DOSEN PENGAJAR
EKO MURDYANTORO AM.
DISUSUN OLEH
Darell Adham Kumara Damsraji
(H1A018073)
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas
segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “DASAR TEORI DAYA REAKTIF,
DAYA RIIL, FAKTOR DAYA” disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pengukuran Besaran Listrik yang diampu oleh Eko Murdyantoro AM.
Makalah ini berisi tentang dasar teori daya reaktif, daya riil, faktor daya
Dalam penyusunannya penulis melibatkan berbagai pihak yang ada di dalam
internet. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala
materi yang diberikan untuk menyelesaikan makalah ini.
Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis
sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak
kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
HALAMAN JUDUL......................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
Kesimpulan .......................................................................................
1. LATAR BELAKANG
Dengan semakin tingginya tarif listrik, maka tuntutan efisiensi dalam
pemakaian daya listrik adalah menjadi pertimbangan utama. Efisiensi
penggunaan daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah
kualitas daya listrik. Kualitas daya listrik sangat dipengaruhi oleh penggunaan
jenis-jenis beban tertentu yang mengakibatkan turunnya efisiensi. Jenis-jenis
beban yang mempengaruhi kualitas daya listrik adalah beban-beban induktif,
seperti; motor induksi, kumparan, ballast, lampu TL. Demikian juga beban-
beban non linier seperti; konverter dan inverter untuk drive motor, mesin las,
furnace, komputer, ac, tv, lampu TL dan lain-lain. Baban-beban induktif akan
menurunkan faktor daya sehingga dapat menyebabkan denda apabila faktor
daya kurang dari 0.85 lag, sedangkan beban-beban non linier tersebut
menimbulkan harmonisa yang dampaknya akan mempengaruhi kualitas daya,
sehingga menimbulkan kerugian - kerugian. Kerugian yang disebabkan oleh
harmonisa umumnya adalah berupa :
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian Daya
Q = V.I.Sin φ
Q = 3 . VL. IL. Sin φ
Daya reaktif diserap oleh beban-beban induktif, namun justru dihasilkan oleh
beban kapasitif. Peralatan-peralatan kapasitif seperti lampu neon, bank kapasitor,
bersifat menghasilkan daya reaktif ini. Daya reaktif juga ditanggung oleh
pembangkit listrik. Nampak pada ilustrasi di atas bahwa pada gambar pertama
daya reaktif yang dibutuhkan oleh motor listrik disupply oleh sistem pembangkit
(utility). Sedangkan pada gambar kedua, kebutuhan daya reaktif dicukupi oleh
kapasitor, sehingga daya total yang ditanggung oleh jaringan listrik berkurang.
Satuan daya reaktif adalah volt-ampere reactive dan disingkat dengan var.
Mengapa satuan daya reaktif adalah var dan bukannya watt, disinilah bahasan
mendalam mengenai daya reaktif kita butuhkan. Daya reaktif, sebenarnya
bukanlah sebuah daya yang sesungguhnya. Sesuai dengan definisi dari daya listrik
yang telah kita singgung di atas, bahwa daya listrik merupakan bilangan yang
menunjukkan adanya perpindahan energi listrik dari sumber energi listrik
(pembangkit) ke komponen beban listrik. Daya reaktif tidak menunjukkan adanya
perpindahan energi listrik, daya nyata-lah yang menjadi bilangan penunjuk adanya
perpindahan energi listrik. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan daya
reaktif?
Daya reaktif adalah daya imajiner yang menunjukkan adanya pergeseran grafik
sinusoidal arus dan tegangan listrik AC akibat adanya beban reaktif. Daya reaktif
memiliki fungsi yang sama dengan faktor daya atau juga bilangan cos Ø. Daya
reaktif ataupun faktor daya akan memiliki nilai (≠0) jika terjadi pergeseran grafik
sinusoidal tegangan ataupun arus listrik AC, yakni pada saat beban listrik AC
bersifat induktif ataupun kapasitif. Sedangkan jika beban listrik AC bersifat murni
resistif, maka nilai dari daya reaktif akan nol (=0).
Secara sederhana, daya nyata adalah daya yang dibutuhkan oleh beban resistif.
Daya nyata menunjukkan adanya aliran energi listrik dari pembangkit listrik ke
jaringan beban untuk dapat dikonversikan menjadi energi lain. Sebagai contoh,
daya nyata yang digunakan untuk menyalakan kompor listrik. Energi listrik yang
mengalir dari jaringan dan masuk ke kompor listrik, dikonversikan menjadi energi
panas oleh elemen pemanas kompor tersebut.
Daya listrik pada arus listrik DC, dirumuskan sebagai perkalian arus listrik dengan
tegangan.
P=IxV
P = I x V x cos ∅
Grafik di atas adalah grafik gelombang listrik AC dengan beban murni resistif.
Nampak bahwa gelombang arus dan tegangan berada pada fase yang sama (0°)
dan tidak ada yang saling mendahului seperti pada beban induktif dan kapasitif.
Dengan kata lain nilai dari faktor daya (cos ∅ ) adalah 1. Sehingga dengan
menggunakan rumus daya di atas maka nilai dari daya listrik pada satu titik posisi
jaringan tertentu memiliki nilai yang selalu positif serta membentuk gelombang
seperti pada gambar tersebut.
Nilai daya yang selalu positif ini menunjukkan bahwa 100% daya mengalir ke
arah beban listrik dan tidak ada aliran balik ke arah pembangkit. Inilah daya nyata,
daya yang murni diserap oleh beban resistif, daya yang menandai adanya energi
listrik terkonversi menjadi energi lain pada beban resistif. Daya nyata secara
efektif menghasilkan kerja yang nyata di sisi beban listrik.
Istilah faktor daya atau power factor (PF) atau cos phi merupakan istilah yang
sering sekali dipakai di bidang-bidang yang berkaitan dengan pembangkitan dan
penyaluran energi listrik. Faktor daya merupakan istilah penting, tidak hanya bagi
penyedia layanan listrik, namun juga bagi konsumen listrik terutama konsumen
level industri. Penyedia layanan listrik selalu berusaha untuk menghimbau
konsumennya agar berkontribusi supaya faktor daya menjadi lebih baik, pun para
konsumen industri juga berusaha untuk mendapatkan faktor daya yang baik agar
tidak sia-sia bayar mahal kepada penyedia layanan. Apakah sebenarnya yang
dimaksud dengan faktor daya? Tulisan ini akan membahas secara ringkas tentang
faktor daya.
Faktor daya
Pada pembahasan kali ini, asumsi yang digunakan adalah sistem listrik
menggunakan sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni dan beban linier.
Beban linier adalah beban yang menghasilkan bentuk arus sama dengan bentuk
tegangan. Pada kasus sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni, beban linier
mengakibatkan arus yang mengalir pada jaringan juga berbentuk sinusoidal
murni. Beban linier dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, beban resistif,
dicirikan dengan arus yang sefasa dengan tegangan; beban induktif, dicirikan
dengan arus yang tertinggal terhadap tegangan sebesar ; beban kapasitif,
dicirikan dengan arus yang mendahului terhadap tegangan sebesar , dan beban
yang merupakan kombinasi dari tiga jenis tersebut, dicirikan dengan arus yang
tertinggal/mendahului tegangan sebesar sudut, katakan, . Gambar 1
menunjukkan tegangan dan arus pada berbagai beban linier.
Gambar 6. Tegangan, arus, daya, pada berbagai jenis beban linier.
Seperti kita tahu, pada listrik, daya bisa diperoleh dari perkalian antara tegangan
dan arus yang mengalir. Pada kasus sistem AC dimana tegangan dan arus
berbentuk sinusoidal, perkalian antara keduanya akan menghasilkan daya
tampak (apparent power), satuan volt-ampere (VA)) yang memiliki dua buah
bagian. Bagian pertama adalah daya yang termanfaatkan oleh konsumen, bisa
menjadi gerakan pada motor, bisa menjadi panas pada elemen pemanas, dsb; daya
yang termanfaatkan ini sering disebut sebagai daya aktif (real power) memiliki
satuan watt yang mengalir dari sisi sumber ke sisi beban bernilai rata-rata tidak
nol. Bagian kedua adalah daya yang tidak termanfaatkan oleh konsumen, namun
hanya ada di jaringan, daya ini sering disebut dengan daya reaktif(reactive power)
memiliki satuan volt-ampere-reactive (VAR) bernilai rata-rata nol. Untuk
pembahasan ini, arah aliran daya reaktif tidak didiskusikan saat ini. Beban bersifat
resistif hanya mengonsumsi daya aktif; beban bersifat induktif hanya
mengonsumsi daya reaktif; dan beban bersifat kapasitif hanya memberikan daya
reaktif.
