Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Terdapat berbagai macam pengolahan limbah yang dapat dilakukan baik secara fisika,
kimia dan biologi. Pengolahan limbah secara fisika dapat dilakukan dengan proses sedimentasi
ataupun filtrasi. Pengolahan limbah secara kimia dapat dilakukan dengan proses koagulasi-
flokulasi. Selain itu, proses pengolahan limbah secara biologis dapat dilakukan melalui proses
lumpur aktif ataupun anaerobik. Dari ketiga proses tersebut saling berhubungan yang dapat
menghasilkan air limbah yang telah memenuhi standar yang berlaku.
Pada percobaan kali ini, dilakukan proses pengolahan industri secara anaerobik.
Pengolahan limbah industri secara anaerobik adalah proses pengolahan limbah secara biologis
dengan bantuan mikroorganisme tanpa adanya udara dalam proses pengolahannya. Proses
anaerobik umumnya digunakan untuk limbah cair dengan beban bahan organik yang tinggi,
pengolahan lumpur, dan penyisihan NH3 pada proses denitrifikasi (Said & Firly 2005). Selain
itu, ciri khas dari proses pengolahan anaerobik ini adalah terbentuknya gas metana (CH4).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini ialah:
1. Menentukan konsentrasi COD dari umpan, efluen awal dan efluen akhir.
2. Menentukan kandungan MLVSS.
3. Menentukan nilai efisiensi pengolahan.
4. Menentukan jumlah total gas yang dihasilkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air limbah (waste water) adalah air buangan dari masyarakat, rumah tangga, industri,
air tanah, air permukaan serta buangan lainnya. Di dalam limbah cair terkandung zat-zat
pencemar dengan konsentrasi tertentu yang bila dimasukkan ke bahan air dapat mengubah
kualitas airnya. Kualitas air merupakan pencerminan kandungan konsentrasi makhluk
hidup, energi, zat-zat, atau komponen lain yang ada dalam air. Limbah cair mempunyai
efek negative bagi lingkungan karena mengandung zat-zat beracun yang mengganggu
keseimbangan lingkungan dan kehidupan makhluk hidup yang terdapat di dalamnya
(Milasari dan Ariyani, 2010).
Air limbah pada umumnya memiliki beberapa kandungan zat – zat baik organik
maupun anorganik. Zat yang biasa terkandung pada airr limbah antara lain (Driyanti,
2007):
1. Protein
2. Lemak dan Minyak
3. Karbohidrat
4. BOD
5. COD
6. Phenol
7. Dll.
2.3 Pengolahan Limbah Metoda Anaerob
Pengolahan limbah secara anaerob merupakan salah satu metoda pengolahan limbah
secara biologis. Pengolahan limbah ini biasanya digunakan untuk limbah dengan kadar
BOD yang relatif cukup tinggi. Pengolahan limbah dengan metoda biologis secara anerob
ini banyak dipilih karena beberapa alasan, yakni investasi yang lebih rendah, selain itu gas
metan yang terbentuk selama proses fermentasi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
baik sebagai bahan bakar ataupun dikonversi ke energi listrik. Kelebihan proses anaerobik
adalah derajat stabilitas yang tinggi, produk lumpur buatan biologis rendah, kebutuhan
nutrien rendah, dan dihasilkan gas metan yang dapat digunakan sebagai sumber energi
(Fitrianti, 2017).
Ketiga parameter tersebut harus dalam keadaan optimum. Bukan paling tinggi atau
paling rendah. Hal ini disebabkan karena pada proses pengolahan anaerob melibatkan
bantuan mikroba yang bersifat spesifik. Mikroba hanya akan bekerja pada kondisi yang
sesuai dan akan mengurai nutrisi tertentu dengan jumlah tertentu juga.
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Proses Anaerob
Kekurangan pengolahan limbah secara anaerob salah satunya ialah ada beberapa
keadaan yang tidak cocok untuk proses anaerob yaitu antara lain: apabila temperatur limbah
relatif rendah (< 20 oC), limbah memiliki kandungan organik yang relatif rendah, limbah
tidak memiliki alkalinitas yang mencukupi atau baku mutu BOD untuk keluaran sangat
rendah (< 20 mg/L) (Jemai,1999).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
START
Melakukan percobaan
pengolahan limbah secara
anaerobik selama 1 minggu
B. Tahapan Penentuan COD
START
START
Aulia, Hanief. 2019. “Kajian Sungai Citarum”. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.
Drh. Anis Trisna Fitrianti, Msi. 2017. “Proses Anaerobik Sebagai Alternatif untuk
Mengolah Limbah Cair Rumah Potong Hewan Ruminansia”.
http://kesmavet.ditjenpkh.pertanian.go.id/index.php/berita/tulisan-ilmiah-
populer/162-proses-anaerobik-sebagai-alternatif-untuk-mengolah-limbah-cair-
rumah-potong-hewan-ruminansia. Diunduh November 2019.
Driyanti, Rahayu. 2007. “Produksi Polihidroksialkanoat Dari Air Limbah Industri Tapioka
dengan Sequencing Batch Reaktor”. Bandung: Fakultas Farmasi, Universitas
Padjadjaran.
Jemai. 1999. “Pengetahuan Dasar Pada Penangulangan Pencemaran Lingkungan Air”. 2nd
ed., PP 188-206, JETRO.
Milasari, Nurita Ika dan Sukma Budi Ariyani. 2010. “Pengolahan Limbah Cair Kadar COD
dan Fenol Tinggi dengan Proses Anaerob dan Pengaruh Mikronutrient Cu : Kasus
Limbah Industri Jamu Tradisional”. Semarang: Universitas Diponegoro.
Said NI, Firly. 2005. Uji performance biofilter anaerobik unggun tetap menggunakan media
biofilter sarang tawon untuk pengolahan air limbah Rumah Potong Ayam. Jurnal
JAI. Volume 1, Nomor 3 : 289 – 303.