Anda di halaman 1dari 35

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Profil

2.1.1 Definisi Profil

Kata profil berasal dari bahasa Italia, profilo dan profilare yang berarti

gambaran garis besar. Arti profil menurut kamus besar bahasa indonesia adalah

pandangan dari samping (tentang wajah orang); lukisan (gambar) orang dari

samping; sketsa biografis; penampang (tanah, gunung, dan sebagainya); grafik

atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus.

Adapun berbagai pendapat para ahli mengenai hakikat profil yaitu

menurut Sri Mulyani (1983: 1) profil adalah pandangan sisi, garis besar, atau

biografi dari diri seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama.

Menurut Victoria Neufeld (1996, dalam Desi Susiani, 2009: 41) profil merupakan

grafik, diagram, atau tulisan yang menjelaskan suatu keadaan yang mengacu pada

data seseorang atau sesuatu.

Dari berbagai pengertian profil dan pendapat para ahli bisa dapat

dimengerti bahwa profil adalah suatu gambaran secara garis besar tergantung dari

segi mana memandangnya.Misalkan dari segi seninya, profil juga dapat diartikan

sebagai gambaran atau sketsa wajah seseorang dari samping.Bila dilihat dari segi

statistik, profil adalah sekumpulan data yang menjelaskan sesuatu dalam bentuk

tabel atau grafik.

Dalam penelitian ini, profil yang dimaksud adalah membahas suatu

pandangan atau gambaran riwayat hidup mengenai tenaga kerja wanita yang

Universitas Sumatera Utara


8

bekerja di sektor usaha kecil menengah kuliner yang dilihat dari usia, tingkat

pendidikan, dan status pernikahan.

2.1.2 Unsur-unsur Profil Tenaga Kerja

Ada beberapa unsur profil pada tenaga kerja yaitu :

1. riwayat kelahiran

2. riwayat pendidikan dari awal sampai selesai

3. riwayat pembina rumah tangga ( jika sudah menikah)

4. upaya meniti karir

5. prestasi yg diperoleh

2.1.3 Profil Tenaga Kerja Wanita Menurut Status Ekonomi

Pengertian status menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu

kedudukan atau sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok

sosial. Sedangkan pengertian ekonomi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

yaitu ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang

serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan);

pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya yangg berharga; tata kehidupan

perekonomian (suatu negara); cak urusan keuangan rumah tangga (organisasi,

Negara).

Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, Oikonomia, kata oikonomia

berasal dari dua kata yaitu Oikos dan Nomos.Oikos yang berarti rumah tangga dan

Nomos adalah mengatur.Jadi, Oikonomia berarti mengatur rumah tangga. Menurut

M. T. Ritonga Rumah tangga diartikan secara lebih luas, rumah tangga disini

berkaitan dengan kelompok sosial yang dianggap sebagai rumah tangga

Universitas Sumatera Utara


9

sebagai kesatuan kelompok manusia yang hidup menurut norma dan tata aturan

tertentu.

Kehidupan ekonomi dalam suatu masyarakat memegang peranan penting

bagi kelangsungan kehidupan manusia. Kehidupan ekonomi dalam masyarakat

mencakup sistem mata pencahariaan masyarakat setempat dalam kehidupan

sosial.Kehidupan ekonomi sangat tergantung dari sifat masyarakat itu sendiri.

Ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun

non pangan yang bersifat mendasar seperti sandang, pendidikan, perumahan dan

kesehatan disebut dengan kemiskinan (BAPPENAS, 1993: 3)

2.2 Motivasi

2.2.1 Definisi Motivasi

Istilah motivasi (motivation) dari bahasa latin yaitu movere yang berarti

menggerakan. Menurut Hasibuan Malayu S.P dalam Sunyoto Danang (2012:191)

motivasi adalah suatu perangsang keinginan daya gerak kemauan bekerja

seseorang, setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sedangkan

Asa’ad dalam Pasolog, Harbani (2010:140) motivasi adalah sesuatu yang

menimbulkan semangat atau dorongan kerja.Samsudin (2005) memberikan

pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar

terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu

yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving

force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan

memperahankan kehidupan. Mangkunegara (2005,61) menyatakan : “motivasi

terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di

perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang

Universitas Sumatera Utara


10

menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan

organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro d an positif terhadap

situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja

maksimal”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

motivasi adalah diartikan sebagai fungsi yaitu motivasi berfungsi sebagai daya

gerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai

tujuan. Motivasi dapat dipandang dari segi proses yaitu motivasi dapat dirangsang

oleh faktor luar. Bila dilihat dari segi tujuan motivasi adalah merupakan sasaran

stimulus untuk mencapai tujuan.

Dalam penelitian ini, motivasi yang dimaksud adalah membahas suatu

alasan keinginan,kemauan dan tujuan tenaga kerja wanita bekerja yg dilihat dari

besarnya upah dan tanggungan keluarga.

2.2.2 Jenis-jenis Motivasi

Motivasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan suatu motif yang timbul dari dalam diri

untuk berbuat sesuatu. Menurut Sardiman (2010), motivasi intrinsik adalah

motif-motif yang menjadi aktif, atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar,

karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu. Dan Usman (2004), berpendapat bahwa jenis motivasi intrinsik ini

timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan

dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.

