Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Batuk

Batuk adalah respon alami dari tubuh sebagai sistem pertahanan untuk mengeluarkan zat dan
partikel dari dalam saluran pernapasan, serta mencegah benda asing masuk ke saluran napas
bawah.
Tenggorokan dan saluran napas dilengkapi saraf yang merasakan jika terdapat bahan atau zat
yang menggangggu. Kondisi ini menstimulasi saraf untuk mengirim sinyal pada otak, yang
selanjutnya direspons otak dengan mengirim kembali sinyal untuk mengeluarkan zat tersebut
dengan batuk.
Batuk yang terjadi sesekali itu normal karena dapat membantu menggerakkan dahak yang
bertugas menjaga saluran napas tetap lembap. Terkadang, batuk-batuk bisa dirasakan lebih
parah di malam hari. Namun, batuk yang terus-menerus apalagi ditambah gejala lain, seperti
demam dan dahak berwana atau berdarah, dapat menandakan gangguan medis.
Berdasarkan durasinya, batuk dapat digolongkan menjadi batuk akut yang berlangsung
selama kurang dari 3 minggu, batuk sub-akut yang terjadi selama 3-8 minggu, dan batuk
kronis yang berlangsung lebih dari 8 minggu.
Selain proses normal tubuh untuk mengeluarkan benda asing, batuk dapat menjadi gejala
suatu penyakit, seperti flu, penyakit paru, jantung, atau sistem saraf. Dalam hal ini,
kemunculan batuk juga disertai dengan gejala lain, seperti:
Faktor-faktor yang dapat memicu batuk antara lain:

1. Rangsangan mekanis, misalnya,asap rokok, debu, tumor


2. Adanya perubahan suhu mendadak
3. Rangsangan kimiawi misalnya, gas dan bau-bauan
4. Adanya peradangan/infeksi
5. Reaksi alergi
6. Infeksi paru-paru seperti pneumonia atau bronchitis akut
7. Sinusitis yang menyebabkan postnasal drip
8. Merokok
9. Obat darah tinggi golongan ACE inhibitor
10. Penyakit paru seperti tumor paru

Jenis Batuk Berdasarkan Sebabnya

1. Batuk berdahak
Batuk berdahak adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat – zat asing dari saluran
nafas, termasuk dahak.batuk ini sebaiknya tidak ditekan, supaya zat-zat asing itu bisa
dikeluarkan. Batuk berdahak menghasilkan dahak sangat banyak, sehingga menyumbat
saluran nafas.

2. Batuk kering
Batuk ini tidak mengeluarkan dahak. Tenggorokan terasa gatal,sehingga merangsang
timbulnya batuk. Batuk ini mengganggu kenyamanan, bila batuknya terlalu keras akan dapat
memecahkan pembuluh darah pada mata.
Fisiologi Batuk

Batuk adalah suatu refleks fisiologi protektif yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan
membersihkan saluran pernapasan dari dahak, debu, zat-zat perangsang asing yang dihirup,
partikel-partikel asing dan unsur-unsur infeksi. Orang sehat hampir tidak batuk sama sekali
berkat mekanisme pembersihan dari bulu getar di dinding bronchi, yang berfungsi
menggerakkan dahak keluar dari paru-paru menuju batang tenggorok. Cilia ini bantu
menghindarkan masuknya zat-zat asing ke saluran napas. (Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, K.
2010)

Etiologi Batuk

Pada banyak gangguan saluran napas, batuk merupakan gejala penting yang ditimbulkan oleh
terpicunya refleks batuk. Misalnya pada alergi (asma), sebab-sebab mekanis (asap rokok,
debu, tumor paru), perubahan suhu yang mendadak dan rangsangan kimiawi (gas, bau).
Sering kali juga disebabkan oleh peradangan akibat infeksi virus seperti virus selesma
(common cold), influenza, dan cacar air di hulu tenggorok (bronchitis, pharyngitis). Virus-
virus ini dapat merusak mukosa saluran pernapasan, sehingga menciptakan “pintu masuk”
untuk infeksi sekunder oleh kuman, misalnya Pneumococci dan Haemophilus. Batuk dapat
mengakibatkan menjalarnya infeksi dari suatu bagian paru ke yang lain dan juga merupakan
beban tambahan pada pasien yang menderita penyakit jantung. Penyebab batuk lainnya
adalah peradangan dari jaringan paru (pneumonia), tumor dan juga akibat efek samping
beberapa obat (penghambat-ACE). Batuk juga merupakan gejala terpenting pada penyakit
kanker paru. Penyakit tuberkulosa di lain pihak, tidak selalu harus disertai batuk, walaupun
gejala ini sangat penting. Selanjutnya batuk adalah gejala lazim pada penyakit tifus dan pada
dekompensasi jantung, terutama pada manula, begitu pula

