Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DALAM

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP

Kiky Riana Sari1, Nila Kurniasih2, Riawan Yudi Purwoko 3


1
Bimbingan Belajar Kilometer, Kebumen
2
Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Purworejo
3
Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Purworejo
e-mail: kikyriana8@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pemecahan
masalah matematika siswa SMP. Penelitian ini merupakan penelitian kuali-tatif deskriptif
dengan pendekatan fenomologi. Teknik pengambilan subjek mengguna-kan purposive sampling.
Sumber data penelitian ini adalah hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, hasil tes
pemecahan masalah. Teknik pengumpulan data meli-puti: tes, wawancara, dokumen dan
catatan lapangan. Teknik analisis data melalui ta-hapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir tingkat
tinggi dalam pemecahan masalah matematika telah melewati: pemecahan masalah yaitu
memahami masalah dengan me-nuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada
soal, merencanakan pe-nyelesaian dengan menghubungkan antara data dengan hal-hal yang
belum diketahui pada soal dan dapai mendesain rencana penyelesaian, menyelesaikan
penyelesaian se-suai rencana dengan mampu mengoperasikan operasi hitung dengan benar
serta mam-pu menemukan hasil penyelesaian, dan memeriksa kembali dengan kembali hasil pe-
nyelesaian soal. Untuk aspek berpikir tingkat tinggi yang dicapai hanya aspek berpikir kritis
yaitu siswa menyelesaikan permasalahan dengan menguraikan permasalahan menjadi
informasi yang digunakan untuk penyelesaian masalah (menganalisis/analyze) dan siswa
memberikan penilaian dan pendapat berdasarkan kriteria terhadap penyele-saian soal
(mengevaluasi/evaluate). Akan tetapi, siswa belum dapat mengkomunikasi-kan pendapatnya
secara lisan.

Kata Kunci: kemampuan siswa, berpikir tingkat tinggi, pemecahan masalah matematika.

1. PENDAHULUAN ataupun ingin me-mahami sesuatu, maka


orang tersebut melakukan aktivitas berpikir.
Pendidikan sebagai unsur utama
Kegiatan berpikir dibedakan men-
dalam mewujudkan pengetahuan, ke-
jadi dua jenjang, yaitu berpikir tingkat
trampilan, dan kebiasaan manusia untuk
tinggi atau Higher Order Thinking (HOT)
mengembangkan potensi yang diturun-kan
dan berpikir tingkat rendah atau Lower
kepada generasi berikutnya melalui
Order Thinking (LOT). Kemam-puan
pengajaran dan pelatihan. Salah satu upaya
berpikir yang penting dikuasai oleh siswa
pendidikan agar dapat mengem-bangkan
adalah kemampuan berpikir ting-kat tinggi.
potensi yang berkualitas adalah melalui
Menurut Heong (dalam Mitri, 2016)
matematika. Matematika seba-gai ilmu
kemampuan berpikir tingkat ting-gi
universal mendasari perkemba-ngan
didefinisikan sebagai penggunaan pi-kiran
teknologi modern, mempunyai pe-ran
secara luas untuk menemukan tan-tangan
penting dalam berbagai disiplin dan
baru. Fakta menunjukkan ke-mampuan
memajukan daya pikir manusia. Salah satu
berpikir tingkat tinggi siswa sudah baik.
yang berperan penting dalam keber-hasilan
Hal ini didukung oleh salah satu hasil
matematika siswa adalah ke-mampuan
penelitian dari Aisyah (2017) yaitu hampir
berpikir. Heong dkk (dalam Mitri, 2016)
38% siswa kemampuan berpikir tingkat
menyatakan ketika sese-orang memutuskan
tingginya baik, ditam-bah 19% siswa
suatu masalah, me-mecahkan masalah,

