Laporan Pendahuluan ABSES HEPAR
Laporan Pendahuluan ABSES HEPAR
BAB 1
PENDAHULUAN
Abses (bahasa latin : abscessus) merupakan kumpulan nanah (neutrofil yang telah mati) yang
terakumulasi disubuah kapitas jaringan karena adanya proses infeksi ( biasanya oleh bakteri atau parasit)
atau karena adanya benda asing (misalnya serpihan, luka peluru, atau jarum suntik ). Proses ini
merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah atau perluasan infeksi kebagian tubuh
yang lain. Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong beruoa tanah (Siregar,
2004).
Abses Hati Merupakan suatu gagguan pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi
bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang
ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari jaringan
nekrotik sel- sel inflamasi atau sel darah didalam parenkim hati (Sudoyo, 2006).
Abses hepar adalah komplikasi disentri amuba (latin : ntamoeba histoliytica) , yang sesungguhnya bukan
abses, karena rongga ini tidak berisi nanah melainkan jaringan nekrotik yang disebabkan oleh amuba.
Jenis abses ini dapat di kenali dengan ditemukannya amuba pada dinding abses dengan pemeriksaan
histopatologis dari jaringan.
1.1.2 Etiologi
Menurut siregar 2004, suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara :
a. Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak sterul
b.bakteri menyebar dari suatu infeksi di bagian tubuh yang lain
c. bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan,
kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
Peluang terbentuknya suatu abes akan meningkat apabila :
a. Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi
b. Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang.
c. Terdapat sistem kekebalan
Bakteri tersering penyebab abses adalah staphylococcus aereus
1. Anatomi Dan Fisiologi Hepar
Hati Adalah Kelenjar terbesar dalam tubuh berat rata-rata sekitar 1.500 gr. 2% berat badan
orang dewasa normal.Hati merupakan norgan lunak yang lentur dan tercetak oleh struktur
sekitar. Hati memiliki permukaan superior yang cembung dan terletak dibawah kubah
merupakan atab dari ginjal, lambung, pancreas dan usus. Hati memiliki dua lobus yaitu kiri dan
kanan.Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang disebut lobulus, yang merupakan
unit mikroskopi dan fungsional organ.Hati manusia memiliki maksimal 100.000
lobulus.Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang disebut sebagai sinusoid.
Sinusoid dibatasi oleh sel fagostik dan sel kupffer, sel kupffer fungsinya adalah menelan
bakteri dan benda asing lain dalam darah (Price, 2006).
4) Lobus kuadratus, dibelakang berbatas dengan pers pilorika, ventrikula, dan duodenum
superior.
Permukaan hati dibedakan atas:
Pembuluh darah hati berasal dari arteri seliaka kanan membentuk lipatan peritoneum
didepan vena porta, bercabang menjadi arteri hepatica, propia, berjalan kedalam
ligamentum hepatoduodenal bersama dengan vena portae dan duktus kholedukus,
bercabang menjadi arteri gastrika menuju kurvatura minor gaster dan beranastomosis
dengan arteri gastrika sinistra. Kemudian arteri hepatica propia, bercabang menjadi A.
hepatica desktra bercabang masuk kandung empedu arteri sistika dan A. hepatica
sinistra masuk kedalam hati.Aliran pembuluh balik hepar dikumpulkan dalam vena
hepatica yang keluar dari permukaan belakang disebelah kranal hepar bermuara ke
vena kava inferior.
Persyarafan hati berasal dari saraf simpatis dan saraf parasimpatis yang melewati
koliakus. Trunkus vagus anterior mempunyai cabang yang banyak, berjalang langsung ke
hati
1) Duktus hepatikus dekstra dan sinistra, keluar dari hati pada porta hepatis, bersatu
membentuk duktus hepatikus komunis. Panjangnya kira- kira 4 cm, berjalan turun
pada tepi omentum minus. Tapi kanannya bersatu dengan duktus koleduktus.
2) Duktus koleduktus. Panjangnya sekitar 8 cm. bagian pertama berjalan dari tepi
kanan omentum minus, didepan tepi kanan vena portae sebelah kiki kanan arteri
hepatika. Bagian kedua berjalan kebelakang bagian pertama duodenum, sebelah
kanan A. gastroduodenalis. Bagian ketiga terletak dalam alur permukaan posterior
kaput pankreas. Di sini duktus koleduktus bersatu dengan duktus pankreatikus
mayor, bermuara pada ampula kecil dinding duodenum melalui suatu papilla kecil
yang disebut papila vateri.
Fisiologi Hati
a) Metabolisme karbohidrat
Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak, antara lain: mengoksidasi
asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain, membentuk
sebagian besar kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein, membentuk lemak dari
protein dan karbohidrat.
c) Metabolisme protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino, pembentukan
ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh, pembentukan protein
plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan membentuk senyawa lain dari
asam amino.
d) Lain- lain Fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan tempat
penyimpanan vitamin, hati sebagai tempat menyimpan besi dalam bentuk
feritin, hati membentuk zat- zat yang digunakan untuk
koagulasi darah dalam jumlah banyak dan hati mengeluarkan atau
mengekskresikan obat- obatan, hormon dan zat lain.
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama: pasien mengeluh perut terasa mual dan muntah darah 1 hari
SMRS.
Aktivitas Sebelum MRS MRS
Makan 3 kali sehari
Jenis nasi biasa 1/2 - 1 piring / makan Pasang NGT - puasakan
1. Pemenuhan
Kesulitan tidak ada sampai hasil spooling
Nutrisi - Cairan
Minum : 2000 - 2500 cc / hari jernih
Jenis : air putih, teh, kopi, ramuan jamu
Volume tidak teridentifikasi 1000 cc / jam warna
Warna kuning jernih kuning kemerahan,
Frekwensi 15-17/24 jam, kesulitan tidak kesulitan tidak ada
2. Pemenuhan
ada Belum BAB, kehitaman
eliminasi
BAB : Frekwensi 1 hari lunak, tidak ada
Warna : kuning, konsistensi lunak, kesulitan dan rasa sakit
Kesulitan tidak ada saat BAB.
7-8 jam, siang 1-2 jam
Jumlah 6-7 Jam
malam : 6 - 7 jam sering
3. Tidur - Siang jarang tidur
bangun karena perut
istirahat Malam 6-7 jam
terasa tidak enak
Kesulitan : Tidak
(begah)
Duduk-duduk di rumah bila tidak ada
4. Aktivitas Ku lemah, bedrest TT
kerjaan
Tidak ada masalah yang
Kebiasaan merokok +
bertentangan, pasien
5. Penggunaan obat bebas +
dapat mengikuti asuhan
Ketergantungan Jamu +, olahraga/gerak badan - , sangat
keperawatan dengan
kurang
baik
2. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum , Ku lemah, kesadaran CM, TTV: tekanan darah
100/60 mmHg, suhu tubuh 3750C, pernapasan 24X/menit, nadi 100X/menit
(regular), BB: 69, TB: 167
b. Muka, Simetris, odema , otot muka dan rahang kekuatan normal, sianosis tidak
ada
c. Mata, Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+/+), pupil isokor
sclera agak ikterus (-/ -), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan menurun.
d. Mulut, Bau mulut Θ, stomatitis (-), lidah merah merah mudah, kelainan lidah
tidak ada. Terpasang NGT, bibir tampak kering dan pucat.
e. Leher, Simetris, kaku kuduk tidak ada, tekanan vena jugularis 5-3 cm H2O.
f. Thoraks, Paru: Gerakan simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste
(-), perkusi resonan, rhonchi -/-, wheezing -/-, vocal fremitus dalam
batas normal. Jantung: Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri,
batas kanan ics 2 sternal kanan dan ics 5 mid axilla kanan.perkusi dullness. Bunyi s1
dan s2 tunggal, gallop (-), mumur (-). capillary refill 2 – 3 detik
g. Abdomen, Bising usus +, tidak ada benjolan, nyeri tekan tidak ada, perabaan
massa tidak ada, hepar tidak teraba, asites (+). Mengeluh perut terasa mual dan
begah., nyeri tekan daerah epigastrum.
h. Ekstrimitas , Akral hangat, kekuatan 5/5, gerak yang tidak disadari -/-, atropi
-/-, capillary refill 2 detik, abses tidak ada, reflek patella N/N, achiles N/N.
pembuluh darah perifer : radialis (+/+), femoralis (+/+), poplitea (+/+), tibialis
posterior (+/+), dorsalis pediss (+/+).
