Anda di halaman 1dari 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

MELALUI METODE PERMAINAN SISWA KELAS II SD INPRES


12/79 CAKKE BONE KECAMATAN AWANGPONE
KABUPATEN BONE

Oleh : Ulmin

ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Membava Permulaan melalui metode


Permainan Siswa Kelas II SD Inpres 12/79 Cakke Bone Kecamatan Awangpone
Kabupaten Bone. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah metode permainan
dapat meningkatkan kemampuan membaca bahasa Indonesia para siswa kelas II
SD Inpres 12/79 Cakke Bone Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone. Tujuan
penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa
kelas II SD Inpres 12/79 Cakke Bone Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone
dengan manfaat meliputi manfaat teoritis dan praktis.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tingkat kelas yang berdaur ulang
siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas II SD Inpres 12/79 Cakke Bone Kecamatan
Awangpone Kabupaten Bone yang berjumlah 15 orang. Data penelitian adalah
data aktivitas hasil belajar siswa membaca permulaan yang menunjukkan bawa
adanya peningkatan yang berarti baik pada aktivitas guru maupun siswa yang
diperoleh dengan melalui teknik pengumpulan data yang terdiri dari observasi, tes
dan wawancara. Peningkatan dapat dilihat setiap siklus. Siklus I kualifikasi
kurang (K) dan siklus II kualifikasi baik (B) Kesimpulan penelitian ini adalah
penggunaan permainan kartu kata dapat meningkatkan keterampilan membaca
permulaan.

Kata kunci: kemampuan membaca, keberhasilan belajar.


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa (1) mendengarkan (2)
berbicara (3) membaca (4) menulis. Kemampuan membaca harus dikuasai oleh
siswa SD karena kemampuan membaca sangat berkaitan dengan seluruh proses
belajar mengajar.

Keberhasilan belajar mereka dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di


sekolah sangat di tentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka, karena
dengan membaca siswa mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan.
Membaca di Sekolah Dasar pada hakekatnya terbagi atas dua bagian, yaitu
membaca permulaan pada kelas I dan II dan membaca lanjut atau membaca
pengalaman untuk kelas III dan VI. Dalam kurikulum telah di tetapkan bahwa
untuk siswa kelas III dan VI adalah membaca lanjut disebut juga membaca
pemahaman, karena tujuannya adalah agar anak mampu memahami makna dan
mengambil manfaat dalam pesan yang disampaikan penulis kepada pembaca
(siswa). Siswa Membaca di Sekolah Dasar pada hakekatnya terbagi atas dua
bagian, yaitu membaca permulaan pada kelas I dan II dan membaca lanjut atau
membaca pengalaman untuk kelas III dan VI. Dalam kurikulum telah di tetapkan
bahwa untuk siswa kelas III dan VI adalah membaca lanjut disebut juga membaca
pemahaman, karena tujuannya adalah agar anak mampu memahami makna dan
mengambil manfaat dalam pesan yang disampaikan penulis kepada pembaca
(siswa). Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami
kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran.
Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi
yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku bacaan penunjang dan
sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Diperlukan pembelajaaran membaca
sejak usia dini.

Pengenalan kata adalah salah satu dasar bagi pembinaan kemampuan membaca
permulaan. Dapat dikatakan bahwa pengenalan kata merupakan kemampuan
prasarat untuk dapat membaca secara lancar dan teliti. Selanjutnya kelancaran dan
ketelitian merupakan dasar bagi proses pemahaman bacaan. Konsep pengenalan
kata dalam membaca permulaan meliputi sejumlah kemampuan, antara lain
kemampuan menghubungkan simbol-simbol tulisan dengan bunyi, kemampuan
menggunakan kata. Data hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada
akhir bulan September dengan guru dan siswa kelas II SD Inpres 12/79 Cakke
Bone Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone terungkap bahwa 1) metode
mengajar kurang bervariasi, 2) kurang melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran, dan 3) kurang membimbing siswa dalam kegiatan kelompok
permainan. Dan dari aspek siswa 1) siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran,
2) kurang mampu bekerja secara kelompok, dan 3) masih ada siswa melakukan
kegiatan lain pada proses pembelajaran. Sedangkan hasil wawancara dengan
siswa kelas II terungkap bahwa mereka kurang mampu membaca dengan lancar
serta kurang mengenal huruf dan suku kata.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti bermaksud untuk metode permainan untuk


meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas II guna melihat
pengetahuan dan kemampuan prosedural siswa pada membaca permulaan di SD
Inpres 12/79 Cakke Bone kecamatan Awangpone, Kab. Bone.