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 487


kemampuan berpikir tingkat tingginya Berpikir Tinggi Tinggi
sangat baik, sekitar 29% siswa kemampuan Taksonomi Bloom menjelaskan
berpikir tingkat tingginya cukup, dan hanya bahwa berpikir yang melibatkan ana-lisis,
14% siswa kemampuan berpikir tingkat evaluasi, dan mengkreasi dianggap berpikir
tingginya kurang. tingkat tinggi (Pohl dalam Purbaningrum,
Secara umum terdapat beberapa 2017: 41). Menurut Rofiah (dalam Aisyah,
aspek yang menunjukkan kemampuan 2017: 207-208) kemampuan berpikir
berpikir tingkat tinggi yang dimiliki se- tingakt tinggi ada-lah suatu proses berpikir
seorang yaitu kemampuan berpikir kri-tis, yang berkaitan dengan aktivitas mental
berpikir kreatif serta memecahkan masalah. dalam usaha membangun pengalaman yang
Berpikir kritis dan kreatif digu-nakan dalam kom-pleks, reflektif, dan kreatif, dan
upaya pemecahan masalah. Sejalan dengan dilaku-kan secara sadar untuk mendapatkan
beberapa aspek kemam-puan berpikir suatu pengetahuan yang meliputi ana-litis,
tingkat tinggi tersebut, Krathwohl (dalam sintesis, dan evaluatif. Kemudian, Winarso
Lewy, 2009: 16) dalam A revision of ( 2014: 110) mengatakan bah-wa
Bloom’s Taxonomy: an overview – Theory kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah
Into Practice me-nyatakan bahwa indikator kemampuan mentransfer infor-masi kepada
untuk meng-ukur kemampuan berpikir orang lain, kemampuan berfikir kritis, dan
tingkat tinggi, meliputi: analyze kemampuan peme-cahan masalah.
(menganalisis), evalu-ate ( mengevaluasi), Selanjutnya, Heong dkk (2011: 121)
create (mencip-takan). Dengan berpikir menyatakan bahwa ”Higher order thinking
tingkat tinggi siswa diharapkan dapat skills (HOTS) is one com-ponent of the
menganalisis da-lam memecahkan masalah, creative thinking skills and critical
mengevalu-asi terhadap solusi masalah thinking”. Dimana kemampuan berpikir
tersebut, serta mampu mengkreasi atau kritis dan kreatif merupakan salah satu
mencipta-kan suatu cara untuk komponen dari kemampuan berpikir tingkat
memecahkan ma-salah. tinggi.
Menurut Polya (dalam Zahriah, Berdasarkan beberapa pengertian
2016: 152), ada beberapa kegiatan atau tentang kemampuan berpikir tingkat tinggi,
tahapan yang dapat dilakukan oleh siswa maka dapat disimpulkan bahwa
untuk memecahkan masalah, yaitu me- kemampuan berpikir tingkat tinggi ada-lah
mahami masalah (understanding the kemampuan berpikir kritis dan ke-
problem), menyusun rencana (devising a mampuan berpikir kreatif dalam peme-
plan), melaksanakan rencana (carrying out cahan masalah, sehingga mampu me-
the plan), dan melakukan pengece-kan nyelesaikan permasalah yang sulit untuk
(looking back). Dengan menerapkan dipecahkan. Senada dengan hal itu Conklin
pemecahan masalah model Polya diha- (dalam Hidayati, 2017: 147) juga
rapkan dapat menumbuhkan kemampu-an menyatakan karakteristik berpikir tingkat
berpikir tingkat tinggi siswa dalam tinggi “characteristics of higher order
pemecahan masalah matematika siswa. tniking skills encompass both critical
Kemampuan berpikir tingkat tinggi sa- thinking and creative thinking”. Ada dua
ngatlah penting dalam menyelesaikan hal karakteristik yang men-dasari
masalah matematika, maka kemampuan kemampuan berikir tingkat tinggi yaitu
berpikir tingkat tinggi siswa harus terus berpikir kritis dan kreatif.
dilatih dengan memberikan masalah yang Dengan merujuk pada taksonomi
tidak rutin atau soal yang tidak rutin, yaitu Bloom yang sudah direvisi Rofiah, Aminah
soal yang mempunyai ba-nyak cara dan Ekawati (dalam Hidayati, 2017: 147-
penyelesaian yang benar. Ber-dasarkan hal 148) mengklasifikasikan as-pek berpikir
tersebut, maka peneliti ter-tarik untuk kritis yaitu menganalisis dan mengevaluasi
melakukan suatu penelitian tentang sedangkan aspek ber-pikir kreatif yaitu
kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam mencipta. Berdasar-kan aspek dan indikator
pemecahan masalah mate-matika siswa kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
SMP. telah disam-paikan di atas maka dapat

