Anda di halaman 1dari 10

e-journal boga, volume 04, nomor 1, edisi yudisium periode Maret tahun 2015 hal 99-108

Pengaruh Jenis Pisang dan Proporsi Pisang dengan Air


terhadap Hasil Jadi Yoghurt Pisang Ditinjau dari Sifat Organoleptik

Aprilia Nurcahyaning Rahayu


Program Studi S-1Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya
Aprilia.tyan@gmail.com

Nugrahani Astuti S.Pd, M.Pd


Dosen Program Studi Tata Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya
astutinugrahani@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Pengaruh interaksi jenis pisang dan proporsi pisang dengan air
terhadap sifat organoleptik yoghurt pisang (warna, aroma, tekstur, kekentalan, rasa, dan kesukaan); 2) Kadungan kimia
produk terbaik jumlah bakteri asam laktat, kadar pH, kandungan gizi dari produk terbaik meliputi serta, karbohidrat,
lemak, protein, kadar abu; 3) Mengetahui harga yoghurt pisang terbaik.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian dua faktor, yaitu: faktor A, 3 perlakuan
penggunaan jenis pisang (barly, morosebo, rajanangka), dan Faktor B, yaitu proporsi pisang dengan air perbandingan
pisang dengan air 20:80 dan 30:70. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, melalui uji organoleptik
yang dilakukan oleh 35 panelis terdiri dari 15 panelis terlatih, dan 20 panelis agak terlatih. Analisis data untuk menguji
pengaruh menggunakan uji analisis varian dua jalur dilanjutkan uji lanjut Duncan untuk mengetahui hasil produk
terbaik.
Hasil uji Duncan menunjukkan produk terbaik pada jenis pisang Morosebo dengan proporsi 20:80 dengan hasil
analisis yaitu 1) Interaksi penggunaan jenis pisang dan proporsi pisang dengan air berpengaruh terhadap hasil jadi
yoghurt pisang meliputi warna, tekstur, kekentalan, dan kesukaan; 2) Nilai kandungan yang terdapat pada produk
tersebut yaitu kandungan kimia jumlah bakteri asam laktat 2,8x106 CFU/ml, kadar pH 4,48, kandungan gizi serat
1,04%, karbohidrat 10,85%, Lemak 0,15%, Protein 2,71%, Kadar abu 0,64); 3) harga jual produk yoghurt pisang
terbaik yaitu Rp.1.800/100 ml.
Kata kunci : yoghurt pisang, jenis pisang, proporsi pisang dengan air

Abstract
This research aimed to know 1) the influence interaction between banana variety and it proportion with water
toward the organoleptic characteristic of banana yogurt (color, aroma, texture, viscosity, taste, and preference); 2)
Chemical content of lactic acid bacterial, pH degree, nutrient containing of the best product covering fibers,
carbohydrates, fats, proteins, levels of ashes; 3) To know the price of the best banana yogurt.
Type of this research was experimental with two factors research design, those were: factor A, treatment of
using 3 varieties of banana (barly, morosebo, rajanangka ). Factor B is the proportion of bananas and water, 20:80 and
30:70. Data technique was using observation method, through organoleptic test which performed by 35 panelists,
consist of 15 trained panelists, and 20 semi-trained panelists. Data analysis to test the influence was using two way
variants analysis with posh hoc test Duncan to test the best products.
Duncan test result show best products on the type of banana Morosebo with proportion 20:80 with result
analisis are 1) interaction of using banana variety and it proportion with the water affected on product of banana yogurt
including color, texture, viscosity, and preference; 2) The nutrition value on products this are chemical content of lactic
bacteria 2.8 x106 CFU / ml, pH degree 4.48, nitrient cintaining of fiber 1.04%, proximate containing (carbohydrate
10.85%, fat 0.15%, protein 2.71%, ash 0.64); 3) The selling price of the best products of banana yogurt is Rp1.800/100
ml
Keywords: banana yogurt, banana variety, proportion of bananas and water
(sukrosa, glukosa, dan laktosa) sebagai sumber energi
PENDAHULUAN dari sumber karbon tanpa terkecuali bakteri asam laktat.
Yoghurt merupakan produk olahan susu penuh Bahan pangan yang mengandung karbohidrat
atau susu skim dari hasil fermentasi dua bakteri asam tinggi salah satunya adalah pisang. Menurut Koswara
laktat (BAL) sebagai starter, yaitu bakteri Lactobacilus (2009: 7), bahwa sukrosa mampu menentukan jumlah
Bulgarius dan Streptococcus Thermophilus yang asam laktat dan flafor yang di produksi oleh kultur
menguraikan karbohidrat susu berupa laktosa menjadi yoghurt. Menurut Rismunandar (2001: 5), gula-gula
senyawa yang lebih sederhana sekaligus sebagai media pisang ada tiga ialah dextrose, levulose, dan sucrose.
pertumbuhan bakteri asam laktat. Gula pisang ini memungkinkan mampu membantu
Menurut Kuswardani (1998: 71), mikroorganisme aktivitas bakeri Stertococcus thermophilus dan
hidup pada umumnya menggunakan karbohidrat Lactobacillus bulgaricus dalam pembentukkan yoghurt,

1
e-journal boga, volume 04, nomor 1, edisi yudisium periode Maret tahun 2015 hal 99-108

sehingga Penggunaan pisang dimungkinkan bisa 1,2 : Proporsi pisang dengan air
menggantikan susu sebagai bahan utama pembuatan 1: proporsi pisang 20 air 80
yoghurt. Pisang juga memiliki harga yang relatif murah 2: proporsi pisang 30 air 70
Rp8000/kg dibandingkan susu Rp30.000/kg sehingga A1 : jenis pisang barly dengan proporsi 20 : air 80
harga pisang bisa lebih terjangkau. A2 : jenis pisang barly dengan proporsi 30 : air 70
Penggunaan pisang pada penelitian ini dipilih B1: jenis pisang morosebo dengan proporsi 20 : air 80
pisang kurang komersial karena banyak sekali jenis B2 : jenis pisang morosebo dengan proporsi 30 : air 70
pisang, mulai pisang yang komersial sampai kurang C1 : jenis pisang rajanangka dengan proporsi 20 : air 80
komersial, maka pada penelitian ini lebih di batasi pada C2 : jenis pisang rajanangka dengan proporsi 30 : air 70.
pisang kurang komersial untuk meningkatkan nilai jual
pisang. Sehingga didapat dengan harga relatif murah Pengumpulan data dilakukan dengan
karena pisang ini kurang diminati orang, dan menggunakan metode observasi terhadap sifat
pemanfaatannya masih terbatas. Pemilihan pisang organoleptik. Sampel dinilai oleh panelis terlatih
dilihat dari segi rasa, dan aroma yang khas. Pisang yang yaitu Dosen Prodi Tata Boga Jurusan PKK FT UNESA
digunakan untuk pembuatan yogurt ini adalah pisang sebanyak 15 orang dan panelis semi terlatih adalah
barly, pisang morosebo, dan pisang rojonongko. Pisang Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga 15
ini memiliki rasa khas pisang barly memiliki rasa manis orang. Data hasil uji sifat organoleptik yoghurt pisang
agak asam, pisang rajanangka aroma khas harum, pisang meliputi warna, aroma, tekstur, kekentalan, rasa, dan
morosebo tidak terlalu manis. tingkat kesukaan. Analisis data yang digunakan yaitu
Pembutan yoghurt pisang ini memiliki beberapa menggunakan bantuan komputer program SPSS dengan
faktor diantaranya menggunakan jenis pisang dan analisis terhadap uji organoleptik dan tingkat kesukaan
proporsi pisang dengan air. Tujuannya untuk menggunakan uji anava dua jalur (two way anova). Jika
mengetahui pengaruh aroma khas pisang, rasa khas ada pengaruh yang signifikan diuji dengan uji lanjut
pisang, kandungan serat pisang, karbohidrat pisang, Duncan. Penentuan perlakuan terbaik diambil
yang dapat mempengaruhi kualitas yoghurt pisang, berdasarkan hasil analisis Duncan. Hasil analisis produk
meliputi kualitas organoleptik, kualitas sifat kimia dan terbaik dari yoghurt pisang akan dilanjutkan dengan uji
gizi yoghurt pisang, dari hal-hal tersebut perlu kimia untuk mengetahui jumlah kandungan serat,
dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga peneliti proksimat (protein, karbohidrat, lemak, abu), kadar pH,
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk jumlah bakteri asam laktat yoghurt pisang
mendapatkan yohurt pisang yang memenuhi kriteria
sesuai standar SNI sebagai yoghurt. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Yoghurt Pisang
METODE a. Warna
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen Warna yang diharapkan dari hasil jadi yoghurt
yang menggunakan dua faktor yaitu pengaruh jenis pisang adalah warna krem. Berdasarkan hasil uji
pisang dan proporsi pisang dengan air. Desain organoleptik yang telah dilaksanakan diperoleh nilai
eksperimen dalam penelitian ini adalah desain faktorial rata-rata berkisar 1,54 sampai 3,74. Untuk lebih lanjut
3 x 2 dari variabel bebas yaitu jenis pisang dan proporsi dapat dilihat dalam diagram batang pada Gambar 4.1:
pisang dengan air. Variabel terikat dalam penelitian ini NILAI MEANS WARNA YOGHURT PISANG
yaitu sifat organoleptik yoghurt pisang yang meliputi
3,743,37
warna, aroma, tekstur, kekentalan, rasa, dan tingkat
Jenis Pisang dan Proporsi

4 2,74
kesukaanyoghurt pisang. 3,5 2,141,94
3
Pisang dengan air

2,5 1,54
Adapun desain eksperimen untuk pengambilan 2
1,5
data adalah sebagai berikut : 1
0,5
0
Proporsi Proporsi
Tabel 3.9 Desain Penelitian Dua Faktor 20:80 30:70
Proporsi Barly 3,74 2,14
Morosebo 3,37 1,94
1 2
Rajanangka 2,74 1,54
Jenis pisang
A
A1 A2
Gambar 4.1 Hasil Rata-Rata Pengaruh Jenis
Pisang dan Proporsi Pisang dengan Air
B
B1 B2 Terhadap Warna Yoghurt Pisang
C
C1 C2 Hasil analisis anava ganda pada tabel
menunjukkan bahwa penggunaan jenis pisang (Barly,
Keterangan: Morosebo, Rajanangka) berpengaruh terhadap warna
A,B,C : Jenis pisang hasil jadi yoghurt pisang ditunjukkan dengan taraf
A : pisang barly signifikansi 0,00 (di bawah taraf nyata 0,05). Proporsi
B : pisang morosebo puree pisang dengan air (20:80, 30:70) berpengaruh
C : pisang rojonongko terhadap warna hasil jadi yoghurt pisang memiliki

2
e-journal boga, volume 04, nomor 1, edisi yudisium periode Maret tahun 2015 hal 99-108

taraf signifikansi 0,00 (di bawah taraf nyata 0,05), reduksi terendah jika dibandingkan dengan pisang
Bisa di lihat dalam tabel hasil uji warna yoghurt morosebo dan Rojonongko. Kandungan gula reduksi
pisang dianalisis dengan anava ganda seperti tersaji pisang Barly 8,34, pisang Morosebo 10,05, pisang
pada Tabel 4.1: Rojonongko 11,58, sehingga warna yoghurt pada
Tabel 4.1 Uji Anava Ganda Pengaruh Jenis Pisang pisang Barly proporsi 20:80 nilainya 3,74 warna
dan Porporsi Pisang dengan Air Warna Yoghurt kream dibanding dengan morosebo proporsi 20:80
Pisang nilainya 3,37 warna kream agak coklat muda, dan
Dependent Variable: Warna Rojonongko proporsi 20:80 nilainya 2,74 warna kream
Source Type III Df Mean F Sig. agak coklat muda, begitu juga pada pisang Barly
Sum of Square proporsi 30:70 nilainya 2,14 warna agak coklat muda,
Squares pisang Morosebo proporsi 30:70 nilainya 1,94 warna
Corrected
128,724a 5 25,745 40,903 ,000 agak coklat muda, pisang Rojonongko proporsi 30:70
Model
Intercept 1398,876 1 1398,876 2222,514 ,000 nilainya 1,54 warna coklat muda. Disimpulkan bahwa
JenisPisang 14,210 2 7,105 11,288 ,000 semakin tinggi kandungan gula reduksi dan semakin
ProporsiPisang 104,305 1 104,305 165,718 ,000 banyak proporsi puree pisang dengan air warna
JenisPisang * yoghurt pisang semakin coklat.
ProporsiPisang 10,210 2 5,105 8,110 ,000 menurut Santoso (1987: 117) semakin tinggi gula
dengan air
reduksi memungkinkan reaksi pencoklatan (browning)
Error 128,400 204 ,629 sangat besar sehingga mempengaruhi warna dari hasil
Total 1656,000 210 jadi yoghurt pisang, akibat pengolahan dan kontak
Corrected Total 257,124 209 dengan panas.

Interaksi jenis pisang dan proporsi puree pisang b. Aroma


berpengaruh terhadap warna hasil jadi yoghurt pisang Aroma yang diharapkan dari hasil jadi yoghurt
ditunjukkan dengan taraf signifikansi 0,00 (di bawah pisang adalah cukup beraroma yoghurt dan cukup
taraf nyata 0,05).Hipotesis yang menyatakan bahwa beraroma pisang. Berdasarkan hasil uji organoleptik
interaksi jenis pisang dan proporsi puree pisang yang telah dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata
dengan air mempengaruhi warna hasil jadi yoghurt berkisar 2,54 samapi 3,31. Untuk lebih lanjut dapat
pisang dapat diterima, sehingga dilakukan uji lanjut dilihat dalam diagram batang pada Gambar 4.2:
Duncan.
Hasil uji lanjut tes Duncan jenis pisang dan NILAI MEANS AROMA YOGHURT PISANG
proporsi puree pisang dengan air terhadap warna
Jenis Pisang dan Proporsi

yoghurt pisang,, tersaji pada Tabel 4.2: 3,26


2,54 2,77 2,893,312,94
4
Pisang dengan air

3
Tabel 4.2 Hasil Uji Lanjut Duncan Pengaruh 2
1
Interaksi Jenis Pisang dan Proporsi Pisang dengan 0
Proporsi Proporsi
Air terhadap Warna Yoghurt Pisang
20:80 30:70
Duncan Barly 2,54 2,89
Perlakuan N Subset
Morosebo 3,26 3,31
1 2 3 4
rojonongko30:70 35 1,5429 Rajanangka 2,77 2,94
morosebo30:70 35 1,9429
barly30:70 35 2,1429 Gambar 4.2 Hasil Rata-Rata Pengaruh Jenis
rojonongko20:80 35 2,7429 Pisang dan Proporsi Pisang dengan Air
morosebo20:80 35 3,3714
Terhadap Aroma Yoghurt Pisang.
barly20:80 35 3,7429
Sig. 1,000 ,293 1,000 ,052
Hasil uji aroma yoghurt pisang dianalisis dengan
Berdasarkan uji lanjut Duncan menunjukkan ada anava ganda seperti tersaji pada Tabel 4.3:
empat perbedaan warna yang dihasilkan. Subset
terendah jenis pisang Rojonongko dengan proporsi
30:70 memiliki warna coklat muda dengan nilai
Duncan terendah 1,54. Subset tertinggi jenis pisang
Morosebo dan Barly dengan proporsi 20:80, memiliki
warna krem agak coklat muda sampai krem. Nilai
Duncan mulai 3,37 sampai 3,74. Jadi jenis pisang
Morosebo dan Barly dengan proporsi 20:80 memiliki
warna yang baik krem agak coklat muda sampai
krem.
Perbedaan warna di hasilkan dari kandungan gula
reduksi pisang, pisang barly memiliki kandungan gula

3
e-journal boga, volume 04, nomor 1, edisi yudisium periode Maret tahun 2015 hal 99-108

Tabel 4.3 Uji Anava Ganda Pengaruh Jenis tingkat keasaman yoghurt karena produk metabolit
Pisang dan Porporsi Pisang dengan Air terhadap yang berupa asam laktat.
Aroma Yoghurt Pisang
Dependent Variable: Aroma c. Tekstur
Mean
Source Type III Df Square F Sig.
Tekstur yang diharapkan dari hasil jadi yoghurt
Sum of pisang adalah lembut. Berdasarkan hasil uji
Squares organoleptik yang telah dilaksanakan diperoleh nilai
Corrected ,00 rata-rata berkisar 2,26 sampai 3,37. Untuk lebih lanjut
15,010a 5 3,002 3,181
Model 9
dapat dilihat dalam diagram batang pada Gambar 4.3:
1939,68 ,00
Intercept 1830,476 1 1830,476
5 0
,00
JenisPisang 12,381 2 6,190 6,560 NILAI MEANS TEKSTUR YOGHURT PISANG
2
ProporsiPis ,57
,305 1 ,305 ,323
ang 0

Jenis Pisang dan Proporsi


3,373,17
JenisPisang 2,8 2,682,37
3,5 2,25

Pisang dengan air


* 3
,29 2,5
ProporsiPis 2,324 2 1,162 1,231 2
4 1,5
ang dengan 1
air 0,5
0
Error 192,514 204 ,944 Proporsi Proporsi
Total 2038,000 210 20:80 30:70
Corrected Barly 3,37 2,68
207,524 209
Total
Morosebo 3,17 2,37
Rata-rata Hasil analisis anava ganda pada tabel
menunjukkan bahwa penggunaan jenis pisang (Barly, Rajanangka 2,8 2,25
Morosebo, Rajanangka) berpengaruh terhadap aroma
hasil jadi yoghurt pisang ditunjukkan dengan taraf Gambar 4.3 Hasil Rata-Rata Pengaruh Jenis
signifikansi 0,02 (di bawah taraf nyata 0,05). Proporsi Pisang dan Proporsi Pisang dengan Air Terhadap
puree pisang dengan air (20:80, 30:70) tidak Tekstur Yoghurt Pisang.
berpengaruh berpengaruh terhadap aroma hasil jadi Hasil uji tekstur yoghurt pisang dianalisis dengan
yoghurt pisang memiliki taraf signifikansi 0,570 (di anava ganda seperti tersaji pada Tabel 4.4:
atas taraf nyata 0,05). Interaksi jenis pisang dan Tabel 4.4 Uji Anava Ganda Pengaruh Jenis Pisang
proporsi puree pisang tidak berpengaruh terhadap dan Porporsi Pisang dengan Air terhadap Tekstur
aroma hasil jadi yoghurt pisang ditunjukkan dengan Yoghurt Pisang
taraf signifikansi 0,294 (di atas taraf nyata 0,05).
Dependent Variable: Tekstur
Hipotesis yang menyatakan bahwa Interaksi jenis Source Type III Sum Df Mean F Sig.
pisang dan proporsi puree pisang dengan air of Squares Square
mempengaruhi aroma hasil jadi yoghurt pisang, Corrected
33,338a 5 6,668 8,767 ,000
ditolak. Model
Interaksi jenis pisang dan proporsi pisang dengan 1618,51 2128,21
Intercept 1618,519 1 ,000
9 8
air tidak berpengaruh terhadap aroma hasil jadi JenisPisang 4,267 2 2,133 2,805 ,063
yoghurt pisang. Yoghurt mempunyai aroma yang khas ProporsiPisa
8,005 1 8,005 10,526 ,001
karena fermentasi oleh mikroba. Mikroba pada ng
yoghurt memerlukan nutrisi untuk mampu JenisPisang
*
berkembang hidup. Salah satu nutrisi dibutuhkan ProporsiPisa 21,067 2 10,533 13,850 ,000
mikroba adalah karbohidrat. ngdenaganai
Karbohidrat dari masing-masing jenis pisang ini r
hampir sama dan proporsi puree pisang 30 dan 20 Error 155,143 204 ,761
karena rentang proporsi puree pisang tidak berbeda Total 1807,000 210
Corrected
jauh, kandungan karbohidrat hampir sama, sehingga Total
188,481 209
aroma yang dihasilkan hampir sama. Menurut a. R Squared = ,177 (Adjusted R Squared = ,157)
Kuswardani (1998: 71) Mikroorganisme hidup pada
umumnya menggunakan karbohidrat (sukrosa, Hasil analisis anava ganda pada tabel
glukosa, dan laktosa) sebagai sumber energi dari menunjukkan bahwa penggunaan jenis pisang (Barly,
sumber karbon tanpa terkecuali bakteri asam laktat, Morosebo, Rajanangka) tidak berpengaruh terhadap
sehingga semakin banyak karbohidrat, mikroba tekstur hasil jadi yoghurt pisang ditunjukkan dengan
mampu berkembangbiak lebih banyak dan taraf signifikansi 0,63 (di atas taraf nyata 0,05).
menghasilkan asam laktat. Proporsi puree pisang dengan air (20:80, 30:70)
Menurut Legowo dkk (2009) bahwa peningkatan berpengaruh berpengaruh terhadap tekstur hasil jadi
kadar asam laktat disebabkan adanya aktivitas bakteri yoghurt pisang memiliki taraf signifikansi 0,01 (di
asam laktat yang memecah laktosa dan gula-gula lain bawah taraf nyata 0,05). Interaksi jenis pisang dan
menjadi asam laktat. Aktivitas BAL mempengaruhi proporsi puree pisang berpengaruh terhadap tekstur

4
e-journal boga, volume 04, nomor 1, edisi yudisium periode Maret tahun 2015 hal 99-108

hasil jadi yoghurt pisang ditunjukkan dengan taraf d. Kekentalan


signifikansi 0,00 (di bawah taraf nyata 0,05). Kekentalan yang diharapkan dari hasil jadi
Hipotesis yang menyatakan bahwa Interaksi jenis yoghurt pisang adalah kental. Berdasarkan hasil uji
pisang dan proporsi puree pisang dengan air organoleptik yang telah dilaksanakan diperoleh nilai
mempengaruhi tekstur hasil jadi yoghurt pisang dapat rata-rata berkisar 2,57 samapi 3,63. Nilai 2,57 Untuk
diterima, sehingga dilakukan uji lanjut Duncan. lebih lanjut dapat dilihat dalam diagram batang pada
Hasil uji lanjut Duncan pengaruh interaksi Gambar 4.4:
penggunaan jenis pisang dan proporsi pisang dengan
NILAI MEANS KEKENTALAN YOGHURT
air terhadap tekstur yoghurt pisang seperti tersaji pada PISANG
Tabel 4.5:

Jenis Pisang dan Proporsi


3,62
Tabel 4.5 Hasil Uji Lanjut Duncan Pengaruh 4 3,063,14
2,682,572,62

Pisang dengan air


Interaksi Jenis Pisang dan Proporsi Pisang dengan
Air terhadap Tekstur Yoghurt Pisang 2
Tekstur
Duncan 0
Perlakuan N Subset Proporsi Proporsi
1 2 3 4 20:80 30:70
rajanangka3 Barly 2,68 3,62
35 2,2571
0:70 Morosebo 2,57 3,06
morosebo30
35 2,3714 2,3714 Rajanangka 2,62 3,14
:70
barly30:70 35 2,6857 2,6857 Gambar 4.4 Hasil Rata-Rata Pengaruh Jenis
rajanangka2
0:80
35 2,8000 2,8000 Pisang dan Proporsi Pisang dengan Air Terhadap
morosebo20 Kekentalan Yoghurt Pisang.
35 3,1714 3,1714
:80
barly20:80 35 3,3714 Hasil uji kekentalan yoghurt pisang dianalisis
Sig. ,052 ,052 ,076 ,338 dengan anava ganda seperti tersaji pada Tabel 4.6:

Berdasarkan uji lanjut Duncan menunjukkan ada Tabel 4.6 Uji Anava Ganda Pengaruh Jenis Pisang
empat perbedaan tekstur yang dihasilkan. Subset dan Porporsi Pisang dengan Air Kekentalan
terendah jenis pisang Rojonongko, Morosebo, Barly Yoghurt Pisang
dengan proporsi 30:70 memiliki tekstur kurang lembut Dependent Variable: Kekentalan
sampai cukup lembut dengan nilai Duncan 2,25 Source Type III Df Mean F Sig.
sampai 2,68. Subset tertinggi jenis pisang Morosebo Sum of Square
dan Barly dengan proporsi 20:80, memiliki tekstur Squares
cukup lembut nilai Duncan mulai 3,17 sampai 3,37. Corrected Model 28,895a 5 5,779 9,025 ,000
Jadi jenis pisang Morosebo dan Barly dengan proporsi Intercept 1830,476 1
1830,47 2858,6
,000
20:80 memiliki teketur yang baik cukup lembut. 6 18
Tekstur yoghurt pisang dipegaruhi oleh JenisPisang 1,510 2 ,845 ,921 ,350
kandungan serat pisang dan proporsi pisang dengan ProporsiPisang 6,171 1 6,171 9,638 ,002
air. Berdasarkan uji lanjut Duncan pisang Barly lebih JenisPisang *
13,571 2 6,786 10,597 ,000
lembut dari pisang Morosebo dan rojonongko pada ProporsiPisang
setiap proporsi ( 20:80 dan 30:70), begitu juga Error 130,629 204 ,640
morosebo lebih lembut dari pisang rojonongko pada Total 1990,000 210
setiap proporsi ( 20:80 dan 30:70) hal ini sesuai Corrected Total 159,524 209
dengan kandungan serat pisang yang telah diamati
a. R Squared = ,181 (Adjusted R Squared = ,161)
Barly 0,76%, pisang Morosebo 0,89%, pisang
Rojonongko 1,22%. Semakin banyak kandungan serat Hasil analisis anava ganda pada tabel
pisang tekstur yoghurt pisang semakin kasar dan menunjukkan bahwa penggunaan jenis pisang (Barly,
semakin sedikit serat pisang tekstur yoghurt pisang Morosebo, Rajanangka) tidak berpengaruh terhadap
semakin lembut. Sesuai dengan Santoso (2010) bahwa kekentalan hasil jadi yoghurt pisang ditunjukkan
serat pangan adalah bagian makanan yang tidak dapat dengan taraf signifikansi 0,350 (di atas taraf nyata
terhidrolisis. Serat pangan merupakan bagian dari 0,05). Proporsi puree pisang dengan air (20:80,
tumbuhan yang dapat di konsumsi dan tersusun dari 30:70) berpengaruh terhadap kekentalan hasil jadi
karbohidrat yang memiliki sifat resisten (tidak bisa yoghurt pisang memiliki taraf signifikansi 0,02 (di
terglatinasi), oleh karena itu dengan kandungan serat bawah taraf nyata 0,05). Interaksi jenis pisang dan
yang rendah dan kandungan air banyak akan proporsi puree pisang berpengaruh terhadap
menyebabkan tektur samakin lembut dan tekstur serat kekentalan hasil jadi yoghurt pisang ditunjukkan
pisang semakin tidak berasa hal ini di tunjukkan pada dengan taraf signifikansi 0,00 (di bawah taraf nyata
uji Duncan di atas. 0,05). Hipotesis yang menyatakan bahwa Interaksi
jenis pisang dan proporsi puree pisang dengan air

5
e-journal boga, volume 04, nomor 1, edisi yudisium periode Maret tahun 2015 hal 99-108

mempengaruhi kekentalan hasil jadi yoghurt pisang


NILAI MEANS RASA YOGHURT PISANG
dapat diterima, sehingga dilakukan uji lanjut Duncan.
3,5 3,032,8
2,62,49 2,74

Jenis Pisang dan Proporsi Pisang


Tabel 4.7 Hasil Uji Lanjut Duncan Pengaruh 3 2,31
2,5
Interaksi Jenis Pisang dan Proporsi Pisang dengan
2
Air terhadap Kekentalan Yoghurt Pisang 1,5

dengan air
Kekentalan 1
Duncan 0,5
Perlakuan N Subset 0
Proporsi 20:80 Proporsi 30:70
1 2 3 4
Barly 2,31 2,74
morosebo20:80 35 2,5714
rajanangka20:8 Morosebo 2,6 3,03
35 2,6286
0 Rajanangka 2,49 2,8
barly20:80 35 2,6857 2,6857
morosebo30:70 35 3,0571 3,0571
rajanangka30:7 Gambar 4.5 Hasil Rata-Rata Pengaruh Jenis
35 3,1429
0 Pisang dan Proporsi Pisang dengan Air Terhadap
barly30:70 35 3,6286 Rasa Yoghurt Pisang.
Sig. ,578 ,054 ,655 1,000 Hasil uji rasa yoghurt pisang dianalisis dengan
anava ganda seperti tersaji pada Tabel 4.8:
Berdasarkan uji lanjut Duncan menunjukkan ada Tabel 4,8 Uji Anava Ganda Pengaruh Jenis Pisang
empat perbedaan kekentalan yang dihasilkan. Subset dan Porporsi Pisang dengan Air Rasa Yoghurt
terendah jenis pisang morosebo, rojonongko, barly Pisang
dengan proporsi 30:70 memiliki tingkat kekentalan
cukup kental dengan nilai Duncan 2,57 sampai 2,68. Dependent Variable: Rasa
Source Type III Df Mean F Sig.
Subset tertinggi jenis pisang barly dengan proporsi Sum of Square
20:80, memiliki tingkat kekentalan kental dengan nilai Squares
duncan mulai 3,62. Jadi jenis pisang barly dengan Corrected
11,052a 5 2,210 2,685 ,022
proporsi 20:80 memiliki kekentalan terbaik kental. Model
Kekentalan yoghurt pisang dipengaruhi Intercept 1488,005 1 1488,005 1807,478 ,000
JenisPisang 2,895 2 1,448 1,758 ,175
karbohidrat pisang dan proporsi pisang dengan air ProporsiPisa
karena ada pengaruh glatinasi karbohidrat, sesuai 8,005 1 8,005 9,723 ,002
ng
dengan kajian menurut Marsono (2004: 6), pemanasan JenisPisang
karbohidrat atau pati disertai air akan mengakibatkan *
,152 2 ,076 ,093 ,912
ProporsiPisa
karbohidrat atau pati mengalami gelatinisasi. ng
Kandungan karbohidrat pisang Barly 35,08%, Error 167,943 204 ,823
karbohidrat pisang Rojonongko 34,76, karbohidrat Total 1667,000 210
pisang Morosebo 33,92%. Semakin tinggi karbohidrat Corrected
178,995 209
pisang semakin kental yoghurt pisang. Berdasarkan uji Total
a. R Squared = ,062 (Adjusted R Squared = ,039)
Duncan yoghurt pisang Barly paling kental
dibandingkan dengan yoghurt pisang Rojonongko dan
Hasil analisis anava ganda pada tabel
Morosebo, begitu juga yoghurt pisang Rojonongko
menunjukkan bahwa penggunaan jenis pisang (Barly,
lebih kental dari pada yoghurt pisang Morosebo.
Morosebo, Rajanangka) tidak berpengaruh terhadap
Proses glatinasi karbohidrat pisang dipengaruhi
rasa hasil jadi yoghurt pisang ditunjukkan dengan
kandungan proporsi air, bahwa semakin tinggi
taraf signifikansi 0,175 (di atas taraf nyata 0,05).
karbohidrat pisang semakin kecil proporsi air semakin
Proporsi puree pisang dengan air (20:80, 30:70)
kental yoghurt pisang. Berdasarkan uji Duncan
berpengaruh terhadap rasa hasil jadi yoghurt pisang
proporsi pisang dengan air 30:70 lebih kental
memiliki taraf signifikansi 0,02 (di bawah taraf nyata
dibandingkan proporsi 20:80.
0,05). Interaksi jenis pisang dan proporsi puree pisang
e. Rasa
tidak berpengaruh terhadap rasa hasil jadi yoghurt
Rasa yang diharapkan dari hasil jadi yoghurt
pisang ditunjukkan dengan taraf signifikansi 0,912 (di
pisang adalah cukup berasa asam. Berdasarkan hasil
atas taraf nyata 0,05). Hipotesis yang menyatakan
uji organoleptik yang telah dilaksanakan diperoleh
bahwa interaksi jenis pisang dan proporsi puree pisang
nilai berkisar 2,31 sampai 3,03. Untuk lebih lanjut
dengan air mempengaruhi rasa hasil jadi yoghurt
dapat dilihat dalam diagram batang pada Gambar 4.5:
pisang dapat ditolak. Rasa yoghurt pisang dipengaruhi
oleh fermentasi karbohidrat oleh bakteri asam laktat.
Kandungan Karbohidrat jenis pisang yang digunakan
hampir sama, sehingga rasa dihasilkan tidak ada
perbedaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Legowo dkk (2009) bahwa peningkatan kadar asam
laktat disebabkan adanya aktivitas bakteri asam laktat

6
e-journal boga, volume 04, nomor 1, edisi yudisium periode Maret tahun 2015 hal 99-108

yang memecah laktosa dan gula-gula lain menjadi Demikian hasil uji anava interaksi jenis pisang
asam laktat. Aktivitas bakteri asam laktat dan proporsi pisang dengan air signifikan. Hipotesis
mempengaruhi tingkat keasaman yoghurt karena yang menyatakan bahwa Interaksi jenis pisang dan
produk metabolit yang berupa asam laktat. proporsi puree pisang dengan air mempengaruhi
kesukaan hasil jadi yoghurt pisang dapat diterima,
f. Kesukaan sehingga dilakukan uji Duncan.
Kesukaan yang diharapkan dari hasil jadi yoghurt Untuk melihat pengaruh interaksi jenis pisang dan
pisang adalah suka. Berdasarkan hasil uji organoleptik proporsi pisang dengan air terhadap tingkat kesukaan
yang telah dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata yoghurt pisang yang berbeda dilakukan uji lanjut
berkisar 2,34 samapi 2,94. Untuk lebih lanjut dapat Duncan dan hasilnya seperti tersaji pada Tabel 4.10:
dilihat dalam diagram batang pada Gambar 4.6: Tabel 4.10 Hasil Uji Lanjut Duncan Pengaruh
Interaksi Jenis Pisang dan Proporsi Pisang dengan
NILAI MEANS KESUKAAN YOGHURT PISANG Air terhadap Kesukaan Yoghurt Pisang
4 2,94 2,8 2,742,63
2,34 2,6
Jenis Pisang dan Proporsi

Duncan
Pisang dengan air

2 Perlakuan N Subset
1 2
0
Propors Propors barly20:80 35 2,3429
i 20:80 i 30:70 morosebo20:80 35 2,6000 2,6000
Barly 2,34 2,8
rajanangka30:70 35 2,6286 2,6286
Morosebo 2,6 2,74
morosebo30:70 35 2,7429 2,7429
Rajanangka 2,94 2,63
barly30:70 35 2,8000 2,8000
rajanangka20:80 35 2,9429
Gambar :4.6 Hasil Rata-Rata Pengaruh Jenis Sig. ,058 ,160
Pisang dan Proporsi Pisang dengan Air Terhadap Berdasarkan uji lanjut Duncan menunjukkan ada
KesukaanYoghurt Pisang. dua perbedaan kesukaan yang dihasilkan. Subset
Hasil analisis anava ganda menunjukkan bahwa terendah jenis pisang barly proporsi 20:80, morosebo
Penggunaan jenis pisang pada yoghurt pisang tidak proporsi 20:80, rojonongko proporsi 30:70, morosebo
berpengaruh terhadap tingkat kesukaan hasil jadi proporsi 30:70, barly proporsi 30:70 memiliki tingkat
yoghurt pisang ditunjukkan dengan taraf signifikansi kesukaan kurang suka sampai cukup suka dengan nilai
0,371 (di atas taraf nyata 0,05) dengan demikian hasil Duncan 2,34 sampai 2,80. Subset tertinggi jenis
uji anava ganda tidak signifikan. Penggunaan proporsi pisang morosebo proporsi 20:80, rojonongko proporsi
pisang dengan air (20:80, 30:70) tidak berpengaruh 30:70, morosebo proporsi 30:70, barly proporsi 30:70,
terhadap tingkat kesukaan hasil jadi yoghurt pisang rojonongko 30:70 memiliki tingkat kesukaan cukup
menunjukkan taraf signifikansi 0,443 (diatas taraf suka dengan nilai duncan mulai 2,60 sampai 2,94. Jadi
nyata 0,05) dengan demikian hasil uji anava tidak jenis pisang morosebo proporsi 20:80, rojonongko
signifikan. Interaksi jenis pisang dan proporsi pisang proporsi 30:70, morosebo proporsi 30:70, barly
dengan air berpengaruh terhadap tingkat kesukaan proporsi 30:70, rojonongko 30:70 memiliki tingkat
hasil jadi yoghurt pisang dengan taraf signifikansi kesukaan terbaik cukup suka.
0,04 (dibawah 5% atau 0,05), bisa dilihat pada tabel Analisis interaksi jenis pisang dan proporsi
hasil uji rasa yoghurt pisang anava ganda seperti pisang dengan air mempengaruhi tingkat kesukaan
tersaji pada Tabel 4.9: hasil dari setiap prodak. Kesukaan berdasarkan unsur
Tabel 4.9 Uji Anava Ganda Pengaruh Jenis Pisang respon hasil jadi yoghurt pisang dari sifat organoleptik
dan Porporsi Pisanng dengan Air Kesukaan warna, tekstur, kekentalan, aroma dan rasa yang
Yoghurt Pisang dievaluasi panelis, sehingga hasil setiap produk
Source Type III Df Mean Square F Sig. yoghurt pisang memiliki tingkat kesukaan yang
Sum of berbeda.
Squares
Corrected Model 7,352a 5 1,470 1,822 ,110 2. Penentuan Produk Yoghurt Pisang Terbaik
1504,01 1863,7 Hasil yang sudah diketaui dari penilaian panelis
Intercept 1 1504,019 ,000
9 10
terhadap mutu organoleptik yoghurt pisang meluputi,
JenisPisang 1,610 2 ,805 ,997 ,371
warna, aroma, tekstur, kekentalan, rasa dan kesukaan,
ProporsiPisang ,476 1 ,476 ,590 ,443
maka perlu dilakukan uji Duncan untuk menentukan
JenisPisang *
5,267 2 2,633 3,263 ,040 produk yoghurt pisang yang terbaik. Nilai hasil
ProporsiPisang
Error 164,629 204 ,807 perhitungan uji Duncan dapat dilihat pada Tabel 4.11.
1676,00
Total 210
0
Corrected Total 171,981 209

7
e-journal boga, volume 04, nomor 1, edisi yudisium periode Maret tahun 2015 hal 99-108

Tabel 4.11 Nilai Hasil Rekapitulasi Uji Duncan standart yaitu 2,8x106 CFU/ml, bahwa bakteri asam
laktat (BAL) dapat memanfatkan gula berupa sukrosa
Kriteria uji Warna Tekstur Kekentalan Kesukaan
organoleptik dari pisang untuk pertumbuhanya belum maksimal
Jenis pisang dan susu skim yang digunakan hanya 17% dari bahan
Barly 20:80 V V utama sehingga nutrisinya masih kurang maksimal
Barly 30:70 V V buat pertumbuhan BAL. Menurut Kumalasari,
Morosebo V V V Nurwantoro dan Mulyani (2012) menyatakan bahwa
20:80 pertumbuhan mikroba dalam bahan pangan erat
Morosebo V kaitannya dengan media tumbuh yang tersedia untuk
30:70
pertumbuhan mikroba didalamnya.
Raja nangka V
20:80 Kandungan pH yoghurt pisang memenuhi pH
Raja nangka V standart yoghurt pada umumnya. Berdasarkan standar
30:70 pH yoghurt menurut Nuraida dkk (2011:168) 4,4-3,6,
Penilaian rata-rata dari produk yoghurt pisang pada penelitian yoghurt pisang menghasilkan pH 4,4
diatas dapat diketahui bahwa produk terbaik yaitu memenuhi standart pH. Menurut Indania (2009)
produk pisang morosebo dengan proporsi 20:80 adanya proses fermentasi antara bakteri Streptococcus
karena produk tersebut memiliki nilai rata-rata yang thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus dengan
terbesar pada tabel uji Duncan. Pisang Morosebo perbandingan sama 1:1 sehingga suasana yoghurt
dengan proporsi 20:80 memiliki kriteria bewarna krim menjadi asam mengakibatkan penurunan pH.
agak coklat muda, beraroma cukup aroma yoghurt dan Kandungan gizi karbohidrat yoghurt pisang lebih
sedikit aroma pisang, bertekstur kurang lembut, dari kandungan gizi yoghurt pada umumnya.
kekentalan cukup kental, rasa sangat berasa asam dan Karbohidrat pisang lebih tinggi di bandingkan susu
sedikit berasa pisang, tingkat kesukaan cukup suka. sehingga kandungan karbohidrat masih cukup tinggi
dalam bentuk yoghurt.
3. Kandungan Zat Gizi Produk Terbaik Kandungan gizi lemak yoghurt pisang rendah
Setelah diketahui penilaian panelis terhadap hasil dari batas maksimal yoghurt pada umumnya.
yoghurt pisang terbaik adalah pisang morosebo Kandungan lemak susu menurut Legowo (2002:4) 3,8
dengan proporsi 20:80, Selanjutnya dilakukan % lebih tinggi dari lemak pisang, menurut Satuhu
penelitian lebih lanjut dengan menguji jumlah (2008) kandungan lemak yoghurt 0,33%.
kandungan zat gizi meliputi proksimat, serat, dan Kandungan protein yoghurt pisang rendah di
kandungan kimia kadar pH, jumlah bakteri asam bawah minimal yoghurt SNI. Yoghurt pisang memiliki
laktat. Uji kandungan zat gizi tersebut dilakukan di kandungan protein lebih rendah dari yoghurt susu
Balai Besar Laboratoruim Kesehatan di Surabaya , karena yoghurt pisang menggunakan bahan utama
dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.12: pisang yang proteinnya 1,09 jika dibandingkan dengan
susu proteinnya lebih tinggi menurut Legowo (2002:
Tabel 4.12 Perbandingaan Zat Gizi Yoghurt Pisang 4) kandungan protein susu 3,3%.
Terbaik dengan Yoghurt SNI dan Teori Kadar abu yoghurt pisang lebih rendah dari sarat
N Parameter Yoghurt Yoghurt Nuraida Widodo minimum yoghurt SNI yaitu yoghurt pisang 0,64%
o pisang SNI (2011:16 (2002) standart yoghurt menurut SNI minimum 1,0%.
terbaik 8)
1. BAL(bakte 2,8x106 107
Kandungan abu pisang menurut Noor (2007: 2)
ri asam CFU/ml CFU/ml 1,33%, kandungan abu susu menurut Legowo (2002:
lakatat 4) 0,7%, Walaupun kadar abu pisang tinggi namun
2. Kadar pH 4,4 4,4-3,65 proporsi pisang sebagai bahan utama yoghurt yang
3. Karbohidr 10,85% 7,7 digunakan hanya sedikit. Pembuatan yoghurt pisang
at
4. Lemak 0,15% Maks.
terbaik ini bahan utamanya dari puree pisang dan air
3,8 % dengan proporsi 20:80.
5. Protein 2,71% Min. 3,5 Kandungan serat yoghurt pisang 1,04% kurang
% dari kebutuhan gizi serat balita sampai dewasa dalam
6. Kadar abu 0,64% Maks. MKRI (2013: 5) adalah 16-39 /gram. Kandungan
1,0 %
7 Serat 1,04% - - - serat yoghurt pisang tidak mencukupi kebutuhan
manusia namun yoghurt pisang memiliki kandungan
Sumber: Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya, serat sehingga memiliki keunggulan dari yoghurt susu.
Setelah diketahui hasil dari uji laboratorium
kandungan gizi yoghurt pisang kemudian dilakukan 4. Perhitungan Harga Jual
perbandingan dengan standart SNI dan menurut teori Perhitungan harga jual dilakukan menggunakan
kandungan yoghurt terbaik. metode konvensional dengan langkah awal
Berdasarkan standart kandungan bakteri asam menghitung biaya produksi terlebih dahulu. Adapun
laktat (BAL) menurut Nuraida dkk (2011: 168) biaya belanja untuk produk yoghurt pisang yang
adalah 108-109 CFU/ml, Namun pada penelitian ini terbaik yaitu sampel B2 dapat dilihat pada Tabel 4.13:
yoghurt pisang terbaik memiliki jumlah BAL dibawah

8
e-journal boga, volume 04, nomor 1, edisi yudisium periode Maret tahun 2015 hal 99-108

Tabel 4.13 Biaya Produksi Produk Terbaik 2. Pada penelitian ini jumlah kandungan bakteri asam
Yoghurt Pisang laktat (BAL) masih belum memenuhi standart,
No. Bahan Kebutuhan Harga Satuan Total sebagai saran perlu dilakukan penelitian lebih
Harga lanjut untuk menaikkan jumlah bakteri asam laktat
1. Pisang 150 gram Rp.8000,-/kg Rp.1.200
Morosebo ,-
(BAL) dengan peningkatan jumlah susu skim.
Menurut Purnomo (1987: 94), yoghurt yang
2. Susu skim 85 gram Rp.70.000,- Rp.550,-
/kg merupakan fermentasi susu dengan menggunakan
3. Air mineral 350 gram Rp.3.000,-/L Rp.1.050 bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
,- Streptococcus thermophilus. Kedua macam bakteri
4. Starter 50 gram Rp.40.000,- Rp.2.850 tersebut akan menguraikan laktosa (gula susu),
/gram ,-
Terutama bakteri Lactobacillus bulgaricus
Jumlah Rp.5.640 makanan utamanya adalah laktosa untuk mampu
,-
berkembang biak.
Perhitungan biaya produksi diatas menghasilkan
3. Pada penelitian ini kandungan protein masih
yoghurt dengan ukuran 635 ml, yoghurt dikemas
belum memenuhi standart, sebagai saran perlu
dengan berat 100 ml. Biaya produksi Rp5.640 dibagi
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menaikkan
635 sama dengan 8,88, 8,88 dikali 100 ml sama
jumlah protein, dengan meningkatkan jumlah susu
dengan 888. Setelah menghitung biaya produksi yang
skim karena jumlah susu skim yang digunakan
dikeluarkan maka selanjutnya yaitu menetapkan
17% sehingga belum mencukupi standart
kenaikan yang diharapkan. Peneliti menetapkan
minimum protein yoghurt.
kenaikan yang diharapkan sebesar 50%. Rumus harga
jual dengan metode konvensional yaitu : Harga jual =
DAFTAR PUSTAKA
x biaya produksi
Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta:
Harga jual = x Rp888,-. Rieneka Cipta.
Harga jual = Rp.1.776,- Bastian, Februadi. 2011. Teknologi Pati dan Gula.
Dilakukan pembulatan menjadi Rp.1.800,- Makassar: Universitas Hasanudin.
Dari hasil penelitian penentuan harga jual telah Buckle, A K, Edwards, A R, Fleet, G H, Wootton, M.
diketahui yaitu sebesar Rp.1.776,- per 100 ml 2007. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas
dibulatkan menjadi Rp.1800,-. Peneliti melakukan Indonesia (UI-Press).
survei harga yoghurt di pasaran yaitu berkisar antara Desrosier, W, Norman. 2008. Teknologi Pengawetan
Rp.3.000/100ml. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia.
produk yoghurt pisang dapat meningkatkan nilai Dewi, Setia, B.A.P.I. 2011. Pengaruh Penambahan
ekonomis yoghurt dengan kandungan gizi yang lebih Susu Skim dan Sukrosa Terhadap Sifat
tinggi. Organoleptik Yoghurt Sari Jagung Manis.
Surabaya: Unesa.
SIMPULAN DAN SARAN Febrihantana, W, Eka, L, dan Thohari, Imam. 2012.
A. Simpulan Hidayat, N, Pandag, C M, dan Suhartini, Sri. 2006.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Mikrobiologi Industri. C.V Andi Offset.
bab terdahulu, serta hasil uji anova 2 jalur yang Hidayati, Rafika, N. 2014. Pengaruh Jumlah Ekstrak
dilakukan dan uji Duncan, maka dapat dirumuskan Angkak dan Sukrosa terhadap Kualitas
suatu kesimpulan sebagai berikut : Yoghurt. Surabaya: Unesa.
1. Interaksi jenis pisang dan proporsi pisang dengan Indania, Rinda. 2009. Pengaruh kultur Tunggal dan
air terhadap hasil jadi yoghurt pisang berpengaruh Campuran (Lactobacillus bulgaricus dan
terhadap warna, tekstur kekentalan, kesukaan. Streptococcus thermophilus) Terhadap Kadar
2. Produk yoghurt pisang terbaik yaitu pada jenis pH, Sineresis, Viskositas, dan Total Plate
pisang morosebo dalam proporsi pisang dan air Count Set Yoghurt. Malang: Universitas
20:80 dengan kandungan bakteri asam laktat Brawijaya.
2,8x106 CFU/ml, kadar pH 4,48, kandungan serat Indriani, Septi. 2013. Pengaruh Jumlah Dekstrin dan
1,04%, karbohidrat 10,85%, Lemak 0,15%, Lama Pengeringan Terhadap Sifat
Protein 2,71%, Kadar abu 0,64. Organoleptik dan Sifat Mikroorganisme
3. Perhitungan harga jual yoghurt pisang yang Yoghurt Bubuk. Surabaya: FT-Unesa.
terbaik yaitu Rp.900,- per 50 gram. ISSN, 1411-2736. Teknologi Pangan & Agroindustri
VOLUME I, NOMOR 1-12
B. Saran Jay, M J. 1978. Modern Food Microbiologi 2 nd. Dalam
Berdasarkan rumusan simpulan di atas, maka Nuraida, Lilis. Bastomi, R. Nurjanah, Siti.
saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 2011. Evaluasi Lactobacillus Berpotensi
1. Pada penelitian ini masih belum diteliti lebih lanjut sebagai Probiotic yang Diisolasi dari Asi untuk
mengenai daya simpan yoghur pisang, sebagai Fermentasi Yoghurt. Manado: Universitas Sam
saran perlu diteliti lebih lanjut mengenai daya Ratulangi.
simpan dari yoghurt pisang.

9
e-journal boga, volume 04, nomor 1, edisi yudisium periode Maret tahun 2015 hal 99-108

Kaleka, Norbertus. 2013. Pisang-Pisang Komersial. Sumardikan, Hari, 2007, Penggunaan


Solo: Arcita. Carboxymethylcellulose (CMC) Terhadap pH,
Kalab, M. 2000. Yoghurt: Elektron Microscopy, Keasaman, Viskositas, Sineresis dan Mutu
(online) (http://www.aka.livstek.lth.se, diakses Organoleptik Yoghurt Set, Teknologi Hasil
tanggal 20 juli.2014) Ternak, Jurusan Teknologi Hasil Ternak,
Karyantina, M, Kurniawati, L, dan Wardana S A. 2012. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya
Kajian Karakteristik Fruit Leather dengan Malang.
Variasi Jenis Pisang (Musa paradisiaca) dan Susilorini, Tri, dan Eirry, S M. 2006. Produk Olahan
Suhu Pengeringan. Surakarta: Universitas Susu. Jakarta: Penebar swadaya.
Slamet Riyadi. Suyanti dan Ahmad Supriyadi. 2008. Pisang Budi Daya,
Kosworo, Sutrisno. 2009. Teknologi Pembuatan Pengolahan, dan Prospek Pasar.
Yoghurt. eBook Pangan.com Jakarta:Penebar Swadaya.
Kumalasari, K E D, Nurwantoro, dan Mulyani. S 2012. Syahida, Putri. 2007. Pengaruh Penambahan Susu Skim
Pengaruh kombinasi susu dengan air kelapa Dan Sukrosa Terhadap Kualitas Minuman
terhadap total bakteri asam laktat (BAL), total Probiotik Labu Kuning. Universitas Negeri
gula dan keasaman drink yoghurt. Jurnal Surabaya.
Aplikasi Teknologi Pangan. 1 (2): 48-53. Taufiq, Andrianto, T. 2008. Susu Fermentasi Untuk
Kusnandar, S. 2010. Kimia Pangan Komponen Makro. Kebugaran Dan Pengobatan. Yogyakarta:
Jakarta: Dian Rakyat. Univeresitas atma jaya.
Marsono, Yustinus. 2004. Serat Pangan dalam Utami, R, Andriani, M A M, dan Putri, A, Z. 2009.
Perspektif Ilmu Gizi. Universitas Gadjah Mada, Kinetika Fermentasi Yoghurt yang Diperkaya
Yogyakarta. Ubi Jalar. Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas
Musita, Nanti. 2009. Kajian Kandungan Dan Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Karakterisik Pati Resisten DariBerbagai Syafi’udin, Moh. 2004. Pengaruh Metode Pengemasan
Varietas Pisang. Jurnal Teknologi Industri dan Terhadap Kualitas Buah Pisang Barly (Musa
Hasil Pertanian, Vol 14; Hal 69. Paradisiaca. L) Pada Periode Simpan
Ningrum, Afriyanti, Desi. 2013. Pengaruh Lama Tertentu. Dept.of Agroindustry.
Pemeraman Pisang Raja Bulu (Musa Wahyudi, A dan Samsundari, Sri. 2008. Bugar dengan
Paradisiace L. Var Sapientum) Menggunakan Susu Fermentasi. Malang: UMM Press.
CaC2 (Batu Karbit) Terhadap Kadar
Karbohidrat dan Vitamin C. Ikip PGRI
Semarang.
Noor, Zulafa. 2007. Perilaku Selulosa Buah Pisang
dalam Penyimpanan Udara Thermodifikasi.
STTNAS,Yogyakarta.
Nurlaela, Luthfiyah dan Ismawati, Rita. 2005. Modul
Kewirausahaan. Surabaya. Tidak di
publikasikan.
MKRI. 2013. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
Bagi Bangsa Indonesia. Menteri kesehatan
republik indonesia
Marsono, Yustinus. 2004. Serat Pangan dalam
Perspektif Ilmu Gizi. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Prayitno. 2006. Kadar Asam Laktat dan Laktosa
Yoghurt Hasil Fermentasi Menggunakan
Berbagai Rasio Jumlah Sel Bakteri dan
Persentase Starter. Animal Production.

Purnomo. 2007. Ilmu Pangan. Jakarta. UI Press.


Rosida, Finatsiyatull, Dedin. 2011. Evaluasi Nilai Gizi
Pra-Masak Pisang Tanduk dan Pisang Raja
Nangka. J, Teknol, dan Industri Pangan.
Satuhu. 2005. Pisang Budi Daya, Pengolahan, dan
Prospek Dasar. Penebar Swadaya Wisma
Hijau.
Santoso, Agus. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) dan
Manfaatnya bagi Kesehatan. ISSN 0215-9511.
Sugiyono.2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta,
cv.

10

Anda mungkin juga menyukai