Rumusan masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh penggunaan


metode permainan dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa
kelas II di SD Inpres 12/79 Cakke Bone kecamatan Awangpone Kab.Bone”

Tujuan penelitian

untuk mengetahui pengaruh metode permainan terhadap pengetahuan dan


kemampuan siswa dalam membaca permulan sehingga dapat meningkatkan
kemampuan membaca bahasa Indonsia pada siswa kelas II SD Inpres 12/79
Cakke Bone kecamatanAwangpone Kab.Bone.

Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
penggunaan motode permainan dalam menigkatkan kemampuan membaca
permulaan di Sekolah Dasar
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
Sebagai pertimbangan dalam pemilihan metode pembelajaran. Dan
menambah variasi dalam kegiatan belajar mengajar supaya siswa tidak
jenuh.
b. Bagi siswa
Penerapan metode permainan mampu membantu siswa dalam
memahami dan meningkatkan kemampuan membaca permulaan
sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik.

Kajian pustaka

1. Kemampuan membaca permulaan


Pengusaan kemampuan membaca tidak dapat diperoleh secara spontan,
tetapi diperoleh secara sengaja ( melalui latihan intensif). Hal ini
diperoleh secara optimal melaluipembelajaran sejak SD.kemampuan
membaca yang ada pada diri siswa, khususnya pada siswa kelas rendah
perlu dilatih dengan banyak melakukan latihan-latihan berupa
permainan, sehingga kemampuan yang mereka miliki dapat
berkembang sebagaimana mestinya.
2. Pengertian membaca permulaan
Membaca permulaan adalah proses menghubungkan tulisan dengan
bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan diperuntukkan
pada siswa kelas awal. Penekanan membaca pada tahap permulaan
ialah proses perseptual yaitu pengenalan korespondensi rangkaian
huruf dengan bunyi-bunyi bahasa sementara itu proses memahami
makna lebih ditekankan di kelas-kelas tinggi.
3. Proses membaca permulaan di kelas rendah sekolah dasar
Pengajaran membaca dilandasi oleh pandangan teori skemata.
Berdasarkan pandangan teori skemata, membaca adalah proses
pembentukan makna terhadap teks. Sehubungan dengan teori
membaca ini, guru yang efektif seharusnya mampu mengarahkan
siswa agar lebih banyak menggunakan pengetahuan topik untuk
diproses ide dan pesan suatu teks. Oleh karena itu, guru perlu
memperhatikan kegiatan prabaca, saat baca dan pasca baca dalam
penyajian pengajaran membaca.
4. Jenis-jenis keterampilan membaca
- Membaca permulaan
- Membaca pemahaman
- Membaca dalam hati
5. Metode permainan
Dengan memberikan banyak kesempatan bagi anak dalam bermain dan
melibatkan mereka dalam proses pembelajaran mengenai emosi baik di
rumah maupun disekolah maka hal ini sangat bernilai positif bagi
perkembangan EQ mereka. Suasana permainan dan hiburan juga
dimasukkan dalam proses pembelajaran dikelas utamanya tingkat SD.
Salah satu prinsip mengajar yang mendukung hal tersebut yakni
prinsip hiburan dan permainan.

Kerangka pikir

Aspek guru

1. Metode mengajar yang kurang bervariasi


2. Kurang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran
3. Tidak membimbing siswa dalam kegiatan kelompok permainan

Aspek siswa
1. Siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran
2. Kurang mampu bekerjaa secara kelompok
3. Sebagian besar siswa melakukan kegiatan lain pada proses pembelajaran

Metode permainan

1. Siswa menyimak penjelasan guru tentang aturan permainan


2. Siswa dibagi menjadi lima kelompok heterogen
3. Siswa menyusun suku kata yang ada dalam teks bacaan yang sudah dibaca
nyaring di papan tulis
4. Setiap kelompok melakukan permainan sambil membaca tiap sukukata
yang digabungkan menjadi kata yang bermakna dengan cara melompat-
lompat sebelah kaki sambil membaca dengan suara nyaring
5. Dengan bimbingan guru setiap kelompok menyusun kata-kata di papan
tulis serta setiap kelompok melakukan permainan kembali untuk
menyusun kalimat dengan cara yang sama sambil membaca kata-kata yang
diloncatinya.

Kemampuan membaca meningkat.

Hipotesis tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir sebelumnya, maka hipotesis


dalam penelitian ini adalah “ jika metode permainan diterapkan dalam
pembelajaran membaca permulaan, maka membaca permulaan siswa kelas II SD
Inpres 12/79 Cakke Bone Kecamatan Awangpone Kabupate Bone meningkat.

Metode Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif untuk


mengkaji apakah penggunaan metode permainan dapat meningkatkan kemampuan
membaca permulaan siswa di kelas II SD Inpres 12/79 Cakke Bone Kecamatan
Awangpone Kabupaten Bone. Proses penelitian dalam tindakan merupakan
sebuah siklus atau proses daur ulang yang terdiri dari empat aspek fundamental.
Diawali dari aspek mengembangkan perencanaan kemudian melakukan tindakan
sesuai dengan rencana, observasi/ pengamatan terhadap tindakan, dan di akhiri
dengan melakukan refleksi. Kemampuan membaca permulaan yaitu proses
menghubungkan tulisan dengan bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang
digunakan diperuntukkan pada siswa kelas awal. Metode permainan adalah
aktivitas yang dikejar oleh individu atau kelompok untuk mendapatkan
kesenangan tanpa sesuatu motif yang tersembunyi.

Hasil penelitian dan pembahasan

Berdasarkan data siklus pertama disimpulkan bahwa pencapaian implementasi


rencana pemblajaran membaca permulaan aspek guru adalah sangat rendah.
Karena guru belum melaksanakan langkah-langkah penggunaan permainan kartu
kata secara sempurna. Guna meningkatkan keberhasilan guru menggunakan
metode permainan, maka dilakukan refleksi yitu guru harus menguasai langkah-
langkah pembelajaran yang telah ditentukan dan melakukan semua kegiatan yang
direncanakan baik pada tahap penyusunan alat peraga sampai pada saat
mengetahui konsep membaca permulaan dengan baik, guru harus membimbing
siswa dalam penggunaan alat peraga sampai siswa bisa memahami bacaan yang
dibaca. Hasil observasi selama kegiatan pembelajaran pada kegiatan awal yang
terdiri dari a) melakukan kegiatan pembelajaran b) uranf mengelolah kelas, c)
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan d) apresiasi (tanya jawab). Pada kegiatan
akhir mengalami peningkatan dari 15 siswa semuanya menjawab pertanyaan
dengan baik. Rata-rata kelas mencapai 7,2. Ketuntasan belajar 100%.
Keberhasilan siswa ditandai keaktifan siswa mengikuti pembelajaran baik dalam
diskusi kelompok serta hasil evaluasi pada tes formatif I dan II.

Simpulan

Penggunaan metode permainan dalam pembelajaran membaca permulaan dapat


meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas II SD Inpres 12/79 Cakke Bone
Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone. Hal ini terbukti dengan adanya
perkembangan kemampuan belajar siswa dari siklus kualifikasi sedang meningkat
menjadi kualifikasi sangat tinggi pada siklus II.
Daftar pustaka

Ahmadi, Abu.1991. Psikologi Perkembangan. Rineka Cipta , Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara

Budiasih, Darmiati, Zuchdi. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di


Kelas Rendah, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Chaplin, 1997. Kamus Lengkap Psikologi. Rajagrafindo Persada, Jakarta

Depdiknas. 2006, KTSP, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta

Dowshen, M.D., Steven A.2002. Petunjuk Lengkap Untuk Orang Tua. Raja
Grafindo Persada, Jakarta

Farida Rahim.2007, Pengajaran Membaca Di SD Jakarta : Bumi Aksara.

Henry, 1994. Statistika Dasar, Jakarta : Universitas Terbuka

Mayke.2005. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran. Jakarta : remaja Rosdakarya

Muslimin,dkk. 2008. Panduan Penulisan Skripsi. (PGSD) Universitas Negeri


Makassar

Nasution.1995. Asas-Asas Kurikulum. Bumi Aksara, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai