(Skripsi)
Oleh
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
Oleh
Pelat adalah struktur planar kaku dengan elemen tipis yang secara khas terbuat dari
material monolit yang tingginya lebih kecil dibandingkan dengan dimensi lain dan
menahan beban transversal melalui aksi lentur masing-masing tumpuan. Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh dimensi balok anak terhadap momen lentur
pelat dua arah dengan menggunakan Metode Amplop dan Metode Elemen Hingga.
Data struktur pelat dan balok didapatkan dari Pembangunan Gedung Radioterapi
Rumah Sakit Umum Abdoel Muluk Bandar Lampung. Perhitungan Metode Amplop
menggunakan tabel koefisien momen dan pada Metode Elemen Hingga pelat dibagi
menjadi elemen – elemen yang lebih kecil agar hasil yang didapat menjadi lebih
sederhana dan mudah diperoleh. Program yang dipakai dalam analisis ini adalah
Microsoft Excel dan program SAP2000 sebagai pemodelan struktur pembanding.
Dari analisis ini diperoleh hasil momen lentur pada pelat dua arah dengan hasil yang
bervariasi. Hasil analisis menunjukan bahwa nilai momen pada Metode Amplop
yang tidak memasukkan dimensi balok anak lebih kecil dibandingkan dengan nilai
momen menggunakan Metode Elemen hingga dengan selisih berkisar 30% - 100%
pada dimensi balok anak 250 x 500 mm, 2% - 40% pada balok anak 300 x 400 mm,
dan 2% - 20% pada balok anak 300 x 600 mm pada momen lapangan dan
tumpuannya. sehingga penggunaan Metode Elemen Hingga lebih aman digunakan
dalam perhitungan struktur.
Kata kunci : Metode Amplop, Metode Elemen Hingga, Pelat Dua Arah.
ABSTRACT
By
Plates are rigid planar structures with thin elements typically made of monolith
material that are smaller in height compared to other dimensions and hold the
transverse load through the flexural action of each support. This analysis aims to
determine the effect of the dimensions of the secondary beam on the bending direction
of two-way plates using the Amplop Method and the Finite Element Method.
The data analysis was obtained from Radiotherapy Building of Abdoel Muluk
Hospital in Bandar Lampung. Analysis of Amplop Method uses moment coefficient
table and Finite Element Method plates are divided into smaller elements so the
results are simpler and easier to obtain. The programs used in this analysis are
Microsoft Excel and SAP2000 programs as modeling comparative structures.
From the analysis, the results of bending moments on two-way plates are obtained
with varying results. The results of the analysis show the moment value of the Amplop
Method which does not include the dimensions of secondary beam is smaller than
moment value using the finite Element Method and the difference ranges are from
30% - 100% on the dimensions of secondary beam 250 x 500 mm, 2% - 40% on
secondary beam 300 x 400 mm, and 2% - 20% on secondary beam 300 x 600 mm on
bending moment which is the analysis using Finite Element Method is safer to use for
analysis the plate structure.
Oleh
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP PENULIS
pada tahun 2011 kemudian melanjutkan Pendidikan tingat atas di SMA Negeri 1
Pada tahun 2014, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Sipil Universitas Lampung melalui jalur undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan
sebagai Sekertaris pada bidang Usaha dan Karya, Penulis juga mendapat kepercayaan
menjadi asisten dosen di Institut Teknologi Sumatera pada mata kuliah Mekanika
Tanah pada tahun 2018. Penulis melakukan Kerja Praktik pada Proyek
Lampung pada tahun 2017. Pada tahun 2018 penulis melakukan Kuliah Kerja
Tanggamus.
Motto Hidup
“Maju Terus Pantang Mundur”
(Anonymous)
" Tuhan, terimakasih atas segala yang Kau berikan sekalipun aku tidak layak
menerimanya. Dan ampuni aku, yang kerap mengkhawatirkan hari esok, seakan
Kau tak ada..”
(z.h)
“Once upon a time you were a little girl with big dreams thau you promised you’d
make real one day. Don’t disappoint that little girl”
(Shonda Rhimes)
“If Allah has written something to be yours – it will be. Time might be different.
The journey might be different. But it will be yours.
(Shaykh Mohammed Aslam)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan hasil kerja kerasku ini kepada :
akhirku ini..
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
Lentur pada Pelat Dengan Metode Amplop dan Metode Elemen Hingga” yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan sebesar-
besarnya kepada :
Lampung.
2. Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil,
3. Bayzoni, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing I skripsi saya yang telah
5. Hasti Riakara Husni, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji skripsi saya yang telah
9. Kedua orangtuaku tercinta, ayahku Johan Abdul Majid dan Ibuku Dwi
Wahyunanti yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa yang
10. Nenekku tercinta Maimunah Hadran yang telah menemani, menjaga, dan
11. Adik – adikku Aditya Abdurrahman Majid dan Azelia Deannova Majidd
13. Sahabat terbaikku, Adira Salsabila, Ameliza Indah Mahesa, Fazlina Amalia
Sunes, Wayan Anggi, Widyastuty Utami terima kasih sudah mau menerima
semua kekuranganku dan membantuku dalam susah dan senang selama ini.
14. Sahabatku tersayang, Bella Dwi Lestari, Novi Jayanti, Yuni Sartika,
terimakasih untuk segala dukungan, doa, serta kasih sayang selama 11 tahun
ini.
tahun ini telah berbagi kenangan yang tak akan pernah terlupakan, serta
seluruh angkatan yang sudah membantu selama masa perkuliahan ini yang
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan,
khususnya bagi penulis pribadi. Selain itu, penulis berharap dan berdoa semoga
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis,
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
Halaman
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………... iii
DAFTAR TABEL… ……………………………………………………………... iv
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
2. Rumusan Masalah………………………………………………..…… 2
3. Batasan Masalah……………………………………………………… 2
4. Tujuan Penelitian……………………………………………...……… 3
5. Manfaat Penelitian………………………………………….………… 3
IV. PEMBAHASAN
1. Analisis Perhitungan Pelat Dua Arah dengan Metode Amplop…...….. 38
2. Analisis Perhitungan Pelat Dua Arah dengan Metode Elemen
Hingga………………………………………………………………… 41
3. Permodelan Struktur Pelat dengan Aplikasi SAP2000………………. 58
4. Hasil Momen Lentur pada struktur pelat……………………………… 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gaya geser dalam pada berbagai jenis elemen pelat ……………….………5
2. Jenis perletakan pada pelat ………………………………………..……….6
3. Pelat satu arah………………………………………………………...…….7
4. Pelat dua arah…………………………………………………...…..………7
5. Koordinat lokal elemen balok…………………………….………...……...11
6. Transformasi koordinat elemen balok …………………….……..….….….12
7. Pendekatan elemen-hingga suatu pelat………………….………..………..17
8. Elemen Satu Dimensi ……………………...………………………………18
9. Elemen Dua Dimensi ……………………………………...………..……..19
10. Deskripsi Geometri Pelat …………………………………………..……...20
11. Segiempat MZC ……………………………………………………...……20
12. Kotak New Model………………………………………………...………..28
13. Nilai Define Grid System sesuai dengan pelat………...…..…… …………28
14. Gambar setelah diberi Line dan Area………………………........................29
15. Material Property Data pada beton. …………………………...………...…30
16. Shell Section Data pada pelat. …………………………..…...… …………31
17. Data balok induk dan balok anak pada struktur. ……….……… …………32
18. Kombinasi pembebanan pada struktur ………………………..…………...33
19. Pelat dibagi menjadi beberapa mesh………………………….....................33
20. Pembebanan pada pelat ………………………………………....................34
21. Analisis hasil SAP2000 ……………………………………………..…….35
22. Hasil deformasi struktur. …………………………………………..……...35
23. Diagram alir penelitian. ………………………………………….……….37
24. Denah Pelat Lantai ………………………………………………….……38
25. Penomoran node perpindahan pada pelat ……...…………………………42
26. Penomoran node perpindahan pada balok……………………...................43
27. Pembagian kondisi tepi pelat a pada balok……………….………………43
28. Dimensi kondisi tepi pelat yang ditinjau……………...…………….…….54
29. Jaringan 2 x 2 denah gambar setelah diberi line dan area …..……...…….58
30. Kombinasi pembebanan pada pelat ……………………………………...59
31. Analisis SAP20000 ………………………………………………........…59
32. Hasil deformasi struktur …………………………………………….……60
33. Gambar momen M11 dan M22………………………………...................60
Grafik 1. Selisih momen lapangan arah x dan y pada setiap balok anak …….... 65
Grafik 2. Selisih momen tumpuan arah x dan y pada setiap balok anak …….... 66
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Besarnya beban mati……………….………………………………… 8
2. Besarnya beban hidup. ………………….…………………………… 9
3 .Momen Pelat Persegi akibat beban merata kondisi tumpuan
bebas dan menerus atau terjepit elastis…………………………….. 15
4. Momen Pelat Persegi akibat beban merata kondisi tumpuan
bebas dan terjepit penuh ………..…………….………………..…... 16
5. Beban Mati pada Pelat ………………………………………….….. 39
6. Tipe pelat yang diamati ………..……………………….…...…..…. 40
7. Nilai Momen dengan Menggunakan Metode Amplop …………..… 41
8. Hasil Perhitungan nilai momen metode elemen hingga ……..…….. 57
9. Hasil Perhitungan Momen Lapangan dengan
Dimensi Balok Anak 250 x 500 mm ……………………..….…….. 62