pada asma dan keadaan psikis (kebiasaan atau “tic”). Akhirnya batuk yang tidak sembuh-
sembuh dan batuk darah terutama pada anak- anak dapat pula disebabkan oleh penyakit
cacing, misalnya oleh cacing gelang. Disamping gangguan-gangguan tersebut, batuk bisa
juga dipicu oleh stimulasi reseptor- reseptor yang terdapat di mukosa dari seluruh saluran
napas, (termasuk tenggorok), juga dalam lambung. Bila reseptor ini yang peka bagi zat-zat
perangsang distimulir, lazimnya timbullah refleks batuk. Saraf-saraf tertentu menyalurkan
isyarat-isyarat ke pusat batuk di sumsum lanjutan (medulla oblongata), yang kemudian
mengkoordinir serangkaian proses yang menjurus ke respons batuk. Batuk yang berlarut-larut
merupakan beban serius bagi banyak penderita dan menimbulkan pelbagai keluhan lain
seperti sukar tidur, keletihan dan inkontinensi urin. Jenis batuk dapat dibedakan menjadi 2,
yakni batuk produktif (dengan dahak) dan batuk non-produktif (kering). 1.Batuk produktif
merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi mengeluarkan zat- zat asing
(kuman, debu, dsb) dan dahak dari batang tenggorok. Batuk ini pada hakikatnya tidak boleh
ditekan oleh obat pereda. Tetapi dalam praktek seringkali batuk yang hebat mengganggu
tidur dan meletihkan pasien ataupun berbahaya, misalnya setelah pembedahan. Untuk
meringankan dan mengurangi frekuensi batuk umumnya dilakukan terapi simtomatis dengan
obat-obat batuk (antitussiva), yakni zat pelunak, ekspektoransia, mukolitika dan pereda batuk.
2. Batuk non-produktif bersifat “kering” tanpa adanya dahak, misalnya pada batuk rejan
(pertussis, kinkhoest), atau juga karena pengeluarannya memang tidak mungkin, seperti pada
tumor. Batuk menggelitik ini tidak ada manfaatnya, menjengkelkan dan seringkali
mengganggu tidur. Bila tidak diobati, batuk demikian akan berulang terus karena pengeluaran
udara cepat pada waktu batuk akan kembali merangsang mukosa tenggorok dan farynx.
(Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, K. 2010)

Epidemiologi

Prevalensi batuk dijumpai sekitar 15% pada anak dan 20% pada orang dewasa

(Oemiati et al., 2010). Penelitian epidemiologi menunjukkan batuk kronik banyak

berhubungan dengan kebiasaan merokok. Penelitian berskala besar di Amerika

menemukan bahwa 8-20% non perokok juga menderita batuk karena penyakit

kronik, polusi, alergi dan lain-lain (Blasio et al., 2012). Batuk juga merupakan

salah satu gejala dari penyakit asma dimana penelitian International Study on

Asthma and Allergies in Childhood menunjukkan bahwa prevalensi penyakit asma

di Indonesia meningkat dari 4,2% pada tahun 1995 menjadi 5,4% pada tahun 2003

(Oemiati et al., 2010). DKI Jakarta memiliki prevalensi asma yang lebih besar

yaitu 7,5% pada tahun 2007 (Oemiati et al., 2010). Departemen Kesehatan

memperkirakan penyakit asma termasuk 10 besar penyebab kesakitan dan

kematian di RS dan diperkirakan 10% dari 25 juta penduduk Indonesia menderita

asma (Oemiati et al., 2010).