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 488


dibuat suatu indikator kemampuan berpikir mengevaluasi mencakup se-jumlah proses
tinggi se-bagaimana ditunjukkan pada tabel kognitif sebagai beri-kut:
beri-kut ini: a. Memeriksa (checking) yaitu me-
Tabel 1 nemukan ketidaksesuaian atau ke-
Indikator Higher Order Thinking Skills salahan antara proses dan hasil,
Alternatif menentukan bahwa proses dan hasil
Kata Kerja memiliki kesesuaian, atau menguji
Aspek Indikator Operasional sebuah kekonsistenan suatu
yang permasalahan dengan meng-gunakan
Mewakili berbagai penyelesaian.
Meng- Memilih b. Mengkritik (critiquing) yaitu me-nilai
analisis Mem- ketidaksesuaian antara hasil,
Berpikir menemukan kesalahan dari suatu cara
bandingkan
Kritis yang menyebabkan suatu ma-salah
Meng- Memeriksa
evaluasi Menilai (memutuskan satu dari dua metode atau
Mencipta Membuat cara yang terbaik un-tuk memecahkan
Berpikir permasalahan yang ada), atau menarik
Menyimpul-
kreatif sebuah pendapat atas keputusan
kan
berdasar-kan ciri-ciri masalah yang telah
Menurut Anderson dalam Wahyuni ditemukan.
(2017: 134), kemampuan menganalisis, 3. Mencipta (Create)
evaluasi, dan mengkreasi mempunyai Mencipta merupakan proses
pengertian sebagai berikut: menyusun sejumlah elemen tertentu
1. Menganalisis (Analyze) menjadi satu kesatuan yang koheren atau
Menganalisis adalah proses mengurai fungsional. Tujuan-tujuan pe-ngajaran yang
suatu materi menjadi pe-nyusunnya dan termasuk ke dalam ka-tegori mencipta ini
menentukan materi tersebut secara adalah mengajar-kan pada para siswa agar
keseluruhan. Kategori proses menganalisis mampu membuat suatu produk baru dengan
ini mencakup proses-proses sebagai mengorganisasi sejumlah elemen atau jadi
berikut: suatu pola atau struktur yang belum pernah
a. Membedakan (differentiating) yaitu ada atau tidak pernah diprediksi
memilih bagian yang memi-liki sebelumnya. Mes-kipun kategori
hubungan dengan bagian yang tidak menciptakan ini mengharuskan adanya
memiliki hubungan atau me-misahkan suatu pola pi-kir kreatif dari pihak siswa,
bagian yang penting de-ngan bagian pola pikir kreatif tersebut tidak sepenuhnya
yang tidak penting dan ter-bebas dari tuntutan-tuntutan atau
mendiskriminasikan infor-masi yang batasan-batasan yang telah ditentu-kan
tidak relevan dari per-masalahan yang dalam suatu pengajaran pelaja-ran atau
ada. batasan-batasan yang terjadi dalam situasi
b. Mengorganisasi (organizing) me- tertentu.
nentukan bagaimana cara untuk Pemecahan Masalah
menyusun bagian-bagian perma-salahan. Dalam kehidupan sehari-hari ba-nyak
c. Menghubungkan (attribute) yaitu persoalan yang dihadapi, namun tidak
menentukan tujuan dibalik infor-masi sepenuhnya persoalan tersebut da-pat
yang telah didapatkan. dikatakan masalah. Masalah diarti-kan
2. Mengevaluasi (Evaluate) sebagai suatu situasi atau pertanya-an yang
Mengevaluasi diartikan seba-gai dihadapi oleh seseorang yang tidak dapat
tindakan membuat suatu penilai-an segera diselesaikan dengan menggunakan
(judgement) yang didasarkan pada kriteria aturan atau prosedur ter-tentu.
dan standar tertentu. Kriteria yang paling Menurut Hudojo dalam Argarini
sering digunakan adalah kualitas, (2018: 92), pemecahan masalah menun-tut
efektivitas, dan konsistensi. Kategori sesorang untuk berpikir secara lebih
mendalam dalam menyelesaikan suatu

