Anda di halaman 1dari 11

FORUM TEKNOLOGI Vol. 04 No.

MEMBEDAH STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM


(SPBU) di INDONESIA
Risdiyanta, ST., MT *)

ABSTRAK
Stasiun Pengisian Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)tentu tidak asing bagi masyarakat
Indonesia, untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM ) secara eceran/ritel bagi kendaraan
bermotor baik roda dua atau empat dan lebih, Secara bisnis SPBU yang kepemilikan SPBU
yang ada di Indonesia tidak hanya milik Pertamina tapi juga milik swasta baik nasional
ataupun asing.
Untuk mendirikan SPBU Pertamina/swasta ada syarat-syarat terkait biaya maupun sarana
prasarana yang diwajibkan agar nantinya apabila sudah beroperasi bisa melayani
masyarakat yang ingin membeli bahan bakar minyak

I. PENDAHULUAN pengusahaan minyak dan gas bumi


1.1. Latar Belakang dengan tujuan untuk memberikan
keamanan, keselamatan, kelaikan dan
Stasiun pengisian bahan bakar untuk
kemanfaatan yang optimal dan mengurangi
umum (SPBU) merupakan prasarana
dampak lingkungan yang membahayakan
umum yang disediakan distributor bahan
bagi kelangsungan kehidupan mahkluk
bakar minyak (BBM). SPBU disediakan
hidup pada umumnya. Pembangunan
bagi masyarakat luas guna memenuhi
Instalasi tersebut sangat dipengaruhi oleh
kebutuhan bahan bakar. Di Indonesia, ada
banyak segi/ aspek yang meliputi aspek
empat distributor BBM yang menjual
ekonomis, teknis, keselamatan kerja dan
produknya di SPBU, antara lain Pertamina
lingkungan hidup serta faktor politis yang
(Indonesia), Shell (Belanda), Petronas
berlaku pada saat itu.
(Malaysia), dan Total (Prancis). SPBU
Lahan untuk SPBU dan adalah suatu
Pertamina menjual BBM Premium
lokasi dengan luas tertentu yang digunakan
bersubsidi (RON 88), Pertamax (RON 92),
untuk kegiatan operasional pemasaran
Pertamax Plus (RON 95), solar, serta solar
BBM dan Non BBM. Kegiatan ini meliputi
Pertamina DEX. Peraturan yang terkait
penerimaan, pembongkaran, penimbunan
dengan pembangunan Instalasi/ Terminal
dan penyaluran/ penyerahan maupun
Transit/ Depot untuk penimbunan Bahan
pengisian. Dasar perhitungan luas lahan
Bakar Minyak (BBM) /Non Bahan Bakar
berdasarkan pada perkiraan jumlah
Minyak (Non BBM), dan Stasiun Pengisian
kebutuhan BBM dan Non BBM minimum
Bahan Bakar Umum (SPBU) adalah suatu
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
ketentuan yang harus dipenuhi dalam
mendatang, sehingga kapasitas tangki
suatu kegiatan pembangunan Instalasi/
yang dibutuhkan dapat dirancang sesuai
Terminal Transit/ Depot untuk penimbunan
kebutuhan. Selain itu luas lahan untuk
Bahan Bakar Minyak (BBM) /Non Bahan
tangki timbun sangat berpengaruh
Bakar Minyak (Non BBM), dan Stasiun
terhadap rencana pembangunan fasilitas
Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
penunjangnya yang akan dibangun.
yang berfungsi sebagai landasan hukum
Penetapan / pemilihan letak hendaknya
bagi langkah-langkah pembaruan dan
dengan mempertimbangkan bahwa
penataan atas penyelenggaraan
tempat-tempat tersebut memungkinkan

