Tati Mulyati
Tati Mulyati
A. Latar Belakang
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dengan berdasarkan peri kemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata,
serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara
lain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut (manula, dan keluarga miskin.
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian
Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indikator status
kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan
dengan Negara ASEAN lainnya. Menurut data survey demografi kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007, AKI 228/100.000 Kelahiran Hidup, AKB 34/1000 Kelahiran Hidup, AKN
Dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Anak Indonesia, system
pencatatan dan pelaporan merupakan komponen yang sangat penting. Selain sebagai alat
untuk memantau kesehatan ibu dan bayi, bayi baru lahir, bayi dan balita, juga untuk
menilai sejauh mana keberhasilan program serta sebagai bahan untuk membuat
Agar pelaksanaan program KIA, aspek peningkatan mutu pelayanan program KIA
mutu program KIA juga dinilai dari besarnya cakupan program di masing-masing wilayah
kerja. Untuk itu, besarnya cakupan pelayanan KIA disuatu wilayah kerja perlu dipantau
secara terus menerus, agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai kelompok mana
Selain itu untuk membantu mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi
tersebut serta meningkatkan mutu pelayanan program KIA. Bidan haruslah dapat
membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program lintas sector dan
mitra lainnya serta dapat bekerjasama dengan masyarakat. Masyarakat dapat dibina dalam
proses tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. PWS KIA
1. Pengertian
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) adalah alat
manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA disuatu wilayah kerja secara
terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Program KIA
yang dimaksud meliputi : pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan
komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan
komplikasi, bayi dan balita. Kegiatan PWS KIA terdiri dari pengumpulan, pengolahan,
Definisi dan kegiatan PWS tersebut sama dengan definisi surveilens. Menurut
suatu kebijakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, pelaksanaan surveilens dalam
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus menerus disetiap
wilayah kerja.
b. Tujuan Khusus
2) Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA secara teratur
ditetapkan.
5) Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas yang akan ditangani secara
pelayanan KIA.
meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.
Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai
berikut :
a. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua
fasilitas kesehatan.
b. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahlan ke
fasilitas kesehatan.
c. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar disemua fasilitas
kesehatan.
kesehatan.
e. Peningkatan deteksi dini factor resiko dan komplikasi kebidanan dan neonates oleh
g. Peningkatan pelayanan kseshatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
h. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
a. Pelayanan Antenatal
Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya
dasar dan khusus (sesuai resiko yang ada), namun dalam penerapan operasionalnya
dikenal standar minimal “7T” untuk pelayanan antenatal, yang terdiri atas :
1) Timbang berat badan dan tinggi badan
b. Pertolongan Persalinan
aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Pada kenyataan
dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan dan
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi
dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu
nifas dan meningkatkan cakupan KB pasca persalinan dengan melakukan
1) Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah
persalinan.
2) Kunjungan nifas kedua dalam waktu hari ke-4 sampai dengan hari ike 28
setelah persalinan.
3) Kunjungam nifas ketiga dalam waktu hari ke-29 sampai dengan hari ke 42
setelah persalinan.
diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonates sedikitnya 3 kali,
selama periode 0 sampai 28 hari setelah lahir, baik difasilitas kesehatan maupun
1) Kunjungan neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah
lahir
2) Kunjungan neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai
3) Kunjungan neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai
e. Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus oleh Tenaga
Deteksi dini kehamilan dengan factor resiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan ibu hamil yang mempunyai factor resiko dan komplikasi kebidanan.
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi tetap mempunyai
resiko terjadinya komplikasi. Oleh karenanya deteksi dini oleh tenaga kesehatan
dan masyarakat tentang adanya factor resiko dan komplikasi, serta penanganan
Pelayanan keshatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan
oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai
pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden age period dimana
j. Pelayanan KB berkualitas
tingkat fertilitas (kesuburan) bagi pasangan yang telah cukup memiliki 2 anak.
a. Batasan
1) Pelayanan Antenatal
5) K4
6) Kunjungan Neonatal (KN)
b. Indikator Pemantauan
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dan pengelolaan data merupakan kegiatan pokok dari PWS KIA.
