Seorang laki – laki usia 32 tahun , dibawa temanya ke Unit Gawat Darurat RS dengan
keluhan muntah hebat sejak 1 jam yang lalu. Keluhan disertai bingung, gelisah dan keringat
dingin, pasien muntah 5 kali sebanyak 1 gelas tiap muntah, pasien merasakan nyeri ulu hati
dan sesak nafas. Dari autonamnesis didapatkan 1 jam yang lalu pasien menyuntikan 10
ampul morfin ke lengannya dalam percobaan bunuh diri karena masalah keluarga.
Pemeriksaan Fisik didapatkan keadaan umum :Kesadaran somnolen, lemah, tampak sakit
sedang, tekanan darah : 95/63 mmHg, Denyut nadi : 55x/menit, reguler, frekuensi napas :
29 x/menit, Temperatur : 39,5oC, kelopak mata cekung (+), Pupil miosis (+). Dokter
melakukan penilaian (ABCDE), memberikan oksigenasi, memasang infus dan memasang
kateter urin. Dokter segera memberikan antidotum untuk menghilangkan efek toksik racun
tersebut dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Dari hasil pemerikasaan penunjang Analisis
darah menunjukkan adanya metabolit morfin.
Step 1
Step 2
1. Mengapa pasien didptkan bingung, gelisah dan keringat dingin, muntah hebat 1
jam lalu setelah mengkonsumsi morfin?
2. Mengapa pasien mengeluhkan pasien merasakan nyeri ulu hati dan sesak nafas?
3. Mengapa pd pasien ditemukan :
a.Kesadaran somnolen, lemah, tampak sakit sedang,
b.tekanan darah : 95/63 mmHg,
c. Denyut nadi : 55x/menit, reguler,
d. frekuensi napas : 29 x/menit,
e.Temperatur : 39,5oC,
f. kelopak mata cekung (+),
g. Pupil miosis (+).
4. bagaimana peran reseptor opioid dlm ssp dan sso?
5. apa primary survey yg hrs dilakukan pd pasien?
6. bagaimana mekanisme intoksikasi morfin dlm tubuh?
7. apa saja kontraindikasi dr pemberian morfin?
8. apa saja indikasi dr pemberian morfin?
9. bagaimana farmako kinetik dan farmakodinamik dr morfin?
10. mengapa dokter memberikan antidotum sebagai tatalaksana awal pd pasien?
11. bagaimana tatalksana pada ksus di skenario?
Step 3
1. Mengapa pasien didptkan bingung, gelisah dan keringat dingin, muntah hebat 1
jam lalu setelah mengkonsumsi morfin?
Opioid
Pembagian opioid dg efek khas tiap zat
A .alamiah (morfin, opium, kodein)
b. semi sintesis (putau, heroin)
c. sintesis (meferidin)
metabolisme opioid
pioidmasuk tubuh metabolisme di hepar berikatan dg As.
Glukoronadterbentuk morfin 3 dan 6 glukoronid (di px. Darah didapatkan ),
water soluber ekskresi (keluar lewat urin, keringat dan feses)
aktivasi reseptor opioid
CENTRAL
-µ
1:
a. menghambat otakmedspin menghambat pelepasan
gabbadopamin terhambat (patofisiologi)bingung dan gelisah (seperti
apa)
b. Midbrainmiosis pupil (pint poin=toksisitas)
2:
a. medula vagal centralpenuruna simpatisnodus SA turun
kontraktilitas jantung turunTD turun
b. medula oblongatapusat nafaspenurunan RRhipoksi
3
-k (kappa) : depresi nafasoksigen turunkomplikasi syokpenurunan
kesafaran
-delta : kejang
-gamma : inhibisi otot2 polosotot GITkonstipasi
PERIFER
a. rangsang mual muntah
b. sel mastaktivasi granul keluarurtikaria, gatal
bronkospasme
c. ENS sama spt di gamma
2. Mengapa pasien mengeluhkan merasakan nyeri ulu hati dan sesak nafas?
-nyeri uluhati efek morfin (dikonfirmasi kembali )
a. depresi : analgesia,sedasi, perubahan emosi, hipoventilasi alveolar (
perpindahan oksigen sulitRR meningkatmengalami sesak nafas), kontrasi
otot polos di pernafasan
otot polos di GIT ulu hati nyeri
efek morfin : naikan/menurunkan asam HCL, mengurangi sawar pelindung
lambung, meningkatkan kontrasi otot polosrufluks
Katzung, BG.,Masters, SB., Trevor, AJ. 2012. Basic & Clinical Pharmacology
12th Edition.New York: MC Graw Hill
Reseptor opioid ada di proiein G di SSPCa masukneuritransmiter keluarK
keluar
Kontraindikasi
A. Diketahui hipersensitif terhadap morfin.
B. Pernapasan atau depresi sistem saraf pusat dengan kegagalan pernapasan yang akan
datang, kecuali pasien diintubasi atau peralatan dan personil terlatih berdiri untuk
intervensi jika diperlukan.
C. Dugaan cedera kepala. Morfin dapat mengaburkan atau menyebabkan depresi
sistem saraf pusat berlebihan.
1. Indikasi
Indikasi morfin dan opioid lain terutama diidentifikasikan untuk meredakan atau
menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan analgesik non-opioid. Lebih
hebat nyerinya makin besar dosis yang diperlukan. Morfin sering diperlukan untuk nyeri
yang menyertai :
a) Infark miokard
b) Neoplasma
c) Kolik renal atau kolik empedu
d) Oklusi akut pembuluh darah perifer, pulmonal atau koroner
e) Perikarditis akut, pleuritis dan pneumotorak spontan
f) Nyeri akibat trauma misalnya luka bakar, fraktur dan nyeri pasca bedah.
g) Rasa sakit hebat yang terkait dengan laba-laba janda hitam envenomation, ular
berbisa envenomation, atau gigitan atau sengatan lainnya.
h) Sakit yang disebabkan oleh cedera korosif pada mata, kulit, atau saluran pencernaan.
i) Edema paru akibat gagal jantung kongestif. Kimia-diinduksi edema paru
noncardiogenic bukan merupakan indikasi untuk terapi morfin.
A. FAMAKOKINETIK5
Absorpsi
Sebagian besar diserap secara baik bila diberikan secara subkutan, intramuscular,
oral, maupun intravena. Akan tetap, oleh arena first-pass effect, dosis oral dari
opioid harus ditingkatkn dibandingkan dengan pemberian secara parenteral untuk
menimbulkan efek terapi.
Distribusi
Distribusi dari opioid dari berbagai organ dan jaringan sangat bervariasi dipengaruhi
oleh fisiologi dan berbagai faktor kimia. Walaupun opioid terikat dengan protein
plasma dengan affinitas yang bervariasi. Namun opioid secara cepat meninggalkan
kompartemen darah dan kemudian terkonsentrasi secara tinggi di otak, paru, ginjal,
dan limpa.
Metabolisme
Opioid akan dikonversi dalam jumlah besar ke metabolism polar untuk dipersiapkan
diekskresi melalui ginjal. Pengggunaan dalam jangka waktu panjang atau melibihi
dosis akan menyebabkan terjadi penumpukan pada ginjal dan akhirnya
menyebabkan terganggunya metabolism.
Eskresi
Metabolik polar dari konjugat glukoronil kemudian diekskresi melalui urin. Selain itu
hasil konjugat dari opioid akan diekskresikan sebagian kecil melalui empedu melalui
sirkulasi entero hepatik.
10. mengapa dokter memberikan antidotum (+ farmakodinamik) sebagai tatalaksana
awal pd pasien?
nalaxone
11. Apa saja PP yang dpt dilakukan pd kasus ?
12. bagaimana tatalksana pada ksus di skenario?
Prinsip tatalaksana toksikasi di UGD
Alur Tatalaksana Intoksikasi Opium
Intoksikasi
golongan obat
-aloanamnesa
-riwayat pemakaian obat
-bekas suntikan (needle track sign)
-pemeriksaan urin
step 7