i. Sistem integument , Tidak tampak ikterus, permukaan kulit kering, tekstur kasar,
rambut hitam dan berminyak , tidak botak, perubahan warna kulit tidak ada, edema
tidak ada
3. Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin KIMIA DARAH
Ureum darah : 57
Hb : 9.0 Kreatinin : 0.8
Hematokrit : 27 SGOT : 57
Leukosit : 10.100 SGPT : 57
Trombosit : 117.000 Protein total : 4,6
MCV 84 Albumin : 3,2
MCH 26 Globulin : 1,4 Bilirubin
MCHC 34 total : 2,7 Bilirubin
PT : 18.0 direk : 0,6 Bilirubin
PT Kontrol : 11.7 indirek : 2,1 GDS : 157
APTT : 42.5 Elektrolit
APTT control : 36.3 Na : 142, K : 4.1, Cl : 110
Aplikasi Pengkajian Virginia Henderson:
No Pengkajian 14 Hasil
kebutuhan
1 Pernafasan DS:-
DO:
24 X/ menit
Gerakan simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi
intercoste (-), perkusi resonan, rhonchi -/-, wheezing -/-
, vocal fremitus dalam batas normal.
2 Kebutukan Makan DS:
dan minum Mengeluh perut terasa mual dan begah., nyeri tekan
daerah epigastrum, muntah 2 kali
DO:
Terpasang NGT cairan kehitaman (500 cc), bibir
tampak kering dan pucat. Asites
Puasa (spooling hasil jernih)
3 Eliminasi DS:
BAB Kehitaman, BAL warna Kuning kemerahan
kesulitan tidak ada, kehitaman lunak, tidak ada
kesulitan dan rasa sakit saat BAB.
DO:
1000 cc/jam
4 Bergerak dan Ku lemah, bedrest TT
mempertahankan
postur tubuh
5 Kebutuhan tidur dan 7-8 jam, siang 1-2 jam
istirahat: malam : 6 - 7 jam sering bangun karena perut terasa
tidak enak (begah)
Tujuan :
1) Tanda tanda vital dalam batas normal
2) Tidak ada perubhan warna kulit
Intervensi :
1) Monitor TTV
2) Selimuti pasien
3) Lakukan tapid sponge
4) Tingkatkan sirkulasi udara
5) Kolaborasi cairan intravena dan antipiuretik
Tujuan :
1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik non –
farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3) Mampu mengenali nyeri )skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri )
4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi :
1) Monitor TTV
2) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi , karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan fakrpe presipitasi.
3) Kurangi faktor presipitasi nyeri
4) Ajarkan tentang tekhnik non farmakologi
5) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6) Kolaborasi dalam pemberian analgesik
Tujuan :
1) Perfusi jaringan normal
2) Tidak ada tanda tanda infeksi (rubor, kalor, dubor, tumor, fungsio laesa)
3) Ketebalan dan tekstur jaringan normal
4) Menunjukan terjadinya proses penyembuhan luka
Intervensi :
1) Observasi luka :lokasi, dimensi, kedalaman luka, jaringan nekrotik, tanda tanda infeksi
lokal, formasi traktus
2) Lakukan teknik perawatan luka dengan steril
3) Jaga kulit agar tetap bersih dan kering
4) Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka
5) Kolaborasi ahli gizi dalam pemberian diet TKTP
DAFTAR PUSTAKA
Singapura: Elsvier.
Amin, N. H., & Hardi, K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC. Jogjakarta: Mediaction publishing.
Black, J. M., & Hawks, H. J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis
Untuk Hasil yang di Harapkan (Edisi 8 bu). Singapore: Elsevier.
Gulanick, M., & Myers, J. (2017). Nursing Care Plans Diagnoses, Interventions
Huether, S. E., & McCance, K. L. (2017). Buku Ajar Patofisiologi (6th ed.).
Singapura.
Hurts, M. (2011). Belajar Mudah Keperawatan Medikal Bedah. 2016: EGC. Ignatavicius,
& Workman. (2010). Medical-Surgical Nursing Patient-Centered
LeMone, P., Burke, M. K., & Bauldoff, G. (2016a). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah (Medical Surgical Nursing:Critical Thinking in Patient Care. (L.
Ayu, Ed.). Jakarta: EGC.
LeMone, P., Burke, M. K., & Bauldoff, G. (2016b). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Vol 2 (V). Jakarta : EGC.
Lewis, & Et., A. (2017). Medical surgical Nursing: Assesment and Management of
clinical problems (VIII). Elsevier.
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Idrus, A., Simadibrata, M., & Setiati, S. (2009).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I (V). Jakarta : InternaPublishing.
nurarif, a. h., & h. k. (2015). buku asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan
NANDA NIC NOC (Vol. 1). yogyakarta: 2015.