42
FORUM TEKNOLOGI Vol. 04 No. 3

untuk diadakan perluasan pembangunan Untuk menunjang kelancaran operasional


dimasa mendatang. Dimana tempat baik penerimaan, penimbunan dan
tersebut akan dibangun suatu SPBU untuk penyaluran BBM maupun Non BBM pada
penimbunan BBM/ Non BBM, maupun SPBU, dengan mempertimbangkan faktor-
SPBU tanpa menyalahi prinsip-prinsip faktor keselamatan, keamanan dan
dasar Keselamatan Kerja dan Lindungan kelestarian lingkungan serta
Lingkungan. perkembangan masa mendatang, maka
Ijin pembangunan dan persyaratan yang tata letak peralatan, bangunan, tempat
berkaitan dengan Peraturan Pemerintah penimbunan dan lain sebagainya perlu
Pusat dan Peraturan Pemerintah Daerah diatur.
setempat hendaknya sudah dibicarakan 1.2. Tujuan Penulisan
dengan yang berwenang pada tahap 1. Menjelaskan kodefikasi SPBU
perencanaan pembangunan suatu SPBU 2. Mengetahuikegiatan operasional di
Dalam perencanaan fasilitas SPBU stasiun pengisian bahan bakar umum
tercakup hal-hal diantaranya yaitu tata
letak tangki timbun, sistem perpipaan, 1.3 Batasan Masalah
peralatan, bangunan dan fasilitas Mengetahui proses perijinan dan jenis-jenis
operasional misalnya bund wall, filling SPBU berdasarkan pengelolaan dan Tipe-
shed, jalan, lapangan parkir, penimbunan tipe SPBU yang ada di Indonesia
drum, sistem pemadam dan jarak aman.

II. ALUR DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

Gambar 1. Alur penyediaan dan pendistribusian BBM diseluruh wilayah Indonesia

Sumber penyediaan BBM Bersubsidi di a. Refinery Unit II Dumai


Indonesia adalah b. Refinery Unit III Plaju dan Sungai
1. Kilang dalam negeri yang dalam hal ini Gerong
dimiliki oleh PT PERTAMINA yaitu : c. Refinery Unit IV Cilacap

43
FORUM TEKNOLOGI Vol. 04 No. 3

d. Refinery Unit V Balikpapan (Longterm Deal ) dan Jangka pendek


e. Refinery Unit VI Balongan (spots)
f. Refinery VII Kasim
3. Crude Processing Deal (CPD)
Sorong
I. Kerjasama dengan refinery asing
2. Dikarenakan Kilang PERTAMINA tidak untuk mengolah crude milik, dengan
memenuhi kebutuhan BBM dalam membayar fee per barrel yang diolah
negeri maka dilakukan Pembelian dari (pernah dilakukan dengan Shell
Luar Negeri untuk menyediakan Singapore waktu lalu saat kilang
sebagian kebutuhan BBM dalam negeri Balongan kondisi TA)
baik dalam kontrak jangka panjang
II.

Gambar 2 Skema Suplai dan Distribusi BBM

Skema Suplai dan distribusi BBM dimulai BBM terakhir yang menjual ke konsumen
dari Kilang Pengolahan dan Impor dalam dalam bentuk eceran/ritel dalam hal ini
bentuk minyak mentah (Crude Oil) dan untuk kendaraan bermotor, sebagai ujung
BBM (Premium, Kerosene dan solar), tombak penjualan BBM ritel di Indonesia
untuk impor crude oil diolah terlebih dahulu maka diperlukan jumlah SPBU yang sangat
di RU milik PT PERTAMINA impor besar untuk melayani puluhan juta
didistribusikan ke Terminal/Depot/Instalasi kendaraan bermotor baik Roda dua
BBM yang tersebar diseluruh indonesia. ataupun roda empat dan lebih
Dimulai dari Terminal utama di kota-kota
besar Jakarta dan Surabaya setelah itu III. JENIS-JENIS STASIUN PENGISIAN
didistribusikan ke depot-depot yang lebih BAHAN BAKAR (SPBU) DI
kecil di kota-kota provinsi diseluruh INDONESIA
SPBU atau Stasiun Pengisisan bahan
Indonesia.
Bakar Umum adalah lokasi penyimpanan
Pada gambar 2 terlihat bahwa SPBU depot

44
FORUM TEKNOLOGI Vol. 04 No. 3

dan penyaluran Bahan Bakar minyak yang beroperasi di wilayah Indonesia


langsung ke konsumen (ritel), SPSBU meliputi, Pertamina, swasta Nasional
hanya dikhususkan untuk kionsumen (AKR) dan swasta asing (PETRONAS,
kendaraan bermotor. Kepemilikan SPBU TOTAL, SHELL dll)

