Anda di halaman 1dari 16

is

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sering kali kita melakukan gerak , tetapi kurang menyadari adanya sistem yang mempergerakan
tubuh kita. Banyak sistem yang menggerakan tubuh kita seperti di bantu otot
,rangka,tulang,daging,dan lain sebagainya.
Tanpa semua itu kita tidak dapat bergerak dan melakukan aktifitas layaknya manusia lain.
Otot,daging,rangka,dan tulang sangat berperan penting dengan tubuh kita dan saling
berpengaruh.Otot,daging,tulang dan rangka adalah alat (SISTEM GERAK MANUSIA) seperti judul
makalah sayapada tugas biologi ini.

Karena mengingat waktu yang singkat, banyak pembahasan sistem gerak manusia yang belum
tertuang dalam makalah kamiini , jadi dalam keterbatasan mari kita bahas panduan tentang sistem
gerak pada manusia di makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian gerak ?

2. Apa macam-macam alat gerak ?

3. Apa itu rangka dan fungsinya ?

4. Apa alat gerak aktif dan pasif ?

5. Apa macam-macam kelainan pada sistem gerak ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian gerak

2. Mengetahui macam-macam alat gerak

3. Mengetahui rangka dan fungsinya

4. Mengetahui alat gerak aktif dan pasif

5. Mengetahui macam-macam kelainan pada sistem gerak


1.4 MANFAAT

SISTEM GERAK MANUSIA adalah pembahasan yang penting di mana memberi kita wawasan tentang
system gerak pada manusia . dan mengetahui apa saja system gerak pada manusia .

Sangat penting mengetahhui hal ini karna sistem gerak pada manusia ada pada diri kita masing-
masing yang setiap harinya kita gunakan untuk melakukan aktifitas berat mau pun ringan. Setidaknya
kita mengetahui sedikit tentang sistem gerak pada diri kita sendiri dalam makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gerak

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan berpindah
tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup
akan bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian
tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat
dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang
tersusun dalam sistem gerak.

Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi
di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada
seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang
digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan
tersebut. Pembahasan gerak pada tumbuhan akan lebih rinci pada bab selanjutnya di semester yang
akan datang.

2.2 Alat gerak

Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa
tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan
pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.

Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan pergerakkannya sendiri. Tanpa
adanya alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan
akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun merupakan
alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan.

Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin yang
bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak.
Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak dengan otomatis tulang juga akan
bergerak.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel dan mempunyai
kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut
ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi semula)

Rangka/Skeleton

Tulang-tulang yang bergabung menjadi satu kasatuan disebut rangka atau skeleton. Berdasarkan
letaknya skeleton dibedakan menjdi 2 jenis :

1. Eksoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di luar tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat hampir di semua
jenis Invertebarta tingkat rendah kecuali Protozoa, Invertebrata tingkat tinggi kecuali Phyllum
Mollusca, Class Chepalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.

2. Endoskeleton

Yaitu rangka yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat pada seluruh
Vertebrata, Class Pisces, Amphia, Reptilia, Aves dan Mammalia(PARAM) kecuali Reptilia jenis Kura-
kura dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada hewan Invertebrata Phyllum Mollusca, Class
Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.

2.3 Fungsi rangka :

1. Memberikan bentuk tubuh makhluk hidup.


2. Melindungi organ-organ tubuh yang vital.
3. Menahan dan menegakkan tubuh.
4. Tempat pembentukan sel darah.
5. Tempat perlekatan otot.
6. Tempat penimbunan/penyimpanan zat kapur.
7. Sebagai alat gerak pasif.
2.4 Alat gerak pasif/tulang

Tulang dapat dibedakan berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik yaitu :

1) Tulang rawan/tulang muda/cartilago

 Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise tulang. Terutama dalam proses
osifikasi/penulangan. Cartilago banyak banyak dijumpai pada masa bayi terutama pada saat proses
perkembangan embrio menjadi fetus. Pembentukan rangka fetus di dominasi oleh cartilago. Seiring
dengan perkembangan fetus menjadi bayi dan memasuki usia pertumbuhan serta dewasa, maka
cartilage ini akan mengalami peristiwa osifikasi. Tetapi tidak semua cartilago dalam tubuh, masih ada
beberapa yang tetap menjadi cartilago. Seperti dijumpai pada trachea/tenggorokan, daun telinga,
hidung bagian ujung, ruas-ruas persendian tulang.
Cartilago tersusun atas matriks condrin yaitu berupa cairan kental yang banyak mengandung zat
perekat kolagen yang tersusun atas protein dan sedikit zat kapur/Carbonat. Dengan adanya condrin
ini dapat memberikan sifat lentur pada cartilago. Pada anak-anak cartilage lebih banyak mengandung
sel pembentuk tulang rawan dari pada matriks, sedangkan pada orang dewasa berkebalikan.

Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk tulang rawan yang disebut dengan Condrosit. Tulang rawan
berawal dari selaput tulang rawan yang disebut pericondrium. Pericondrium berfungsi untuk
memberikan kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena banyak mengandung pembuluh darah. Dalam
pericondrium banyak mengandung condroblast yaitu sel pembentuk condrosit.

 Cartilago berdasarkan kandungan matriksnya dibedakan menjadi :


a. Cartilago Hialin

Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen yang kaya akan serabut kolagen, transparan dan
halus. Cartilago Hialin bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat dijumpai pada organ
permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi terutama dinding trachea yang
berbentuk cincin.

b. Cartilago Fibrosa/serabut

Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa berkas-berkas serabut kolagen. Cartilago Fibrosa
bersifat kurang lentur. Dapat dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang, pada tulang tempurung lutut
(tendon dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.

c. Cartilago Elastin/elastic

Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa serabut elastic berwarna kuning yang bercabang-
cabang. Bersifat lentur/elastic dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati bila manusia
beranjak dewasa. Dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping, saluran eustachius (pada telinga bagian
tengah) dan daun telinga.

2) Tulang keras/tulang sejati/osteon

 Osteon berfungsi :
1. Sebagai penyusun sistem rangka tubuh.
2. Sebagai pelindung organ-organ yang vital.
 Terbentuk melalui proses :
1. Osifikasi
Yaitu proses perubahan tulang rawan/tulang muda menjadi tulang sejati atau tulang keras.

Pada peristiwa ini tulang rawan akan terisi dengan matriks Calcium, protein, sedikit zat perekat
kolagen sehingga akan membuat tulang sejati bersifat kaku/tidak lentur dan membuat tulang mudah
retak atau patah. Secara perlahan matriks tulang rawan akan terisi oleh Calcium dan fosfor
(phosphate), hal inilah yang membuat osteon menjadi keras.

1. Kalsifikasi
Yaitu proses pengisian Calcium Carbonat pada peristiwa osifikasi.

 Pembentuk sel tulang sejati disebut osteocyte/osteosit. Osteosit ini akan dibentuk oleh
osteoblast yaitu sel tulang muda yang nantinya akan membentuk osteosit/perombak sel-sel
tulang. Selaput pelindung tulang sejati disebut periosteum. Kandungan yang terdapat dalam matriks
osteon adalah Calcium Carbonat atau CaCO3 dan Calcium Phosphat atau Ca3(PO4)2.
Apabila tulang dipotong secara melintang dan dilihat dengan mikroskop akan tampak
gambaran suatu sistem yang disebut sistem Havers/Haversii. Sistem Havers/Haversii yaitu suatu
kesatuan sel-sel tulang dan matriks tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf yang
membentuk suatu sistem.

Di dalam sistem ini terdapat lamella konsentris atau lingkaran-lingkaran yang merupakan
kesatuanpembuluh darah dan sel saraf. Selain itu dalam lamella konsentris terdapat rongga/cawan
tempat sel tulang berada yang disebut lakuna. Jika sel tulang telah mati hanya akan nampak
rongga/lekukannya saja. Antar lakuna dihubungkan dengan saluran kecil beruapa kanal yang disebut
dengan kanalikuli yang berfungsi untuk menyalurkan kebutuhan nutrisi sel tulang dalam
pertumbuhannya. Saluran ini tersusun dari pembuluh darah dan sel saraf.

2.5 Gangguan Pada Sistem Gerak Manusia

A. Gangguan Fisik

1. Fraktura (Patah/Retak Tulang)

Gangguan yang paling umum adalah kerusakan fisik tulang seperti patah atau retak tulang. Apabila
terjadi fraktula (patah tulang)akan terbentuk zona fraktula yang runcing dan tajam.berdasarkan jenis
fraktura yang terbentuk, fraktura dapat dibedakan enjadi 4 kelompok sebagai berikut:

· Fraktura sederhana

Fraktura sederhana merupakan fraktura yang tidak melukai oto ataupun sekitarnya

· Fraktura kompleks

Fraktura kompleks merupakan fraktura yang melukai oto ataupun sekitarnya, bahkan terkadang dapat
muncul ke permukaan kulit

· Greenstick

Greenstick merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang menjadi dua bagian

· Comminuted

Comminuted merupakan fraktura yang mengakibatkan terbagi menjai beberapa bagian, tetapi masih
berada dalam otot
Ciri-ciri fraktura

· Situasi sekitar menimbulkan dugaan bahwa telah terjadi cedera (tulang mencuat keluar kulit)

· Terasa nyeri menusuk pada daerah cendra

· Terjadi pembengkakan, ini disebabkan oleh darah dan cairan tubuh lain yang mengumpul di sekitar
area cedra

· Kelainan bentuk,kadang-kadang kepatahan tulang menyebabkan bentuk yang tidak biasa atau
pembengkokan dari bagian tubuh

· Hilangnya kemampuan gerak, penderita mungkin bisa sedikit menggerakkan secara penuh

Pengobatan Fraktura

· Pembiadaian

Benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang

· Pemasangan gips

Merupakan bahan kuat yang dibungkus disekitar tulang yang patah

· Penarikan (traksi)

Mengguanakan beban untuk menahan sebuah anggoata gerak pada tempatnya. Sekarang juga jarang
digunakan, tetapi dulu menjadi pengobatan utama untuk penyakit fraktura

· Fiksasi internal

Dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan
tulang. Merupakan pengobatan terbaik untuk patah tulang

B. Gangguan Fisiologis

Gangguan fisiologis pada tulang dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon dan vitamin.
Gangguan fisiologis pada tulang dapatdijelaskan sebagai berikut:

1. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang rapuh. keropos dan mudah patah. Umumnya osteoporisis
disebabkan oleh hormon jantan / betina yang kurang sempurna atau akibat kekurangan asupan
kalsium untuk tulang.

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Osteoporosis :


· Genetis. Diperkirakan hampir sekitar 80% kepadatan tulang itu diwariskan secara genetik sehingga
dengan kata lain osteoporosis itu dapat diturunkan

· Wanita diatas 40 tahun lebih banyak terkena osteoporosis dibandingkan dengan pria. Wanita yang
memasuki masa menopause mengalami pengurangan hormon esterogen

· Orang yang berbadan ramping serta bertulang kecil

· Kurang olahraga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang. Olahraga atau aktivitas dapat
meningkatkan kepadatan tulang

· Faktor lain seperti merokok, banyak mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol, kafein
tinggi seperti teh, kopi serta cola

· Kekurangan gizi

· Akibat penggunaan obat-obatan yang mengandung steroid atau penyakit kronis lainnya seperti
penyakit hati, gagal ginjal kronis

· Usia lanjut

ciri-ciri penyakit osteoporosis :

· Terjadinya patah tulang secara tiba-tiba karena trauma yang ringan atau tanpa trauma

· Timbulnya rasa nyeri yang hebat sehingga penderita tidak dapat melakukan pergerakan

· Berkurangnya tinggi badan dan bongkok

Cara-cara pencegahan osteoporosis :

· Melakukan aktivitas fisik yang teratur seperti olah raga

· Diet dengan menambah Calsium dan vitamin D


· Memperbaiki gaya hidup dan menghilangkan kebiasaan seperti merokok, minum alkohol

· Penggunaan HRT (Hormon Replacement Therapy) atau terapi esterogen khususnya bagi wanita baru
memasuki masa menopause

Cara mengobati penyakit osteoporosis :

Pengobatan osteoporosi bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan sepertiKalsitonin dan


bisphosphonates yang tentu saja harus sesuai dan tergantung dari anjuran dokter.

2. Kalsitonin

Penemuan hormon yang dapat menurunkan konsentrasi kalsium darah dimulai pada tahun 1960 oleh
seorang profesor asal Kanada yang bernama Harold Copp. Ia menyebut zat itu sebagai 'calcitonin'
karena dapat mengontrol konsentrasi kalsium (calcium tonus) didalam plasma. Zat ini banyak
didapatkan terutama dari ikan salmon. Pada tahun 1969, Dr. Stephan Guttmann seorang peneliti dari
Sandoz menyempurnakan penemuan calcitonin dengan keberhasilan memproduksi salmon calcitonin
secara sintetis. Zat kalsitonin dapat mengurangi aktivitas dari sel osteoclast (sel yang bertugas
menyerap tulang), memperlambat proses resorpsi dan meningkatkan peresapan kalsium oleh tulang.
Dengan pemakaian kalsitonin, kepadatan dan kekuatan tulang dapat ditingkatkan sehingga tulang
menjadi tidak lagi rapuh dan mengurangi rasa sakit.

3. Rakhitis

Rakhitis adalah pelunakan dan melemahnya tulang pada anak-anak, biasanya karena kekuranga
vitamin D yang ekstrimdan berkepanjangan. Vitamin D sangat penting dalam penyerapan kalsium dan
fosfordari saluran pencernaan, yang dibutuhkan anak-anak untuk membangun tulang yang kuat.

Ciri-ciri penyakit rakhitis :

· Anak-anak akan lebih rentan terkena patah tulang

· Pertumbuhan tertunda

· Nyeri pada tulang belakang, panggul dan kaki

· Penurunan otot dapat membuat gerakan tidak nyaman


Cara mengobati rakhitis :

Diet dan sinar matahari pengobatan meliputi peningkatan asupan makanan kalsium, fosfat dan
vitamin D. Paparan terhadap cahaya ultraviolet B (sinar matahari ketika matahari tertinggi di langit),
minyakikan cod,minyak ikan pecak-hati dan viosterol adalah sumber vitamin D. Sebuah jumlah yang
cukup cahaya ultraviolet Bsinar matahari setiap hari dan persendian yang memadai kalsium dan fosfor
dalam makan dapat mencegah rakhitis

C. Gangguan persendian

Gangguan persendian dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan normal. Jenis gangguan
sendidikelompokkan menjadi 4 yaitu sebagai berikut :

1. Dislokasi

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat
hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari
tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya
kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan
kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.

Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul
(paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa
nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor.
Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.

Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan,secara anatomis
(tulang lepas dari sendi) (Brunner & Suddarth)Keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya,
dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.(Arif Mansyur, dkk.
2000)Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai
luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi.( Buku Ajar Ilmu Bedah, hal 1138) Berpindahnya ujung
tulang patah, karena tonus otot, kontraksi cedera dan tarikan Dislokasi adalah terlepasnya kompresi
jaringan tulang dari kesatuan sendi.

Ciri-ciri Dislokasi :

· Nyeri pada daerah cedera

· Pada bagian cedera tidak dapat digerakkan secara aktif

· Terjadi pembengkakan

Cara mengobati Dislokasi :

Cara terapinya adalah dengan mengembalikan si tulang yang lepas (reposisi) itu ke persendiannya
kembali lalu biasanya pasien setelah di reposisi akan dilakukan imobilisasi atau fiksasi dalam rentan
waktu tertentu agar si tulang ini tidak lepas kembali.

2. Terkilir (keseleo)

Terkilir merupakan tertariknya ligamensendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang tidak biasa
dilakukan. Terkilir menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai peradangan pada daerah sendi

Ciri-ciri terkilir :

· Nyeri

· Spasme otot

· Kehilangan kekuatan

· Keterbatasan lingkup gerak sendi

· Bengkak atau memar


· Tidak stabil dan hilangnya kemampuan untuk menggerakkan sendi

Cara mengobati terkilir :

a. REST ( Istirahat)

Tindakan Rest artinya pasien harus mengistirahatkan dan melindungi wilayah otot yang cedera. Jika
terasa sakit saat menahan beban, gunakanlah penopang, dan jika terasa sakit untuk menggerakan
bagian yang cedera, lindungi dengan splint atau kayu belat.
Kurangi aktifitas sehari-hari sebisa mungkin. Jangan menaruh beban pada tempat yang cedera selama
48 jam. Dapat digunakan alat bantu seperti crutch(penopang/penyangga tubuh yang terbuat dari kayu
atau besi) untuk mengurangi beban pada tempat yang cedera. Aktivitas yang berlebih pada bagian
tubuh yg terkena akan memicu terjadinya komplikasi lebih lanjut, misal ligamen yang robek akan
semakin parah, bahkan seringkali terkilir disertai pula dengan fraktur/patah/retak pada tulang.

b. ICES ( Es )

Kompres dingin atau es akan menghasilkan vasokontriksi untuk mengurangi pembengkakan dengan
meletakkan di bagian yang terluka selama 2-3 menit tiga kali sehari dalam 24 jam pertama. kita harus
menempatkan kain di atas daerah yang cidera dengan kantong es untuk menghindari luka akibat suhu
rendah. Terapi dengan kompres dingin ini harus dimulai dengan segera dan diteruskan sampai 24-36
jam setelah luka terjadi.
c. COMPRESS ( Kompres atau penekanan pada daerah yang cedera)

Tindakan Compress artinya menekan bagian yang mengalami cedera dengan menggunakan perban
khusus (ace bandage). Perban ini di harapkan juga dapat mengikatkan kantong es di tempatnya dan
tetap di lanjutkan setelah terapi dingin ingin menghindari serta mengurangi pembengkakan. Meskipun
balutan ini harus rapi, pastikan bahwa perban ini tidak terlalu ketat karena dapat menimbulkan mati
rasa, geli atau bahkan menambah rasa sakit.
d. ELEVATION ( Posisi )

Pada tindakan Elevation, pasien sebisa mungkin harus mengangkat bagian cedera lebih tinggi di atas
jantung atau dada selama 24-36 jam pertama untuk memudahkan kembalinya darah dan untuk
mengurangi pembengkakan. Misalnya jika yang cedera lutut, upayakan pasien dalam posisi tidur
kemudian lutut diangkat atau ditopang dengan alat supaya posisinya lebih tinggi dari jantung. Teknik
ini mengacu pada prinsip bejana berhubungan dan berguna untuk mengurangi pembengkakan pada
bagian cedera.

3. Artritis
Artritis adalah peradangan pada satu atau lebih persendian, yang disertai dengan rasasakit,
kebengkakan, kekakuan, dan keterbatasan bergerak. Artrhitis dapat terjadi akibat infeksi maupun
tanpa infeksi. Pelepasan mediator inflamasi dari leukosit,kondrosit, sinoviosit menyebabkan
kehilangan proteoglikan dan matriks ektraselular kartilago, sehingga terjadi kerusakan tulang.
Kerusakan dan hilangnya kolagen dan kondrosit dapat menyebabkan perubahan yang tidak dapat
kembali.

Arthritis mengacu pada lebih dari 100 penyakit berbeda yang menyebabkan rasa sakit dan bengkak
pada sendi, dan membatasi gerakan persendian dan jaringan ikat. Jenis umum radang sendi atau
arthritis ini antara lain:

 Osteoarthritis
Disebabkan oleh hilangnya jaringan tulang dari sendi dan dikenal juga sebagai arthritis degeneratif.
Hal ini kebanyakan terjadi sejak usia sebelumnya.
 Rheumatoid Arthritis
Radang sendi jenis ini banyak mempengaruhi orang-orang di atas usia 40 tahun. Ini lebih
berbahaya daripada osteoarthritis karena mempengaruhi ligamen dan tendon yang
bergabung dengan tulang dan otot.

 Gout
Disebabkan oleh kelebihan penumpukan asam urat dalam ruang antar sendi yang menyebabkan rasa
sakit dan radang sendi.
Ciri-ciri artritis :

· Adanya rasa sakit, panas dan pembengkakan pada persendian lutut(gejala panca radang)

· Terasa adanya fluktuasi, sakit, panas, kemerahan

· Penderita menjadi demam jika sakit sudah menjadi sepsis

· Frekuensi dan nafas frekuen

· Pincang yang hebat bahkan kadang sampai penderita tidak dapat berdiri

Cara mengobati artritis :

Selain pengobatan secara medis, terapi fisik, perubahan gaya hidup (mencakup latihan fisik dan
mengontrol berat badan), diet juga memainkan peranan penting dalam pengobatan arthritis dan sakit
sendi. Suplemen merupakan salah satu terapi yang sangat membantu. Mengkonsumsi suplemen
glucosamine dibarengi dengan chondroitin dan methylsulfonylmethane (MSM), seperti pada
suplemen Glucosamine & Chondroitin & MSM dari Ultimate Nutrition, dapat memberikan hasil yang
lebih optimal. Kombinasi ketiganya akan membantu mengatasi nyeri sendi, menambah elastisitas
sendi, mengurangi peradangan pada sendi, membentuk tulang rawan dan menjaga kesehatan sendi.

Untuk itu, rawatlah sendi Anda sejak dini dengan melakukan aktivitas fisik teratur, menjaga berat
badan Anda tetap optimal serta memastikan asupan nutrisi yang memadai dalam tubuh melalui
pengaturan pola diet sehari-hari dengan baik.

Gangguan tulang belakang

Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi tulang belakang, sehingga
menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang belakang. Gangguan yang disebabkan oleh
kelainan tulang belakang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu :

1. Skoliosis
Skoliosis adalah melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakibatkan tubuh melengkung
ke arah kanan dan kiri

2. Kifosis

Kifosis adalah perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang
menjadi bengkok

3. Lordosis

Lordosis adalah melengkungnya tulang belakang di daerah tumbal atau pinggang ke arah depan
sehingga kepala tertarik ke arah belakang

4. Subluksasi

Subluksasi adalah gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala
tertarik kearah kiri atau kanan

Cara mengobati skoliosis, kifosis, lordosis dan subluksasi

Jenis terapi yang dibutuhkan tergantung pada banyak faktor. Sebelum menentukan jenis terapi yang
digunakan, dilakukan observasi terlebih dahulu. Terapi disesuaikan dengan etiologi,umur skeletal,
besarnya lengkungan, dan ada tidaknya progresivitas dari deformitas. Keberhasilan terapi sebagian
tergantung pada deteksi dini dari skoliosis.

A. Obat

Tujuan pemberian obat adalah untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan kemungkinan
infeksi baik dari alat ataupun pembedahan, bukan untuk mengobati skoliosis.

Obat yang digunakan antara lain :

1. Analgesik

· Asam Asetil Salisilat 3 x 500 mg

· Paracetamol 3 x 500 mg

· Indometacin 3 x 25 mg

2. NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drug)

B. Fisioterapi

1. Terapi panas, dengan cara mengompres

2. Alat penyangga, digunakan untuk skoliosis dengan kurva 25°-40° dengan skeletal yang tidak
matang (immature). Alat penyangga tersebut antara lain :

“Penyangga Milwaukee”

Alat ini tidak hanya mempertahankan tulang belakang dalam posisi lurus, tetapi alat ini juga
mendorong pasien agar menggunakan otot-ototnya sendiri untuk menyokong dan mempertahankan
proses perbaikan tersebut. Penyangga harus dipakai 23 jam sehari. Alat penyangga ini harus terus
digunakan terus sampai ada bukti objektif yang nyata akan adanya kematangan rangka dan
berhentinya pertumbuhan tulang belakang selanjutnya.

“Penyangga Boston”

Suatu penyangga ketiak sempit yang memberikan sokongan lumbal atau torakolumbal
yang rendah. Penyangga ini digunakan selama 16-23 jam sehari sampai skeletalnya
matur. Terapi ini bertujuan untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang tidak dikehendaki oleh
pasien

C. Tindakan Pembedahan

Umumnya, jika kelengkungan lebih dari 40 derajat dan pasien skeletalnya imatur, operasi
direkomendasikan. Lengkung dengan sudut besar tersebut, progresivitasnya meningkat secara
bertahap, bahkan pada masa dewasa. Tujuan terapi bedah dari skoliosis adalah memperbaiki
deformitas dan mempertahankan perbaikan tersebut sampai terjadi fusi vertebra. Beberapa tindakan
pembedahan untuk terapi skoliosis antara lain :
1. Penanaman Harrington rods (batangan Harrington)

Batangan Harrington adalah bentuk peralatan spinal yang dipasang melalui pembedahan yang terdiri
dari satu atau sepasang batangan logam untuk meluruskan atau menstabilkan tulang belakang dengan
fiksasi internal. Peralatan yang kaku ini terdiri dari pengait yang terpasang pada daerah mendatar pada
kedua sisi tulang vertebrata yang letaknya di atas dan di bawah lengkungan tulang belakang.

Keuntungan utama dari penggunaan batangan Harrington adalah dapat mengurangi kelengkungan
tulang belakang ke arah samping (lateral), pemasangannya relatif sederhana dan komplikasinya
rendah. Kerugian utamanya adalah setelah pembedahan memerlukan pemasangan gips yang lama.
Seperti pemasangan pada spinal lainnya , batangan Harrington tidak dapat dipasang pada penderita
osteoporosis yang signifikan.

2. Pemasangan peralatan Cotrell-Dubousset

Peralatan Cotrell-Dubousset meliputi pemasangan beberapa batangan dan pengait untuk menarik,
menekan, menderotasi tulang belakang. Alat yang dipasang melintang antara kedua batangan untuk
menjaga tulang belakang lebih stabil.

Pemasangan peralatan Cotrell-Dubousset spinal dikerjakan oleh dokter ahli bedah yang
berpengalaman dan asistennya

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian
dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau rangsangan yang
mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili
pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada
manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.

Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena
terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak
pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang
digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai