Anda di halaman 1dari 12

I.

Judul Percobaan : Penentuan [Mn2+] Sebagai MnO4- Metode Adisi Standar Ganda
II. Praktikan : Nur Fitri, Kelas : XII AK 4, Kel : 4
III. Guru Pembimbing : Ibu Danty S.pd
IV. Tanggal Percobaan : 20 September 2016
V. Tanggal Laporan : 26 September 2016
VI. Tujuan Percobaan : Menentukan konsentrasi Mn2+ dengan metode adisi standar ganda
VII. Prinsip Percobaan :
Sejumlah tertentu larutan Mn2+ yang akan ditentukan konsentrasinya, dioksidasi oleh
KIO4 pada suasana asam dan panas menjadi MnO4- yang berwarna ungu, dan dibuat pula
standar adisi dari sampel tersebut. Larutan sampel dan standar adisi diukur serapannya pada λ
maksimum. Berdasarkan hukum Lambert-Beer, A = ε × b × c maka serapan akan sebanding
dengan konsentrasinya. Konsentrasi Mn2+ didapat dengan membuat grafik hubungan antara
absorban versus konsentrasi larutan.
VIII. Dasar Teori :

Spektrofotometri UV-Vis adal ah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber
REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm)
dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik
yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak
dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada
interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut
spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan
materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi.

Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri :

Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis) mengenai
suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu
molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga
terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi),
berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi.

Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron dari
keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik.
Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau
elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar
elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio.

Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu yang ada
dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya yang memiliki
panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan
dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.

Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai
permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah It/I0 atau
I0/It (perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses
penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:
dari gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak di banding
cahaya setelah melewati sel sampel.

Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan
diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi:
“jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau
ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal
larutan”.

Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya cahaya yang
𝐼𝑡 𝐼𝑡
hamburkan: 𝑇= atau %𝑇 = ×100%
𝐼𝑜 𝐼𝑜

𝐼𝑡
dan absorbansi dinyatakan dengan rumus: 𝐴 = −log𝑇 = −log 𝐼𝑜

dimana Io merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas cahaya setelah melewati
sampel.

Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai: A= a . b . c atau A = ε . b . c

dimana:

A = absorbansi

b = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)

c = konsentrasi larutan yang diukur

ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)

a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).

Metode Adisi Standar

Metode ini dilakukan dengan menambahkan larutan standar ke dalam larutan cuplikan dan
pengukuran absorbansi terhadap larutan cuplikan maupun campuran cuplikan dan standar. Akibat
kalibrasi mempunyai komposisi larutan cuplikan yang dianalitis baik konsentrasi analit maupun zat
lainnya yang terdapat dalam cuplikan untuk mengurangi pengaruh beberapa komponen cuplikan
terhadap absorbansi. Contoh : absorbansi beberapa kompleks berwarna ion-ion logam menurun
dengan adanya ion-ion ini untuk membentuk kompleks tak berwarna dengan ion-ion logam. Sebagai
akibatnya reaksi tidak sempurna dan absorbansi menurun.
Pengaruh tersebut dapat dihilangkan ke dalam larutan standar yang jumlahnya sesuai dengan jumlah
yang ada dalam cuplikan. Namun bila bahan yang kompleks seperti tanah, mineral, dan abu tanaman
dianalitis, maka pembuatan standar yang mendekati ke dalam larutan standar yang jumlahnya sesuai
dengan jumlah yang ada dalam cuplikan. Namun bila bahan yang kompleks seperti tanah, mineral,
dan abu tanaman dianalitis, maka pembuatan standar yang mendekati komposisi sebenarnya sangat
sulit dilakukan, oleh karena itu diperlukan suatu metode khusus yang dapat membantu menghindarkan
pengaruh tersebut. Metode khusus ini disebut metode standar adisi.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian menggunakan metode adisi standar untuk dipakai secara luas karena mampu
meminimalkan kesalahan yang disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan (matriks) sampel dan
standar.