10. Hasil Perhitungan Momen Tumpuan dengan Dimensi
Balok Anak 250 x500 mm ……………………………………….. 62
11. Hasil Perhitungan Momen Lapangan dengan Dimensi
Balok Anak 300 x 400 mm……………………………………...… 63
12. Hasil Perhitungan Momen Tumpuan dengan Dimensi
Balok Anak 300 x 400 mm……………………………………...… 63
13. Hasil Perhitungan Momen Lapangan dengan Dimensi
Balok Anak300 x 600 mm……………….……………………...… 64
14. Hasil Perhitungan Momen Tumpuan dengan Dimensi
Balok Anak300 x 600 mm……….……………………………...… 64
1
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pelat adalah elemen yang horizontal dan mendukung beban mati dan beban
adalah struktur planar kaku dengan elemen tipis yang secara khas terbuat dari
material monolit yang tingginya lebih kecil dibandingkan dengan dimensi lain dan
merupakan struktur bidang (permukaan) yang lurus (datar atau tidak melengkung)
yang tebalnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan dimensinya yang lain. Pelat
dapat ditumpu di seluruh tepinya, atau hanya pada titik-titik tertentu (misalnya
oleh kolom-kolom), atau campuran antara tumpuan menerus dan titik. Kondisi
tumpuan dapat berbentuk sederhana atau jepit. Beban statis atau dinamis yang
Pelat beton bertulang adalah struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan
bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada bidang
pada dibagi menjadi 2 yaitu : sistem perancangan pelat dengan tulangan pokok
satu arah (arah x) dapat disebut dengan pelat satu arah / one way slab dan sistem
perancangan pelat dengan tulangan pokok dua arah (arah x dan arah y) disebut
Sistem pelat dua arah dapat terjadi pada pelat tunggal maupun menerus, asal
perbandingan panjang bentang kedua sisi memenuhi. Persyaratan jenis pelat lantai
dua arah jika perbandingan dari bentang panjang terhadap bentang pendek kurang
dari dua. Beban pelat pada jenis ini disalurkan ke empat sisi pelat atau ke empat
balok pendukung, akibatnya tulangan utama pelat diperlukan pada kedua arah
pelat diberi tegangan yang berasal dari pembebanan maka menghasilkan lendutan
dan momen lentur untuk menentukan tebal pelat dan ukuran tulangan.
Perencanaan dan analisis pelat dua arah terdapat dua metode perhitungan yang
dapat digunakan yaitu metode amplop dan metode elemen hingga. Pada
perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung digunakan SNI 2847 (2013)
dan program yang dipakai adalah SAP 2000 dan Microsoft Excel.
2. Rumusan Masalah
Penulisan laporan tugas akhir ini menganalisis bagaimana pengaruh dimensi balok
anak pada perilaku struktur pelat dua arah dengan menggunakan metode amplop
3. Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini akan dianalisa struktur pelat dua arah dengan metode
amplop dan metode elemen hingga. Perhitungan dibantu program SAP 2000 dan
berdasarkan perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 2847 (2013).
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis pengaruh dimensi balok anak
terhadap momen lentur berdasarkan SNI 2847 (2013) dengan metode amplop dan
5. Manfaat Penelitian
c. Hasil analisis ini dapat digunakan oleh para perencana untuk bahan
1. Pelat
Struktur gedung beton bertulang terdiri dari pelat lantai yang dicetak ditempat
(insitu) agar menjadi kesatuan yang monolit dengan balok dan kolom. Balok-
balok terdiri dari balok anak dan balok induk juga merupakan struktur bentang
menerus dari bentang satu ke bentang lainnya. Pelat merupakan struktur bidang
atau permukaan yang lurus, (datar atau melengkung) yang tebalnya jauh lebih
kecil dibanding dengan dimensi yang lain. Dimensi suatu pelat bisa dibatasi
oleh suatu garis lurus atau garis lengkung. Pelat lantai merupakan panel-panel
beton bertulang yang mungkin bertulangan dua arah atau satu arah saja,
kategori utama (Szilard, 1974), yaitu : pelat kaku adalah pelat tipis yang
memiliki tegangan lentur (flexural rigidity), dan memikul beban dengan aksi dua
dimensi, terutama dengan momen dalam (lentur dan puntir) dan gaya geser
tranversal, yang umumnya sama dengan balok (contoh : Gambar 1.a) , membran
adalah pelat tipis tanpa ketegangan lentur dan memikul beban lateral dengan
gaya geser aksial dan gaya geser terpusat (contoh : Gambar 1.b): , pelat fleksibel
5
adalah gabungan dari pelat kaku dan membran dan memikul beban luar dengan
gabungan aksi momen dalam (contoh : Gambar 1.c), gaya geser tranversal dan
gaya geser pusat, serta gaya aksial, pelat tebal adalah pelat yang kondisi
1.d)
pembebanan, tetapi juga ukuran dan syarat-syarat tumpuan pada tepi. Dalam
pelat terdapat tiga komponen gaya dalam yaitu momen lentur, momen
6
puntir dan gaya geser transversal. Ada tiga jenis perletakan pada pelat seperti
1) Tertumpu bebas
b. Klasifikasi Pelat
sistem pendukung tersebut, pelat akan melendut dalam satu arah atau dua arah.
Pelat satu arah yaitu suatu lantai beton yang sistem pendukungnya
(berupa balok) berada di sisi kiri dan kanan pelat. Pelat persegi yang
perbandingan antar sisi panjang pelat atau bentang panjang (ly) dan
sisi lebar pelat atau bentang pendek (lx) > 2,0. Sistem pelat satu
7
arah bisa terjadi pada pelat tunggal maupun pelat menerus, asalkan
Sistem pelat lantai dua arah dapat juga terjadi pada pelat bentang
Perbandingan antar sisi panjang pelat atau bentang panjang (ly) dan
sisi lebar pelat atau bentang pendek (lx) < 2,0. Beban pelat lantai
pada jenis pelat ini disalurkan ke empat sisi pelat atau ke empat balok
𝐿𝑦
lx <2
𝐿𝑥
ly
Beban lantai dipikul dalam kedua arah oleh empat balok pendukung
c. Pembebanan Pelat
Dalam hal ini yaitu suatu proses atau cara membebankan suatu elemen
menjadi:
1. Beban Mati
Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat bangunan,
lantai.
2. Beban Hidup
Beban hidup merupakan semua beban yang terjadi akibat pemakaian atau
penghunian pada suatu gedung, termasuk beban – beban dari barang yang
gedung dan dapat diganti serta beban akibat air hujan pada pelat atap. (SNI
Khusus pada pelat atap beban hidup juga termasuk beban – beban yang
berasal dari air hujan, baik akibat genangan yang terjadi akibat hujan
400 kg/m2
(masjid gereja, ruang
6 Lantai dan balok dalam ruang pertemuan pegelaran/rapat, bioskop
dengan tempat duduk
tetap)
500 kg/m2
7 Panggung penonton (tempat duduk tidak tetap/
tempat penonton berdiri)
8 Tangga, bordes tangga dan gang 300 kg/m2 (no 3)
9 Tangga, bordes tangga dan gang 500 kg/m2 (no 4,5,6,7)
10 Ruang pelengkap 250 kg/m2 (no 3,4,5,6,7)
Pabrik, bengkel, gudang
11 Perpustakaan, ruang arsip, toko buku 400 kg/m2 (minimum)
Ruang alat dan mesin
Gedung parkir bertingkat
12 Lantai bawah 800 kg/m2
Lantai tingkat lainnya 400 kg/m2
13 Balkon yang menjorok bebas keluar 300 kg/m2 (minimum)
Sumber : Peraturan Pembebanan Bangunan Gedung SNI 1727 2013
d. Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan untuk beban minimum diatus dalam SNI 1727 2013
pembebanan yang digunakan untuk menahan beban hidup LL dan beban mati
DL adalah
2. Balok
Balok merupakan bagian struktur dari sebuah bangunan yang dirancang dan kaku
untuk mentransfer dan menahan beban terhadap elemen – elemen pada bagian
kolom. Balok pada konstruksi diletakkan pada ujung – ujung yang terhubung
11
pada kolom dan pelat bangunan dan diaplikasikan sebagai pengaku dan pengikat
struktur. Balok induk adalah balok yang berperan sebagai penyangga struktur
utama yang mengikat bagian kolom – kolom utama bangunan secara rigid. Balok
anak sendiri merupakan balok dengan dimensi yang lebih kecil dari balok induk
dan perhitungan struktur dinilai relatif mudah dan sederhana, dikarenakan desain
pada balok anak membagi luasan pada pelat agar tidak terjadi lendutan yang
berlebih dan juga berkurangnya getaran pada pelat lantai saat terjadi pergerakan
di atasnya.
Oleh karena itu balok anak didesain tidak di didesain untuk menerima beban
gempa, namun cukup untuk menerima beban mati dan hidup. Seluruh gaya-gaya
yang bekerja pada balok ini akhirnya didistribusikan ke pondasi melalui kolom
Balok memiliki 4 macam vektor gaya dan perpindahan pada struktur ini 2 untuk
sebelah kiri (joint i) dan 2 sebelah kanan (joint j). Koordinat balok disebut dengan
Setiap elemen diberi notasi nomer elemen dan nomer joint kiri (i) dan kanan (j).
Y
y
Vi i’ x
vi ui j
a
X
i Ui
Perpindahan ke 1:
12 EI
gi'
L3
6 EI
m j'
L2
1
6 EI
mi ' 12 EI
L2 g j'
L3
13
Perpindahan 2:
i 1
6 EI
gi
L2
4 EI
mi
L 2 EI
mj
6 EI L
gi
L2
Perpindahan ke 3:
12 EI 12 EI
g i' g j'
L3 L3
1
6 EI
mi ' 6 EI
L2 m j'
L2
Perpindahan ke 4:
6 EI
gj
6 EI L2
gi
L2
2 EI 2 EI
mi mj
L L
Hubungan antara gaya dan perpindahan yang sesuai dengan ilustrasi di atas:
12 EI 6 EI 12 EI 6 EI
g i 0.ui 3 .vi 2 . i 0.u j 3 v j 2 . j
L L L L
6 EI 4 EI 6 EI 2 EI
mi 0.u i 2 .vi . i 0.u j 2 .v j . j
L L L L
12 EI 6 EI 12 EI 6 EI
g j 0.ui 3 .vi 2 . i 0.u j 3 v j 2 . j
L L L L
14
6 EI 2 EI 6 EI 4 EI
m j 0.ui 2 .vi . i 0.u j 2 .v j . j
L L L L
12 EI 6 EI 12 EI 6 EI
g i 6LEI
3
L2 L3 L2 v
m 4 EI 6 EI 2 EI i
2
i L2 L L L i
12 EI 6 EI v
g j 3 2 j
6 EI 12 EI
2
m j L L L3 L j
6 EI 2 EI 6 EI 4 EI
2
L2 L L L
Persamaan di atas dalam sumbu koordinat lokal (sesuai elemen yang ditinjau) :
𝟏𝟐 𝟔 𝟏𝟐 𝟔
𝑳𝟐 𝑳
− 𝑳𝟐 𝑳
𝟔 𝟔
𝑬𝑰 𝑳
𝟒 𝑳
𝟐
K= 𝑳 𝟏𝟐 𝟔 𝟏𝟐 𝟔 ………………………………...………. (2.4)
− 𝑳𝟐 𝑳 𝑳𝟐
−𝑳
𝟔 𝟔
[ 𝑳
𝟐 −𝑳 𝟒]
3. Metode Amplop
Metode Amplop digunakan untuk mencari momen yang bekerja pada arah x dan
y, dengan cara penyaluran dan diberikan tabel koefisien momen lentur yang
berdasarkan Tabel 4 dan 5 yang parameternya adalah nilai ly/lx dan kondisi
Tabel 3.Momen Pelat Persegi akibat beban merata kondisi tumpuan bebas dan
menerus atau terjepit elastis
Momen Pelat persegi akibat beban merata (PBI'71)
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lx Mlx = 0.001.q.Lx2 x 44 52 59 66 73 78 84 88 93 97 100 103 106 108 110 112 125
Ly
Mly = 0.001.q.Lx2 x 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37 36 35 34 32 32 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 36 42 46 50 53 56 58 59 60 61 62 62 62 63 63 63 63
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 36 42 46 50 53 56 58 59 60 61 62 62 62 63 63 63 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35 34 34 34 34 34 13
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35 34 34 34 34 34 38
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 48 55 61 67 71 76 79 82 84 86 88 89 90 91 92 92 94
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 48 55 61 67 71 76 79 82 84 86 88 89 90 91 92 92 94
Mly = 0.001.q.Lx2 x 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49 49 48 48 47 47 19
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49 49 48 48 47 47 56
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 22 28 34 41 48 55 62 68 74 80 85 89 93 97 100 103 125
Mly = 0.001.q.Lx2 x 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79 79 79 79 79 79 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79 79 79 79 79 79 75
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63 63 63 63 63 63 63
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63 63 63 63 63 63 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10 10 9 9 9 9 13
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 31 38 45 53 59 66 72 78 83 88 92 96 99 102 105 108 125
Mly = 0.001.q.Lx2 x 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80 80 79 79 79 79 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80 80 79 79 79 79 75
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 60 66 71 76 79 82 85 87 88 89 90 91 91 92 92 93 94
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 60 66 71 76 79 82 85 87 88 89 90 91 91 92 92 93 94
Mly = 0.001.q.Lx2 x 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18 17 17 16 16 15 12
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 38 46 53 59 65 69 73 77 80 83 85 86 87 88 89 90 54
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 38 46 53 59 65 69 73 77 80 83 85 86 87 88 89 90 54
Mly = 0.001.q.Lx2 x 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50 49 49 48 48 48 19
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50 49 49 48 48 48 56
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 13 48 51 55 57 58 60 61 62 62 62 63 63 63 63 63 63
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 13 48 51 55 57 58 60 61 62 62 62 63 63 63 63 63 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34 34 33 33 33 33 13
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34 34 33 33 33 33 38
Catatan:
= Terletak bebas
= Menerus atau terjepit elastis
16
Tabel 4.Momen Pelat Persegi akibat beban merata kondisi tumpuan bebas dan terjepit
penuh
