Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apa yang muncul di benak anda ketika melihat seorang perempuan
muda menggunakan blouse dan rok span disertai dengan makeup lengkap?
Apakah anda akan berpikir ia berprofesi sebagai sekretaris ataukah seorang
penjual di pasar tradisional?. Selama ini perempuan muda yang berpakaian rapi
dengan makeup lengkap seringkali identik dengan orang yang bekerja “di
belakang meja”, entah sebagai sekretaris, karyawan bank, atau ahli marketing.
Jika ada seorang pedagang pasar tradisional yang tampil rapi dengan makeup
lengkap, maka hal tersebut akan menjadi suatu hal yang dianggap tidak biasa.
Penilaian-penilaian seperti di atas bisa muncul karena adanya persepsi.
Secara sederhana, persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses seseorang
dalam memberikan interprestasi atas suatu sumber berdasarkan informasi yang
ditampilkan oleh sumber tersebut. Persepsi merupakan sebuah proses internal
yang dilakukan oleh manusia ketika mengevaluasi dan mengorganisasi informasi
atas berbagai stimulasi dari indera kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Persepsi ?
2. Faktor apa saja yang Berperan dalam persepsi?
3. Bagaimana proses terjadinya persepsi?
4. Organisasi Persepsi
5. Bagaimana konsistensi dalam persepsi?
6. Stimulus persepsi
7. Bagaiamana hukum Weber Fecher pada persepsi?
8. Macam-macam Jenis Persepsi
1 1
C. Tujuan
1. Memberikan pemahaman mengenai definisi Persepsi
2. Memberikan pemahaman tentang faktor yang berperan dalam persepsi
3. Memberikan pemahaman tentang bagaimana proses terjadinya persepsi
4. Memberikan pemahaman tentang bagaiman persepsi pada organisasi
5. Memberikan pemahaman tentang konsistensi dalam persepsi
6. Memberikan pemahaman tentang stimulus persepsi
7. Memberikan pemahaman tentang hukum Weber Fecher
8. Memberikan pemahaman tentang jenis-jenis persepsi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan sebuah istilah yang sudah sangat familiar didengar
dalam percakapan sehari-hari. Istilah persepsi berasal dari bahasa Inggris
“perception”, yang dambil dari bahasa Latin “perceptio”, yang berarti menerima
atau mengambil. Dalam Kamus Inggris Indonesia, kata Perception diartikan
dengan “penglihatan” atau “tanggapan” (Echols & Shadily, 1997). Menurut
Leavitt, (1978), perception dalam pengertian sempil adalah “penglihatan”, yaitu
bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas, perception
adalah “pandangan”, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan
sesuatu. Persepsi juga yang memiliki makna tindakan menyusun, mengenali, dan
menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman
tetang lingkungan.1 Sementara itu, definisi persepsi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia dimaknai dalam dua pengertian. Pertama, persepsi adalah
tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Kedua, persepsi adalah proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya.
Sebagai sebuah konstruks psikologis yang kompleks, persepsi sulit
dirumuskan secara utuh. Oleh karena itu, para ahli berbeda-beda dalam
memberikan definisi tentang persepsi ini.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa persepsi adalah
suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan
menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh sistem alat indra
manusia. Jadi, persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan
lingkungannya, bagaimana ia mengerti dan menginterpretasikan stimulus yang
ada di lingkungannya dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
1
Dra. Desmita, M.Si ,Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya ,
2009), Cetakan 1, Hal. 117
3
3
Setelah individu mengindrakan objek di lingkungannya, kemudian ia memproses
hasil pengindraannya itu, sehingga timbullah makna tentang objek itu.
Persepsi individu terhadap objek tertentu akan mempengaruhi pikirannya.
Artinya, persepsi seseorang akan memungkinnya untuk memberi penilaian
terhadap suatu kondisi stimulus. Penilaian (appraisal) seseorang terhadap suatu
stimulus biasanya dilakukan melalui proses kognitif, yaitu proses mental yang
memungkinkan seseorang mengevaluasi, memaknai dan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui indranya. Ini bearti, meskipun persepsi bergantung pada
indra manusia, proses kognitif yang ada pada diri manusia akan memungkinkan
terjadinya proses penyaringan, perubahan atau modifikasi dari stimulus yang
ada. 2
Dalam psikologi kotemporer, persepsi secara umum diperlakukan sebagai
variabel campur tangan (Intervening Variable), yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor stimulus dan faktor-faktor yang ada pada subjek yang menghadapi
stimulus tersebut. Oleh sebab itu, persepsi seseorang terhadap suatu benda atau
realitas belum tentu sesuai dengan benda atau realitas yang sesungguhnya.
Demikian juga, pribadi-pribadi yang berbeda akan mempersepsikan sesuatu
secara berbeda pula.
2
Dra. Desmita, M.Si ,Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya ,
2009), Cetakan 1, Hal. 119
4
b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, di
samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai
pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris
yang dapat membentuk persepsi seseorang.
c. Perhatian
Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam
rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu
sekumpulan objek.
Dalam satu waktu, panca indera manusia dapat menangkap ribuan
bahkan jutaan stimulus. Namun, tidak semua stimulasi tersebut akan kita
tanggapi. Stimulasi yang akan ditanggapi oleh seseorang biasanya adalah
stimulasi yang paling menarik perhatian. Hal ini pastinya secara langsung
maupun tidak langsung akan memengaruhi persepsi seseorang terhadap
sebuah hal. Contohnya saja, ketika seseorang sedang mengendarai motor di
jalan raya, kelima inderanya menangkap berbagai rangsangan yang berbeda.
Indera pengelihatan melihat traffic light warna merah di depannya, indera
pendengaran menangkap suara klakson yang sahut menyahut, sementara
indera peraba merasakan keringat yang mengucur karena panasnya udara.
Jika rasa panas yang dirasakan oleh indera peraba orang tersebut lebih
menarik perhatian dibanding stimulasi yang dirasakan oleh indera yang lain,
maka orang tersebut akan memiliki persepsi jika jalan raya merupakan
tempat yang panas, bukan tempat yang berisik ataupun tempat yang menarik
karenadihiasi traffic light yang berwarna-warni. 3
3
Hasminee Umaa ”Persepsi: Pengertian, Definisi, dan Faktor yang Mempengaruhi”
(https://www.kompasiana.com/hasminee, Diakses pada 17 Oktober 2019, 2019)
5
C. Proses Terjadinya Persepsi
6
interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan
kepribadian seseorang.4
D. Organisasi Persepsi
Keikutsertaan seseorang dalam suatu organisasi adalah suatu proses yang
panjang yang merupakan proses psikologis yang diawali dengan proses persepsi.
Persepsi merupakan pintu awal yang mempengaruhi keputusan akhir ikut
tidaknya seorang pada sebuah organisasi.
Dalam persepsi yang amat menarik dibicarakan adalah proses pemilihan
persepsi, yakni suatu proses bagaimana seseorang bisa tertarik pada suatu objek
sehingga menimbulkan adanya suatu persepsi mengenai objek tersebut. Adapun
faktor penyebab bagaimana seseorang tertarik pada suatu organisasi dapat
dikelompokkan atas dua hal yakni faktor dari luar diri seseorang dan faktor dari
dalam diri sendiri. Faktor dari luar berupa stimulus yang diberikan oleh
organisasi, dan faktor dari dalam terdiri dari proses pemahamam, pengetahuan,
ekspektasi dan motivasi.
Persepsi terhadap organisasi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang
dialami oleh setiap individu didalam memahami informasi tentang organisasi,
melalui penginderaan (penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan
penciuman). Persepsi terhadap organisasi ini kompleks yang menghasilkan suatu
gambaran unik tentang organisasi yang barangkali sangat berbeda dari
kenyataannya.
