Anda di halaman 1dari 21

SAINS BANGUNAN DAN UTILITAS 1

SISTEM SAMPAH PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL 2


LANTAI
STUDI KASUS: IAN HOUSE RESIDENCE

DOSEN KOORDINATOR:
I NYOMAN SUSANTA, ST., M.ERG
DOSEN PEMBIMBING:
I NYOMAN SUSANTA, ST., M.ERG

KELOMPOK I (PENGHAWAAN ALAMI)


MAHASISWA:
IRWANTO PRAING PEKUWALI 1805521017
DILAN PRIMUS S. SEMARLIN 1805521025
DEWA NGAKAN PUTU SATRIAGIGAN M. 1805521036
RAMA ODYSIA RIFA GM 1805521054
PHILIP EMMANUEL GUNAWAN 1805521055
KOMANG INDRA TRIWIBAWA P.T. 1805521097

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
Kata Pengantar
Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat karuniaNya, makalah dengan judul ”Pemahaman Utilitas Sistem Sampah pada
Bangunan Gedung (Studi Kasus: di rumah IAN SOSO. Seminyak, Kuta)” dapat
terselesaikan tepat pada waktu yang diharapkan.

Makalah ini kami susun guna melaksanakan kewajiban yang telah diberikan
kepada mahasiswa semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 dalam mata kuliah Sains
Bangunan dan Utilitas 1. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih atas peran serta
yang telah mendukung kami baik saran, bimbingan maupun informasi yang sangat
membantu makalah ini.

Oleh karena adanya keterbatasan waktu dalam penyusunan makalah ini serta
keterbatasan pengetahuan, kami hanya dapat menuangkan secara garis besar. Kami
sadar sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu, kami
harapkan segala kritik & saran yang sifatnya mendukung atau membangun guna
menyempurnakan makalah ini.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga dengan adanya makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya mengenai pengetahuan tentang sistem
sampah.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om.

Tim Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................ I
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 2
1.3. TUJUAN........................................................................................................ 2
BAB II .......................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORI .................................................................................................... 3
2.1. PENGERTIAN SISTEM SAMPAH ............................................................... 3
2.3. DAMPAK SAMPAH........................................................................................ 5
BAB III......................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN OBJEK............................................................................................ 7
3.1 analisa objek bangunan .................................................................................... 7
3.2 Lokasi & Identitas objek Bangunan ................................................................ 7
BAB IV ......................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ........................................................................................................ 10
4.1, DENAH LT 1 & 2 ........................................................................................... 10
4.2. SISTEM SAMPAH ........................................................................................ 12
4.2.1. SISTEM PENGUMPULAN SAMPAH ................................................. 12
4.2.2. SISTEM ALUR SAMPAH.......................................................................12
4.2.3. SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH .................................................... 13
4.3. KOMPONEN SAMPAH ............................................................................... 14
BAB V ........................................................................................................................ 17
PENUTUP .................................................................................................................. 17
5.1. KESIMPULAN ............................................................................................... 17
5.2. SARAN ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep
sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung. Jika sampah dibiarkan begitu saja maka
akan berakibat buruk untuk lingkungan maupun kesehatan manusia.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
daur ulang, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan,
lingkungan, atau estetika. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memulihkan sumber daya alam (resources recovery). Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan
keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat.
Dalam pengelolaan sampah harus dibedakan berdasarkan jenis-jenis
sampah. Secara umum sampah dibedakan menjadi 2 yaitu sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa
makhluk hidup yang terdapat di alam, seperti: tumbuhan dan hewan, serta
berbagai macam hasil olahannya yang kemudian dibuang dan dapat terurai
secara alami oleh bakteri tanpa perlu tambahan bahan kimia apapun dalam
penguraiannya. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah atau limbah yang
dihasilkan dari berbagai macam proses, di mana jenis sampah ini tidak akan
bisa terurai oleh bakteri secara alami dan pada umumnya akan memerlukan
waktu yang sangat lama dalam penguraiannya. Contoh sampah anorganik
yaitu plastik, kaca, kaleng, besi, dan lainnya. Sampah anorganik merupakan
salah masalah terbesar yang ditemukan di dalam kehidupan manusia dimana
sampah ini telah begitu berdampak buruk pada kehidupan manusia. Oleh

1
karena itu pengelolaan sampah organik maupun organik pada setiap bangunan
harus dikelola dengan baik.

1.2. RUMUSAN MASALAH


a. Apa yang dimaksud dengan system sampah?
b. Bagaimana sistem sampah yang ada pada rumah IAN SOSO ?
c. Apa saja komponen sistem sampah yang ada pada rumah IAN SOSO. Seminyak,
Kuta ?

1.3. TUJUAN
a. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan sistem sampah
pada rumah IAN SOSO. Seminyak, Kuta.
b. Untuk mengetahui bagaimana sistem sampah pada objek observasi bangunan
dua lantai IAN SOSO. Seminyak, Kuta.
d. Untuk mengetahui komponen sistem sampah apa saja yang terdapat pada
rumah IAN SOSO. Seminyak, Kuta ? yang merupakan bangunan bertingkat.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. PENGERTIAN SISTEM SAMPAH


"Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau
bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau
buangan". (Kamus Istilah Lingkungan, 1994).
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari
hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat
organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang
dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.

Sampah berasal dari beberapa tempat, yakni :

1. Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya sampah


dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama.
Jenis sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa
makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.

2. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat umum


adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan
melakukan kegiatan. Tempat-tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup
besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan seperti
pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa
makanan,sayuran busuk, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng-
kaleng serta sampah lainnya.

Berbagai macam sampah yang telah disebutkan diatas hanyalah sebagian


kecil saja dari sumber- sumber sampah yang dapat ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak
akan pernah lepas dari sampah. Terutama penumpukan sampah yang terjadi di
tempat-tempat umum seperti di pasar-pasar.

3
Jenis-jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada
yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah
rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan,
sampah institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya.

Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua)


yaitu sebagai berikut :

1. Sampah organic, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang
dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini
dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas,
karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu,
pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti
sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.

2. Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non


hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan
bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam dan
produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan
keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh
alam/ mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara,
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis
ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik,
dan kaleng, (Gelbert dkk, 1996).

Berdasarkan wujud atau bentuknya dikenal tiga macam sampah atau


limbah yaitu : limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Contoh limbah cair
yaitu air cucian, air sabun, minyak goreng sisa, dll. Contoh limbah padat yaitu
bungkus snack, ban bekas, botol air minum, dll. Contoh limbah gas yaitu
karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), HCl, NO2, SO2 dll.

Dampak negatif sampah-sampah padat yang bertumpuk banyak tidak


dapat teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemarkan tanah. Yang

4
dikategorikan sampah disini adalah bahan yang tidak dipakai lagi ( refuse)
karena telah diambil bagian-bagian utamanya dengan pengolahan menjadi
bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada harganya.

Berdasarkan bentuknya :

1. Sampah padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia,


urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur,
sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.

2. Sampah cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak
diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

 Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini
mengandung patogen yang berbahaya.

 Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar
mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

3. .Sampah gas

Sampah gas adalah sampah sisa dari metabolisme tubuh manusia atau gas
alam yang tidak dapat di gunakan lagi bagi keperluan manusia. Contoh

 karbondioksida(CO2)

 karbon monoksida (CO)

 HCl

 NO2

2.2. DAMPAK SAMPAH


a. Dampak terhadap kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang
tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan
menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan

5
penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut
:

 Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.

 Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

 Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu


contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita(taenia).
Cacing ini sebelumnya masuk kedalam pencernakan binatang ternak
melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

b. Dampak terhadap lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesien akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan
biologis. Penguraian sampah yang di buang kedalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini
pada konsentrasi tinggi dapat meledak.

c. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut :

 Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat


kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan
(untuk mengobati kerumah sakit).

 Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika
sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung
membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering
dibersihkan dan diperbaiki.

6
BAB III
PEMBAHASAN OBJEK

3.1 Analisa Objek Bangunan


3.1.1 Fungsi Objek

Dengan mempertimbangkan kelengkapan sistem utilitas yang ada dalam


suatu fungsi bangunan, kami memilih sebuah bangunan dengan fungsi rumah
sebagai objek observasi kami.

Rumah yang kami observasi dengan luas total 210M² ini memiliki 2 lantai
yang dihubungkan dengan tangga. Rumah merupakan tempat tinggal permanen
sebuah keluarga. Dalam rumah tinggal tersebut terdapat berbagai aktivitas di
dalamnya seperti mandi, tidur, berkumpul, makan dan lain-lain. Dalam melakukan
aktivitas tersebut tentu saja dibutuhkan suatu fasilitas untuk mengakomodasi
aktivitas tersebut, oleh karena itu didalam suatu bangunan harus ada suatu
pengadaan sistem utilitas.

3.1.2. Kapasitas Objek

Objek rumah tinggal yang kami observasi memiliki kapasitas 5 orang,


dimana terdapat 5 kamar tidur yang terdiri dari satu kamar tidur utama dengan
kasur king size dan satu kamar tidur dengan kasur queen size yang keduanya
memungkinkan ditempati 2 orang tiap tempat tidur. Dalam rumah tersebut
memiliki 1 kamar tudur utama, 2 kamar tidur anak, kamar tidur pembantu, dan
kamar tidur tamu.

3.2 Lokasi & Identitas Objek Bangunan


Nama pemilik : Ian soso
Tahun : 2016
Alamat : Jl. Raya Seminyak Gg. Keraton, Seminyak, Kuta, Kabupaten
Badung, Bali 80361

Batas bangunan :

Batas Utara : Bangunan Tetangga

7
Batas Selatan : Bangunan Tetangga

Batas Barat : Gg. Keraton

Batas Timur : Site kosong

Jam operasional : 24 jam


Nama Arsitek : Putu Payana
Fungsi bangunan : Rumah Tinggal
Kapasistas : kapasistas 5 orang
Luas bangunan : lantai 1 ± 210 m2
lantai 1 ± 97.5 m2

Objek yang diamati adalah sebuah bangunan rumah tinggal dua lantai yang
mengusung tema bangunan bergaya minimalis,yang berlokasi diJl. Raya Seminyak
Gg. Keraton, Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung, Bali 80361

8
Gambar 3.1. Peta Pulau Bali
Sumber : google.maps.com

Gambar 3.2. Peta Lokasi


Sumber: google.maps.com

9
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1, DENAH

Gambar 4.1. denah lantai 1

10
Sumber: Arsip bestek ruamh tinggal IAN SOSO

Pada lantai 1, tempat penampungan sampah berada pada tiap masing-masing


ruang yang dimana civitasnya menghasilkan sampah, seperti contohnya adalah dapur,
kamar tidur, dan ruang keluarga.

Gambar 4.2. Denah Lantai 2 Keterangan:

Sumber: Arsip bestek ruamh tinggal = Lokasi tempat sampah


sementara 1

= Lokasi tempat
11 sampah
sementara 2

= Lokasi tempat sampah


IAN SOSO
Lantai lantai 2, penempatan tempat sampah terletak pada
kamar tidur.

4.2. SISTEM

4.2.1. SISTEM PENGUMPULAN SAMPAH


a. Pada tahap 1, sampah dikumpulkan secara individu pada tempat
sampah sementara yang menampung sampah dari sumbernya yang
merupakan sisa dari aktivitas yang dihasilkan oleh civitas. Pada tahap
ini sampah pada objek observasi berupa sampah organik dan anorganik
yang tidak berbahaya sehingga tidak memerlukan tempat khusus.
Penempatan tempat sampah tahap 1 adalah pada masing-masing kamar
tidur, dapur dan ruang keluarga
b. Pada tahap 2 sampah individu dari masing- masing sumber kemudian
dikumpulkan menjadi satu tempat di pojok halaman rumah.
c. Pada tahap 3, sampah individu dari masing-masing sumber yang telah
dikumpulkan di tempat sampah pojok halaman rumah dibawa ke depan
rumah menjadi satu pada tempat sampah komunal yang terletak di
bagian depan rumah untuk siap diangkut menuju TPA. Komposisi
sampah pada objek observasi kira-kira 70% sampah anorganik dan
30% sampah organik.
d. Pada tahap 4 merupakan tahap terakhir, sampah dibawa ke TPA dan
merupakan akhir dari sistem sampah pada objek observasi.

4.2.2. SISTEM ALUR PEMBUANGAN SAMPAH

TAHAP 1 TAHAP 2

Pengumpulan Pengumpulan
Sampah individu Sampah sementara 2

TAHAP 3 TAHAP 4

Pengumpulan Pembuangan ke TPA


Sampah akhir 12
Gambar 4.3 Alur tahapan sampah.

4.2.3. SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH


a. Pengolahan Kembali Secara Fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya
botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali.
Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal
(kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah
tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum,
kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas
karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP,
dan PS) juga bisa di daur ulang. Daur ulang dari produk yang komplek seperti
komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai
dan dikelompokan menurut jenis bahannya

Gambar 4.4. Pengolahan sampah fisik


Sumber: google.com
b. Pengolahan Biologis
Material sampah (organik), seperti zat tanaman, sisa makanan atau
kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau
dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa

13
digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.

Gambar 4.5. Pengkomposan Sampah


Sumber: google.com

Pada objek obsservasi belum terdapat adanya pengolahan sampah baik fisik
ataupun biologis, Sampah individu langsung dikumpulkan pada sampah komunal
untuk kemudian di bawa ke tahap 3. Jika dilihat dari komposisi sampah sebaiknya
sampah organik dapat diolah sebelum semuanya di bawa ke TPA, namun hal itu
tidak dilakukan pada objek observsi.

4.3. KOMPONEN SAMPAH

a. Tempat sampah individu

Merupakan tempat pengumpulah sampah pada tiap ruang yang merupakan


tempat pengumpulan sampah yang langsung berasal dari sumbernya sehingga
tempat sampah ini berada pada tahap 1. Kapasitas tempat sampah ini
merupakan yang paling kecil dari yang lainnya karena hanya untuk tiap
ruangan, kapasitasnya adalah 10-30 liter.

14
Gambar 4.6. tempat sampah individu
Sumber : dokumen pribadi
b. Tempat sampah yg berada di pojok halaman rumah adalah tempat sampah
penampungan sampah dari masing-masing individu. Seperti ruang keluarga,
dapur, kamar tidur.

Gambar 4.6. tempat sampah halaman rumah


Sumber : dokumen pribadi

c. Penampungan sampah depan rumah merupakan tempat sampah yang


mengumpulkan sampah dari tempat sampah yang berada di pojok halaman
rumah sehingga dapat menjadi satu dan siap dibawa ke tahap selanjutnya.
Kapasitas tempat sampah ini lebih besar dari tempat sampah individu.

Gambar 4.6. penampungan sampah depan rumah

15
Sumber : dokumen pribadi

d. Tempat pembuangan akhir


Merupakan akhir dari sistem sampah pada objek observasi. Disini terjadi
pengolahan sampah dengan cara penimbunan dan terjadi pembusukan secara
alami sehingga sampah diurai oleh mikroba.

Gambar 4.7. Tempat pembuangan akhir


Sumber: google.com

16
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Sampah merupakan material sisa dari suatu proses. Sampah dapat menimbulkan
masalah yang serius apabila tidak ditanggulangi dengan baik yang menyebabkan
penumpukan sampah. Berdasarkan sumbernya sampah dibagi menjadi sampah
alam, manusia, konsumsi, nuklir, industry, dan pertambangan. Berdasarkan
sifatnya sampah dibagi menjadi sampah organik dan anorganik, sampah organik
biasanya di peroleh dari tumbuhan yang mati sedangkan anorganik diperoleh dari
benda benda yang tdk dapat di jadikan pupuk. Berdasarkan bentuknya sampah
dibagi menjadi sampah padat dan sampah cair. Terdapat metode untuk mengolah
sampah seperti metode pembuangan, metode daur ulang dan metode penghindaran
dan pengurangan.

5.2. SARAN
Pemilik rumah sebaiknya meningkatkan kesadarannya masing masing akan
bahayanya dampak sampah yang dihasilkan oleh manusia bagi lingkungan serta
sebaiknya pada objek observasi, pemilik rumah melakukan pengolahan sampah
sebelum dibuang ke TPA. Sampah plastik dapat dikumpulkan dan diolah kembali
menjadi barang yang berguna, sampah organik dapat dijadikan pupuk dengan cara
diolah pada lubang biopori. Jika tidak melakukan pengolahan sampah maka semakin
banyak sampah yang akan ditimbun di TPA.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. “Dasar – Dasar Pengelolaan Sistem Persampahan”. Diakses pada tanggal 5


September 2015. http://www.sanitasi.net/dasar-dasar-sistem-pengelolaan-
sampah.html
Phynkyawati, Theresia. 2015. Utilitas Bangunan Modul Plumbing. Jakarta: Griya
Kreasi.
Tanggoro, Dwi. 2010. Utilitas Bangunan. Jakarta: UI Press.
Poerbo, Hartono. 1992. Utilitas Bangunan. Jakarta: Djambatan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah

http://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak-sampah.html

18

Anda mungkin juga menyukai