Sama halnya dengan listrik, bergantung pada kondisi jaringan, daya tampak yang
diberikan oleh sumber tidak semuanya bisa dimanfaatkan oleh konsumen sebagai
daya aktif, dengan kata lain terdapat porsi daya reaktif yang merupakan bagian
yang tidak memberikan manfaat langsung bagi konsumen. Rasio besarnya daya
aktif yang bisa kita manfaatkan terhadap daya tampak yang dihasilkan
sumber inilah yang disebut sebagai faktor daya. Ilustrasi segitiga daya pada
Gambar 3 memberikan gambaran yang lebih jelas. Daya tampak (S) terdiri dari
daya aktif (P) dan daya reaktif (Q). Antara S dan P dipisahkan oleh sudut , yang
merupakan sudut yang sama dengan sudut antara tegangan dan arus yang telah
disebutkan di awal. Rasio antara P dengan S tidak lain adalah nilai cosinus dari
sudut . Apabila kita berusaha untuk membuat sudut semakin kecil maka S akan
semakin mendekat ke P artinya besarnya P akan mendekati besarnya S. Pada
kasus ekstrim dimana , , artinya semua daya
tampak yang diberikan sumber dapat kita manfaatkan sebagai daya aktif,
sebaliknya , artinya semua daya tampak yang
diberikan sumber tidak dapat kita manfaatkan dan menjadi daya reaktif di jaringan
saja.
Gambar 8. Segitiga daya
Faktor daya bisa dikatakan sebagai besaran yang menunjukkan seberapa efisien
jaringan yang kita miliki dalam menyalurkan daya yang bisa kita manfaatkan.
Faktor daya dibatasi dari 0 hingga 1, semakin tinggi faktor daya (mendekati 1)
artinya semakin banyak daya tampak yang diberikan sumber bisa kita manfaatkan,
sebaliknya semakin rendah faktor daya (mendekati 0) maka semakin sedikit daya
yang bisa kita manfaatkan dari sejumlah daya tampak yang sama. Di sisi lain,
faktor daya juga menunjukkan “besar pemanfaatan” dari peralatan listrik di
jaringan terhadap investasi yang dibayarkan. Seperti kita tahu, semua peralatan
listrik memiliki kapasitas maksimum penyaluran arus, apabila faktor daya rendah
artinya walaupun arus yang mengalir di jaringan sudah maksimum namun
kenyataan hanya porsi kecil saja yang menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi
pemilik jaringan.
Salah satu cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan memasang
kompensasi kapasitif menggunakan kapasitor pada jaringan tersebut. Kapasitor
adalah komponen listrik yang justru menghasilkan daya reaktif pada jaringan
dimana dia tersambung. Pada jaringan yang bersifat induktif dengan segitiga daya
seperti ditunjukkan pada Gambar 3, apabila kapasitor dipasang maka daya reaktif
yang harus disediakan oleh sumber akan berkurang sebesar (yang
merupakan daya reaktif berasal dari kapasitor). Karena daya aktif tidak berubah
sedangkan daya reaktif berkurang, maka dari sudut pandang sumber, segitiga daya
yang baru diperoleh; ditunjukkan pada Gambar 4 garis oranye. Terlihat bahwa
sudut mengecil akibat pemasangan kapasitor tersebut sehingga faktor daya
jaringan akan naik.
1. KESIMPULAN
Energi yang disipasi atau dihamburkan oleh beban disebut sebagai daya
aktif. Daya aktif dilambangkan oleh huruf P dan diukur dalam satuan W
(Watt).Energi hanya terserap dan kembali ke sumbernya karena sifat beban yang
reaktif ini maka disebut sebagai daya reaktif. Daya reaktif dilambangkan dengan
huruf Q dan diukur dalam satuan VAR (Volt-Amps-reaktif). Energi total dalam
rangkaian arus bolak-balik, baik dihamburkan, diserap ataupun yang kembali
disebut sebagai daya semu. Daya semu dilambangkan dengan huruf S dan diukur
dalam satuan VA (Volt-Amps).Ketiga jenis daya secara trigonometri terkait satu
sama lain. Dalam segi tiga siku-siku, P adalah garis mendatar yang mengapit
sudut, Q adalah garis tegak dihadapan sudut dan S adalah garis sisi miring dan
mengapit sudut. Sudut yang diapit garis adalah sudut phasa rangkaian impedansi
(Z).
DAFTAR PUSTAKA
https://konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/
http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-daya-semu-daya-nyata-dan-daya-
reaktif/
https://id.wikipedia.org
https://en.wikipedia.org/wiki