Hal yang dapat dilakukan

1. Minum banyak cairan (air atau sari buah) akan menolong membersihkan
tenggorokan, jangan minum soda atau kopi.
2. Hentikan kebiasaan merokok
3. Hindari makanan yang merangsang tenggorokan (makanan dingin atau
berminyak) dan udara malam.
4. Madu dan tablet hisap pelega tenggorokan dapat menolong meringankan
iritasi tenggorokan dan dapat membantu mencegah batuk kalua
tenggorokan anda kering atau pedih.
5. Hirup uap air panas (dari semangkuk air panas) untuk mencairkan sekresi
hidung yang kental supaya mudah dikeluarkan. Dapat juga ditambahkan
satu sendok teh balsam/minyak atsiri untuk membuka sumbatan saluran
pernapasan.
6. Minum obat batuk yang sesuai
7. Bila batuk lebih dari 3 hari belum sembuh segera ke dokter
8. Pada bayi dan balita bila batuk disertai napas cepat atau sesak harus
segera dibawa ke dokter atau pelayanan kesehatan.

Obat yang dapat digunakan

Obat batuk dibagi menjadi 2 yaitu ekspektoran (pengencer dahak) dan antitusif
(penekan batuk).

Obat batuk berdahak (ekspektoran)

1. Gliseril Guaiakolat

 Kegunaan obat : mengencerkan lendir saluran napas


 Hal yang harus diperhatikan : hati-hati atau minta saran dokter untuk
penggunaan bagi anak di bawah 2 tahun dan ibu hamil.
 Aturan pemakaian
– Dewasa : 1 – 2 tablet (100 – 200 mg), setiap 6 jam atau 8 jam sekali
– Anak : 2 – 6 tahun : ½ tablet (50 mg) setiap 8 jam. 6-12 tahun : ½ – 1
tablet (50-100 mg) setiap 8 jam

2. Bromheksin

 Kegunaan obat : mengencerkan lendir saluran napas.


 Hal yang harus diperhatikan : konsultasikan ke dokter atau Apoteker
untuk penderita tukak lambung dan wanita hamil 3 bulan pertama.
 Efek samping : rasa mual, diare dan perut kembung ringan
 Aturan pemakaian :
– Dewasa : 1 tablet (8 mg) diminum 3 x sehari (setiap 8 jam)
– Anak : Di atas 10 tahun : 1 tablet (8 mg) diminum 3 kali sehari (setiap 8
jam). 5-10 tahun : ½ tablet (4 mg) diminum 2 kali sehari (setiap 8 jam)

3. Kombinasi Bromheksin dengan Gliseril Guaiakolat

 Kegunaan obat : mengencerkan lendir saluran napas


 Hal yang harus diperhatikan :
– Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi anak di bawah 2 tahun.
– Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita tukak lambung.
– Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi ibu hamil.
 Efek samping : rasa mual, diare, kembung ringan.
4. Obat Batuk Hitam (OBH)

 Dosis :
– Dewasa : 1 sendok makan (15 ml) 4 x sehari (setiap 6 jam)
– Anak : 1 sendok teh (5 ml) 4 x sehari (setiap 6 jam).

Obat Penekan Batuk (Antitusif)

1. Dekstrometorfan HBr (DMP HBr)

 Kegunaan obat : penekan batuk cukup kuat kecuali untuk batuk akut yang
berat
 Hal yang harus diperhatikan :
– Hati-hati atau minta saran dokter untuk penderita hepatitis
– Jangan minum obat ini bersamaan obat penekan susunan syaraf pusat
– Tidak digunakan untuk menghambat keluarnya dahak
 Efek samping :
– Efek samping jarang terjadi. Efek samping yang dialami ringan seperti
mual dan pusing
– Dosis terlalu besar dapat menimbulkan depresi pernapasan
 Aturan pemakaian :
– Dewasa : 10-20 mg setiap 8 jam
– Anak : 5-10 mg setiap 8 jam Bayi : 2,5-5 mg setiap 8 jam

