) : 10
Titik didih (°C) : 290
Tekanan uap (mmHg) : 1 (146 °C)
Berat jenis cairan : 1,84 (100 persen)
Berat jenis uap : 3,4 (udara = 1)
B. Sumber
Sumber dan bahan baku dari asam sulfat adalagh belerang. Belerang di alam
terdapat di kulit bumi meliputi kira-kira 0,1% dari massa kulit bumi. Belerang terdapat
dalam keadaan unsur bebas ataupun dalam senyawa sulfida. Belerang dalam
keaadaan unsur bebas terdapatdari dareah gunung berapi dan dalam tanah. Dalam
bentuk senyawa, belerang terdapat dalam garam sulfida seperti pirit, sengblende, atau
garam-garam sulfat seperti gips, barium sulfat maupun magnesium sulfat. Dalam
bentuk senyawa organik, belerang terdapat dalam minyak bumi, batu bara dan gas
alam, yaitu gas hidrogen sulfida.
Belerang diambil dari dekat gunung berapi dan sumber air panas dan juga bawah
tanah. Belerang juga terdapat dalam bijih, seperti galena (PbS), hidrogen sulfida dalam
gas alam dan minyak bumi dan sebagai belerang di laut.
Penambangan belerang
Belerang diambil dari bawah tanah dengan proses Frasch. Tiga pipa konsentris
yang dibor ke dalam deposit belerang. Air superpanas (180 ° C, di bawah tekanan)
dipompa ke bawah melalui pipa terluar, hal ini mencairkn belerang (titik leleh 1130C).
Udara bertekanan dipompa ke bawah melalui pipa di bagian dalam untuk mendorong
belerang cair dan uap pipa akan sampai ke permukaan melalui pipa bagian tengah.
Belerang juga diperoleh dari sulfida hidrogen dalam gas alam dan minyak
bumi. Pembakaran tidak sempurna dari H2S dalam tungku menghasilkan SO2 dan S.
3H2S (g) + O2 (g) 2H2S (g) + 3S (g) + SO2 (g)
Campuran ini didinginkan untuk menghasilkan belerang. Gas-gas kemudian dilewatkan
melalui katalis dan dipanaskan.
2H2S (g) + SO2 (g) 2H2O (g) + 3S (g)
Pendinginan mengembunkan belerang yang tersisa (titik didih 445 ° C).
belerang juga dihasilkan sebagai belerang dioksida ketika logam yang dilebur adalah
suatu bijih sulfida. Sebuah persamaan umum untuk reaksi ini, dengan menggunakan M
untuk menyatakan logam (seperti tembaga, seng atau besi), dapat ditulis sebagai:
MS + O 2 (g) M (s) + SO 2 (g)
M logam oksida logam sering membentuk MO.
Sekarang orang lebih banyak menggunakan pupuk dengan konsentrasi tinggi agar
biaya transportasi dan pemakaiannya menjadi lebih rendah. Pabrik tripel superfosfat
lebih padat modal dari pada pabrik superfosfat biasa. Pabri ini dibangun dalam skala
lebih besar, dan sebagaimana halnya dengan superfosfat terdahulu, dioperasikan pada
lokasi yang sama dengan pabrik kontak. Asam yang dihasilkan mempunyai konsentrasi
93,2 % H2SO4 dan dapat disimpan dengan aman didalam tangki baja. Asam ini
diencerkan dalam fasilitas produksi fosfat bilamana diperlukan.
Asam sulfat yang dibuat dalam pabrik asam kamar, tersedia dalam beberapa kualitas,
masing – masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu. Kualitas 53° sampai 56°Be’
digunakan untuk pembuatan superfosfat , asam ini dibuat dalam pabrik asam kamar
tanpa memerlukan operasi pemekatan yang mahal. Kualitas 60°Be’ dipakai dalam
pembuatan sulfat – sulfat ammonia, tembaga (batu biru , bluestone), alumuniaum
(alum), magnesium (garam Epsom), seng, besi (koperas), dan sebagainya serta asam
– asam organik, seperti asam sitrat, oksalat, asetat, tartrat.
Pembuatan asam sulfat dengan proses kamar timbel adalah cara yang pertama
dilakukan. Dari proses itu, asam sulfat yang dihasilkan hanya mencapai kadar 80%
berat, sedangkan saat ini penggunaaan asam sulfat dalam industri adalah dengan
kadar yang sangat tinggi yaitu 98% berat. Oleh karena itu, untuk mendapatkan asam
sulfat dengan kadar 98% tidak dimungkinkan dengan cara proses kamar timbel, tetapi
diperoleh dengan proses kontak
Pembuatan Dengan Proses Kontak
Sampai tahun 1900, belum ada pabrik dengan proses kontak yang dibangun di
Amerika Serikat, walaupun proses ini sudah sangat berperan di Eropa, di mana
terdapat kebutuhan terhadap oleum dan asam konsentrasi tinggi untuk digunakan pada
sulfonasi, terutama pada industri zat warna . Dalam periode 1900 sampai 1925, banyak
pabrik asam kontak yang dibangun dengan menggunakan platina sebagai katalis .
pada tahun 1930 , proses kontak ini telah dapat bersaing dengan proses kamar pada
segala konsentrasi asam yang di hasilkan. Sejak pertengahan tahun 1920-an ,
kebanyakan fasilitas yang baru di bangun dengan menggunakan proses kontak dengan
katalis vanadium.
Proses kontak kemudian mengalami modifikasi secara berangsur – angsur dan
menggunakan absorpsi ganda ( juga disebut katalis ganda ) , sehingga hasilnya lebih
tinggi dan emisi SO2 yang belum terkonversi dari cerobong asap berkurang . Baru –
baru ini , peraturan pemerintah Amerika Serikat telah menentukan batas emisi
SO2 maksimum yang diperbolehkan dari pabrik asam dan mengharuskan semua pabrik
menggunakan proses absorbsi ganda , atau kalau tidak dilengkapi dengan system
pembasuhan gas cerobong , sehingga tingkat emisinya setingkat dengan hasil cara
pertama.
Kalor pembakaran belerang dimanfaatkan di dalam ketel uap kalor limbah atau ketel
uap dan ekonomiser guna membangkitkan uap yang dipakai untuk melebur belerang
serta untuk keperluan tenaga disekitar pabrik . Uap merupakan salah satu hasil pabrik
itu. Pabrik – pabrik yang modern membangkitkan uap pada tekanan 6 MPa , lebih tinggi
dari tekanan 2 MPa yang diperoleh beberapa tahun yang lalu.
Reaksi SO2 menjadi SO3 adalah suatu reaksi eksotermik yang dapat balik . Tetapan
keseimbangan 19 untuk reaksi ini dihitung dari tekanan bagian sesuai dengan hokum
aksi massa dan dapat dinyatakan sebagai :
Nilai Kp telah ditentukan dari percobaan dan nilai ini atas dasar P dalam atmosfer.
2. Bahan Baku
Katalis
Fungsi katalis dalam setiap reaksi katalitik adalah meningkatkan laju reaksi. Katalis
konversi sulfur dioksida ini biasanya terdiri dari tanah diatomea , yang disusupi dengan
lebih dari 7 % V2O5 katalis komersial mengandung garam kalium ( sulfat , pirosulfat dan
sebagainya ) disamping V2O5. Pada suhu operasi pewaris aktif ialah garam lebur yang
terdapat pori – pori pelet silika.
Belerang
Belerang merupakan salah satu bahan dasar yang paling penting dalam industri
pengolahan kimia . Bahan ini terdapat di alam dalam wujud bebas dan dalam keadaan
senyawa pada bijih – bijih seperti pirit ( FeS2 ) , Sfalerit ( ZnS ) dan Kalkopirit ( CuFeS2 )
. Bahan ini juga terdapat di dalam minyak dan gas bumi ( sebagai H 2S ).
Penggunaannya yang terbesar adalah dalam pembuatan asam sulfat.
Pembakaran
Bahan baku biasanya adalah belerang dan berbagai bijih sulfid. Oleh karena
belerang cair biasanya lebih murni dan biaya transpornya lebih murah , belerang
biasanya didatangkan dan disimpan dalam keadaan cair . zat cair itu dipompakan
dalam tangki penimbunan malalui pipa – pipa berpemanas dan disemprotkan ke dalam
tanur dengan menggunakan pembakar yang hampir serupa dengan yang biasanya
dipakai untuk menyuling minyak bakar.