Momen Pelat persegi akibat beban merata (PBI'71)
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lx
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 44 52 59 66 73 78 84 88 93 97 100 103 106 108 110 112 125
Ly
Mly = 0.001.q.Lx2 x 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37 36 35 34 32 32 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 52 59 64 69 73 76 79 81 82 83 83 83 83 83 83 83 83
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 21 25 28 31 34 36 37 38 40 40 41 41 41 42 42 42 42
Mly = 0.001.q.Lx2 x 21 21 20 19 18 17 16 14 13 12 12 11 11 11 10 10 8
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 52 54 56 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 68 77 85 92 98 103 107 111 113 116 118 119 120 121 122 122 125
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 28 33 38 42 45 48 51 53 55 57 58 59 59 60 61 61 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 28 28 28 27 26 25 23 23 22 21 19 18 17 17 16 16 43
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 68 72 74 76 77 77 78 78 78 78 79 79 79 79 79 79 79
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 22 28 34 42 49 55 62 68 74 80 85 89 93 97 100 103 125
Mly = 0.001.q.Lx2 x 32 35 37 39 40 41 41 41 41 40 39 38 37 36 35 35 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 70 79 87 94 100 105 109 112 115 117 119 120 121 122 123 123 125
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 70 74 77 79 81 82 83 84 84 84 84 84 83 83 83 83 83
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 32 34 36 38 39 40 41 41 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Mly = 0.001.q.Lx2 x 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10 10 9 9 9 9 8
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 31 38 45 53 60 66 72 78 83 88 92 96 99 102 105 108 125
Mly = 0.001.q.Lx2 x 37 39 41 41 42 42 41 41 40 39 38 37 36 35 34 33 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 84 92 99 104 109 112 115 117 119 121 122 122 123 123 124 124 125
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 84 92 98 103 108 111 114 117 119 120 121 122 122 123 123 124 125
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 37 41 45 48 51 53 55 56 56 59 60 60 60 61 61 62 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18 17 17 16 16 15 13
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 55 65 74 82 89 94 99 103 106 110 114 116 117 118 119 120 125
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 21 26 31 36 40 43 46 49 51 53 55 56 57 58 59 60 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 26 27 28 28 27 26 25 23 22 21 21 20 20 19 19 18 13
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 60 65 69 72 74 76 77 78 78 78 78 78 78 78 78 79 79
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 60 66 71 74 77 79 80 82 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 26 29 32 35 36 38 39 40 40 41 41 42 42 42 42 42 42
Mly = 0.001.q.Lx2 x 21 20 19 18 17 15 14 13 12 12 11 11 10 10 10 10 8
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 55 57 57 57 58 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
Catatan:
= Terletak bebas
= Terjepit penuh
17
Metode elemen hingga adalah salah satu metode numerik yang digunakan dalam
salah satunya adalah pelat. Menurut F. Cirak (2012), Metode elemen hingga
elemen pelat yang tersusun dan dibatasi oleh garis-garis pertemuan yang lurus
atau lengkung dan sifat, bahan, dan perilaku harus sama dengan pelat semua atau
sebelum dibagi. Perhitungan dengan Metode Elemen Hingga ini distribusi akibat
gaya seperti beban atau tekanan. (Charles R. 2009). Pendekatan elemen hingga
elemen yang lebih kecil lagi. Maka metode elemen hingga terbagi menjadi
beberapa tipe elemen diantaranya elemen satu dimensi, dua dimensi, dan
tiga dimenesi. Namun tipe elemen yang digunakan pada penelitian ini
Elemen satu dimensi adalah elemen yang berupa garis lurus (line) dan
dibatasi oleh dua buah node pada kedua ujungnya, disebut elemen garis
1 2
(Sumber : Charles R. Stelee. Teori Metode Elemen Hingga, 2009)
Contoh dari elemen dua dimensi adalah elemen segitiga (triangle) dan
pada Pelat Lentur” menjelaskan bahwa pelat adalah suatu struktur solid 3
arah y). Dalam model teori yang telah dikembangkan, analisis dan
yang disebut permukaan referensi, yaitu bidang tengah pelat atau bidang xy
(z = 0).
Deskripsi ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Dengan permodelan in
(Sumber: Aplikasi Metode Elemen Hingga pada Pelat Lentur, Katili, 2003)
Kekakuan pada pelat akan menentukan besar momen yang terjadi pada pelat
itu sendiri. Berikut adalah segitiga MZC yang membahas elemen pelenturan
pelat.
(Sumber :R. Cook Concepts and Applications of Finite Element Analysis, 1996.)
dengan :
𝑻𝒔
[𝑇] = [ 𝑇𝑠
] dengan submatriks lainnya bernilai
𝑇𝑠
𝑻𝒔
nol….(2.6)
1 0 0
[𝑇𝑠] = [0 𝑏 0]……………………………………………….……….… (2.7)
0 0 𝑐
Dimana:
𝜈 = poisson ratio
Matriks Kekakuan pada pelat dan balok dapat didefinisikan menjadi Matriks
Jika elemen memikul beban merata q maka persamaan untuk beban q adalah
22
[Q*q] = q
𝑏/2 𝑐/2
∫−𝑏/2 ∫−𝑐/2[𝐿]𝑇 𝑑𝑥𝑑𝑦………………………………………………(2.8)
[Q*q] adalah dua belas gaya yang selaras dengan parameter perpindahan titik
1⁄4
b⁄24
- c⁄24
1⁄4
- b⁄24
[Q*q] = qcb - c⁄24 …………………………………………..……… (2.9)
1⁄4
b⁄24
c⁄24
1⁄4
- b⁄24
{ c⁄24 }
𝑀𝑥 1 𝑣 0 𝜎𝑥
𝐸𝑡 3 𝑣 1 0
[𝑀] = { 𝑀𝑦 } = { } { 𝜎𝑦 }………………………….(2.10)
12(1−𝑣 2 ) 1−𝑣
𝑀𝑥𝑦 0 0 2 𝜏𝑥𝑦
23
Komponen [S**] Matriks Kekakuan Lentur untuk Elemen Segiempat A Ghali. (2.11)
60p-2 +
60p2 – 12v
+ 42
30p2 + 20p2 - 4v
12v + 3 +4
-(30p-2 + -15 v 20p-2 - 4v simetris
12v + 3) +4
30p-2 - -30p2 + 3v -15p-2 + 60p-2 + S* =
60p2 + -3 12v + 3 60p2 – 12v
12v - 42 + 42
30p2 - 3v 10p2 + v - 0 -(30p2 + 20p2 - 4v
+3 1 12v + 3) +4
-15p-2 + 0 10p-2 + 4v -(30p-2 + 15 v 20p-2 - 4v
12v + 3 -4 12v 3 +4
-60p-2 + 15p2 - 12v 30p-2 - 3v -30p-2 - 15p2 + 3v 15p-2 + 3v 60p-2 +
30p2 + -3 +3 30p2 -12v -3 -3 60p2 – 12v
12v - 42 + 42 + 42
15p2 - 12v 10p2 + 4v 0 -15p2 - 3v 5p2 - v + 1 0 30p2 + 20p2 - 4v
-3 -4 +3 12v + 3 +4
-30p-2 + 0 10p-2 + v - -15p-2 - 3v 0 5p-2 - v + 30p-2 - 15 v 20p-2 - 4v
3v - 3 1 +3 1 60p2 + +4
12v - 42
-30p-2 - -15p2 - 3v 15p-2 + 3v -60p-2 + -15p2 + 30p-2 - 3v 30p2 - 3v -30p2 + 3v 15p-2 - 60p-2 +
30p2 -12v +3 –3 30p2 + 12v 12v + 3 +3 +3 –3 12v – 3 60p2 – 12v
+ 42 - 42 + 42
15p2 + 3v 5p2 - v + 1 0 -15p2 + 10p2 + 4v 0 30p-2 - 3v 10p2 + v - 0 -(30p2 + 20p2 - 4v
-3 12v + 3 -4 +3 1 12v + 3) +4
6p-1 +
4vc -4b -6vp 2vc 0 6p-1 0 -2b 0 0 0
6vp
6p+
4c -4vb -6p 2c 0 -6vp-1 0 -2vb 0 0 0
𝜎𝑖 6vp-1 𝐷∗𝑖
− -(1-v)
-(1-
(1-v)c -(1-v) 0
-(1-
(1-v) (1-v)b 0 -(1-v) 0 0 −
v)b v)c
𝜎𝑗 = 6p +-1 𝐷∗ 𝑗
− -6vp -2vc 0 -4vc -4b 0 0 0 -6p-1 0 -2b −
N/cb 6vp
𝜎𝑘 6p+
𝐷∗ 𝑘
− -6p -2c 0 -4c -4vb 0 0 0 -6vp-1 0 -2vb −
6vp-1
( 𝜎𝑙 ) ( 𝐷∗ )
-(1- -(1-
-(1-v) 0 (1-v)c (1-v) (1-v) 0 0 -(1-v) (1-v)b 0
v)b v)c
6p-1 +
6p-1 0 2b 0 0 0 4vc 4b -6vp 2vc 0
6vp
6p+
-6vp-1 0 2vb 0 0 0 4c 4vb -6p 2c 0
6vp-1
-(1- -(1-
-(1-v) 0 (1-v) 0 0 (1-v) (1-v)b (1-v)c -(1-v) 0
v)b v)c
6p-1 +
0 0 0 -6p-1 0 2b -6vp -2vc 0 -4vc 4b
6vp
6p+
0 0 0 -6vp-1 0 2vb -6p -2c 0 -4c 4vb
6vp-1
-(1- -(1-
-(1-v) 0 0 (1-v) 0 -(1-v) 0 (1-v)c -(1-v) (1-v)b
v)b v)c
24
25
Pendekatan Penelitian
perhitungan beruka angka atau bilangan. Hasil tersebut merupakan hasil dari
analisis struktur pelat dengan menggunakan Metode Amplop dan Metode Elemen
Hingga (Studi kasus pelat dua arah dengan mengunakan balok dan balok anak
pada Metode Elemen Hingga) dan menggunakan aplikasi SAP 2000 sebagai hasil
pembanding pada metode Metode Elemen Hingga. Pada penelitian analisis pelat
Data Penelitian
Radioterapi Rumah Sakit Umum Abdoel Muluk Bandar Lampung dengan fokus
penelitian adalah analisis struktur pelat dengan proses analisis struktur sesuai
Material = beton
Prosedur Penelitian
Metode Amplop
Menghitung beban yang bekerja yaitu beban mati dan beban hidup
Excel.
27
Langkah pertama adalah klik New Project, lalu pilih satuan KN,
Lines yaitu jumlah baris pada arah x, y dan z. Grid Spacing adalah
yang terdapat kolom dengan cara piluh Assign lalu Joint pilih
pilih Define lalu Materials lalu pilih Add New Materials dan akan
Thin dan pada Material Name pilih Beton lalu pada Thickness
Untuk mengisikan data balok induk dan balok anak sesuai dengan
data yang telah ada pilih Define lalu Section Properties kemudian
pilih Frame Sections dan akan muncul seperti pada Gambar 17.
Pada Section Name nama diisi seusai nama balok, dan pada
Dimensions diisi sesuai dengan data yang ada pada balok induk
Gambar 17. Data balok induk dan balok anak pada struktur.
mesh dengan cara memilih Edit, Edit Areas dan pilih Devide area.
diinginkan.
Analyze Option, pilih Space Frame. Setelah itu pilih Run dan akan
SAP2000.
Kerangka Penelitian
Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini dapat dilihat pada flow chart
berikut :
Mulai
Penyiapan Data
Studi Literatur
YA
A
37
Menganalisis
Menganalisis struktur pelat Menganalisis
struktur pelat menggunakan struktur pelat
Menggunakan Metode menggunakan
Metode Elemen Hingga software SAP
AMPLOP dengan Microsoft 2000
Excel
Pembahasan
Selesai
1. Kesimpulan
balok induk dan balok anak sehingga hasil yang didapatkan tidak
6. Pada dimensi balok anak 250 X 500 mm selisih nilai momen pada tiap
pelat pada Metode Amplop dan Metode Elemen Hingga yang didapat
tumpuannya,
7. Pada dimensi balok anak 300 X 400 mm selisih nilai momen pada tiap
pelat pada Metode Amplop dan Metode Elemen Hingga yang didapat
8. Pada dimensi balok anak 300 X 600 mm selisih nilai momen pada tiap
pelat pada Metode Amplop dan Metode Elemen Hingga yang didapat
tumpuannya
600 mm.
70
2. Saran
penentuan nomor pada tiap titik pada pelat dan harus memperhatikan
5. Hasil skripsi ini penulis hanya menganalisis momen lentur pada pelat
yang ada, sehingga karya tulis ini dapat dilanjutkan menjadi bahasan
layak pakai.
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, A., 2010. “Balok dan Plat dan Beton Bertulanh”, Juruan Teknik Sipil Fakultas
Teknik, Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Charles R. Steele. 2009. “Teori Metode Elemen hingga”. Singapore : The Mcgraw-Hill
Companies, Inc.
Hariandja, B. 2010 “Desain Beton Bertulang”. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Pramono, H. 2007. “Desain Konstruksi Plat dan Rangka Beton Bertulang dengan
SAP 2000 versi 9”. Yogjakarta : Penerbit Andi.
Slizard, R. 1974. “Teori dan Analisis Pelat Metode Klasik dan Numerik”. Jakarta :
Penerbit Erlangga.