RSUD CENGKARENG
STASE KMB
Disusun oleh:
LISDAMERI
NPM : 181810100098
0
2019
A. Definisi
Hepatitis (plural: hepatitides) adalah peradangan pada hati karena
toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis
yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis
yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada
bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat
yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika,
beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis
menahun, sirosis dan kanker hati.
3. Virus hepatitis C
1
menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui
hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita
"penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C
4. Virus hepatitis D
5. Virus hepatitis E
Virus Mumps
Virus Rubella
Virus Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes
2
C. Anatomi dan Fisiologi
Hepar terbagi menjadi 2 lobus yaitu lobus hepatis dextra dan lobus hepatis
sinistra oleh incisura umbilikalis, ligamentum falciforme hepatis, dan fossa
sagittalis sinistra.
Pada lobus hepatis dextra, terdapat fossa sagittalis sinistra, fossa sagittalis
dextra, dan porta hepatis. Fossa sagittalis sinistra hepatis terdiri dari fossa
ductus venosi dan fossa venae umbilicalis. Fossa sagittalis dextra terdiri
dari fossa vesicae fellea dan fossa venae cavae. Porta hepatis
membentuk lobus quadratus hepatis dan lobus caudatus hepatis.
3
Lobus Quadratus Hepatis memiliki batas anterior pada margo
anterior hepatis, batas dorsal pada porta hepatis, batas dextra pada fossa
vesicae fellea, dan batas sinistra padavenae umbilicalis. Pada lobus
quadratus hepatis ini, terdapat cekungan yang disebut impressio duodeni
lobi quadrati.
4
Sekarang, kita akan membahas sedikit tentang facies hepatis.
Facies hepatis terdiri dari facies diaphragmatica dan facies visceralis
hepatis. Facies diaphragmatica (sisi yang berhadapan dengan diaphragma)
pada facies anteriornya (sisi depan facies diaphragmatica) terdiri
dari margo anterior hepatis dan perlekatan ligamentum falciforme hepatis,
sedangkan pada facies superiornya (sisi atas facies diaphragmatica)
terdapat impressio cardiaca dan pars affixa hepatis (bare area).
5
Porta hepatis terdiri dari vena porta, ductus cysticus, ductus hepaticus,
dan ductus choledochus, arteri hepatica propria dextra dan arteri hepatica
sinistra, serta nervus dan pembuluh lymphe.
6
terdapat ligamentum teres hepatis dan vena para umbilicalis.Omentum
minus membentang dari curvatura ventriculi minor dan pars superior
duodeni menuju ke fossa ductus venosi dan porta hepatis. Ligamentum
gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenale merupakan bagian
dari omentum minus ini.
1. Lig.falciforme hepatis
2. Omentum minus
3. Lig.Triangulare hepatis
4. Lig.coronarium hepatis
5. Lig.Teres hepatis
6. Lig.venosum Arantii
1. Circulasi portal
2. A. Hepatica communis
3. Vena portae hepatis
4. Vena hepatica
Arteri hepatica communis berasal dari a.coeliaca. Arteri ini melewati lig.
hepatoduodenale (bersama ductuscholedochus,v.portae, pembuluh lymphe
dan serabut saraf) dan bercabang menjadi a.hepatica propria
dextra dan a.hepatica propria sinistra.
7
Innervasi hepar oleh:
1. N. Splanchnici (simpatis)
2. N. Vagus dexter et sinister (chorda anterior dan chorda posterior), dan
3. N. Phrenicus dexter (viscero-afferent)
1. Vessica fellea
2. Ductus cysticus
3. Ductus hepaticus, dan
4. Ductus choledochus
Fisiologi Hepar
Hepar merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber
energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah.
Ada beberapa fungsi hepar yaitu :
8
akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan
glikogen menjadi glukosa disebut glikogenelisis.Karena proses-proses
ini, hepar merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya
hepar mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan
terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan:
Menghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP,
dan membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C) yaitu pyruvic
acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs).
9
globulin selain dibentuk di dalam hepar, juga dibentuk di limpa dan
sumsum tulang. β – globulin hanya dibentuk di dalam hepar. Albumin
mengandung ± 584 asam amino dengan BM 66.000
10
8. Fungsi hemodinamik
D. Penyebab
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama kelima satu dari kelima
virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena
infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan
infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah
alkohol dan obat-obatan.
E. Manifestasi Klinis
1. Masa tunas
Virus A :15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B :40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi
virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali
timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit.
Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise,
lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC
11
berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-
gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan
suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera
yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru
berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa
seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
4. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa
sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15
hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal,
penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
F. Patofisiologi
13
G. Pathway
H. Pemeriksaan Penunjang
Tes Fungsi Hati
Pemeriksaan Radiologi:
15
I. Penatalaksanaan
Medis
a. Pencegahan
1) Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya
tidak menjadi donor darah karena dapat menular melalui darah dan
produk darah.
2) pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa
memberi pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB,
intramuskular.
b. Obat-obatan terpilih
1) Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada
reaksi imun yang berlebihan.
2) Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
3) Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
4) Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr
intravena.
5) Roboransia.
6) Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
7) Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
8) Infus glukosa 10% 2 lt / hr.
c. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
d. Jika penderita tidak napsu makan atau muntah – muntah sebaiknya di
berikan infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan
makanan yang cukup
e. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat –
obatan yang mengubah susunan feora usus, misalnya neomisin
atau kanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan
peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga Ph
feces berubah menjadi asam.
16
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih Bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I. made karyasa, EGC,
Jakarta.
Sudoyo, A. W. (2007). Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam Edisi 4 Jilid 1. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
17