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 489


persoalan yang sedang dihadapi. Peme- melaksanakan perhitu-ngan, dan memeriksa
cahan masalah merupakan inti dari be-lajar kembali kebenaran hasil atau solusi
matematika. Kemampuan sese-orang dalam terhadap semua langkah yang telah
menganalisis dan mengatur data-data yang dikerjakan.
diperoleh dapat diperoleh dari kebiasaan
memecahkan masalah. Stephen Krulik dan 2. METODE PENELITIAN
Jesse A. Rudnick dalam Khabibah (2016: Penelitian ini merupakan peneli-tian
10) mengata-kan: “it (problem solving) is kualitatif deskriptif dengan pende-katan
the means by which an individual uses fenomologi. Penelitian dilakukan pada
previously acquired knowledge, skills, and bulan Mei 2018 sampai dengan Desember
under-standing to satisfy the demands of an 2018 di SMP Negeri 1 Ambal. Pengambilan
unfamiliar situation”. Maksud kutipan subjek mengguna-kan purposive sampling.
tersebut pemecahan masalah diartikan Instrumen uta-ma penelitian adalah peneliti
dengan seseorang (individu) menggu-nakan itu sendiri, sedangkan instrumen
pengetahuan yang diperoleh sebe-lumnya, pendukungnya yaitu tes pemecahan
keterampilan-keterampilan, dan masalah matema-tika (soal essay) dan
pemahamannya untuk memenuhi per- pedoman wawan-cara. Berikut adalah soal
mintaan dari suatu situasi yang tidak di- pemecahan masalah yang digunakan dalam
kenal. Dengan kata lain, siswa harus te- pengam-bilan data.
rampil untuk memilih pengetahuan serta
pemahaman yang dimiliki agar dapat di-
gunakan dalam memecahkan masalah yang
dihadapi.
Pemecahan masalah dapat dipan-
dang sebagai proses menemukan kom-
binasi aturan yang telah dipelajarinya le-bih
dahulu yang digunakan untuk me-
mecahkan masalah baru (Nasution, 2006:
170). Dari uraian tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pemecahan masalah
adalah proses berpikir secara mendalam
menggunakan pengetahuan, keterampilan
dan pemahaman yang telah dimiliki
sebelumnya untuk menyelesai-kan masalah
baru. Polya dalam Indrawati (2017: 92) Gambar 1. Soal Pemecahan Masalah
memaparkan solusi pemecahan masalah Pengumpulan data berupa pembe-
memuat empat langkah fase penyelesaian rian tes pemecahan masalah matematika,
yaitu; “(1) memahami masalah wawancara, dan catatan lapangan. Tek-nik
(understanding the problem), (2) membuat analisis data ada beberapa tahapan yaitu:
rencana (defi-sing a plan), (3) (1) reduksi data yaitu memilih data yang
melaksanakan rencana (carrying out the diperlukan oleh peneliti, da-lam mereduksi
plan), (4) memeriksa kembali (looking data memerlukan teknik triangulasi, (2)
back)”. penyajian data, (3) pena-rikan kesimpulan.
Dari pembahasan yang terurai ter-
sebut, kemampuan pemecahan masalah 3. HASIL PENELITIAN DAN
yang dimaksud adalah kemampuan sis-wa PEMBAHASAN
dalam memecahkan masalah mate-matika Peneliti memberikan sebuah tes
dengan memperhatikan langkah kegiatan. pemecahan masalah matematika, wa-
Langkah kegiatan yang bisa dilakukan wancara, dan menuliskan catatan lapa-ngan
siswa diantara langkah kegi-atan pada calon subjek. Peneliti menda-patkan
pemecahan menurut Polya yang meliputi: empat calon subjek penelitian yang
memahami masalah, merenca-nakan atau nantinya akan dijadikan subjek pe-nelitian
merancang strategi pemeca-han masalah, kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 490


pemecahan masalah mate-matika. Empat mengoperasikan operasi hitung dengan
calon subjek tersebut adalah S1, S5, S7, dan benar sehingga menemukan hasil
S8. Calon subjek tersebut dipilih penyelesaian yang tepat. Selanjutnya,
berdasarkan hasil perole-han jawaban tes subjek melakukan pengecekan kembali
pemecahan masalah matematika, yaitu terhadap hasil pe-mecahan masalah untuk
siswa dalam pemeca-han masalah memastikan ke-benaran dari jawaban.
matematika muncul indika-tor berpikir Terakhir, subjek melakukan penarikan
tingkat tinggi. Dari jawaban calon subjek kesimpulan ber-dasarkan apa yang
tersebut menunjukkan bah-wa keempat diperoleh dari hasil pemecahan masalah.
calon subjek tersebut layak untuk Kemampuan ber-pikir tingkat tinggi dalam
digunakan sebagai subjek yang akan diteliti aspek berpikir kritis dalam pemecahan
kemampuan berpikir tingkat tingginya. Dari masalah yang dilakukan dengan tepat,
empat calon subjek yang layak terpilih tentunya akan memperoleh kesimpulan
menjadi subjek, hanya dua calon subjek yang valid. Ke-mampuan berpikir tingkat
saja yang diambil untuk mewakili dari tinggi dalam aspek berpikir kreatifbelum
keempat subjek tersebut dan akan dapat di-capai karena dalam penyelesaian
dideskripsikan kemampuan berpikir tingkat soal subjek belum bisa menunjukkan kreati-
tinggi dalam pemeca-han. Sehingga subjek vitasnya dengan menggambarkan grafik
yang akan dides-kripsikan kemampuan dalam penyelesaian soal pemecahan ma-
berpikir tingkat tinggi dalam pemecahan salah.
masalah yaitu subjek S5 dan S8. Hasil Berikut ini merupakan hasil ana-lisis
pengumpulan data tersebut, peneliti data yang diperoleh dari hasil jawa-ban
memperoleh data yang valid tentang subjek penelitian yang termasuk ke-dalam
kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam aspek berpikir kritis.
pemecahan masalah matematika. 1. Menganalisis dalam menyelesaikan
Dari hasil penelitian menunjukkan permasalahan dengan mengidentifi-kasi
bahwa siswa sudah melakukan langkah informasi yang ada pada soal, subjek
pemecahan masalah sesuai dengan lang-kah menuliskan informasi yang diketahui dan
pemecahan Polya. Subjek memaha-mi ditanyakan dari soal secara tepat. Subjek
masalah dengan menyatakan infor-masi mengorganisasi-kan informasi yang telah
yang diketahui dari permasalahan dan hal didapatkan untuk merancang penyelesaian
yang akan dicari atau ditanyakan dalam soal. Selanjutnya subjek menghubungkan
soal secara tepat. Subjek dapat informasi yang telah ditemukan da-lam
menerjemahkan suatu pernyataan men-jadi pemecahan masalah untuk men-dapatkan
model matematika dengan tepat. Hal ini hasil penyelesaian soal pe-mecahan
berarti, subjek membiarkan piki-rannya masalah matematika. Se-pendapat dengan
untuk menerjemahkan kemung-kinan model Ramalissa (2013: 43) yang mengemukakan
matematika yang seperti apa agar sesuai bahwa “se-seorang berpikir kritis jika
dengan apa yang diketa-hui dan ditanyakan menyata-kan suatu hal dan mencari
pada soal. Subjek dapat menyusun model informasi dengan tepat kemudian informasi
matematika ke-tika melakukan pemecahan ter-sebut yang digunakan untuk meme-
masalah. Proses berpikir ini merupakan cahkan masalah yang dihadapi de-ngan
proses berpikir mendalam yang penting tepat berdasarkan analisis dan pengetahuan
untuk mengawali timbulnya bagaimana yang dimilikinya”. Beri-kut ini merupakan
mene-mukan rencana menyelesaikan potongan jawaban subjek yang
perma-salahan tersebut. Subjek menunjukkan subjek telah menganalisis
merencanakan penyelesaian dengan dalam melakukan pemecahan masalah.
menghubungkan antara informasi yang
sudah diketahui dengan hal-hal yang belum
diketahui pada soal dan dapat mendesain Gambar 2. Jawaban Tertulis S5 pada Soal
rencana penyelesaian. Subjek memperoleh Nomor 1 Terkait Mengidentifi-kasi
hasil penyelesaian dari melaksanakan Informasi.
rencana penyelesaian dengan

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 491


diper-timbangkan dalam mengambil pen-
dapat dengan tepat dan memberikan
penjelasan. Berikut ini merupakan potongan
jawaban subjek yang me-nunjukkan subjek
telah mengevaluasi dalam melakukan
pemecahan masa-lah.
Gambar 3. Jawaban tertulis S5 pada Soal
Nomor 1 Terkait Menentukan Bagaimana
Cara Untuk Menyusun Bagian-bagian
Gambar 5. Jawaban Tertulis S5 pada
Permasalahan.
Soal Nomor 1 Terkait Menguji Hasil
Jawaban Penyelesaian yang Telah
Didapatkan.

Gambar 6. Jawaban Tertulis S5 pada Soal


Nomor 1 Terkait Menarik Se-buah
Pendapat Berdasarkan Ciri-ciri Masalah
yang Ditemukan.

Gambar 7. Jawaban Tertulis S5 pada Soal


Nomor 1 Terkait Menarik Se-buah
Pendapat Terhadap Solusi Pe-nyelesaian
Masalah.

Berdasarkan pemaparan pada pembaha-san


Gambar 4. Jawaban Tertulis S5 pada Soal di atas, peneliti mendapatkan bahwa subjek
Nomor 1 Terkait Menentukan Tujuan memiliki kemampuan berpikir kritis. Hal
Dibalik Informasi yang Telah Didapatkan. ini diperkuat dengan pendapat Diantoro dkk
(2018: 155) bahwa “se-orang pemikir kritis
2. Mengevaluasi dalam mampu mengana-lisis dan mengevaluasi
menyelesaikan permasalahan dengan cara setiap informasi yang diterimanya”.
melaku-kan pengecekan terhadap hasil Sehingga dapat juga dikatakan bahwa
jawa-ban yang telah didapatkan untuk me- subjek memiliki ke-mampuan berpikir
ngetahui kebenaran hasil jawaban. tingkat tinggi dalam aspek berpikir tingkat
Selanjutnya subjek mengemukakan tinggi. Hal ini, diperkuat dengan pendapat
pendapat dari informasi yang dite-mukan Zubaidah (2010: 1) bahwa “berpikir kritis
dari proses penyelesaian ma-salah. Hal ini meru-pakan kemampaun berpikir tingkat
dilakukan subjek guna menggali ting-gi dan telah diketahui berperan dalam
pengetahuan yang telah di-pelajari dan perkembangan moral, perkembangan sosial,
mengungkapkan pemiki-rannya guna perkembangan mental, perkem-bangan
menentukan hasil pe-nyelesaian yang tepat, kognitif, dan perkembangan sains”.
subjek juga mengemukakan pendapatnya
untuk menarik kesimpulan akhir dari hasil 4. SIMPULAN DAN SARAN
penyelesaian masalah. Hal ini diper-kuat Berdasarkan hasil penelitian dan
dari pendapat Fister (dalam Susanto, 2013: pembahasan mengenai kemampuan ber-
122) bahwa “proses berpikir kritis adalah pikir tingkat tinggi dalam pemecahan
menjelaskan ba-gaimana sesuatu itu masalah siswa SMP, siswa SMP telah
dipikirkan”. Hal tersebut menuntut subjek melewati langkah pertama pemecahan
untuk me-mikirkan suatu hal yang akan masalah yaitu memahami masalah de-ngan

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 492


menuliskan apa yang diketahui dan apa Argarini, Dian Fitri. 2018. Analisis
yang ditanyakan pada soal, langkah kedua Pemecahan Masalah Berbasis Polya
yaitu merencanakan penyelesaian dengan Pada Materi Perkalian Vektor
menghubungkan antara data de-ngan hal- Ditinjau Dari Gaya Belajar. Jurnal
hal yang belum diketahui pada soal dan Matematika dan Pembelajaran. Vol.
dapat mendesain rencana pe-nyelesaian, 6, No.1 halaman 91-99, Juni 2018.
langkah ketiga yaitu menye-lesaikan Diunduh dari
penyelesaian sesuai rencana dengan mampu http://jurnal.iainambon.ac.id pada
mengoperasikan operasi hitung dengan tanggal 28 Juli 2018.
benar serta mampu me-nemukan hasil Diantoro, Markus, dkk. 2018. Analisis
penyelesaiannya, dan langkah keempat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
yaitu memeriksa kem-bali dan melihat hasil SMP. Jurnal Pendidikan. Vol. 3 No.
dari penyelesaian soal. Untuk aspek 2 halaman 155-158, Februari 2018.
berpikir tingkat ting-gi yang dicapai hanya Diunduh dari
aspek berpikir kritis yaitu siswa http://journal.um.ac.id/index.php/jptp
menyelesaikan perma-salahan dengan p/ pada tanggal 10 Februari 2019.
menguraikan permasa-lahan menjadi Heong, dkk. 2011. The Level of Marzano
informasi yang digunakan untuk Higher Order Thinking Skills among
penyelesaian masalah (mengana- Technical Education Students.
lisis/analyze) dan siswa memberikan pe- International Journal of Social
nilaian dan pendapat berdasarkan kri-teria Science and Humanity .Vol.1, No.2,
terhadap penyelesaian soal (menge- Juli 2011. Diunduh dari
valuasi/evaluate). Akan tetapi, siswa be- http://ijssh.org pada tanggal 22 Juli
lum dapat mengkomunikasikan penda- 2018.
patnya secara lisan. Hidayati, Arini Ulfah. 2017. Melatih
Hal-hal yang disarankan berkaitan Keterampilan Berpikir Tingkat
hasil penelitian ini yakni: (1) Bagi guru Tinggi Dalam Pembelajaran
hendaknya perlu mengetahui seberapa jauh Matematika Pada Siswa Sekolah
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Dasar. Jurnal Pendidikan dan
Selain itu, guru dapat membim-bing siswa Pembelajaran Dasar.
agar gemar berlatih soal-soal pada tingkatan Vol.4,No.2,Oktober 2017. Diunduh
yang lebih tinggi khusus-nya terkait dari http://ejournal.radenintan.ac.id
pemecahan masalah guna mendorong pada tanggal 18 Juli 2018.
tumbuh kembangnya ke-mampuan berpikir Indrawati, Ristina. 2017. Profil Pemecahan
tingkat tinggi. (2) Ba-gi siswa, kemampuan Masalah Matematika Ditinjau Dari
berpikir tingkat tinggi menjadi modal atau Gaya Belajar. Jurnal Program Studi
asset yang penting dalam pemecahan Matematika APOTEMA. Vol.3, No.2,
masalah ma-tematika maupun yang Juli 2017. Diunduh dari
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. http://jurnal.stkippgri-bkl.ac.id pada
Untuk itu, siswa hendaknya tekun berlatih tang-gal 28 Juli 2018.
soal-soal pada tingkatan yang lebih tinggi Khabibah, Siti. 2016. Analisis Kemampuan
dalam peme-cahan masalah guna Pemecahan Masalah Matematika
mengembangkan kemampuan berpikir Siswa SMP Berdasarkan Langkah
tingkat tingginya. Polya. Skripsi, tidak diterbitkan.
Universitas Muhammadiyah
5. REFERENSI Purworejo.
Aisyah, dkk. 2017. Meningkatkan Lewy, dkk. 2009. Pengembangan Soal
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Untuk Mengukur Kemampuan
Siswa SMA Melalui Teknik Probing- Berpikir Tingkat Tinggi Pokok
Promting. Jurnal JES-MAT. Vol. 3, Bahasan Barisan Dan Deret Bilangan
No.2 , September 2017. Diunduh dari Di Kelas IX Akselerasi SMP
https://journal.uniku.ac.id pada Xaverius Maria Palembang. Jurnal
tanggal 16 Juli 2018. Pendidikan Matematika. Vol.3, No.1,

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 493


Desember 2009. Diunduh dari Zahriah, dkk. 2016. Penerapan Pemecahan
http://eprints.unsri.ac.id/820/1/2 Masalah Model Polya untuk Mening-
Lewy _14-28.pdf pada tanggal 18 katkan Kemampuan Analisis dan
Juli 2018. Hasil Belajar pada Materi Vektor di
Mitri, Hilaria. 2016. Analisis Pembe- SMAN 1 Darul Imarah. Jurnal
lajaran Keterampilan Berpikir Pendidikan Sains Indonesia. Vol.04,
Tingkat Tinggi Pada Mata Pelajaran No.02 halaman 151-161, 2016.
Ekonomi Di SMA N 8 Yogyakarta. Diunduh dari https://media.neliti.com
Skripsi. Universitas Sanata Dharma. pada tanggal 16 Juli 2018.
Diunduh dari Zubaidah, Siti. 2010. Berpikir Kritis:
https://repository.usd.ac.id pada Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
tanggal 18 Juli 2018. yang Dapat Dikembangkan melalui
Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan Pembelajaran Sains. Jurnal
Dalam Proses Belajar Dan Pendidikan. Vol.1, No.2, 2010.
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Diunduh dari
Purbaningrum, Kus Andini. 2017. https://www.researchgate.net pada
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi tanggal 10 Februari 2019.
Siswa SMP Dalam Pemecahan
Masalah Matematika Ditinjau Dari
Gaya Belajar. Jurnal JPPM. Vol.10,
No.2, 2017. Diunduh dari
http://jurnal.untirta.ac.id pada tanggal
5 Juli 2018.
Ramalisa, Y. 2013. Proses Berpikir Kritis
Siswa SMA Tipe Kepribadian
Thinking dalam Memecahkan
Masalah Matematika. Edumatica.
Vol.3, No.1, 2013 Diunduh dari
https://onlinejournal.unja.ac.id pada
tanggal 10 Februari 2019.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
Wahyuni, Sri. 2017. Development Test
System Based On Linear Equations
Two Variable Revised Taxonomy
Bloom To Measure High Order
Thinking Skill At Student Class VIII
SMPN Sungguminasa Gowa. Jurnal
Daya Matematis.Vol.5, No.1, Maret
2017. Diunduh dari
http://ojs.unm.ac.id pada tanggal 28
Juli 2018.
Winarso, Widodo. 2014. Membangun
Kemampuan Berpikir Matematika
Tingkat Tinggi Melalui Pendekatan
Induktif, Deduktif dan Induktif-
Deduktif Dalam Pembelajaran
Matematika. Jurnal Eduma. Vol.3,
No.2, Desember 2014. Diunduh dari
http://www.syekhnurjati.ac.id pada
tanggal 18 Juli 2018.

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 494

Anda mungkin juga menyukai

  • Aljabar
    Aljabar
    Dokumen11 halaman
    Aljabar
    Muhamad Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • PD Fixxx
    PD Fixxx
    Dokumen27 halaman
    PD Fixxx
    Muhamad Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • LPJ Kaderisasi
    LPJ Kaderisasi
    Dokumen4 halaman
    LPJ Kaderisasi
    Muhamad Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • PLP Untad
    PLP Untad
    Dokumen4 halaman
    PLP Untad
    Muhamad Hariyadi
    Belum ada peringkat
  • GBHK Darul 'Ulum
    GBHK Darul 'Ulum
    Dokumen7 halaman
    GBHK Darul 'Ulum
    Muhamad Hariyadi
    Belum ada peringkat