2. Difenhidramin HCI

 Kegunaan obat : Penekan batuk dan mempunyai efek antihistamin


(antialergi)
 Hal yang harus diperhatikan :
– Karena menyebabkan kantuk, jangan mengoperasikan mesin selama
meminum obat ini
– Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita asma, ibu
hamil, ibu menyusui dan bayi/anak.
 Efek samping : pengaruh pada kardiovaskular dan SSP seperti sedasi,
sakit kepala, gangguan psikomotor, gangguan darah, gangguan saluran
cerna, reaksi alergi, efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering,
pandangan kabur dan gangguan saluran cerna, palpitasi dan aritmia,
hipotensi, reaksi hipersensitivitas, ruam kulit, reaksi fotosensitivitas, efek
ekstrapiramidal, bingung, depresi, gangguan tidur, tremor, konvulsi,
berkeringat dingin, mialgia, paraestesia, kelainan darah, disfungsi hepar,
dan rambut rontok.
 Aturan pemakaian :
– Dewasa : 1-2 kapsul (25-50 mg) setiap 8 Jam
– Anak : 1/2 tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam
Penyakit flu

Flu merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus (coronavirus, influenza


virus) pada saluran pernapasan bagian atas. Penularan flu biasanya terjadi
melalui kontak dengan sekret mukosa hidung orang yang terkena flu (dengan
memegang tangan atau gagang pintu atau gagang telepon yang terkena sekret).
Pada umumnya infeksi dapat sembuh dengan sendirinya dengan meningkatkan
daya tahan tubuh melalui istirahat yang cukup, asupan gizi dan banyak minum
air. Namun demikian gejala yang ditimbulkan seringkali mengganggu aktivitas.

Untuk meringankan gejala flu dapat dilakukan swamedikasi menggunakan obat


bebas yang mengandung satu atau lebih zat yang berkhasiat dekongestan,
antihistamin, antipiretik, analgesik, antitusif atau ekspektoran. Pengobatan flu
tidak memerlukan antibiotik.

Gejala flu antara lain sebagai berikut :

 Sakit tenggorokan yang diikuti oleh hidung tersumbat, berair, bersin dan
batuk
 Menggigil, sakit kepala, lemas, nyeri otot, dan demam ringan
 Gangguan pada hidung terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 dan batuk (tidak
selalu) muncul pada hari ke-4 atau ke-5

Etiologi
Dikenal tiga jenis influenza musiman (seasonal) yakni A, B dan Tipe C. Di antara banyak
subtipe virus influenza A, saat ini subtipe influenza A (H1N1) dan A (H3N2) adalah yang
banyak beredar di antara manusia. Virus influenza bersirkulasi di setiap bagian dunia. Kasus
flu akibat virus tipe C terjadi lebih jarang dari A dan B. Itulah sebabnya hanya virus
influenza A dan B termasuk dalam vaksin influenza musiman. Influenza musiman menyebar
dengan mudah Saat seseorang yang terinfeksi batuk, tetesan yang terinfeksi masuk ke udara
dan orang lain bisa tertular. Mekanisme ini dikenal sebagai air borne transmission. Virus juga
dapat menyebar oleh tangan yang terinfeksi virus. Untuk mencegah penularan, orang harus
menutup mulut dan hidung mereka dengan tisu ketika batuk, dan mencuci tangan mereka
secara teratur (WHO, 2009).

Virus influenza A inang alamiahnya adalah unggas akuatik. Virus ini dapat ditularkan
pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang berdampak besar pada peternakan
unggas domestik atau menimbulkan suatu wabah influenza manusia. Virus A merupakan
patogen manusia yang paling virulen di antara ketiga tipe infleuenza dan menimbulkan
penyakit paling berat, yang paling terkenal di Indonesia adalah flu babi (H1N1) dan flu
burung (H5N1) (Spickler, 2009).
Virus influenza B hampir secara ekslusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang
dibandingkan virus influenza A. karena tidak mengalami keragaman antigenik, beberapa
tingkat kekebalan diperoleh pada usia muda, tapi sistem kekebalan ini tidak permanen karena
adanya kemungkinan mutasi virus. Virus influenza C menginfeksi manusia, anjing dan babi,
kadangkala menyebabkan penyakit yang berat dan epidemi lokal. Namun, influenza C jarang
terjadi disbanding jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak -
anak (Spickler, 2009).

Anda mungkin juga menyukai