Anda di halaman 1dari 28

BATUBARA-HTKB 530

Swabakar (Spontaneous
Combustion)

Agus Triantoro, S.T., M.T.


Yuniar Siska Novianti, S.T., M.T.
• P1 Pendahuluan & Kontrak
• P2 Geologi Batubara (Proses Pembentukan Batubara)
• P3 Genesa Batubara (Komponen Pembentuk Batubara)
• P4 Rank, Karakterisasi Batubara
• P5 Analisis & Sampling Paramter Kualitas Batubara
• P6 Basis Data
• P7 Petrologi & Maseral Batubara
• P8 UTS
• P9 Pengantar Kegiatan Eksplorasi Batubara
• P10 Pengantar Kegiatan Penambangan Batubara Terbuka
• P11 Pengantar Kegiatan Penambangan Batubara Bawah Tanah
• P12 Pengantar Pengolahan Batubara
• P13 Pengantar Kegiatan Pemasaran Batubara
• P14 Swabakar Batubara
• P15 Pengantar Pemanfaatan Batubara
• P16 UAS
Swabakar (Spontaneous Combustion)

Swabakar (Spontaneous Combustion)


adalah pembakaran yang terjadi dengan
sendirinya. Swabakar dapat terjadi pada
berbagai tempat penambangan batubara
(tambang terbuka atau tambang dalam) atau
bahkan pada stockpile batubara.
Swabakar pada Tambang Terbuka
• Batu bara dari semua rank dan jenis dapat
memanas dengan sendirinya (disebut
selfheating) dan terbakar secara spontan
(spontaneous combustion) di dalam
stockpile.
• Terjadinya self heating karena adanya
absorpsi air pada batu bara kering atau
setengah kering, dan terjadinya oksidasi
pada permukaan yang telah peka oleh
oksigen dari udara
Faktor yang Mempengaruhi

