Anda di halaman 1dari 4

HEPATITIS B

No. Dokumen : 440/C.VII.SOP.PSI.0001.001/436.7.2.41/2019

No. Revisi :1
SOP
Tanggal Terbit : 3 Januari 2019

Halaman : 1-4

UPTD dr.Ayu Ekanita Hendrayani


Puskesmas NIP 19740220 200701 2 013

Putat Jaya

UPTD
Puskesmas
Putat Jaya

1. Pengertian Hepatitis B adalah penyakit akibat virus yang menyerang hati,


masuk melalui darah ataupun cairan tubuh dari seseorang yang
terinfeksi.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penatalaksanaan pemberian oksigen


di Putat Jaya

SOP Hepatitis B |1
3. Kebijakan a. Surat Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Putat Jaya No :
440/A.1.SP.0001.06/436.6.3.42/2016 tentang SP jenis jenis
layanan.
b. Surat Penetapan Kepala Puskesmas Putat Jaya No :
440/A.II.SP.0003.06/436.6.3.42/2016 tentang SP penanggung
jawab program dan uraian tugas
4. Referensi Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Klinis bagi Dokter di
Fasyankes Primer.
5. Langkah – a. Petugas menanyakan keluhan dan gejala yang dirasakan oleh
langkah / pasien
Keluhan: umumnya asimptomatik. Bisa juga terdapat: mual,
Prosedur
muntah, kencing berwarna seperti teh, penurunan nafsu makan,
lemah badan, nyeri kepala.
b. Petugas mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
c. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien dimulai dengan
pemeriksaan kepala/leher, dada, perut dan ekstrimitas.
Didapatkan: konjungtiva ikterus,pembesaran dan sedikit nyeri
tekan pada hati, splenomegali dan limfadenopati
d. Melakukan pemeriksaan penunjang: DL, faal hati
e. Penegakan diagnosis hepatitis B
f. Penatalaksanaan
1) Asupan kalori dan cairan yang adekuat
2) Tirah baring
3) Tata laksana Farmakologi sesuai dengan gejala yang
dirasakan oleh pasien:
Antipiretik bila demam; paracetamol 500 mg (3-4x sehari)
Apabila ada keluhan gastrointestinal, seperti:
Mual : Antiemetik seperti Metoklopropamid 3x10 mg/hari atau
Domperidon 3x10mg/hari.
Perut perih dan kembung : H2 Bloker ( Ranitidin 2x
150mg/hari) atau Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20
mg/hari).
g. Konseling dan Edukasi
1) Pada hepatitis B kronis karena pengobatan cukup lama,
keluarga ikut mendukung pasien agar teratur minum obat.
2) Pada fase akut, keluarga ikut menjaga
asupankaloridancairan yang adekuat, dan membatasi
aktivitasfisik pasien.

SOP Hepatitis B |2
3) Pencegahan penularan pada anggota keluarga dengan
modifikasi pola hidup untuk pencegahan transmisi, dan
imunisasi.
h. Kriteria Rujukan
Pasien yang telah terdiagnosis Hepatitis B dirujuk ke pelayanan
sekunder (spesialis penyakit dalam)
6. Diagram alir
Anamnesa &
Pemeriksaan fisik
Kartu status

Pemeriksaan penunjang untuk skrining: DL, faal hati

Kartu status
Penegakan diagnosis: Hepatitis B

Pemberian terapi:

a. Asupan kalori dan cairan yang adekuat


b. Tirah baring
c. Tata laksana Farmakologi sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh
pasien:
Antipiretik bila demam; paracetamol 500 mg (3-4x/hari)
Apabila ada keluhan gastrointestinal, seperti:
Mual : Antiemetik seperti Metoklopropamid 3x10 mg/hari atau
Domperidon 3x10mg/hari.
Perut perih dan kembung : H2 Bloker ( Ranitidin 2x 150mg/hari) atau
Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/hari).

Form rujukan

Rujuk rumah sakit


setelah
terdiagnosis

7. Hal- Hal -
yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait a. Loket
b. Unit layanan poli umum
c. Unit layanan KIA
d. Laboratorium
e. Apotek

SOP Hepatitis B |3
9. Dokumen
Terkait

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

SOP Hepatitis B |4

Anda mungkin juga menyukai