Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK

AJARAN AGAMA YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KESEHATAN

Di susun oleh
Kelompok 4

Indy fiani
Herlindah
Jusnani anti
Andi dian purwanti putrid

Akademi kebidanan bina sehat


nusantara tahun ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi
Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami
tentang Ajaran Agama Yang Berhubungan Dengan Kesehatan (Ibadah, Akhlak
Terpuji, Akhlak Pada Pencipta). mudah-mudahan makalah ini bisa membantu bagi
mahasiswa untuk bekal nanti di lapangan. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penulis yang membuat dan umumnya bagi yang
membaca makalah ini. Amin.

Bone September 2019

Penyusun
Kelompok IV

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang ......................................................................................................... 4
b. Rumusan masalah.................................................................................................... 4
c. Tujuan ..................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian agama dan kesehatan ............................................................................. 5
b. Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan .............................................. 6

BAB III PENUTUP


a. Kesimpulan ........................................................................................................... 18
b. Saran ...................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam lingkungan masyarakat banyak sekali berbagai macam budaya yang
berpengaruh dalam suatu kepercayaan yang di anutnya seperti agama atau
kepercayaan. Karena penduduk di Indonesia beragam suku serta agama yang
dianutnya pemerintah pun juga berperan penting untuk mengatur kebebasan
memeluk agama sesuai kepercayaan masing-masing yang diatur dalam UUD
1945 bahwa “ tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan
mempraktekkan kepercayaannya “ dan “ menjamin semuanya akan kebebasan
untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Agama juga
berhubungan dengan

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian agama dan kesehatan!
2. Menjelaskan ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan!
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian agama dan kesehatan
2. Untuk mengetahui ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian agama dan kesehatan
1. Pengertian agama
Agama menurut Kamus Besar bahasa indonesia adalah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama
lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berkaitan
dengan kepercayaan tersebut
Emile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang
terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan
hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha
untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah,
mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.Sedangkan menurut Bahrun
Rangkuti, seorang muslim cendekiawan sekaligus seorang linguis,
mengatakan bahwa definisi dan pengertian agama berasal dari bahasa
Sansekerta; a-ga-ma. A (panjang) artinya adalah cara, jalan, The Way, dan
gama adalah bahasa Indo Germania; bahasa Inggris Togo artinya jalan, cara-
cara berjalan, cara-cara sampai kepada keridhaan kepada Tuhan.
Agama mengajarkan tentang apa yang benar dan yang salah, serta apa
yang baik dan yang buruk.Agama berasal dari Supra Ultimate Being, bukan
dari kebudayaan yang diciptakan oleh seorang atau sejumlah orang. Agama
yang benar tidak dirumuskan oleh manusia. Manusia hanya dapat
merumuskan kebajikan atau kebijakan, bukan kebenaran. Kebenaran hanyalah
berasal dari yang benar yang mengetahui segala sesuatu yang tercipta, yaitu
Sang Pencipta itu sendiri. Dan apa yang ada dalam agama selalu berujung
pada tujuan yang ideal. Ajaran agama berhulu pada kebenaran dan bermuara
pada keselamatan. Ajaran yang ada dalam agama memuat berbagai hal yang

5
harus dilakukan oleh manusia dan tentang hal-hal yang harus dihindarkan.
Kepatuhan pada ajaran agama ini akan menghasilkan kondisi ideal.
2. Pengertian kesehatan
Pengertian Kesehatanmenurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Sedangkan Pengertian Kesehatanmenurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa
pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dalam musyawarah Nasional
Ulama pada tahun 1983 mengungkapkan bahwa kesehatan ialah
suatu ketahanan jasmani, rohani, dan sosial yang dipunyai oleh manusia
sebagai karunia dari Allah yang wajib disyukuri dengan cara mengamalkan
segala ajaranNya.
B. Ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan
1. Ibadah
a. Pengertian Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta
tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak
definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
 Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya
melalui lisan para Rasul-Nya
 Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu
tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah
(kecintaan) yang paling tinggi.
 Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang
zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling

6
lengkap. Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan.
Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal
(ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah
qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir,
tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah
(lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah
badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-
macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan.
b. Pengaruh Ibadah Terhadap Kesehatan
Manusia terdiri dari 2 unsur yang terdiri atas jasmani dan rohani,
kedua unsur tersebut saling terkait, saling berhubungan dan tidak dapat
dipisahkan. Dikarenakan apabila salah satu unsur ada yang terganggu
maka keseimbangan didalam kehidupan akan terganggu juga.
Di dalam kegiatan sehari-hari manusia sehari-hari manusia sering
kali dihadapkan berbagai macam masalah dari hal yang paling kecil
sampai yang paling besar, dari yang simple sampai yang paling rumit dan
kompleks. Yang bisa menyebabkan atau menimbulkan sebab-sebab
gangguan kejiwaan, oleh karena itu banyak media-media sebagai sarana
solusi untuk mengatasi masalah-masalah dalam kejiwaan. Macam-macam
media yang berkembang saat ini, antara lain: Psikologi, terapi kejiwaan,
yoga, dll.
Secara psikis, ibadah sangat cocok sebagai mediator dalam
merileksasikan dan menentramkan kejiwaan. Definisi ibadah menurut
pengamatan saya yang dilihat dari segi riilnya, ibadah yaitu sebagai
kegiatan-kegiatan kerohanian yang dilakukan oleh umat islam maupun
umat beragama lainnya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta
yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Tapi pada kenyataannya walaupun ibadah
terkesan hanya untuk mendapatkan pahala atau untuk sekedar
menjalankan kewajiban sebagai umat beragama. Tetapi disisi lain saya

7
melihat umat beragama yang beribadah hanya sebagai sarana rileksasi,
dikarenakan dalam ibadah bisa mengembalikan pikiran dan stamina yang
sudah terpakai karena kegiatan rutinitas sehari-hari, sehingga pikiran
menjadi normal kembali dan hati menjadi tenang, serta membuat manusia
lebih bersemangat menjalankan kegiataan rutinitas sehari-hari.
Karena ini pelajaran tentang masail fiqh, jadi saya mengambil dua
sample ibadah sebagai sarana kesehatan dari ajaran agama Islam, yaitu
shalat dan puasa. walaupun masih banyak Ibadah-ibadah yang lain yang
bisa dijadikan sebagai pembahasan.
2. Shalat
Shalat memang merupakan bagian dari perintah Allah kepada orang-
orang yang beriman. Dengan mengingat Allah, kita pun membuka jalan untuk
keluar dari segenap persoalan atau masalah yang kita hadapi. Allah adalah
Sang Maha Penolong. Segala sesuatu adalah mudah bagi-Nya. Kita sendiri
adalah dalam kekuasaan-Nya dan akan berpulang kepada-Nya. Dengan
mengingat Allah dalam salat, kita menyadarkan diri kembali akan ’fakta-
fakta’ ini; kita menyadarkan diri kembali akan kebesaran Allah, sehingga kita
melihat segenap masalah yang kita hadapi adalah kecil dan mudah di hadapan
Allah. (Ingat, dalam salat, kita mengulang-ulang ucapan Allâhu akbar, yang
berarti: Allah Mahabesar; segala sesuatu yang ada di dunia ini kecil, dan
Allahlah Yang Besar). Oleh karena itu, menjalankan salat sebenarnya juga
berarti membuka jalan bagi datangnya pertolongan. Dan mohonlah
pertolongan (kepada Allah) dengan kesabaran dan salat. (al-Baqarah [2]: 45;
lihat pula ayat 153).
Salat dengan demikian menjadikan muslim lebih siap menghadapi
hidup dan problematikanya dibanding sebelumnya. Kesiapan ini terwujud
salah satunya karena aktivitas mengingat Allah itu membuat hati kita
tenteram. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram. (al-
Ra‘d [13]: 28).

8
Pada sisi lain, ketenteraman hati ini sangatlah bermanfaat bagi
kesehatan psikis kita. Berbagai penyakit mental orang zaman sekarang acap
kali adalah dampak dari hilangnya perasaan tenteram di hati mereka. Melalui
salat, ketenteraman ini bisa kita peroleh. Wajar bila para pakar ilmu jiwa
berhasil menunjukkan berbagai pengaruh positif aktivitas menjalankan salat
terhadap kesehatan mental pelakunya.
Kesehatan psikis telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap
kesehatan fisik. Ini berarti aktivitas salat juga akan berdampak secara tidak
langsung pada kesehatan tubuh kita. Akan tetapi, para pakar kesehatan pun
telah menunjukkan bahwa salat (terutama gerakan-gerakan salat) memiliki
pengaruh-langsung yang nyata pada kesehatan jasmani. Dengan demikian,
salat itu menyehatkan tidak saja bagi kondisi kejiwaan, namun pula bagi
kondisi badan. Kesehatan raga dan jiwa yang seimbang tentu akan
memudahkan orang untuk menghindari perbuatan-melanggar-batas dan
kemungkaran (sehingga salat memang benar mencegah orang dari fakhsyâ’
dan munkar [sesuai surah al-‘Ankabût ayat 45])
3. Puasa
Menjalankan ibadah puasa adalah sebuah kewajiban bagi umat
muslim, namun jika dilihat dari sisi kesehatan dibalik nilai ibadah yang
dijalankan sebulan penuh tiap tahun ini, juga tersimpan banyak manfaat.
Kesehatan merupakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan harta benda.
Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu diberikan kesempatan untuk istirahat.
Puasa, yang mensyaratkan pelakunya untuk tidak makan, minum, dan
melakukan perbuatan-perbuatan lain yang membatalkan puasa dari terbitnya
fajar hingga terbenamnya matahari sangat bermanfaat untuk menjaga
kesehatan jasmani dan rohani pelakunya.
Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang
berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi, belum tentu baik untuk kesehatan
seseorang. Kelebihan gizi atau overnutrition mengakibatkan kegemukan yang

9
dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti kolesterol dan trigliserida
tinggi, jantung koroner, kencing manis (diabetes mellitus), dan lain-lain.
Pengaruh puasa terhadap kesehatan jasmani meliputi berbagai aspek
kesehatan, diantaranya yaitu
 Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan.
 Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh.
 Memperbaiki fungsi hormon, meremajakan sel-sel tubuh.
 Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi).
 Menambah jumlah sel darah putih.
 Meningkatkan fungsi organ tubuh.
4. Akhlak Terpuji
Akhlak Diterjemah dari kitab Is’af thalibi Ridhol Khllaq bibayani
Makarimil Akhlaq. Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan
pada manusia sebagai gambaran batin yang bersifat maknawi dan rohani.
Dimana dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan disaat hakikat segala
sesuatu tampak dihari kiamat nanti. Akhlak adalah kata jamak dari khuluk
yang kalau dihubungkan dengan manusia, kata khuluk lawan kata dari kholq.
Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji maupun yang tercela disebut
dengan akhlak. Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia
lain, perilaku manusia dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap
lingkungan hidup. Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak
dalam kehidupan sehari-hari disebut akhlakul kharimah atau akhlakul
mahmudah. Acuhannya adalah Al-Qur’an dan Hadist serta berlaku universal.
Menurut Al-Ghazali:
a. Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan
pertimbangan pikiran lebih dahulu.