Gambar 3.1 SPBU Pertamina

Gambar 3.2 SPBU PT Aneka Kimia Raya

45
FORUM TEKNOLOGI Vol. 04 No. 3

Gambar 3.3 SPBU yang dimiliki swasta asing

III.1 SPBU Pertamina


Untuk operasional SPBU Petamina sendiri
digolongkan ada tiga jenis
a. SPBU COCO (Corporate Owned
Corporated Operated), yaitu SPBU yang
sepenuhnya dimiliki oeh PT Pertamina
(Persero) dalam hal ini Pertamina Ritel
b. SPBU CODO (Corporate Owned Dealer
Operated), yaitu SPBU yang
operasionalnya merupakan kerjasama
antara Pertamina dengan dengan
swasta mungkin dalam hal kepemilikan
lahan ataupun lainnya
c. SPBU CODO (Dealer Owned Dealer
Operated), yaitu SPBU yang
sepenuhnya di miliki swasta tapi
membeli lisensi merk Pertamina

Gambar 2.4 Identifikasi Jenis SPBU pertamina

46
FORUM TEKNOLOGI Vol. 04 No. 3

Gambar 2.5 SPBU COCO,CODO dan DODO

Untuk membedakan jenis-jenis SPBU baik IV. IZIN PENDIRIAN DAN TIPE SPBU
COCO, DODO ataupun CODO bisa dilihat IV.1 Persyaratan umum
dari kode angka identitas SPBU yang biasa perijinan SPBU yang harus dipenuhi calon
di tampilkan di papan mitra setelah calon mitra dinyatakan
Untuk SPBU COCO kode X.1, X sebagai pemenang di lokasi yang diajukan,
menunjukan region pemasaran, 1 berdasarkan surat resmi dari PT.
menunjukan kepemilikan/pengelolaannya Pertamina.
Untuk SPBU CODO kode X.3, dan SPBU Persyaratan permohonan ijin SPBU
DODO X.4 sebagai berikut:
I. Biodata perusahaan/akta pendirian
perusahaan (untuk badan usaha);

47
FORUM TEKNOLOGI Vol. 04 No. 3

II. Foto copy Kartu Tanda Penduduk tersebut. Setiap aplikasi yang disetujui
(KTP) pemilik/pimpinan badan usaha; dikenakan biaya Initial Fee yang besarnya
III. Lay out bangunan SPBU dan diatur sebagai berikut :
konfigurasi SPBU yang akan
Untuk izin pendirian dan dokumennya bisa
dibangun;
IV. Peta lokasi skala 1:10.000 atau lebih di dilihat dan diunduh di
besar, dan peta topografi/rupa bumi spbu.pertamina.com
skala 1:25.000 yang memperlihatkan Biaya perizinan yang dikeluarkan oleh
titik lokasi rencana pendirian SPBU; mitra pada dasarnya adalah biaya atas hak
V. Foto copy ijin peruntukan penggunaan intelektual yang dikeluarkan oleh PT.
tanah (IPPT) sesuai dengan skala Pertamina untuk perancangan desain
kegiatan;
SPBU, biaya pemakaian logo, produk PT.
VI. Foto copy ijin gangguan (HO);
VII. Foto copy Ijin Mendirikan Bangunan Pertamina, dan biaya pendaftaran pola
(IMB); baru.
VIII. Bukti pengesahan meter pompa SPBU Biaya tersebut merupakan biaya resmi PT.
dari instansi yang berwenang;
IX. Foto copy ijin timbun tangki dari Pertamina, Mitra tidak dibebankan biaya
instansi yang berwenang; lain selain biaya tersebut. Setiap aplikasi
X. Dokumen pengelolaan lingkungan yang disetujui dikenakan biaya Initial Fee
hidup sesuai dengan skala kegiatan. yang besarnya diatur seperti tabel 4.1
XI. Fotokopi surat izin pembangunan
SPBU dari Jasamarga (khusus bagi Khusus SPBU CODO PT. Pertamina
pendaftar yang memiliki lokasi di jalan merupakan SPBU sebagai bentuk
tol). kerjasama antara PT. Pertamina dengan
XII. Nama Kelurahan di sertifikat tanah pihak-pihak tertentu. Antara lain kerjasama
harus sesuai dengan lokasi pendirian pemanfaatan lahan milik perusahaan
SPBU yang didaftarkan. ataupun individu untuk di bangun SPBU
Hasil verifikasi kemudian menjadi bahan PT. Pertamina. Skema CODO hanya akan
rekomendasi untuk persetujuan pendirian diberikan kepada calon SPBU tipe A, B,
SPBU/SPPB. dan C yang ditentukan berdasarkan hasil
Biaya perizinan yang dikeluarkan oleh verifikasi awal.
mitra pada dasarnya adalah biaya atas hak
intelektual yang dikeluarkan oleh PT. IV.2 TIPE-TIPE SPBU
Pertamina untuk perancangan desain Untuk menentukan tipe-tipe SPBU telah
SPBU, biaya pemakaian logo, produk PT. dikelompokan berdasarkan sarana dan
Pertamina, dan biaya pendaftaran pola prasarana yang dimiliki, meliputi volume
baru.Biaya tersebut merupakan biaya penjualan (thoughput, luas lahan, jumlah
resmi PT. Pertamina, Mitra tidak dispenser) hal ini nanti berkaitan jumlah fee
dibebankan biaya lain selain biaya yang harus dibayarkan ke Pertamina