Universitas Sumatera Utara


11

Kesimpulan dari beberapa definisi ahli diatas, motivasi intrinsik

merupakan suatu tindakan yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam

diri atau tidak memerlukan adanya rangsangan dari luar. Menurut Prayitno

(1989), mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki motivasi intrinsik

menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam berwirausaha.

Motivasi dalam diri merupakan keinginan dasar yang mendorong individu

mencapai berbagai pemenuhan segala kebutuhan diri sendiri. Untuk memenuhi

keinginan atau kebutuhan dasar seseorang yang bersifat alamiah. Pada dasarnya

seseorang berwirausaha didorong oleh keinginan sendiri, maka seseorang secara

mandiri dapat menentukan tujuan yang dapat dicapainya dan aktivitas-

aktivitasnya yang harus dilakukannya untuk mencapai tujuan berwirausaha.

Seseorang dikatakan mempunyai motivasi intrinsik karena didorong kebutuhan,

ia mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan berwirausaha itu,

dalam berwirausaha telah terkandung tujuan.

2. Motivasi Ekstrinsik

Menurut Sardiman (2010), motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif

dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik

dikatakan demikian karena tujuan utama individu melakukan kegiatan adalah

untuk mencapai tujuan yang terletak di luar perbuatan yang dilakukannya. Hal-

hal yang dapat mendorong motivasi ekstrinsik seseorang adalah apabila

seseorang berwirausaha dengan tujuan mendapat laba,untuk mencari

penghargaan berupa pengakuan dan lainnya. Kemudian Winkel (2005)

mengatakan bahwa motivasi ekstrinsik merupakn aktivitas berwirausaha,

berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan

Universitas Sumatera Utara


12

dengan aktivitas berwirausaha sendiri. Menurut Prayitno (2005), bahwa antara

motivasi intrinsik dan ekstrinsik itu saling menambah atau memperkuat,bahkan

motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik. Di samping itu

juga motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik. Motivasi

ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja menurut

Sustermeister dalam Djatmiko, Yayat Hayati (2002:67) yaitu:

1. Kondisi lingkungan kerja

2. Kondisi sosial lingkungan kerja

3. Keterpenuhan kebutuhan pasar individu

Sedangkan menurut Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Faktor motivasi intrinsik :

a. Kebutuhan (Need)

Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karenaadanya faktor-faktor

kebutuhan baik biologis maupun psikologis, misalnya motivasi wanita

memutuskan berwirausaha adalah untuk membantu pemenuhan kebutuhan

ekonomi keluarga.

b. Harapan (Expectancy)

Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan

keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri

meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan,

misalnya seorang wanita memutuskan berwirausaha dengan harapan agar

Universitas Sumatera Utara


13

dapat mendapatkan pengakuan bahwa dirinya mampu

memenuhikebutuhan diri sendiri atau keluarganya tanpa harus bergantung

penuh pada orang lain.

c. Minat(Interest)

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa

ada yang menyuruh, misalnya seorang wanita berwirausaha karena

memang wanita tersebut menyukai kegiatan wirausaha dengansegala

kesibukannya atau wanita tersebut menyukai hal-hal

yangdiwirausahakannya.

2. Faktor Motivasi Ekstrinsik

a. Dorongan Keluarga

Wanita memutuskan berwirausaha bukan kehendak sendiri

tetapikarena dorongan dari keluarga seperti suami, orang tua,

teman.Misalnya wanita memutuskan berwirausaha karena adanya

dorongan(dukungan) dari suami, orang tua, maupun anggota

keluargalainnya. Dukungan dan dorongan dari anggota keluarga semakin

menguatkan motivasi wanita tersebut untuk berwirausaha. Dorongan

positif yang didapat wanita tersebut akan menimbulkan

keberanian,karenanya dalam kegiatan wirausaha yang dijalankannya

wanita tersebut akan melakukannya dengan senang hati

sehinggameningkatkan kreativitasnya menciptakan ide-ide untuk

usahanya.

b. Lingkungan

Universitas Sumatera Utara


14

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal. Lingkungandapat

mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan

Universitas Sumatera Utara


14

sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyaiperan yang besar

dalam memotivasi seseorang dalam mengubahtingkah lakunya.

c. Imbalan

Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehinggaorang

tersebut ingin melakukan sesuatu, misalnya wanita

berwirausahamendapatkan penghasilan. Imbalan yang positif ini akan

semakinmemotivasi wanita tersebut untuk tetap berwirausaha, dengan

harapanpenghasilan yang didapatkan semakin meningkat.

Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu

rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud

meliputi:

1. Individu dengan segala unsur-unsurnya :

kemampuan dan ketrampilan,kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut,

pengalaman traumatis, latarbelakang kehidupan sosial budaya, tingkat

kedewasaan, dsb.

2. Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan:

persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam keja itu

sendiri,persepsi bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan

timbulnyaperasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh pekerjaan.

3. Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing

individuterhadap pelaksanaan pekerjaannya.

4. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak :

Universitas Sumatera Utara


15

pengaruh dari sesama rekan,kehidupan kelompok maupun tuntutan atau

keinginan kepentingan keluarga,pengaruh dari berbagai hubungan di luar

pekerjaan.

5. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu

6. Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu.

7. Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan

2.4.4 Teori Motivasi

Secara garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok

yaitu teori motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori

motivasi dengan pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan

pendekatan penguat (reinforcement theory).