10
b. Akhlak umumnya disama artikan dengan arti kata budi pekerti, kesusilaan
atau sopan santun dalam bahasa Indonesia, atau tidak berbeda pula dengan
arti kata ethic (etika)
 Macam-macam Akhlak Terpuji
Akhlakul karimah (sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya,
diantaranya adalah husnuzzan, gigih, berinisiatif, rela berkorban, tata
karma terhadap makhluk Allah, adil, ridho, amal shaleh, sabar, tawakal,
qona’ah, bijaksana, percaya diri, dan masih banyak lagi. Husnuzzan
adalah berprasangka baik atau disebut juga positive thinking. Lawan dari
kata ini adalah su’uzzan yang artinya berprasangka buruk ataup negative
thinking. Gigih atau kerja keras serta optimis termasuk diantara akhlak
mulia yakni percaya akan hasil positif dalam segala usaha.
Berinisiatif adalah perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti
mampu berprakarsa melakukan kegiatan yang positif serta menhindarkan
sikap terburu-buru bertindak kedalam situasi sulit, bertindak dengan
kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah, dan selalu menggunakan
nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi guna kepentingan
masyarakat. Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita
miliki demi sesuatu atau demi seseorang. Semua ini apabila dengan
maksud atau dilandasi niat dan tujuan yang baik. Tata karma terhadap
sesama makhluk Allah SWT ini sangat dianjurkan kepada makhluk Allah
karena ini adalah salah satu anjuran Allah kepada kaumnya. Adil dalam
bahasa arab dikelompokkan menjadi dua yaitu kata al-‘adl dan al-‘idl.Al-
‘adl adalah keadilan yang ukurannya didasarkan kalbu atau rasio,
sedangkan al-‘idl adalah keadilan yang dapat diukur secara fisik dan dapat
dirasakan oleh pancaindera seperti hitungan atau timbangan. Ridho adalah
suka, rela, dan senang.

11
Konsep ridho kepada Allah mengajarkan manusia untuk menerima
secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri kita. Amal Shaleh
adalah perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada hal positif atau
bermanfaat. Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak
disenangi dengan sikap ridho dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada
Allah SWT. Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam
menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan. Qona’ah adalah
merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat
ketidakpuasan atau kekurangan.
Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang dilakukan
dengan cara hati-hati dan penuh kearifan terhadap suatu permasalahan
yang terjadi,baik itu terjadi pada dirinya sendiri ataupun pada orang lain.
Percaya diri adalah keadaan yang memastikan akan kemampuan
seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan karena ia merasa memiliki
kelebihan baik itu kelebihan postur tubuh, keturunan, status social,
pekerjaan ataupun pendidikan.
5. Akhlak Kepada Sang Pencipta
Setiap muslim meyakini, bahwa Allah adalah sumber segala sumber
dalam kehidupannya. Allah adalah Pencipta dirinya, pencipta jagad raya
dengan segala isinya, Allah adalah pengatur alam semesta yang demikian
luasnya. Allah adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan
manusia, dan lain sebagainya. Sehingga manakala hal seperti ini mengakar
dalam diri setiap muslim, maka akan terimplementasikan dalam realita bahwa
Allah lah yang pertama kali harus dijadikan prioritas dalam berakhlak. Jika
kita perhatikan, akhlak terhadap Allah ini merupakan pondasi atau dasar
dalam berakhlak terhadap siapapun yang ada di muka bumi ini. Jika seseorang
tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan mungkin
memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia

12
memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah, maka ini merupakan pintu
gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang lain.
akhlak terhadap Allah SWT antara lain :
1. Taat terhadap perintah-perintah-Nya.
Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika
kepada Allah SWT, adalah dengan mentaati segala perintah-perintah-Nya.
Sebab bagaimana mungkin ia tidak mentaati-Nya, padahal Allah lah yang
telah memberikan segala-galanya pada dirinya. Allah berfirman (QS. 4 :
65): “Maka demi Rab-mu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, kemdian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka
terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya.
Karena taat kepada Allah merupakan konsekwensi keimanan
seoran muslim kepada Allah SWT. Tanpa adanya ketaatan, maka ini
merupakan salah satu indikasi tidak adanya keimanan. Didalam sebuah
hadits, Rasulullah SAW juga menguatkan makna ayat diatas melalui
sabdanya yaitu: “Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga
hawa nafsunya (keinginannya) mengikuti apa yang telah datang dariku
(Al-Qur’an dan sunnah)." (HR. Abi Ashim al-syaibani).
2. Memiliki rasa tanggung jawab atas amanahyang diembankan padanya.
Etika kedua yang harus dilakukan seorang muslim kepada Allah
SWT, adalah memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diberikan
padanya. Karena pada hakekatnya, kehidupan inipun merupakan amanah
dari Allah SWT. Oleh karenanya, seorang mukmin senantiasa meyakini,
apapun yang Allah berikan padanya, maka itu merupakan amanah yang
kelak akan dimintai pertanggung jawaban dari Allah. Dalam sebuah
hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda: Dari ibnu Umar ra, Rasulullah
SAW bersabda, "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian

13
bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang amir
(presiden/ imam/ ketua) atas manusia, merupakan pemimpin, dan ia
bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang suami
merupakan pemimpin bagi keluarganya, dan ia bertanggung jawab atas
apa yang dipimpinnya. Seorang wanita juga merupakan pemimpin atas
rumah keluarganya dan juga anak-anaknya, dan ia bertanggung jawab
atas apa yang dipimpinnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta
tuannya, dan ia bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Dan
setiap kalian adalah pemimpin, dan bertanggung jawab atas apa yang
dipimpinnya." (HR. Muslim)
3. Ridha terhadap ketentuan Allah SWT.
Etika berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah
SWT, adalah ridha terhadap segala ketentuan yang telah Allah berikan
pada dirinya. Seperti ketika ia dilahirkan baik oleh keluarga yang berada
maupun oleh keluarga yang tidak mampu, bentuk fisik yang Allah berikan
padanya, atau hal-hal lainnya. Karena pada hakekatnya, sikap seorang
muslim senantiasa yakin (baca; tsiqah) terhadap apapun yang Allah
berikan pada dirinya. Baik yang berupa kebaikan, atau berupa keburukan.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: "sungguh mempesona
perkara orang beriman. Karena segala urusannya adalah dipandang baik
bagi dirinya. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia bersyukur, karena ia tahu
bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya. Dan jika ia
tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia tahu bahwa hal tersebut
merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Bukhari)
Apalagi terkadang sebagai seorang manusia, pengetahuan atau
pandangan kita terhadap sesuatu sangat terbatas. Sehingga bisa jadi,
sesuatu yang kita anggap baik justru buruk, sementara sesuatu yang
dipandang buruk ternyata malah memiliki kebaikan bagi diri kita.

14
4. Senantiasa bertaubat kepada-Nya.
Sebagai seorang manusia biasa, kita juga tidak akan pernah luput dari
sifat lalai dan lupa. Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia.
Oleh karena itulah, etika kita kepada Allah, manakala sedang terjerumus
dalam ‘kelupaan’ sehingga berbuat kemaksiatan kepada-Nya adalah
dengan segera bertaubat kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Allah
berfirman (QS. 3 : 135) "Dan juga orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri mereka sendiri, mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan
siapakah yang dapat mengampuni dosa selain Allah? dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui."
5. Obsesinya adalah keridhaan ilahi.
Seseorang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT, akan
memiliki obsesi dan orientasi dalam segala aktivitasnya, hanya kepada
Allah SWT. Dia tidak beramal dan beraktivitas untuk mencari keridhaan
atau pujian atau apapun dari manusia. Bahkan terkadang, untuk mencapai
keridhaan Allah tersebut, ‘terpakasa’ harus mendapatkan ‘ketidaksukaan’
dari para manusia lainnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah
menggambarkan kepada kita: "Barang siapa yang mencari keridhaan
Allah dengan ‘adanya’ kemurkaan manusia, maka Allah akan
memberikan keridhaan manusia juga. Dan barang siapa yang mencari
keridhaan manusia dengan cara kemurkaan Allah, maka Allah akan
mewakilkan kebencian-Nya pada manusia." (HR. Tirmidzi, Al-Qadha’I
dan ibnu Asakir).
Dan hal seperti ini sekaligus merupakan bukti keimanan yang terdapat
dalam dirinya. Karena orang yang tidak memiliki kesungguhan iman,
otientasi yang dicarinya tentulah hanya keridhaan manusia. Ia tidak akan
perduli, apakah Allah menyukai tindakannya atau tidak. Yang penting ia
dipuji oleh oran lain.

15
6. Merealisasikan ibadah kepada-Nya.
Etika atau akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim
terhadap Allah SWT adalah merealisasikan segala ibadah kepada Allah
SWT. Baik ibadah yang bersifat mahdhah, ataupun ibadah yang ghairu
mahdhah. Karena pada hakekatnya, seluruh aktiivitas sehari-hari adalah
ibadah kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Allah berberfirman (QS. 51
: 56): “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya
mereka beribadah kepada-Ku.”
Oleh karenanya, segala aktivitas, gerak gerik, kehidupan sosial dan
lain sebagainya merupakan ibadah yang dilakukan seorang muslim
terhadap Allah. Sehingga ibadah tidak hanya yang memiliki skup
mahdhah saja, seperti shalat, puasa haji dan sebagainya. Perealisasian
ibadah yang paling penting untuk dilakukan pada saat ini adalah
beraktivitas dalam rangkaian tujuan untuk dapat menerakpak hukum Allah
di muka bumi ini. Sehingga Islam menjadi pedoman hidup yang
direalisasikan oleh masyarakat Islam pada khususnya dan juga oleh
masyarakat dunia pada umumnya.
7. Banyak membaca al-Qur’an.
Etika dan akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim
terhadap Allah adalah dengan memperbanyak membaca dan mentadaburi
ayat-ayat, yang merupakan firman-firman-Nya. Seseeorang yang
mencintai sesuatu, tentulah ia akan banyak dan sering menyebutnya.
Demikian juga dengan mukmin, yang mencintai Allah SWT, tentulah ia
akan selalu menyebut-nyebut Asma-Nya dan juga senantiasa akan
membaca firman-firman-Nya. Apalagi menakala kita mengetahui
keutamaan membaca Al-Qur’an yang dmikian besxarnya. Dalam sebuah
hadits, Rasulullah SAW mengatakan kepada kita: "Bacalah Al-Qur’an,
karena sesungguhnya Al-Qur’an itu dapat memberikan syafaat di hari
kiamat kepada para pembacanya." (HR. Muslim)

16
Adapun bagi mereka-mereka yang belum bisa atau belum lancar dalam
membacanya, maka hendaknya ia senantiasa mempelajarinya hingga dapat
membacanya dengan baik. Kalaupun seseorang harus terbata-bata dalam
membaca Al-Qur’an tersebut, maka Allah pun akan memberikan pahala
dua kali lipat bagi dirinya. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:
"Orang (mu’min) yang membaca Al-Qur’an dan ia lancar dalam
membacanya, maka ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi suci.
Adapun orang mu’min yang membaca Al-Qur’an, sedang ia terbata-bata
dalam membacanya, lagi berat (dalam mengucapkan huruf-hurufnya), ia
akan mendapatkan pahala dua kali lipat." (HR. Bukhori Muslim)

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka
bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan
manusia dengan Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki
aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensif1, harmonis, jelas dan logis.
Salah satu kelebihan Islam yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah perihal
perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun
masyarakat. Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a =
tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang
dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Ibadah secara bahasa (etimologi)
berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi),
ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu.
Dalam melakukan Ibadah banyak hikmah yang kita ambil manfaatnya bagi
kesehatan kita. Ibadah bukan hanya semata-semata untuk Allah atau sekedar
mendapatkan pahala, tetapi Ibadah bisa sebagai mediator dalam kesehatan.
Pendidikan akhlak ini sangat penting karena menyangkut sikap dan prilaku
yang musti di tampilkan oleh seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari baik
personal maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor, dan masyarakat yang lebih
luas). Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap muslim
(masyarakat sebab maju mundurnya suatu bangsa atau Negara amat tergantung
kepada akhlak tersebut.
B. Saran
Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai
dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah
memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan
dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aizid,Rizem. 2011.ajaran agama yang berhubungan dengan kesehatan. Yogyakarta


Yacub,Hamzah.1983..Etika islam.Bandung

19

Anda mungkin juga menyukai