Proses persepsi terhadap organisasi terdiri dari suatu situasi yang hadir
pada diri seorang individu. Disini seorang individu menghadapi suatu kenyataan
tentang organisasi yang harus dilihat dan diartikan. Proses ini dipengaruhi oleh
keadaan psikologis seperti pengalaman individu, pengetahuannya tentang
organisasi yang bersangkutan, ekpektasi dan motivasi. Dengan demikian setelah
seseorang mengetahui keadaan organisasi kemudian didaftar dalam ingatan dan
4
Ni Komang Diana Pratiwi, Dkk., Persepsi, (https:/www.Scribd.com/makalah/persepsi/ , Diakses pada
22 Oktober 2019)
7
fikirannya. Pada gilirannya individu tersebut kemudian mengartikan atau
menginterpretasikan tentang semua informasi yang didaftar tentang organisasi
yang dihadapinya.
Persepsi terhadap organisasi adalah hasil dari suatu proses psikologis
yang dipengaruhi oleh faktor internal (pengalaman, pengetahuan, ekspektasi, dan
motivasi) dan eksternal (karakteristik organisasi) berupa penginterpretasian
tentang organisasi sehingga seorang individu mempunyai gambaran yang jelas
tentang organisasi. Hasil dari gambaran atau penginterpretasian ini berupa kesan
yang tinggal dalam ingatan individu yang bersifat positif atau negatif terhadap
kegiatan keorganisasian. Kesan yang positif dapat dilihat dari kesediaan individu
untuk mengikuti kegiatan organisasi. Perhatian yang besar terhadap organisasi
akan menimbulkan dorongan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
organisasi.
8
1. Konsistensi Bentuk
Pengalaman memberi pengertian bahwa uang logam itu berbentuk bulat,
hasil persepsi itu akan tetap walaupun uang logam itu dalam posisi miring,
hasil persepsi akan sama karena adanya konsistensi bentuk.
2. Konsistensi Warna
Semua orang mengerti bahwa susu murni itu berwarna putih, jadi walaupun
susu murni itu disajikan ditempat yang penerangannya berwarna merah,
persepsi susu murni itu akan tetap berwarna putih, hal itu terjadi karena
adanya konsistensi bentuk.
3. Konsistensi Ukuran
Pengalaman memberikan pengertian bahwa gajah dewasa itu ukurannya
besar, lebih besar dari seekor harimau. Apabila seseorang melihat seekor
gajah dari kejauhan, maka gajah tersebut kelihatannya kecil, makin jauh
jaraknya kelihatannya akan makin kecil. Sekalipun yang dilihat itu kecil,
namun dari hasil persepsi orang menyatakan bahwa gajah itu mempunyai
ukuran yang besar. Inilah yang disebut dengan konsistensi ukuran.5
5
Hanihanimiftahul, Makalah Psikologi Umum: Sensasi dan Persepsi,
(https://hananimiftahul.wordpress.com/2013/10/09/makalah-psikologi-umum-sensasi-dan-
persepsi/, diakses pada tanggal 28 Oktober 2019).
9
Kemudian sedikit demi sedikit ditambah bebannya sampai terasa pertambahan
beban tersebut. Pertambahan beban yang terasa berkisar 12-32 gram. Hasil
percobaan tersebut sesuai dengan hukum Weber – Fencher. Hal ini dibuktikan
pada hasil pengamatan, yaitu respon indra rangsang yang didapatkan lebih
rendah daripada stimulus yang diberikan. Sehingga, beban akan terasa lebih
ringan dari berat asalnya. Menurut hukum tersebut didapatkan bahwa sebuah
rangsang yang didapatkan akan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan
sehingga beban akan terasa lebih ringan dari beban asalnya.6
G. Faktor Individual
Faktor internal pembentuk persepsi adalah hal-hal dalam diri tiap individu
yang memengaruhinya dalam membentuk sebuah persepsi. Setiap orang
diciptakan berbeda-beda, karenanya persepsi yang ia bentuk terhadap suatu hal
juga akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi fisik, psikologis, hingga minat dan
pengalamannya selama hidup.
a. Fisiologis
Persepsi hadir berdasarkan informasi yang didapatkan manusia
melalui kelima inderanya, karenanya kemampuan indera yang berbeda pada
tiap manusia juga akan memengaruhi persepsinya terhadap suatu hal. Orang
yang buta warna misalnya, pasti akan memiliki persepsi yang berbeda
terhadap bunga mawar jika dibandingkan dengan orang yang tidak buta
warna.
b. Perhatian
Dalam satu waktu, panca indera manusia dapat menangkap ribuan
bahkan jutaan stimulus. Namun, tidak semua stimulasi tersebut akan kita
tanggapi. Stimulasi yang akan ditanggapi oleh seseorang biasanya adalah
stimulasi yang paling menarik perhatian. Hal ini pastinya secara langsung
maupun tidak langsung akan memengaruhi persepsi seseorang terhadap
6
Mimir, Hukum Weber-Fechner, (https://mimirbook.com/ms/c52cdf07790, diaksek pada 29
Oktober 2019)
10
sebuah hal. Contohnya saja, ketika seseorang sedang mengendarai motor di
jalan raya, kelima inderanya menangkap berbagai rangsangan yang berbeda.
Indera pengelihatan melihat traffic light warna merah di depannya, indera
pendengaran menangkap suara klakson yang sahut menyahut, sementara
indera peraba merasakan keringat yang mengucur karena panasnya udara.
Jika rasa panas yang dirasakan oleh indera peraba orang tersebut lebih
menarik perhatian dibanding stimulasi yang dirasakan oleh indera yang lain,
maka orang tersebut akan memiliki persepsi jika jalan raya merupakan tempat
yang panas, bukan tempat yang berisik ataupun tempat yang menarik
karenadihiasi traffic light yang berwarna-warni.
c. Minat
Faktor internal yang juga memengaruhi pembentukan persepsi
seseorang terhadap suatu hal adalah minat. Seseorang cenderung lebih
memperhatikan secara mendetail hal-hal yang sesuai dengan minatnya
dibandingkan dengan hal-hal yang tidak diminatinya. Sebagai akibatnya,
persepsinya terhadap suatu hal pun akan ikut terpengaruh. Contohnya,
seorang perempuan yang memiliki minat di dunia fashion akan memiliki
persepsi jika majalah fashion lebih baik dibandingkan majalah kuliner. Begitu
pun sebaliknya, perempuan yang hobi memasak akan memiliki persepsi jika
majalah kuliner jauh lebih menarik dibandingkan majalah fashion.
d. Kebutuhan yang searah
Faktor internal pembentuk persepsi selanjutnya adalah faktor
kebutuhan. Hampir mirip dengan faktor minat, orang yang memiliki
kebutuhan akan suatu hal biasanya akan memiliki persepsi yang lebih
terhadap suatu hal. Contohnya, seorang pria yang membutuhkan celana baru
yang sedang berbelanja di mall akan memiliki persepsi jika sepotong celana
jeans merupakan benda yang lebih penting dibandingkan sepasang sepatu
olahraga. Tetapi ketika ia sedang membutuhkan sepatu olahraga, maka
persepsi yang ada dalam dirinya otomatis akan berubah.
11
e. Pengalaman dan ingatan
Pengalaman dan ingatan seseorang dapat memengaruhi persepsinya
terhadap suatu hal. Seseorang yang sejak kecil memelihara anjing dapat
dikatakan sebagai orang yang memiliki pengalaman baik dengan anjing.
Suatu hari ketika ia telah dewasa dan melihat seekor anjing, maka ia akan
memiliki persepsi jika anjing adalah binatang yang lucu dan bersahabat
dengan manusia. Namun, apabila seseorang yang semasa kecilnya pernah
dikejar atau digigit anjing, maka ia akan memiliki persepsi jika anjing adalah
binatang yang ganas dan menakutkan.
f. Suasana hati
Suasana hati turut memengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu
hal. Ketika suasana hati sedang baik, maka seseorang dapat mempersepsi
berbagai hal sebagai sesuatu yang indah. Sebaliknya, ketika suasana hati
sedang buruk, segala hal yang ada di lingkungannya seakan berubah menjadi
sesuatu yang tidak menyenangkan.
12
“mendengarkan” juga melibatkan berbagai syaraf dan otak. Makhluk hidup
di dunia ini memiliki kemampuan mendengarkan suara pada amplitudo dan
frekuensi tertentu. Manusia merupakan makhluk yang hanya bisa
mendengarkan suara pada kekuatan 20 Hz sampai 20.000 Hz saja.
Sementara spesies lain mungkin dapat mendengarakan suara pada range di
bawah atau di atas frekuensi tersebut.
3. Persepsi Perabaan
Persepsi perabaan didapatkan melalui indera taktil yaitu kulit. Kulit
merupakan bagian tubuh yang berada paling luar. Selain sebagai pelindung
bagi organ-organ yang ada di dalam tubuh, kulit juga dilengkapi dengan
bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan.
4. Persepsi Penciuman
Persepsi penciuman didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
Penciuman dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengkap dan
merasakan bau. Penciuman merupakan sebuah bentuk kemosensor, artinya
zat kimia lah yang bertanggung jawab dalam proses penciumanan. Zat kimia
mengaktifkan sistem olfaktori (penciuman) dalam konsentrasi kecil yang
sering kita sebut dengan istilah bau.
5. Persepsi Pengecapan
Persepsi pengecapan didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Pengegecapan merujuk pada kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti
makanan atau racun. Indera pengecapan terkait pada persepsi otak terhadap
rasa. Pengecapan merupakan suatu bentuk kemoreseptor yang dapat
merasakan empat sensasi pengecapan klasik, yakni manis, asin, masam, dan
pahit. Namun belakangan ini ahli-ahli psikofisik dan neurosains mengusulkan
untuk menambah kategori lain, yakni rasa gurih (umami) dan asam lemak.
7
7
Samuel, “Bagaimana Cara Orang Membangun Persepsi”
(http://ciputrauceo.net/blog/2016/1/21/persepsi, Diakses pada Tanggal 17 Oktober 2019, 2019)
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita tidak bisa sepenuhnya percaya pada apa yang kita lihat karena
penglihatan berbeda dari dunia faktual dalam pengertian absolutnya. Apa yang
kita lihat mungkin berbeda dari apa yang dilihat dan diyakini orang lain. Hal
inilah yang dinamakan dengan persepsi. Persepsi dipengaruhi oleh beberapa
faktor ─termasuk usia, pematangan, lingkungan dan situasi latar belakang
kebudayaan tetap merupakan penentu yang berpengaruh dalam persepsi kita
terhadap dunia (persepsi dapat dibentuk, diubah, dan dipengaruhi oleh
kebudayaan di mana kita dibesarkan).
Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat
penting, yang memungkinkannya untuk mengetahui dan memahami dunia
sekelilingnya. Tanpa persepsi yang benar, manusia mustahil dapat menangkap
dan memaknai berbagai fenomena, informasi atau data yang senantiasa
mengitarinya.
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu
informasi terhadap stimulus atau bisa dibilang persepsi merupakan
daya/kemampuan seseorang untuk mengenal benda/barang, kwalitas atau
hubungan serta perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui
dan mengartikan setelah panca inderanya mendapat rangsangan.
B. Saran
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan mkalah ini, karena
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
menanggapi segala kekuranagn dan kesalahan dari makalah ini.. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu selama
proses penyusunan makalah ini.
14 14
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Desmita, M.Si ,Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya , 2009.
https://www.kompasiana.com/hasminee/552999136ea8349a1f552d01/persepsi-
pengertian-definisi-dan-factor-yang-mempengaruhi, diakses pada tanggal 17
Oktober 2019
15