Data sasaran berasalv dari perkiraan jumlah sasaran (Proyeksi) yang dihitung
berdasarkan rumus. Berdasarkan data tersebut, bidan desa bersama dukun bersalin
dan kader melakukan pendataan dan pencatatan sasaran di wilayah kerjanya. Data
4) Register kohort KB
b. Pencatatan data
1) Data sasaran
Data sasaran dari para kader dan dukun bayi yang melakukan pendataan ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, bayi dan anak balita dimana sasaran
tersebut diberikan buku KIA dan bagi ibu hamil dipasang stiker P4K didepan
rumahnya.
2) Data Pelayanan
Bidan didesa/ kelurahan mencatat semua detail pelayanan KIA didalam kartu
ibu, kohort ibu,kohort bayi,kohort anak balita, kohort KB dan buku KIA.
c. Pengolahan Data
Setiap bulan bidan didesa mengolah data yang tercantum dalam buku kohort dan
PWS KIA disajkan dalam bentuk grafik dari tiap indikator yang dipakai yang juga
a) Sosialisasi
Fokus pertemuan untuk sosialisasi tentang PWS KIA, menyepakati peran lintas
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai kemajuan cakupan program KIA dan
Pemantauan kegiatan PWS KIA dapat dilakukan melalui laporan kegiatan PWS KIA
a) Hasil analisis indikator PWS KIA antara lain : grafik hasil cakupan, hasil
penelusuran dll.
bulan.
1. Pengertian
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan
balita .
2. Tujuan
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi dirumah
Merupakan sumebr data pelayanann ibu hamil dan bersalin, serta keadaanang
kader dan dukun bayi diwilayahnya setiiap bulan yang mana informasi pada saat
ini lebih difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi
informasi.
Merupakan sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan sampai dengan
5 tahun.
Kolom
8. Faktor resiko : Diisi v (rumput) untuk umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun
13. Sd 17 resiko tinggi : diisi dengan tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko
18. Pendeteksian factor resiko : diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko
19. itemukan ibu hamil dengan resiko tinggi oleh Non Nakes
23. sd 34 diisi umur kehamilan dalam bulan kode pengisian sebagai berikut :
K I : Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan dimana saja pada kehamilan 1-
5 bulan dengan rambu rambu 0 dan secara langsung juga akses dengan rambu-
rambu
kunjungan pada usia kehamilan 5 bulan pada bulan berikutnya yaitu 6 bulan harus
Pada ibu hamil yang awalnya periksa diluar kota, dan pada akhir kehamilannya di
wilayah kita karena untuk melahirkan dan penduduk setempat bias mendapatkan
K1, K4 dan sekaligus akses apabila ibu tersebut dapat menunjukan pemeriksaan
dengan jelas.
Akses : Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan tidak memandang usia
Kolom
1. Diisi nomor urut. SEbaiknya nomor urut bayi disesuaikan dengan nomer urut ibu pada
3. Sd 7 jelas
8.. Diisi angka berat lahir dalam gram sd 10 diisi tanggal pemeriksaan neonatal oleh tenaga
kesehatan
12. sd 23 diisi hasil penimbangan bayi dalam kg dan rambu gizi yaitu :
N = naik, T = turun, R = Bawah garis titik. (BGT), BGM = Bawah garis merah
38. Diisi bila bayi pindah atau ada kolom yang perlu keterangan
Kolom
1. Diisi nomer urut. Sebaiknya nomer urut bayi disesuaikan dengan nomer urut ibu pada
8.. sd 31 dibagi 2, diisi hasil penimbangan dalam kg dan rambu gizi 32 sd 35 diisi
A. KESIMPULAN
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) adalah alat
manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara
terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Program KIA
yang dimaksud meliputi : pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan
komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir ddengan
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi
dan balita. Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi
B. SARAN
PWS KIA maupun pendataan sasaran agar dapat mengetahui keadaan wilayah kerja
baik yang berkaitan dengan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan
komplikasi kebidanan,keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan
Manajemen pelayannan kebidanan tentu saja mengambil system manajemen pada umumnya.
Pada langkah ini dilakukan pengumpulan informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan
cara :
Anamnesa yang terdiri dari : Biodata, Riwayat menstruasi, Riwayat kesehatan, riwayat
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau masalah berdasarkan
interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnose dan masalah yang spesifik. Diagnosa
kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnose yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose / masalah potensial ini benar-benar terjadi.
penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan
kondisi klien.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah langkah
sebelumnya.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan secara
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai