Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1.1 DEFINISI
Morbili adalah Morbili adalah penyakit virus aku dengan demam, radang
selaput lendir dan timbulnya erupsi kulit berupa bercak dan bintik merah,
disusul pengelupasan ( aziz 2006 ) (Soegejanto, 2007) Campak adalah
pemyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi virus yang hidup pada
cairan lendir disaluran hidung, tenggorokan, dan didalam darah. Penyakit
ini juga tergolong sebagai penyakit menular. (Rimbi, 2014)
1.2 ETIOLOGI
a. Menurut Suriadi (2009), penyebab morbili adalah virus morbili yang
berasal dari sekret saluran pernafasan, darah dan urine dari yang
terinfeksi. Penyebaran infeksi melalui kontak langsung dengan droplet
dari orang yang terinfeksi. Masa inkubasi selama 10 – 20 hari, dimana
periode yang sangat menular adalah dari hari pertama hingga hari
keempat setelah timbulnya rash (pada umumnya pada stadium kataral).
b. Penyakit morbili disebabkan oleh virus yaitu virus morbili sendiri (
paramiksovirus, genius morbili). virus campak ini dapat hidup dan
berkembang biak pada selaput lendir tenggorokan, hidung, dan saluran
pernafasan. (Rimbi, 2014)
1.3 PATOFISIOLOGI
Penularan penyakit campak adalah dengan melalui droplet jalan
pernafasan. Penyakit ini ditandai dengan periode laten selama 10-14
hari dan 2-3 hari periode prodromal dengan nafas, batuk, pilek dan
konjungtivitis dan dikikuti dengan timbulnya ruam makulopapuler
yang khas. Timbulnya ruam bersamaan dengan timbulnya respons
imun dan permulaan hilangnya virus. Selanjutnya virus campak masuk
kelenjar getah bening yang berada di bawah mukosa. Di sini virus
memperbanyak diri kemudian masuk ke sel-sel jaringan limfe local.
Hal ini di tandai dengan ditemukannya retichuloendhotial giant cell
yang pertama kali ditemukan oleh Warthin dan Finkeldey. Amplifikasi
dari virus pada kelenjar limfe regional berakibat timbulnya viremia
dan penyebaran virus melalui pembuluh darah ke berbagai organ
tubuh. Oragn limfoid (Thymus, limpa dan kelenjar getah bening) dan
jaringan limfoid (misalnya appendiks dan tonsil) merupakan tempat
replikasi virus. Hal ini dapat di lihat dengan makin meningktnya sel
warthin pada jaringan limfe sebelum timbulnya ruam. Sel limfosit T-
supressor dan T- helper yang rentan terhadap infeksi, aktif membela
diri. Pada saat 5 – 6 hari sesudah infeksi awal, focus infeksi terwujud
yaitu ketika virus masuk kedalam pembuluh darah dan ketika
menyebar ke permukaan epitel erofaring, konjungtiva, saluran
pernafasan, kulit, kandug seni, dan saluran usus. Selanjutnya pada hari
9-10 fokus infeksi berada di saluran nafas. Pada saat itu muncul gejala
coryza (pilek) disertai dengan peradangan selaput konjungtiva yang
tampak merah (conjungtivitis). penderita tampak lemah disertai suhu
tubuh yang meningkat, tampak sakit berat sampai munculnya ruam
kulit (rash). Pada hari ke 11 tampak pada mukosa pipi di depan molar
3 suatu ulcera kecil koplik’s spot merupakan tempat virus tumbuh dan
selanjutnya mati, dan kelainan merupakan tanda pasti pathognomosis
untuk menegakan diagnosis. Akhirnya muncul ruam makulopapulat di
hari ke 14 sesudah awal infeksi dan pada saat itu antibody humoral
dapat di deteksi dan selanjutnya suhu tubuh menurun.
(Soegejanto, 2007).
1.4 MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Heryanti, 2015) Penyakit ini mempunyai tanda-tanda yang
terdiri dari 3 stadium :
a. Stadium Inkubasi Masa inkubasi campak berlangsung kira-kira 10
hari (8 hingga 12 hari). Walaupun pada masa ini terjadi viremia
dan reaksi imunologi yang ekstensif, penderita tidak menampakkan
gejala sakit.
b. Stadium prodromal Manifestasi klinis campak biasanya baru mulai
tampak pada stadium prodromal yang berlangsung selama 2 hingga
4 hari. Biasanya terdiri dari gejala klinik khas berupa batuk, pilek
dan konjungtivitis, juga demam. Inflamasi konjungtiva dan
fotofobia dapat menjadi petunjuk sebelum munculnya bercak
Koplik. Garis melintang kemerahan yang terdapat pada
konjungtiva dapat menjadi penunjang diagnosis pada stadium
prodromal. Garis tersebut akan menghilang bila seluruh bagian
konjungtiva telah terkena radang Koplik spot yang merupakan
tanda patognomonik untuk campak muncul pada hari ke- 10±1
infeksi. Koplik spot adalah suatu bintik putih keabuan sebesar
butiran pasir dengan areola tipis berwarna kemerahan dan biasanya
bersifat hemoragik. Tersering ditemukan pada mukosa bukal di
depan gigi geraham bawah tetapi dapat juga ditemukan pada
bagian lain dari rongga mulut seperti palatum, juga di bagian
tengah bibir bawah dan karunkula lakrimalis. Muncul 1 – 2 hari
sebelum timbulnya ruam dan menghilang dengan cepat yaitu
sekitar 12-18 jam kemudian. Pada akhir masa prodromal, dinding
posterior faring biasanya menjadi hiperemis dan penderita akan
mengeluhkan nyeri tenggorokkan.
c. Stadium erupsi Pada campak yang tipikal, ruam akan muncul
sekitar hari ke-14 infeksi yaitu pada saat stadium erupsi. Ruam
muncul pada saat puncak gejala gangguan pernafasan dan saat
suhu berkisar 39,5˚C
1.5 PENULARAN
Menurut (Rimbi, 2014) Meskipun penyakit campak termasuk
golongan penyakit yang ringan karena bisa sembuh sendiri, namun
penyakit ini harus tetap diwaspadai karena sangat mudah menular.
selain itu, bila tidak ada penannganan dan pengobatan yang lebih
serius, penyakit ini bisa berakibat fatal dan berujung kematian.
penyakit ini menular dengan cara-cara berikut :
a. Bersentuhan langsung atau melalui air liur dengan penderita
campak.
b. Penyebaran melelaui udara dari batuk dan bersin penderita .
Berada dalam satu ruangan dengan penderita juga
memungkinkan terjadinya penularan.
1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut NANDA 2015 pemeriksaan lanjutan :
a. Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni 2. Dalam
sputum, sekresi nasa, sedimen urin, dapat ditemukan adanya
multinucleated giant cell yang khas
b. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglubination inhibition dan
complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang
spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya rash dan mencapai
puuncaknya pada 2- 3 minggu kemudian. (Soegejanto, 2007)
1.7 PENCEGAHAN
Menurut (Rimbi, 2014)
1. Menghindari kontak langsung dengan penderita campak,
khususnya bayi atau anak yang belum dapat imunisasi.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pemberian asupan gizi
yang seimbang dan pemberian vitamin.
3. Menjaga kebersihan tubuh anak
4. Istrahat yang cukup.
1.8 KOMPLIKASI
Menurut (Rimbi, 2014)
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut :
a. Radang pari-paru
b. Radang saluran pernafasan.
c. Peradangan selaput ikat mata (konjungtivitis)
d. Infeksi telinga bagian tengah.

Anda mungkin juga menyukai