48
FORUM TEKNOLOGI Vol. 04 No. 3

Tabel 3.1 Type SPBU Pertamina dan besarnya initial fee

TYPE SPBU PERKIRAAN VOLUME PENJUALAN BESARNYA INITIAL FEE

SPBU TYPE A > 35 Kilo Liter Rp. 800.000.000,00

SPBU TYPE B > 25 Kilo Liter dan <= 35 Kilo Liter Rp. 650.000.000,00

SPBU TYPE C > 20 Kilo Liter dan <= 25 Kilo Liter Rp. 500.000.000,00

SPBU TYPE D > 15 Kilo Liter dan <= 20 Kilo Liter Rp. 350.000.000,00

SPBU TYPE E <= 15 Kilo Liter Rp. 250.000.000,00


*) Sumber spbu. Pertamina.com
Tabel 3.1 Type SPBU Pertamina dan besarnya initial fee

Selain besarnya initial fee yang harus luas lahan nanti terkait dengan lebar muka
dibayarkan ke PT Pertamina, tipe SPBU jalan, kapasitas tangki, panjang selang
juga berdasarkan dari luas lahan yang dispenser dan lain-lain
dimiliki untuk unit bisnis yang dijalankan,

Tabel 3.2 Luasan dan Kapasitas Tangki Tipe-tipe SPBU

KOMPONEN TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D TIPE E

Minimal Ukuran
2500 1600 1225 900 700
Lahan (m²)

Min Lebar Muka


50 40 35 30 20
Jalan (m)

Selang (m) Min. 26 20 – 25 16 – 20 10 - 16 Max 10

Kapasitas Tangki Min. Min. Min. Min. Min.


(m) 160 kl 140 kl 100 kl 80 kl 60 kl
*) Sumber spbu. Pertamina.com

V. SARANA DAN PRASARANA bensin maupun mator disel adalah suatu


STANDAR SPBU kegiatan yang dipengaruhi oleh banyak
Pembangunan Instalasi Stasiun Pengisian segi aspek yang meliputi aspek ekonomis
Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk bisnis, teknis, keselamatan kerja dan tata
pengisian/penjualan ritel BBM kepada lingkungan kota serta faktor politis yang
kendaraan umum baik jenis mesin motor berlaku pada saat itu.

49
FORUM TEKNOLOGI Vol. 04 No. 3

Gambar 5.1 Layout SPBU

Berikut Sarana dan Prasarana Standar - Papan penunjuk SPBU sebaiknya


Wajib yang harus di miliki oleh setiap berlampu agar keberadaan SPBU
SPBU Pertamina, antara lain : mudah dilihat oleh pengendara.
5. Peralatan dan kelengkapan filling BBM
1. Sarana Pemadam kebakaran :Sesuai
sesuai dengan standar PT. Pertamina
dengan pedoman PT. Pertamina.
berupa:
2. Sarana lindungan lingkungan:
- Tangki pendam;
- Instalasi pengolahan limbah.
- Pompa;
- Instalasi oil catcher dan well catcher:
* Saluran yang digunakan untuk meng- - Pulau pompa.
alirkan minyak yang tercecer di area 6. Duiker, dibutuhkan sebagai saluran air
SPBU kedalam tempat penampungan. umum di depan bangunan SPBU
- Instalasi sumur pantau: 7. Sensor api dan perangkat Pemadam
* Sumur pantau dibutuhkan untuk me- kebakaran
mantau tingkat polusi terhadap air 8. Lambang PT. Pertamina
tanah di sekitar bangunan SPBU yang 9. Generator
disebabkan oleh kegiatan usaha 10. Racun Api
SPBU. 11. Fasilitas umum:
- Saluran bangunan/drainase sesuai - Toilet;
dengan pedoman PT. Pertamina. - Mushola;
3. Sistem Keamanan: - Lahan parkir.
- Memiliki pipa ventilasi tangki 12. Instalasi listrik dan air yang memadai
pendam; 13. Rambu-rambu standar PT. Pertamina:
- Memiliki ground point/strip tahan - Dilarang merokok;
karat; - Dilarang menggunakan telepon
- Memiliki dinding pembatas/pagar seluler;
pengaman; - Jagalah kebersihan;
- Terdapat rambu-rambu tanda - Tata cara penggunaan alat pemadam
peringatan. kebakaran.
4. Sistem Pencahayaan: sumber : spbu.pertamina.com
- SPBU memiliki lampu penerangan
yang menerangi seluruh area dan
jalur pengisian BBM;

50
FORUM TEKNOLOGI Vol. 04 No. 3

Gambar 5.2. Tangki pendam, sumur pantau dan dispenser

Gambar 5.3. Rambu-rambu larangan standar PT. Pertamina

51
FORUM TEKNOLOGI Vol. 04 No. 3

VI. KESIMPULAN (Corporate Owned Corporated


 SPBU adalah lokasi penerimaan, Operated), yaitu SPBU yang
penyimpanan dan penyaluran BBM sepenuhnya dimiliki oeh PT Pertamina
yang melayani konsumen secara (Persero) dalam hal ini Pertamina Ritel,
eceran/ritel dan dikhususkan untuk SPBU CODO (Corporate Owned Dealer
kendaraan bermotor, atau depot BBM Operated), yaitu SPBU yang
dengan kapasitas tangki timbun BBM operasionalnya merupakan kerjasama
yang terbatas antara Pertamina dengan dengan
 Di Indonesia, ada empat distributor BBM swasta mungkin dalam hal kepemilikan
yang menjual produknya di SPBU, lahan ataupun lainnya,SPBU CODO
antara lain Pertamina (Indonesia), Shell (Dealer Owned Dealer Operated), yaitu
(Belanda), Petronas (Malaysia), dan SPBU yang sepenuhnya di miliki swasta
Total (Prancis). SPBU Pertamina tapi membeli lisensi merk Pertamina
menjual BBM Premium bersubsidi (RON  Ada Lima (5) Tipe-tipe SPBU yang
88), Pertamax (RON 92), Pertamax Plus beroperasi menggunakan lisensi/merk
(RON 95), solar, serta solar Pertamina PT Pertamina tergantung dari luas dan
DEX. besaran volume sarana dan prasarana
 Operasional SPBU Pertamina sendiri yang dimiliki oleh SPBU tersebut
digolongkan ada tiga jenis SPBU COCO

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, UU Republik Indonesia No. I Tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja
Anonim, UU Republik Indonesia No. 4 Tahun 1982
Anonim,UU Republik Indonesia, Nomor 23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Anonim, UU Republik Indonesia No. 22 Tahun 2001, Tentang Migas
Anonim,Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.29, Tahun 1986
Anonim,Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18, Tahun 1999 Tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
Anonim,Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74, Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
Anonim,Keputusan Menteri KLH No.Kep-02/Men.KLH/I/1988
Anonim,Keputusan Menteri KLH No. Kep-03/MenKLH II/1991
Anonim,Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Kep-42/MENLH/10/1996,
Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi
Anonim,Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.185K/008/M.PE/1988
Anonim,Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.1158K/008/M.PE/1989
Anonim,Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.05K/0322/M.PE/1991
Design, Construction, Modification, Maintenance and Decommissioning of Filling Stations,
2nd edition March 2005 , The Association for Petroleum and Explosives Administration
(APEA), Energy Institute,London.
Standard Operasi Dan Prosedur Pengelolaan SPBU, Edisi I -2004, PTPertamina (Persero),
Jakarta.

*) Risdiyanta, adalah Pejabat Fungsional Widyaiswara Pusdiklat Migas

52

Anda mungkin juga menyukai