Anda di halaman 1dari 12

TUGAS FISIKA DASAR

OPTIKA GEOMETRI PADA MIKROSKOP DAN TELESKOP

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Dasar


Dosen Pengampu : Dr. Lutfi Rohman, S.Si., M.Si.

Diselesaikan oleh :
Romy Syams Chayast 191710101071

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
A. Pengertian Optika Geometris
Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan kelakuan dan sifat cahaya
dan interaksi cahaya dengan materi. Cabang ilmu pengetahuan tentang cahaya yang
mempelajari sifat-sifat perambatan cahaya, seperti pemantulan, pembiasan, serta
prinsip jalannya sinar-sinar disebut optika geometri. Alat optik adalah alat bantu
penglihatan yang berguna untuk mengamati benda-benda yang tidak dapat dilihat
jelas oleh mata.
B. Alat - Alat Optik
1. Mikroskop
Untuk melihat benda-benda yang sangat kecil atau renik tidak cukup hanya
dengan lup saja. Untuk itu dalam penelitiannya Antonie Van Leeuwenhoek (1632-
1723) menemukan sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengamati benda-
benda renik yang disebut dengan mikroskop.
Sebuah mikroskop terdiri atas susunan dua buah lensa cembung. Lensa
cembung yang dekat dengan denda yang diamati disebut dengan lensa obyektif,
sedangkan lensa yang dekat dengan mata disebut dengan lensa okuler. Jarak fokus
lensa okuler dibuat lebih besar daripada lensa obyektifnya.

Bagaimanakah cara kerja mikroskop ? Ketika melakukan pengamatang


dengan menggunakan mikroskop maka benda harus diletakkan di antara fob dan

2fob (fob <sob<fob). Bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif selanjutnya
dipandang sebagai benda okuler dan terletak antara titik optik lensa okuler O dan
fokus okuler fok

Gambar 01 : Pembiasan cahaya pada


mikroskop
Sebuah mikroskop selalu memiliki jarak fokus okuler (fok) yang lebih besar

dari pada jarak fokus obyektif ( fob)


Jadi,

fok  fob
Perhatikan diagram pembiasan cahaya pada mikroskop sebagai berikut.

Ob
Ok
Fob 2Fob

F O Fok
2Fob Fo O
2F

Gambar 02 : Pembiasan cahaya pada


mikroskop
Semua benda yang diamati pada mikroskop terletak di ruang II lensa
obyektif yaitu untuk membentuk bayangan di ruang III lensa obyektif setelah
dibiaskan oleh lensa obyektif. Bayangan ini dianggap benda oleh lensa okuler dan
terletak di ruang I lensa okuler. Akhirnya bayangan akhir terbentuk di ruang IV
lensa okuler setelah mengalami pembiasan lensa okuler.
Sifat bayangan akhir pada mikroskop adalah:

 maya,

 terbalik,

 diperbesar,

 di ruang IV okuler atau 

Perbesaran lensa obyektif adalah perbesaran linier lensa positif yang besarnya
dinyatakan sebagai
h' ob  s' ob
M ob  
h ob s ob
dengan

h’ob : tinggi bayangan obyektif hob : tinggi benda obyektif

s’ob : jarak bayangan obyektif sob : jarak benda obyaktif

Mob : perbesaran lensa obyektif

Perbesaran lensa okuler mikroskop (Mok) sama seperti perbesaran lup.


perbesaran totalnya adalah

M tot  M ob .M ok
Sedangkan untuk jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler mikroskop
adalah d yang besarnya sebagai berikut.

 Untuk mata berakomodasi maksimum

Bayangan hasil pembiasan lensa obyektif terletak di antara titik fokus lensa

okuler dengan titik pusat lensa okuler, sehingga s’ok  fok.

 PP 
d  s'ob s ok dan M total = S ob ' x   1
S ob  f ok 

 Untuk mata tak berakomodasi

Bayangan hasil pembiasan lensa obyektif tepat terletak di titik fokus lensa

okuler sehingga s’ok = fok dan s’ ok = tak terhingga.

S ob '  PP 
d  s' ob f ok dan M total = x  
S ob  f ok 
2. Teropong atau Teleskop

Untuk dapat melihat benda-benda


yang agak jauh dan agar terlihat
jelas, seperti pemandangan gunung,
laut kita dapat menggunakan
teropong, sedangkan untuk melihat
benda-benda yang sangat jauh,
seperti bintang, bulan kita
menggunakan teleskop. Berbagai
contoh teropong adalah teropong

Gambar 03 : Keker atau teropong prisma


panggung, teropong bumi.

Teleskop atau alat untuk mengamati benda-benda yang jauh biasanya terdiri dari :
 Sebuah lensa (+), sebagai lensa okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata.
 Sebuah lensa (+), sebagai lensa obyektif, yaitu lensa yang menghadap obyek
Ciri teleskop jarak fokus obyektif  jarak fokus okuler.

fob  f0k
a) Teropong Bintang
Teropong bintang mempergunakan dua lensa cembung / positif yaitu :
- lensa obyektif
- lensa okuler
Benda yang diamati terletak jauh tak terhingga, sehingga bayangan jatuh
pada fokus obyektif.
Titik fokus obyektif berimpit dengan titik fokus okuler. Jarak fokus obyektif
lebih besar dari jarak fokus okuler.
 Mata tak berakomodasi

Bintang, sebagai benda terletak jauh tak terhingga s0b= ~ bayangan dari

lensa obyektif di fob. Titik fokus okuler berimpit dengan fokus obyektif. Bayangan
dari obyektif sebagi benda pada lensa okuler.
Jadi sok = fob dan sob = fob dan sok = fok serta s1ok= ~
Rumus perbesaran bayangan adalah sebagai berikut.

f ob
M=
f ok

Panjang teleskop = jarak antara obyektif dan okuler

d = s10b + s0k atau d = f0b + f0k

Perhatikan diagram berikut ini.

Gambar 04 : Pembiasan cahaya pada


teropong bintang dengan lensa mata
tidak berakomodasi

Sifat bayangan akhir pada teropong bintang untuk mata tidak berakomodasi adalah:
 maya,
 terbalik,
 diperbesar,
 di tak terhingga 
 Mata berakomodasi
Benda pada jarak jauh sekali s0b= ~ , sehingga bayangan lensa obyektif

terletak pada titik fokus obyektif sehingga s0b = f0b. Bayangan tersebut sebagai

benda lensa okuler . Jadi benda lensa okuler di ruang I lensa okuler. s0k = di ruang

I. Bayangan okuler di ruang IV lensa okuler atau s10k=  PP


Rumus perbesaran bayangan adalah sebagai berikut.

f ob
M=
sok

Panjang teleskop = jarak antara obyektif dan okuler

d = s10b + s0k atau

d = f0b + s0k

Perhatikan diagram pembiasan cahaya berikut ini.

Ob Ok

fok fok O fok 2fok

      

Fob O fob 2fob

Gambar 05 : Pembiasan cahaya pada


teropong bintang untuk lensa mata
berakomodasi

Sifat bayangan akhir pada teropong bintang untuk mata berakomodasi adalah:

 maya,

 terbalik,

 diperbesar,

 di ruang IV okuler
b) Teropong Bumi
Prinsip dari teropong ini sama dengan teropong bintang, perbedaannya
terletak pada bayangan terakhirnya (yaitu tegak). Untuk itu harus dipasang lensa
pembalik.
Oleh karena itu, teropong ini terdiri dari 3 buah lensa yaitu :
- lensa obyektif:terdiri dari lensa positif
- lensa cembung:berfungsi sebagai lensa pembalik (terletak antara lensa obyektif
dan lensa okuler)
- lensa okuler:terdiri dari lensa positif dan berfungsi sebagai lup
 Untuk mata tidak berakomodasi
Benda terletak di jauh tak terhingga jadi s0b = ~ , bayangan dari lensa

obyektif s10b = f0b jatuh di titik fokus lensa obyektif dan berimpit dengan titik pusat
kelengkungan lensa pembalik. Lensa pembalik berfungsi membalikkan sifat
bayangan, menjadi tegak dengan perbesaran 1, sehingga Mp =1.
Titik fokus okuler berimpit dengan titik pusat kelengkungan lensa pembalik.
Bayangan dari lensa pembalik tepat di titik fokus okuler.
S0k= f0k
Bayangan akhir dari lensa okuler jatuh di jauh tak terhingga
s10b= ~
Keadaan seperti tersebut diatas dinamakan pengamatan dengan mata tidak
berakomodasi.
Perhatikan diagram berikut ini.

Gambar 06 : Pembiasan cahaya pada


teropong bumi dengan lensa mata
tidak berakomodasi
Sifat bayangan akhir pada teropong bumi untuk mata tidak berakomodasi adalah:

 maya,

 tegak,

 diperbesar,

 di tak terhingga 

Berlaku rumus :
M  M ob  M p  M ok
s 1 ob 2 f p s 1 ok
  
s ob 2 f p s ok
f ob ~
 
~ f ok
f ob
M 
f ok

Panjang teropong :

d  sob
1
 s p  s1p  sok

d  f ob  2 f p  f ok

d  f ob  4 f p  f ok

 Untuk mata berakomodasi

Bila sok  fok maka pengamatan dinamakan pengamatan mata berakomodasi

Berlaku :

f ob
M  , d  f ob  4 f p  Sok
Sok

Dengan catatan s1ok = PP =  25 cm


Perhatikan diagram berikut ini :

Gambar 07 : Pembiasan cahaya pada


teropong bumi dengan lensa mata
berakomodasi

Sifat bayangan akhir pada teropong bumi untuk mata berakomodasi adalah:
 maya,
 tegak,
 diperbesar,
 di ruang IV lensa okuler
Untuk menghindari panjang teropong bumi yang berlebihan diciptakan teropong
prisma atau sering disebut keker.

Gambar 08 : Pembiasan
cahaya pada teropong
prisma/keker
c) Teropong Panggung
Teropong panggung (Teropong Belanda = Teropong Tonil = Teropong
Galilei) mempunyai lensa cembung/ positif (obyektif) dan lensa cekung/ negatif
(okuler), lensa cekung digunakan agar bayangan yang terbentuk tegak. Teropong
panggung dibuat sebagai pembaharuan dari teropong bumi (karena teropong bumi
terlalu panjang).

 Mata tak berakomodasi


Pengamatan menggunakan teropong selalu dalam jangka waktu lama
sehingga menggunakan mata tak berakomodasi.
Rumus-rumusnya adalah sebagai berikut.

soby   f ob
M 
sok  f ok f ok

Jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler

d  f ob  f ok
dengan fok dimasukkan bertanda – (negatif) karena lensa cekung

 Mata berakomodasi
Benda pada jarak jauh sekali s0b= ~ , sehingga bayangan lensa obyektif
terletak pada fokus s0b = f0b. Bayangan tersebut sebagai benda lensa okuler . Jadi

benda lensa okuler di ruang I atau s0k = di ruang I okuler

s 'ok   PP s 'ob PP
Perbesarannya M  
PP sok sok
M ok 
sok
Perbedaan Antara Teleskop dan Mikroskop
1. Ukuran Objek
 Teleskop digunakan untuk melihat benda-benda yang besar (planet, bintang,
galaksi)
 Mikroskop digunakan untuk melihat benda-benda yang kecil
(mikroorganisme, sel, organel)
2. Jarak ke Objek
 Teleskop terletak jauh dari objek.
 Mikroskop ditempatkan dekat dengan objek.
3. Titik Fokus
Panjang fokus membedakan antara keduanya dengan cara yang cukup
mudah. Amazing-space.stsci.edu mendefinisikan titik fokus sebagai “jarak antara
pusat lensa cembung atau cermin cekung dan titik fokus lensa atau cermin – titik di
mana sinar cahaya paralel bertemu, atau menyatu.” Sebuah teleskop memiliki lensa
obyektif menghasilkan panjang fokus panjang, sementara mikroskop memiliki
lensa obyektif menghasilkan panjang fokus pendek.
Karena teleskop melihat objek benda yang jauh, planet atau benda
astronomi lainnya – lensa obyektifnya menghasilkan versi yang lebih kecil dari
gambar yang sebenarnya. Di sisi lain, mikroskop melihat objek yang sangat kecil,
dan lensa obyektifnya menghasilkan versi yang lebih besar dari gambar yang
sebenarnya. Titik fokus kedua alat memungkinkan hal ini.
4. Diameter Lensa
Teleskop dan mikroskop juga secara substansial berbeda dalam diameter
lensa mereka. Lensa dengan diameter yang lebih besar dapat menyerap banyak
cahaya, menerangi objek yang sedang dilihat. Karena objek yang dilihat dalam
teleskop jauh, tidak ada cara bagi pengguna untuk menerangi objek, sehingga
teleskop membutuhkan diameter lensa yang lebih besar untuk mengumpulkan
cahaya sebanyak mungkin dari sumbernya. Kebanyakan mikroskop standar
menggunakan sumber cahaya buatan, menerangi objek.

Anda mungkin juga menyukai