Berdasarkan hukum Beer akan berlaku hal-hal berikut:

Ax = k. Cx

At = k ( Cs + Cx )

Dimana:

Cx = kadar zat sampel

Cs = kadar zat yang ditambahkan ke dalam larutan sampel

Ax= absorbansi zat sampel (tanpa penambahan zat standar)

At = absorbansi zat sampel + zat standar

Jika kedua rumus digabung maka diperoleh:

𝐴𝑥
Cx = Cs ×
𝐴𝑡−𝐴𝑥
Konsentrasi analit dalam sampel dapat dihitung dengan membuat grafik At lawan Cs. Dengan
mengekstrapolasi At = 0 pada grafik atau mensubstitusikan nilai Y = 0 (absorbansi = 0) akan
diperoleh kadar analit dalam sampel, sehingga diperoleh:

𝐴𝑥
Cx = Cs ×
0 −𝐴𝑥
𝐴𝑥
Cx = Cs ×
−𝐴𝑥
Cx = - Cs

Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan yang digunakan memenuhi
kriteria-kriteria berikut:

1.Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan dengan panjang
gelombang tunggal (monokromatis).
2.Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi oleh molekul yang
lain yang ada bersama dalam satu larutan.

3.Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang sama.

4.Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya larutan yang diukur harus
benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid atau suspensi yang
ada di dalam larutan.

5.Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan menggangu kelinearan grafik
absorbansi versus konsentrasi.

Mangan

Mangan adalah suatu unsur kimia yang mempunyai nomor atom 25 dan memiliki symbol Mn.
Mangan ditemukan oleh Johann Gahn pada tahun 1774 di Swedia. Logam mangan berwarna putih
keabu-abuan. Mangan termasuk logam berat dan sangat rapuh tetapi mudah teroksidasi. Logam dan
ion mangan bersifat paramagnetic. Hal ini dapat dilihat dari obital d yang terisi penuh pada
konfigurasi electron. Mangan mempunyai isotop stabil yaitu 55.

Mangan termasuk golongan transisi . Memiliki titik lebur yang tinggi kira-kira 1250°C. Ia
bereaksi dengan air hangat membentuk mangan(II) hidroksida dan hidrogen. Mangan cukup
elektropositif, dan mudah melarut dalam asam bukan pengoksidasi. Selain titik cairnya yang tinggi,
daya hantar listrik merupakan sifat-sifat mangan yang lainnya. Selain itu, mangan memiliki kekerasan
yang sedang akibat dari cepat tersedianya elektron dan orbital untuk membentuk ikatan logam.

Mangan membuat sampai sekitar 1000 ppm (0,1%) dari kerak bumi, sehingga ke-12 unsur
paling berlimpah di sana. Tanah mengandung mangan 7-9.000 ppm dengan rata-rata 440 ppm. air laut
yang hanya 10 ppm mangan dan suasana mengandung 0,01 μg / m 3. Mangan terjadi terutama sebagai
pyrolusite (MnO2), braunite, (Mn2+ Mn3+6) (SiO12), psilomelane (Ba, H2O ) 2Mn5O10, dan ke tingkat
yang lebih rendah sebagai rhodochrosite (MnCO3).

Pyrolusite bijih mangan (MnO2) merupakan bentuk mangan yang paling pentiing yang
tersedia di alam. Lebih dari 80% dari sumber daya Bijih mangan penting biasanya menunjukkan yang
erat kaitannya dengan bijih besi. Tanah yang berbasis mangan dunia dikenal ditemukan di Afrika
Selatan dan Ukraina, endapan mangan penting lainnya berada di Australia, India, Cina, Gabon dan
Brasil. Pada tahun 1978 diperkirakan 500 miliar ton nodul mangan ada di di dasar laut. Usaha-usaha
untuk menemukan metode ekonomis nodul mangan panen ditinggalkan pada 1970-an.

Sifat Fisika

Mangan merupakan unsur yang dalam keadaan normal memiliki bentuk padat. Massa jenis
mangan pada suhu kamar yaitu sekitar 7,21 g/cm3, sedangkan massa jenis cair pada titik lebur sekitar
5,95 g/cm3. Titik lebur mangan sekitar 1519oC, sedangkan titik didih mangan ada pada suhu 2061oC.
Kapasitas kalor pada suhu ruang adalah sekitar 26,32 J/mol.K.

Sifat Kimia

1. Reaksi dengan air


Mangan bereaksi dengan air dapat berubah menjadi basa secara perlahan dan gas hidrogen
akan dibebaskan sesuai reaksi:

Mn(s) + 2H2O → Mn(OH)2↓ +H2↑

2. Reaksi dengan udara


Logam mangan terbakar di udara sesuai dengan reaksi:

3Mn(s) + 2O2 → Mn3O4(s)

3Mn(s) + N2 → Mn3N2(s)

1. Reaksi dengan halogen


Mangan bereaksi dengan halogen membentuk mangan (II) halida, reaksi:
Mn(s) +Cl2 → MnCl2
Mn(s) + Br2 → MnBr2
Mn(s) + I2 → MnI2
Mn(s) + F2 → MnF2

Selain bereaksi dengan flourin membentuk mangan (II) flourida, juga menghasilkan mangan
(III) flourida sesuai reaksi:

2Mn(s) + 3F2 → 2MnF3(s)

2. Reaksi dengan asam


Logam mangan bereaksi dengan asam-asam encer secara cepat menghasilkan gas hidrogen
sesuai reaksi:
Mn(s) + H2SO4 → Mn2+(aq) + SO42-(aq) + H2(g)

3. Reaksi dengan kalium periodat (KIO4)


Larutan mangan(II) sulfat sangat asam (asam keras) dengan asam sulfat atau asam nitrat atau
(paling baik) dengan asam fosfat 0,2-0,3 g kalium periodat ditambahkan, dan larutan
dididihkan selama 1 menit. Terbentuk larutan permanganat. Klorida-klorida tak boleh ada;
jika ada, klorida harus dihilangkan dengan menguapkan dengan asam sulfat atau nitrat,
sebelum menguji :
2Mn2+(aq)+3H2O(l)+5IO4-(aq) → 2MnO4-(aq) + 6H+(aq) + 5IO3-(aq)

(tb) (tb) (tb) (ungu) (tb) (tb)

Faktor yang mempengaruhi Mangan

Kadar mangan yang berada dalam air dipengaruhi apakah air tersebut dekat dengan sumber
air atau tidak, misalnya air tanah dalam yang banyak mengandung MnO2.

Selain itu, mangan dalam air juga dipengaruhi oleh zat lain yang berada dalam air. Mangan
bersifat sangat tidak larut dalam air yang mengandung CO2, dalam kondisi anaerobik ini, MnO2
tereduksi menjadi Mn(II). Sedangkan dalam air yang banyak mengandung oksigen, mangan akan
membentuk endapan dan membuat air berwarna kecoklatan atau kehitaman.
IX. Alat & Bahan :
- Alat : 6. Kuvet - Bahan :
1. Spektrofotometri Visible 7. Neraca analitik 1. KIO4
2. Gelas kimia 100 mL 8. Labu ukur 50,100 mL 2. MnSO4.H2O
3. Buret mikro 10 mL 9. Botol timbang 3. HNO3 1:3
4. Gelas ukur 25 mL 10. Corong pendek 4. Larutan sampel Mn
5. Batang pengaduk 11. Kaca arloji 5. Aqua DM

X. Singkatan Prosedur :

a. Persiapan Larutan Sampel Dan Standar Adisi :


2+
1. Buat larutan standar Mn 1000 ppm dari MnCl2.2H2O
2. Pipet 2,00 mL larutan sampel dan 5,00 mL larutan standar Mn2+ 1.000 ppm, masukan
kedalam gelas kimia 100 mL
3. Tambahkan 20 mL HNO3 1:3 dan 0,1 g KIO4.
4. Didihkan larutan hingga Mn2+ teroksidasi sempurna, lalu dinginkan dan masukan kedalam
labu ukur 100 mL.
5. Sebanyak 0,1,2,3 dan 4 mLlarutan standar Mn yang telah dioksidasi dimasukan kedalam 5
buah labu ukur 50 mL .
6. Lalu masukan pula 5 mL larutan sampel Mn yang telah dioksidasi kedalam labu seluruh deret
larutan standar.
7. Kemudian encerkan hingga tanda batas.

b. Penentuan λ maksimal :
1. Sambungkan kabel pada stabilizer, tekan tombol ON pada bagian belakang spektrofotometer.
2. Biarkan selama ± 15 s.d 30 menit untuk warming on.
3. Masukkan kuvette berisi larutan yang akan diukur sesuai nomor/ppm.
4. Tekan tombol “TEST” sampai muncul beberapa pilihan menu.
5. Pilih “SCANNING”.
6. Isilah data yang sesuai pada “TEST NAME” : “ADD CARRACTER → ACCEPT NAME”.
7. Kemudian atur “λ MAKS” (panjang gelombang yang diinginkan/dibutuhkan).
8. Tekan “RUN TEST” untuk melakukan pengukuran λ maks.
9. Tekan “COLLECT BASELINE” sampai 100% completed.
10. Tekan “B” untuk Blanko, lalu tekan “MEASURE SAMPLE”.
11. Tekan “NO.3” (sesuai konsentrasi kuvet standar yang paling tengah).
12. Tekan “MEASURE SAMPLE” lalu tunggu beberapa saat hingga muncul grafik.
13. Tekan “EDIT GRAPHIC” untuk mengedit garfit: “EDIT GRAPH → MATH → PEAK &
VALLEY → LABEL PEAK : ON (dengan cara di ENTER) → ESC”.
14. PRINT, jika ingin menampilkan tabel absorban maka ESC sampai muncul menu
“TABULLAR”, tekan “TABULLAR” → “PRINT”.
c. Penentuan konsentrasi :
1. Tekan tombol “TEST” sampai muncul beberapa pilihan menu.
2. Tekan “STANDARD CURVE”.
3. Isilah data yang sesuai pada “TEST NAME”, “NUMBER OF STANDARS”, “UNITS”.
4. Tekan “RUN STANDARD”.
5. Masukkan data-data standar yang akan diuji (misal: 1000 ppm, 2000 ppm, dst).
6. Tekan “B” untuk blanko, lalu tekan “MEASURE BLANK”.
7. Tekan “NO.1” (sesuai urutan konsentrasi pada penyimpanan kuvet).
8. Tekan “ MEASURE STANDARD” tunggu hingga nilai absorbansi muncul.
9. Lakukan pengukuran sesuai urutan 7-8 sampai pengukuran standar selesai.
10. Tekan “ RUN TEST” untuk melakukan pengukuran sampel.
11. Ganti salah satu kuvet dengan kuvet berisikan sampel misal kuvet NO.4.
12. Tekan “B” untuk blanko, lalu tekan “MEASURE BLANK”.
13. Tekan “NO.4” (sesuai posisi kuvet sampel yang akan diuji).
14. Tekan “MEASURE SAMPLE” tunggu hingga nilai absorban muncul.
15. Tekan “PRINT” untuk mencetak data hasil pengukuran.
16. Tekan “TEST” untuk kembali ke menu utama.

XI. Data Pengamatan :


- Persamaan Reaksi :
Oksidasi : Mn (aq) + 4H2O(l) → MnO4-(aq) + 8H+(aq) + 5e-
2+
×2
Reduksi : IO4-(aq) + 2H+(aq) + 2e- → IO3-(aq) + H2O(l) ×5
Reaksi : 2Mn (aq) + 8H2O(l) + 5IO4 (aq) + 10H (aq) → 2MnO4 (aq) + 16H+(aq) + 5IO3-(aq) + 5H2O(l)
2+ - + -

Reaksi total : 2Mn2+(aq) + 3H2O(l) + 5IO4-(aq) → 2MnO4-(aq) + 6H+(aq) + 5IO3-(aq)


(tb) (tb) (tb) (ungu) (tb) (tb)
- Perhitungan :
a. perhitungan larutan standar Mn2+ 1000 ppm dari MnCl2.2H2O
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
ppm =
𝐿

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
1000 ppm = 0,1 𝐿

= 100 mg
𝑀𝑟
Massa Mn2+ = × massa zat ditimbang
𝐴𝑟

162
= × 100 mg
55
= 294,55 mg ≈ 0,24955 g

b. Persiapan deret induk (standar setelah dioksidasi)


1000 ppm× 5 mL = C × 100 mL
5.000 𝑝𝑝𝑚.𝑚𝐿
C = 100 𝑚𝐿
= 50 ppm

c. Deret standar
50 ppm × 0 mL = ppm × 25 mL
0 𝑝𝑝𝑚.𝑚𝐿
V= 25 𝑚𝐿
V = 0 ppm

50 ppm × 1 mL = ppm × 25 mL
50 𝑝𝑝𝑚.𝑚𝐿
V= 25 𝑚𝐿

V = 2 ppm

50 ppm × 2 mL = ppm × 25 mL
100 𝑝𝑝𝑚.𝑚𝐿
V= 25 𝑚𝐿

V = 4 ppm

50 ppm × 3 mL = ppm × 25 mL
150 𝑝𝑝𝑚.𝑚𝐿
V= 25 𝑚𝐿

V = 6 ppm

50 ppm × 4 mL = ppm × 25 mL
200 𝑝𝑝𝑚.𝑚𝐿
V= 25 𝑚𝐿

V = 8 ppm

- Tabel pengamatan :
Zat/Pereaksi Labu
Yang
Ditambahkan I II III IV V

Sampel 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL

Standar 0 mL 1 mL 2 mL 3 mL 4 mL
Konsentrasi
0 ppm 2 ppm 4 ppm 6 ppm 8 ppm
Standar
Absorban 0,003 0,055 0,116 0,182 0,348
- Grafik hubungan antara absorban dengan konsentrasi :
a. Konsentrasi Mn2+
[Mn2+] = ppm Mn2+ dari grafik × faktor pengenceran
100
= 0,1 ppm × 1

= 10 ppm

- Gambar alat :

Larutan standar Mn2+ 1.000 ppm, sampel dan blanko dipipet dimasukan kedalam gelas kimia
100 mL, kemudian ditambahkan 20 mL HNO3 1:3 dan 0,1 g KIO4. Dan larutan dididihkan. Terbentuk
larutan permanganat yang menunjukan bahwa Mn2+ telah teroksidasi sempurna.

Uji ini dilakukan metode adisi standar dengan cara menambahkan larutan standar 0; 1 ; 2; 3; dan 4
ppm ke dalam 5 labu ukur 50 mL. 5 mL sampel yang akan dianalisa kemudian dimasukan pula
kedalam labu seluruh deret larutan standar, lalu diencerkan hingga tanda batas.
Blanko, sampel dan larutan standar dimasukan kedalam kuvet, pastikan bawa kuvet kering dan bersih.

Gambar berikut adalah salah satu spektrofotometer UV/Vis yang sering digunakan dalam
laboratorium yang bernama spektrofotometer GENESYS.

Kuvette berisi larutan yang akan diukur, ditempatkan sesuai nomor/ppm. Posisi permukaan kuvette
tegak lurus dengan datangnya radiasi sehingga kehilangan radiasi akibat pantulan/refraksi dapat
dikurangi.
XII. Pembahasan :

1. Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer


dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
- Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk
warna.
- Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun
kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
- Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan
kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
2. Fungsi penambahan KIO4 yaitu sebagai oksidator Mn2+ menjadi Mn7+ agar berubah menjadi
larutan berwarna, yang merupakan syarat dari hukum Lambert-Beer untuk penentuan secara
spektrofotometri.

XIII. Kesimpulan :

Didapat konsentrasi Mn2+ dalam sampel 10 ppm.

XIV. Daftar Pustaka :

- Kusnanto Mukti W, M.2012. ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS “PENENTUAN


KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO4)”.Surakarta : Jurusan Fisika, FMIPA
Universitas Sebelas Maret.
- Vogel.1990.buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro.Belfast, N.
Ireland.PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta 1985.
- Bohari Yusuf, Alimuddin, Siti Nurliana. ANALISA Pb2+ PADA LOBSTER (Panulirus sp)
DENGAN METODE ADISI STANDAR SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
MENGGUNAKAN PENGOMPLEKS DITIZON. Samarinda: Program Studi Kimia FMIPA
Universitas Mulawarman.

NILAI PARAF

Anda mungkin juga menyukai