Konventer
Konversi Kimia sulfur dioksida menjadi sulfur trioksida dirancang untuk
menghasilkan konversi maksimum dengan memperhatikan bahwa :
Keseimbangannya merupakan fungsi kebalikan suhu dan fungsi langsung rasio oksigen
terhadap sulfur dioksida.
Laju reaksi merupakan fungsi langsung suhu
Komposisi gas dan banyaknya katalis mempengaruhi laju konversi dan kinetika reaksi
Penyingkiran sulfur trioksida yang terbentuk sehingga lebih banyak sulfur dioksida
dapat dikonversi
Blower
Blower digunakan untuk menghembuskan udara atau gas yang mengandung
belerang melalui peralatan pengolahan. Blower ini ditempatkan di dalam aliran
sehingga dapat menangani udara atau gas yang mengandung sulfur dioksida.
Pompa Asam
Pompa biasanya dibenamkan di dalam tangki pompa yang terbuat dari baja berlapis
bata yang terdapat di dalam daerah proses. Pompa ini dapat digerakkan dengan motor
listrik atau turbin uap.
Pompa Belerang
Digunakan untuk memompakan belerang dari sumur penimbunan ke dalam
atomizer dan pembakar belerang. Pompa ini mempunyai pipa – pipa penyaluran luar
bermantel uap, sehingga belerang tidak menjadi dingin dan membeku, karena titik lebur
belerang adalah 115 C.
Pendingin Asam
Asam yang disirkyulasikan pada menara absorbsi harus didinginkan untuk
mengeluarkan kalor absorbsi dan kalor sensible gas masuk. Asam yang disirkulasikan
pada menara pengering harus pula didinginkan untuk mengeluarkan kalor pengenceran
dan kalor kondensasi kelembapan yang terdapat di dalam gas atau udara masuk.
Pemurnian Gas
Pabrik yang harus menangani gas sulfur dioksida yang tidak murni, misalnya gas
yang keluar dari pabrik peleburan, pemanggangan bijih besi dan proses – proses lain,
biasanya mempunyai ketel kalor limbah. Presipitator elektrostatik untuk pengumpulan
debu, menara pembasuh dan pencuci, dan akhirnya presipitator elektrostatik untuk
pemisahan kabut asam seerta sisa debu dan uap. Sesudah itu, gas siap untuk masuk
ke dalam menara pengering.
Bahan Konstruksi
Dalam system pemurnian gas, baja digunakan untuk menangani gas sulfur dioksida
yang mempunyai suhu di atas titik embun asam. Untuk suhu di bawah titik embun dan
untuk zat cair, digunakan timbale, baja berlapis timbale, dengan lapisan bata atau tidak,
baja paduan dan bahan plastic untuk kondisi operasi tertentu. Pendinginan asam lemah
dalam system pemurnian gas tidak boleh dibuat dari besi cor atau baja karena bahan ini
akan terkorosi dengan cepat.
KESIMPULAN
Dari hasil makalah yang kami buat dapat kami simpulkan bahwa dalam materi mata
kuliah Proses Industri Kimia yaitu Industri Asam Sulfat, sangatlah penting untuk
mengetahui asal-usul asam sulfat itu sendiri. Hal ini bisa membantu untuk mahasiswa
dalam penerapan proses industri kimia yang nantinya akan di perlukan dalam proses
pembuatan asam sulfat itu sendiri.
DAFTAR PUSAKA
"http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sulfat"
Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia (jilid 1) Edisi Kelima. Jakarta :
Erlangga
R.A. DAY, JR.& A. L. UNDERWOOD. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif (Edisi
Keenam). Jakarta : Erlangga
Fessenden, Ralp J. Joan S. Fessenden. 1999. Kimia Oraganik edisi ketiga.
Erlangga : Jakarta.
www.wikipedia.com
www.google.com
www.patentstorm.us
www. Wikipedia.com
www. KompasCyberMedia.com