Faktor-faktor yang berpengaruh pada kenaikan


suhu dari stockpile, yaitu:
• Kecepatan pembangkitan panas, akumulasi
panas, dan kecepatan menghilangnya panas;
• Kecepatan oksidasi dan ukuran partikel;
• Kandungan moisture batu bara dan kelembaban
udara.
Mendeteksi adanya Swabakar
Pada stockpile, seringkali penunjuk pertama dari
pembakaran spontan adalah kekaburan dan kepulan uap
air. Karbon monoksida dan gas-gas yang lainnya juga
konsentrasinya naik. Untuk penyimpanan batu bara di
tempat tertutup seperti silo, bungker, palka kapal, dsb.
dapat dikerjakan analisis gas, memonitor suhu permukaan,
dan permukaan bawah stockpile. Pengukuran suhu
permukaan dikerjakan menggunakan detektor infra merah,
misalnya termometer infra merah dapat mengukur suhu 0-
2000C. Pengukuran suhu permukaan bawah dikerjakan
menggunakan suatu termometer atau termokopel.
Penumpukan Batubara Mencegah
Swabakar
• Segresi dari batubara berukuran besar sekeliling dasar
tumpukan harus dihindarkan, karena ini membantu
pergerakan bebas dari udara.
• Kekompakkan harus dikerjakan secara sistematis pada
lapisan-lapisan, katakanlah dengan ketebalan 0.5 sampai
1 m. permukaan yang horizontal maupun campuran disisi
stockpile harus padat. Harus dikerjakan pembuatan
kontur dari permukaan agar ada fasilitas untuk drainase
air hujan dan air semprotan.
Penumpukan Batubara Mencegah
Swabakar
• Tinggi tumpukan dan sudut kemiringan
Penyeragaman tinggi maksimal 11-12 m, sudut antara
dasar (tanah) dengan batubara harus 150 dan 300
• Ketinggian stacker
Ketinggian penuangan dari ujung stacker harus
diperkecil, terutama untuk batubara yang mudah pecah
dan cenderung menimbulkan pembakaran spontan
• Cara-cara lainnya
melindungi stockpile dari tiupan angin, cara mengambil
kembali batu bara dari stockpile, penyemprotan dengan
air terhadap batu bara yang panas, dan menggunakan
antioksidansia serta melapisi permukaan untuk
menghindarkan meresapnya udara.
Swabakar pada Tambang Bawah Tanah
• Menimbulkan kebakaran besar dan tak terkendali,
• Menyebabkan cedera, kematian para pekerja yang ada
dalam tambang,
• Menyebabkan hancurnya pertambangan, karena dapat
berproduksi lagi, dan harus ditutup untuk selama-
lamanya.
• Swabakar dapat juga menimbulkan keracunan akut, yang
berasal dari asap atau gas-gas yang teremisi ke udara
dalam tambang itu
• Memicu terjadinya ledakan yang besar, jika pada saat
terjadi swabakar itu timbul awan debu batubara yang
banyak
Proses Terjadinya Swabakar
1. Swabakar batubara terjadi akibat proses
oksidasi batubara di dalam udara.
2. Batubara pada kondisi terbuka di udara dapat
menyerap oksigen dalam waktu lama dan
perlahan-lahan akan terjadi proses oksidasi
yang menghasilkan proses panas.
3. Apabila panas ini terakumulasi karena tidak
dilepas atau didinginkan, maka temperaturnya
meningkat, yang akhirnya mencapai titik nyala
(ignition point) dan terbakar menimbulkan api
Proses Terjadinya Swabakar
Underground spontaneous combustion of
coal
1. Peristiwa oksidasi terjadi secara perlahan-lahan pada
bagian sisi atau dinding batubara (coal wall) atau
batubara sisa, di jalan tambang (roadway) yang
terventilasi.
2. Ketika kondisi panas yang larut dalam aliran udara itu
tidak besar, maka temperatur batubara akan naik lebih
panas dari udara di sekelilingnya. Gejala ini dapat
terlihat dari adanya fatamorgana tipis di atas batubara
sisa tersebut.
Underground spontaneous combustion of
coal
3. Jika tidak terjadi pemancaran panas (lepasnya panas oleh
aliran udara), maka temperatur batubara akan naik
mencapai antara 600C sampai 1500C, yakni pada tempratur
pertama (T1).
4. Jika kondisi pemanasan seperti tersebut di atas berlangsung
terus, maka temperatur akan naik secara lebih cepat dan
pada satu saat akan mencapai titik pengapian (ignition point)
dan untuk selanjutnya terjadilah kebakaran (combustion)
pada posisi temperatur (T2), yakni antara 2000C sampai
4000C. Jarak antara T1 dan T2 dikenal sebagai temperatur
pemanasan awal (initial heating stage) yang dapat dilihat dari
adanya gas-gas keluar dari lapisan batubara itu. Jika
temperatur telah melewati T2, maka sudah terjadi
keterlambatan dalam mendeteksi swabakar.
Lokasi yang Mudah Terjadi Swabakar
• Lokasi runtuhan atap lorong
• Sekitar patahan lapisan batubara
• Diantara lorong bersebelahan yang terjadi retakan
• Lorong yang telah di sealing, namun kekedapannya kurang
baik
• Lokasi dimana terdapat lapisan batubara rapuh sehingga
mudah menjadi serbuk
• Ruang bekas penggalian batubara, dimana penutupan
(sealing) kurang baik
• Sekitar atap lorong bekas penambangan yang dilakukan
dengan system slicing
• Tempat yang terjadi retakan atau serbuk batubara akibat
tekanan batuan
Lokasi yang Mudah Terjadi Swabakar
Faktor-faktor yang dapat Memicu
Terjadinya Swabakar
1. Sifat Batubara
• Proses Pembatubaraan (coalification)

• Batubara Bubuk (pulverization of coal)


Faktor-faktor yang dapat Memicu
Terjadinya Swabakar
• Kandungan Kelembaban (moisture)
Keberadaan kelembaban (moisture content) dalam
batubara mempercepat terbentuknya panas, karena
adanya penguapan (evaporation) kelembaban itu
membantu ventilasi alam dan mempercepat
terjadinya penembusan oksigen ke dalam batubara
• Kandungan zat terbang (volatile matter content)
Batubara yang mempunyai kandungan zat terbang
yang tinggi (high volatile matter) sering mengalami
swabakar.
Faktor-faktor yang dapat Memicu
Terjadinya Swabakar
• Kandungan Sulfida besi (iron sulfide)
Sulfida besi bukanlah penyebab utama terjadinya
swabakar pada batubara, tetapi karena sifat dari
sulfida besi yang sangat mudah mengalami oksidasi
hingga terbentuk panas
• Kandungan Posphor (phosphore content)
Kandungan posphor yang tingggi dalam batubara
dapat mempermudah terjadinya swabakar walaupun
secara tidak langsung
Sifat Batubara yang Menimbulkan
Swabakar
Faktor-faktor yang dapat Memicu
Terjadinya Swabakar
2. Kondisi Lapisan dan Geologi Batubara
• Ketebalan lapisan batubara
Swabakar sering terjadi pada lapisan batubara yang
tebal dan sebaliknya pada lapisan batubara tipis,
peristiwa swabakar jarang terjadi
• Kedalaman lapisan batubara
Potensi terjadinya swabakar akan bertambah seiring
dengan makin dalamnya posisi lapisan batubara dari
permukaan bumi
Faktor-faktor yang dapat Memicu
Terjadinya Swabakar
• Kemiringan lapisan batubara
Makin curam kedudukan lapisan batubara, semakin
besar kemungkinan terjadinya swabakar
• Lapisan pada zona tidak stabil dan patahan
Lapisan batubara pada zona tak stabil (disturbed
zone) dan daerah patahan atau rekahan (fracture)
akan sangat mudah terjadi swabakar.
Faktor-faktor yang dapat Memicu
Terjadinya Swabakar
• Lapisan pengotor dan batubara kualitas rendah
Lapisan pengotor batubara dan batubara kualitas
rendah (coally shale) cenderung mudah mengalami
swabakar, karena pada saat proses penambangan
adakalanya lapisan pengotor dan batubara kualitas
rendah yang biasanya mudah remuk dibuang begitu
saja dalam tambang sehingga lapisan pengotor
dalam batubara akan mengalami proses oksidasi dan
swabakar
Faktor-faktor yang dapat Memicu
Terjadinya Swabakar
3. Metode Penambangan
• Batubara sisa (remained coal)
Batubara sisa yang telah hancur menjadi serbuk
(pulverized) dan pillar-pillar yang ditinggalkan ini akan
mengalami proses oksidasi selanjutnya menimbulkan
terjadinya swabakar.
• Kebocoran udara (air leakage)
Kebocoran udara pada daerah bekas penambangan
(goaf area) dapat menyebabkan terjadinya swabakar.
Perbedaan tekanan antara udara masuk dan udara
keluar pada permukaan kerja (mining face) dengan
goaf area dapat menyebabkan terjadinya kebocoran
udara (air leakage)
Faktor-faktor yang dapat Memicu
Terjadinya Swabakar
4. Kondisi Lingkungan Tambang Batubara Bawah Tanah
• Temperatur daerah tambang bawah tanah
Semakin tinggi temperatur, oksidasi batu bara akan
semakin cepat terjadi, sehingga apabila temperatur di
tambang bawah tanah meningkat, akan mudah
terkena pengaruh tersebut.
• Tekanan udara (air pressure)
Perubahan tekanan disebabkan oleh adanya
perubahan tekanan atmosfir atau disebabkan oleh
perubahan kondisi ventilasi. Pada waktu tekanan
udara rendah, gas teremisi keluar dan bersama
dengan naiknya tekanan udara, udara segar akan
meresap masuk
Faktor-faktor yang dapat Memicu
Terjadinya Swabakar

5. Sistem Peranginan
Perubahan dari udara buang ke udara masuk, akan
mengurangi kelembapan di sekeliling lorong dan di
bagian dalam retakan akibat perubahan kelembapan,
yang mana menghilangkan efek pendinginan, sehingga
akan berubah menjadi keadaan yang semakin mudah
teroksidasi
Tanda-tanda Swabakar
• Terjadi kenaikan suhu pada bagian terowongan
• Terjadi tetesan air pada permukaan dinding dan pillar batubara
• Terjadi kabut yang memenuhi lorong
• Terciumnya bau pembusukan dan bau manis
• Terbentuknya gas-gas CO, CO2, CH4, C2H4
• Makin jelasnya bau minyak yang menyengat hidung dan
tenggorokan
• Makin jelasnya bau minyak hingga berubah menjadi bau ter
• Timbul bau asap kebakaran kayu, jika bau kayu terbakar
menandakan dekat api
• Bau asap
• Muncul nyala api (flame)

Anda mungkin juga menyukai