1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau

pertentanganyang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada

dalam diri.Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai

tersebut akanmenunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya

terpenuhi awakpegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira

sebagaimanifestasi dari rasa puasnya.

Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai.

Karenatidak mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.

AbrahamMaslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki

kebutuhanmanusia adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


16

a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan

fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat

terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.

b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari

ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.

c. Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima

oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai

serta dicintai.

d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai

oleh orang lain.

e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk

menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk

berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap

sesuatu

2. Teori Keadilan

Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat

kerjaseseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap

karyawannya.Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku karyawan harus

dilakukan secaraobyektif. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan

orang lain sebagaireferensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi

masing-masingkaryawan (Robbins, 2007).

Universitas Sumatera Utara


17

3. Teori X dan Y

Douglas McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai

manusia.Pandangan pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang

keduapada dasarnya positif disebut teori Y (Robbins, 2007).

McGregormenyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai sifat

manusiadidasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa

merekacenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan

berdasarkanasumsi-asumsi tersebut.

4. Teori dua FaktorHerzberg

Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi

bahwahubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan

bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias sangat baik menentukan

keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007). Herzberg memandang bahwa

kepuasankerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa

ketidakpuasankerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik.

Faktor-faktorekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi :

a. Upah

b. Kondisi kerja

c. Keamanan kerja

d. Status

e. Prosedur perusahaan

f. Mutu penyeliaan

g. Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan,

danbawahan

Universitas Sumatera Utara


18

Keberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu

memotivasi mereka. Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi

karyawan, karena mereka perlu mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”tidak

ada kepuasan”, kondisi ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene.

Faktor Intrinsik meliputi :

a. Pencapaian prestasi

b. Pengakuan

c. Tanggung Jawab

d. Kemajuan

e. Pekerjaan itu sendiri

f. Kemungkinan berkembang.

Tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi

sangat tidak puas. Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang

menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu, faktor ekstrinsik tersebut

disebut sebagai pemuas atau motivator.

5. Teori Kebutuhan McClelland

Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan

kawan-kawannya, McClelland berpendapat bahwa motivasi itu dapat

dibedakan dalam:

a. Motivasi untuk berprestasi / Need for Achievement (N-Ach)

Motivasi untuk berprestasi merupakan dorongan

untukmengungguli,berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar,

bergulatuntuk sukses. Individu yang mempunyai motivasi atau need ini

akanmeningkatkan performance, sehingga dengan demikian akan

Universitas Sumatera Utara


19

terlihatkemampuan berprestasinya. Need for Achievement atau N-Ach

adalahmotivasi untuk berprestasi, karena itu individu akan berusaha

mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis

tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Individu perlu

mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan

terhadap prestasinya tersebut (Siagian, 2004). Dalam kehidupan

organisasional, kebutuhan untuk berhasil biasanya tercermin pada adanya

dorongan untuk meraih kemajuan dan mencapai prestasi sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan. Penetapan standar itu dapat bersifat

intrinsik, akan tetapi dapat pula bersifat ekstrinsik.Artinya, seseorang

dapat menentukan bagi dirinya sendiri standar karya yangingin dicapainya.

Apabila seorang tergolong sebagai insan yang maksimalis,standar yang

akan ditetapkan bagi dirinya sendiri adalah standar yang tinggibahkan

mungkin melebihi standar yang ditetapkan secara ekstrinsik, yaitu

olehorganisasi. Akan tetapi bila seseorang tergolong sebagai insan yang

minimalis, tidak mustahil bahwa standar yang ditetapkannya sebagai

pegangan lebih rendah dari standar yang ditetapkan secara

ekstrinsik. Mungkin pula standaryang ditetapkan secara intrinsik itu sama

dengan standar yang ditetapkansecara ekstrinsik. Halinibiasanya terjadi

dalam diri seorang yang konformis.Seorang dengan N-Ach yang besar

adalah orang yang berusaha berbuat sesuatulebih baik dibandingkan

dengan orang-orang lain. Untuk itu orang demikianbiasanya berusaha

menemukan situasi untuk mana dia dapat menunjukkan

keunggulannya, seperti dalam pengambilan keputusan dan

Universitas Sumatera Utara


20

melakukan sesuatu yang dapat memberikan kepadanya umpan balik

dengan segera tentang hasil yang dicapainya melalui mana ia dapat

mengetahui apakah ia meraih kemajuanatau tidak. Seorang dengan N-Ach

yang besar menyenangi pekerjaan yang kemungkinan berhasil besar, akan

tetapi tidak senang pada tugas yang terlalu berat atau terlalu ringan, yang

berarti orang demikian tidak senang mengambil risiko yang

besar.Hanya dorongan kuat yang terdapat dalam dirinya untuk

secarabertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan

melaksanakantugasnya dan tidak melemparkan tanggung jawab itu kepada

orang lain.

b. Motivasi untuk berkuasa / Need for Power( N-Pow)

Dalam interaksi sosial, individu akan mempunyai motivasi

untukberkuasa.Motivasi untuk berkuasa adalah motivasi yang membuat

oranglain berperilakudalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa

dipaksa tidak akan berperilakudemikian atau suatu bentuk ekspresi dari

individu untuk mengendalikan danmempengaruhi orang lain.McClelland

menyatakan bahwa motivasi untuk berkuasa sangat berhubungan

denganmotivasi dalam mencapai suatu posisikepemimpinan. Need for

Power atau N-Pow adalah motivasi terhadapkekuasaan. Individu memiliki

motivasi untuk berpengaruh terhadaplingkungannya, memiliki karakter

kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untukmenang(Siagian,2004).

Individu yang memiliki power of need yang tinggi akan mengadakan

kontrol, mengendalikan atau memerintah orang lain, dan ini merupakan

salah satu indikasi atau salah satu manifestasi dari need forpower tersebut.

Universitas Sumatera Utara


21

Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestisepribadi. Menurut

teori ini, kebutuhan akan kekuasaan menampakkan diri

padakeinginanuntuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Penelitian

danpengalaman memang menunjukkan bahwa setiap orang ingin

berpengaruhterhadap orang lain dengan siapa ia melakukan interaksi, tiga

hal yang perlu mendapat perhatian dalam hal ini, pertama adanya

seseorang yang mempunyai kebutuhan berpengaruh pada orang lain itu.

Kedua, oranglain terhadap siapa pengaruhitudigunakan.

Ketiga,persepsiketergantungan antara seseorang dengan orang lain.

Seorang dengan N-Pow yang besar biasanya menyukaikondisi persaingan

dan orientasi status serta akan lebih memberikan perhatiannya pada

hal-hal yang memungkinkannya memperbesar pengaruhnyaterhadap orang

lain, antara lain dengan memperbesar ketergantungan orang lainitu

padanya. Bagi orang yang demikian, efektivitas pelaksanaan

pekerjaansendiri tidak teramat penting kecuali bila hal tersebut memberi

peluangkepadanya untuk memperbesar dan memperluas pengaruhnya.

c. Motivasi untuk berafiliasi atau bersahabat / Need for Affiliation(N-Aff)

Afiliasi menunjukkan bahwa individu memiliki motivasi untuk

berhubungan dengan individu lainnya. Motivasi untuk berafiliasi adalah

hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab (Siagian,

2004). Individumerefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang

erat, selalu mencariteman dan mempertahankan hubungan yang telah

dibina dengan individu laintersebut, kooperatif dan penuh sikap

persahabatan dengan pihak lain. Individuyang mempunyai

Universitas Sumatera Utara


22

kebutuhanafiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalampekerjaanyang

memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Orang-orang denganneed for

affiliation yang tinggi ialah orang yang berusaha

mendapatkanpersahabatan. Kebutuhan afiliasi merupakan nyata dari

setiap manusia,terlepas dari kedudukan, jabatan dan pekerjaannya.

Artinya, kebutuhan tersebutbukan hanya kebutuhan mereka yang

menduduki jabatan manajerial, jugabukan hanya merupakan kebutuhan

para bawahan yang tanggung jawabutamanyahanya melaksanakan

kegiatan-kegiatan operasional. Kenyataan iniberangkat dari sifat manusia

sebagai makhluk sosial. Kebutuhan akan afiliasi pada umumnya

tercermin pada keinginan berada pada situasi yang bersahabat dalam

interaksi seseorang dengan orang lain dalam organisasi, apakah oranglain

itu teman sekerja yang setingkat atau atasan.Kebutuhan akan

afiliasibiasanya diusahakan agar terpenuhi melalui kerja sama dengan

orang lain.Berarti guna pemuasan kebutuhan itu suasana persaingan akan

dihindari sejauhmungkin. Meskipun demikian tetap perlu diingat bahwa

sampai sejauh manaseseorang bersedia bekerja sama dengan orang lain

dalam kehidupanorganisasionalnya tetap diwarnai oleh persepsinya

tentang apa yang akandiperolehnya dari usaha kerjasama tersebut.

2.3 Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap individu yang siap dan mau menjalankan

pekerjaannya dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1

ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

Universitas Sumatera Utara


23

pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

sendiri maupun untuk masyarakat.

2.3.1 Klasifikasi Tenaga Kerja

Klasifikasi adalah penyusunan secara berkelompok yang telah ditentukan.

Maka, klasifikasi tenaga kerja adalah pengelempokan ketenaga kerjaan yang telah

disusun menurut kelompok ataupun kriteria yang sudah ditentukan, yaitu:

1. Berdasarkan penduduknya

a. Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapatbekerja

dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-

Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga

kerjayaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

b. Bukan tenaga kerja

Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan

tidakmau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-

UndangTenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar

usia,yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64

tahuContoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia)

dananak-anak.

2. Berdasarkan Batas Kerja

a. Angkatan kerja

Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64

tahunyang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak

bekerja,maupun yangsedang aktif mencari pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara


24

b. Bukan Angkatan Kerja

Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas

yangkegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan

sebagainya.

3. Berdasarkan Kualitasnya

a. Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian

ataukemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau

pendidikanformal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan

lain-lain.

b. Tenaga kerja terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian

dalambidang tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja

terampil inidibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu

menguasaipekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik,

dan lain-lain.

c. Tenaga kerja tidak terdidik dan terlatih

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar

yanghanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut,

pembanturumah tangga, dan sebagainya.

2.3.2 Tenaga Kerja Wanita

Pada masa sekarang ini, kaum wanita tidak hanya memilih untuk bekerja

menjadi ibu rumah tangga. Faktanya banyak kaum wanita diabad 20an ini

memiliki beberapa potensi yang juga tidak kalah dibanding dengan kaum

Universitas Sumatera Utara


25

pria,baik dari segi kemampuan, intelektual, maupun keterampilan. Hal ini

dikarenakan oleh kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi.

Pekerja wanita adalah perempuan dewasa yang melakukan pekerjaan

secara teratur dan dalam jangka waktu tertentu sehingga membutuhkan waktu

yang lama untuk melakukannya yang dapat mengurangi waktu untuk keluarga

dengan tujuan untuk menghasilkan atau menambah sesuatu dalam bentuk benda

atau uang untuk kebutuhan ekonomi keluarga.

2.3.3 Faktor-Faktor Motivasi Tenaga Kerja Wanita

Menurut Munandar (2001), hal-hal yang merupakan kendala bagi wanita

untuk bekerja dapat bersifat internal (tergantung pada diri pribadi sendiri) dan

eksternal (tergantung kondisi lingkungan mikro-keluarga, komunitas, makro

masyarakat, dan budaya) dan juga menyatakan bahwa faktor-faktor eksternal

meliputi dukungan keluarga dan lingkungan kerja.Faktor internal meliputi

motivasi, peran ganda, rasa bersalah, pendidikan, dan pengalaman, serta faktor

eksternal yang meliputi dukungan keluarga dan lingkungan kerja.

Adapun faktor-faktor yang memotivasi wanita untuk bekerja adalah:

1. Ekonomi

Alasan utama semua manusia bekerja adalah untuk memenuhi

kebutuhanekonomi. Kaum pria sebagai kepala rumah tangga diwajibkan

bekerja untukmemenuhi kebutuhan hidup keluarganya sedangkan di zaman

sekarang inibanyak wanita yang berpartisipasi untuk menambah pendapatan

suamidikarenakan kebutuhan ekonomi yang semakin lama

meningkat,sehinggawanita memilih mengorbankan sedikit waktunya untuk

mengurus keluargademi bekerja menambah penghasilan.

Universitas Sumatera Utara


26

Upah atau Pendapatan

Tujuan seorang wanita bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri atau

menambah keuangan keluarga,dalam hal ini upah atau pendapatan juga sangat

berpengaruh terhadap jumlah jam kerja wanita,seseorang cenderung

menambah jam kerjanya apabila ia merasa upahnya belum tercukupi,namun

sebaliknya pada saat seseorang sudah merasa cukup dengan upah yang didapat

maka ia akan lebih memilih untuk mengurangi jam kerjanya.

2. Tingkat Pendidikan Wanita

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak waktu yang

disediakan untuk bekerja. Terutama bagi para wanita, dengan semakin tinggi

pendidikan,kecenderungan untuk bekerja semakin besar, dan TPK semakin

besar (Sumarsono,2009).

Semakin tinggi seorang wanita menempuh jenjang pendidikan, semakin

banyak ilmu yang diperoleh, dan semakin sering pula terjadi interaksi dengan

pihak luar.Hal itu merupakan sebuah pengalaman sekaligus peluang yang

mana dibutuhkan dalam dunia kerja.Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh

semakin ada dilema bila seorang wanita tidak bekerja (Fredlina, 2009).

4. Keterampilan

Adapun seseorang yang memiliki keahlian atau keterampilan tertentu lebih

berpotensi untuk mendapatkan pekerjaan atau penghasilan,kebanyakan wanita

yang memiliki keterampilan tersendiri lebih memilih bekerja di sektor seperti

ukm dibidang tertentu,contohnya ukm konveksi,ukm kuliner,ukm kerajinan

tangan,dll.

Universitas Sumatera Utara


27

5.Pengalaman

Pengalaman kerja adalah pengalaman yang diperoleh seseorang sebagai

pekerjadi suatu perusahaan.Pengalaman wanita merupakan sumber berharga

dalam menekuni dunia karier, karena pengalaman wanita seringkali ditiadakan

sehingga menimbulkan masculine bias dalam berkarier. Pengalaman wanita

sebagai pekerja di luar rumah biasanya dibutuhkan untuk mencapai karier yang

lebih baik, karena wanita yang berpengalaman akan lebih terampil dan

menguasai suatu pekerjaan yang ditekuninya

2.3.3 Karekteristik Tenaga Kerja Wanita

1. Fisik

Kekuatan fisik tubuh wanita rata-rata sekitar 2/3 dari pria.Sedangkan

kemampuan untuk bergerak sekitar 35-80% tergantung pada tugas dan otot

yang terlibat. Untuk wanita kekuatan otot yang optimal ada pada usia 20

sampai 39 tahun, dan akan berkurang sebanyak 20% pada usia 60 tahun.

Wanita mempunyai toleransi panas rendah. Makin besar lemak tubuh sebagai

penyekat pada panas dan dingin akan memperlambat kehilangan panas di

keadaan tersebut. Bila panas terjadi tiba-tiba, banyak wanita mengalami pusing

dan beberapa mengalami ketidaksadaran akibat berdiri dan bekerja lama di

lingkungan panas.

2. Biologi

a. Pada saat haid, terutama pada wanita yang haidnya tidak normal, seringkali

disertai sakit sehingga pekerja tidak mampu melakukan tugasnya. Pada rata-

rata wanita terdapat 10% penurunan dalam kapasitas daya tahan kesabaran

dan pekerjaan selama ia dalam periode menstruasi.

Universitas Sumatera Utara


28

b. Kehamilan, pada saat hamil banyak fungsi organ dan otot berubah

dikarenakan perkembangan fesus. Selain itu pada awal kehamilan kondisi

psikologi dapat mempengaruhi wanita pekerja seperti mual-mual karena bau

tertentu. Tubuh wanita juga mengalami kenaikan dalam suhu tubuh karena

kecepatan metabolisme dalam tubuh yang tinggi biasanya tulang belakang

dan otot-ototnya menjadi lebih tegang.

c. Masa nifas, Setelah bersalin, biasanya wanita memerlukan waktu untuk

pemulihan fisiknya yang berkisar 40 hari. Masa pemulihan akan lebih

panjang pada wanita yang pada saat bersalin mengalami kesulitan.

d. . Menyusui, Pada saat menyusui, wanita mengalirkan zat-zat makanan bagi

bayinya, hal ini akan berbahaya bila pekerja wanita tersebut terkena paparan

dari bahan kimia di lingkungan kerjanya. Untuk wanita yang bekerja

dengan logam tertentu atau logam yang teroksidasi harus mnghindari

menyusui atau harus ditest dahulu apakah air susunya mengandung logam

atau tidak sebelum ia menyusui bayinya.

e. Menopause , Pada saat tubuh wanita mengalami peralihan dari haid menjadi

tidak haid, kadangkala disertai gejala gangguan hormonal yang akan

mempengaruhi produktivitas dari pekerja tersebut.

2.3.4 Perlindungan Tenaga Kerja Wanita

Perlindungan terhadap wanita sehubungan dengan ketenagakerjaan yang

diatur dalam UU No.13/2003 menyatakan bahwa:

1. Pasal 76 berisi larangan untuk mempekerjakan pekerja/buruh perempuan yang

berumur kurang dari 18 tahun, antara pukul 23.00 s/d 07.00; pengusaha

dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut

Universitas Sumatera Utara


29

keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya

maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 s/d 07.00; apabila

pengusaha mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 s/d

pukul 07.00 wajib memberi makanan dan minuman bergizi serta menjaga

kesusilaan dan keamanan selama ditempat kerja; pengusaha wajib

menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh perempuan yang

berangkat bekerja antara pukul 23.00 s/d 05.00; ketentuan tersebut dapat

diaturoleh Keputusan Menteri.

2. Pasal 81, memuat tentang perijinan bagi pekerja/buruh perempuan yang dalam

masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha untuk tidak

wajib bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid; pelaksanaan ketentuan

ini diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja

bersama.

3. Pasal 82, tentang istirahat melahirkan, dimana pekerja/buruh perempuan berhak

memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan

1,5 bulan sesuadh melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau

bidan; selama itu, pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran

kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan atau dengan keterangan

dokter kandungan atau bidan.

2.4 Usaha Kecil dan Menengah

Menurut UU No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut dengan Usaha Kecil

adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


30

1. kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar lima

ratus juta rupiah).

Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha

yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000,00

(lima puluh milyar rupiah).

2.4.1 Definisi Usaha Kecil

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No. 9 Tahun 1995

adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan

bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak

Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit

dari bank maksimal di atas Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai

dengan Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Ada beberapa definisi

mengenai usaha kecil namun agaknya usaha ini mempunyai karakteristik yang

hampir seragam.Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang

Universitas Sumatera Utara


31

merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan

tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.

2.4.1.1 Ciri-Ciri Usaha Kecil

Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1995, ciri-ciri usaha kecil adalah :

1. Jenis barang / komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang

berubah.

2. Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap atau pun tidak berpindah-

pindah

3. Pada umumnya sudah melakukan pembukuan / manajemen keuangan walau

masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keu

angan keluarga, sudah membuat neraca usaha.

4. Harus sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnnya termasuk

NPWP.

5. Sumberdaya manusia (pengusaha) sudah mulai / lebih maju rata-rata

berpendidikan SMU namun masih perlu ditingkatkan pengetahuan usahanya

dan sudah ada pengalaman usaha, namun jiwa wirausahanya masih harus

ditingkatkan lagi.

6. Sebagian sudah mulai mengenal dan berhubungan dengan perbankan dalam hal

keperluan modal, namun sebagian besar belum dapat membuat businees

planning, studi kelayakan dan proposal kredit kepada bank sehingga masih

sangat memerlukan jasa konsultan / pendampingan.

2.4.1.2 Keunggulan Usaha Kecil

Menurut Harimurti Subanar pada tahun 2001 (dalam Budi Santoso, 2007)

keunggulan yang dimiliki usaha kecil antara lain:

Universitas Sumatera Utara


32

1. Pemilik usaha sekaligus merangkap sebagai manajer sehingga segala aktivitas

usaha selalu terkontrol.

2. Usaha kecil merupakan usaha yang banyak menciptakan lapangan pekerjaan

baru.

3. Pengusaha kecil mempunyai kebebasan mutlak dalam menentukan harga

produk.

4. Proses pendirian usaha kecil relatif sederhana dan mudah.

5. Prosedur hukum seperti perizinan usaha cukup sederhana.

6. Biaya pajak cukup ringan,karena yang dikenai pajak adalah pengusahanya

bukan perusahaan yang dimilikinya.

2.4.2 Definisi Usaha Menengah

Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No. 10 tahun 1998 adalah

usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih

besar dari Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak sebesar Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar

Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar

rupiah).

2.4.2.1 Ciri-Ciri Usaha Menengah

Menurut Inpres No. 10 tahun 1998, ciri-ciri usaha menengah adalah :

1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik,

lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara

lain, bagian keuangan, bagian pemasaran, bagian produksi.

Universitas Sumatera Utara


33

2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi

dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau

pemeriksaan termasuk oleh perbankan.

3. Telah melakukan aturan atau pengolalaan dan organisasi perburuhan, telah ada

jamsostek, pemeliharaan kesehatan.

4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin

usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan.

5. Telah sering bermitra dan memanfaatkan pendanaan yang ada di bank.

6. Sumber daya manusianya sudah lebih meningkat, banyak yang sudah meraih

kesarjanaannya sebagai manajer dan telah banyak yang memiliki jiwa

wirausaha yang cukup handal.

2.4.3 Jenis Usaha Kecil Menengah

Berikut ini adalah Jenis-jenis Usaha Kecil Menengah yaitu sebagai

berikut:

1. Usaha Manufaktur

Adalah usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual

kepada konsumen,contohnya adalah konveksi yang menghasilkan pakaian jadi

atau pengrajin bambu yang menghasilkan mebel,hiasan rumah,souvenir dan

sebagainya.

2. Usaha Dagang

Adalah usaha yang menjual produk kepada konsumen.Contohnya adalah pusat

jajanan tradisional yang menjual segala macam jajanan tradisional atau toko

kelontong yang menjual semua kebutuhan sehari-hari.

Universitas Sumatera Utara


34

3. Usaha Jasa

Adalah usaha yang menghasilkan jasa,bukan menghasilkan produk atau

barang untuk konsumen. Sebagai contoh adalah jasa pengiriman barang atau

warung internet ( warnet ) yang menyediakan alat dan layanan kepada

konsumen agar mereka bisa browsing,searching,blogging atau yang lainnya.

2.4.4 Undang-undang tentang UKM

Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM

1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan

3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil

4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah

5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan

Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha

Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan

6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan

Menengah

7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan

Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan

8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan

Usaha Milik Negara

9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah

2.4.5Definisi Wirausaha

Universitas Sumatera Utara


35

Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari kata

“wira” yang artinya gagah berani dan perkasa, dan kata “usaha” adalah kegiatan

dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud;

pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu.

Sehingga pengertian wirausaha menurut ahli (Riyanti,2003) adalah orang yang

gagah berani atau perkasa dalam berusaha. Dan menurut Priyono (2005) adalah

orang yang berjuang dengan gagah , berani juga luhur dan pantas diteladani dalam

bidang usaha atau dengan kata lain wirausahaan adalah orang-orang yang

mempunyai sifat-sifat kewirausahaan atau kewiraswastaan seperti: keberanian

mengambil resiko, keutamaan dan keteladanan dalam menangani usaha dengan

berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri

Menurut Zimmerer & Scarborough (2005) menjelaskan bahwa wirausaha

adalah orang yang mampu menciptakan bisnis baru dengan risiko dan

ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan organisasi yang

maksimal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Definisi dari beberapa

ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah seseorang yang memiliki

kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang lain dengan cara

mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri

dan bersedia mengambil risiko pribadi dalam menemukan setiap peluang usaha

dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengelola dan

menentukan cara produksi, memasarkan produknya serta mengatur permodalan

operasi usahanya.

2.4.5.1 Ciri-Ciri Wirausaha

1. Menurut Steinhoff dan Burgess (dalam Asri Laksmi, 2005) :

Universitas Sumatera Utara


36

a. Memiliki kemampuan mengidentifikasi suatu pencapaian sasaran (goal)dan

memiliki kejelian (vision) dalam bisnis

b. Memiliki kemampuan untuk mengambil resiko keuangan dan waktu

c. Memiliki kemampuan di bidang perencanaan, pengorganisasian, dan

pelaksanaannya

d. Bekerja keras dan melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk maudan

mampu mencapai keberhasilan

e. Mampu menjalin hubungan baik dengan pelanggan, karyawan, pamasok,

bankers dan lain-lain

2. Menurut Pikte Abrahamso (1989, dalam Asri Laksmi, 2005) :

a. Memiliki drive yang kuat (motivasi untuk maju)

b. Memiliki kekuatan mental yang baik (IQ, EQ, analitis, kreatif)

c. Memiliki kemampuan menjalin hubungan antar manusia (human

relationability)

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi

e. Menguasai pengetahuan teknis

3. Menurut Mc Cleland (dalam Asri Laksmi, 2005) :

a. Menyukai pengambilan resiko yang moderat

b. Bertanggung jawab

c. Mengutamakan uang sebagai alat ukur keberhasilan

d. Mampu mengantisipasi masa yang akan datang

e. Memiliki organizational skill yang baik

4. Menurut Suparman Sumahamidjaja (1993, dalam Asri Laksmi, 2005) :

a. Sikap mental positif

Universitas Sumatera Utara


37

b. Daya pikir kreatif

c. Inovatif

d. Motivasi tinggi

e. Kemampuan mengambil resiko dan bersaing

Berikut ini adalah manfaat adanya entrepreneur, antara lain (Buchari

Alma, 2009):

1. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi

pengangguran.

2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi,

kesejahteraan, dan sebagainya.

3. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi yang unggul

yang patut dicontoh, diteladani, karena seorang entrepreneur itu adalah terpuji,

jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain.

4. Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu

menjaga dan membangun lingkungan.

5. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain danpembangunan sosial sesuai

dengan kemampuannya.

7. Berusaha mendidik karyawan menjadi orang mandiri, disiplin, jujur dan tekun

menghadapi pekerjaan.

8. Memberi contoh bagaimana kita harus bekerja keras, tetapi tidak melupakan

perintah-perintah agama.

9. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.

10. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan

lingkungan

Universitas Sumatera Utara


38

2.5 Penelitian Terdahulu

1. Rodhiyah ( Universitas Dipenogoro : 2013 )

Penelitian ini berjudul profil tenaga kerja perempuan di sektor usaha kecil

menengah. Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bentuk

strategis alternatif untuk mendukung pengembangan perekonomian di

Indonesia, terutama sejak krisis moneter tahun 1998 yaitu ikut berperan dalam

pemerataan dan kesempatan kerja bagi masyarakat khususnya perempuan

untuk berperan produktif. Sebagian besar UKM terkonsentrasi pada sektor

produksi dan jasa salah satunya adalah tekstil dan garmen (konveksi).

Menyerap banyak tenaga kerja perempuan, baik perempuan yang sudah

menikah maupun yang belum menikah, tidak memerlukan pendidikan yang

tinggi dan mereka bekerja hanya berbekal ketrampilan, sehingga tidak

memungkinkan bersaing dengan mereka yang bekerja di sektor lain.Tenaga

kerja perempuan di sektor UKM bekerja untuk menambah penghasilan dan

juga memenuhi kebutuhan pribadi keluarga,disisi lain perempuan masih

mempunyai tanggung jawab akan pekerjaan rumah tangga, yang

memungkinkan perempuan kurang bisa mensejajarkan aktivitas rumah tangga

dan aktivitas produktif, akibatnya akan berpengaruh tehadap pendapatan yang

diperoleh dan kelangsungan UKM tersebut.

2. Fitria Ardilla (FKIP Unlam Banjarmasin : 2015 )

Penelitian ini berjudul Motivasi Wanita Pekerja di Industri Kecil dan Rumah

Tangga (IKRT) Kain Sasirangan Kelurahan Seberang Mesjid, Kecamatan

Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin.Tujuan penelitian adalah mengetahui

motivasi pekerja wanita di Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) kain

Universitas Sumatera Utara


39

Sasirangan Kelurahan Seberang Mesjid, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota

Banjarmasin.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

pendekatan kualititatif.Teknik pengumpulan data yaitu dengan data primer

yang diperoleh dari wawancara dan kuisioner, sedangkan data sekunder

diperoleh dari studi dokumen dan studi pustaka.Populasi penelitian yaitu

wanita pekerja di IKRT kain Sasirangan Kelurahan Seberang Mesjid,

Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin yang berstatus menikah

berjumlah 152 orang.Pengambilan sampel menggunakan sampel penuh. Teknik

analisis data menggunakan teknik persentase.

3. Shinta Wahyu Hati,Rusda Irawati,Aditiya Wirangga ( Politeknik Negeri Batam

: 2014 )

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi kerja wanita terhadap

kondisi ekonomi sosial di sektor industry. Sektor industri manufaktur di

Batam masih sangat diminati oleh para pencarai kerja khususnya wanita.

Ada level pekerjaan di Industri manufaktur yang ditempati oleh wanita.

Motivasi kerja wanita bekerja meliputi motivasi intrinsik yaitu motivasi

yang berasal dari individu wanita dan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi

yang berasal dari luar individu wanita. Responden penelitian ini adalah

wanita yang bekerja di industri manufaktur dengan level pekerjaan yang

berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan

motivasi intrinsik sebesar -0,859 terhadap kondisi sosial ekonomi

sedangkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi ekstrinsik

sebesar 0,458 terhadap kondisi sosial ekonomi tenaga kerja wanita di sektor

industri.

Universitas Sumatera Utara


40

4. Desti Hayutama ( Universitas Negeri Malang : 2013 )

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kuantitatif dengan

menggunakan metode survey. Pengumpulan data tentang variabel - variabel

yang telah ditentukan dengan menggunakan kuesioner sebagai data primer

sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh tenaga keja wanita yang bekerja di pabrik

rokok PT. Bentoel Prima Malang dengan jumlah karyawan harian sebanyak

2856 pekerja.Sesuai dengan metode survey maka sampel diambil secara

Stratified Purposive Sampling dengan masing - masing unit 50 orang.

Sedangkan untuk mengambil ke 50 orang dari masing - masing unit kerja,

diambil dengan Sistematik Random Sampling. Sistematik random sampling

adalah suatu teknik atau metode yang ditentukan berdasarkan bilangan

kelipatan yang selanjutnya untuk menentukan sampel responden yang

pertama ditentukan dengan cara random dari bilangan kelipatan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai